Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaruh era globalisasi dan kemajuan zaman di segala bidang
peningkatan perkembangan teknologi dan industry telah mengakibatkan
banyaknya perubahan pada prilaku dan gaya hidup masyarakat serta
kondisi lingkungannya, seperti perubahan berubahnya pola konsumsi
makanan, dan berkurangnya aktivitas fisik, dan peningkatan pencernaan
lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberikan suatu
perubahan terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin
meningkatnya kasus- kasus penyakit tidak menular seperti gout arthritis
(Bustan,2009)
Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) menyebabkan populasi
lanjut usia (lebih dari 75 tahun) mengakibatkan peningkatan secara pesat
di Negara berkembang. Peningkatan julmah penduduk lansia disebabkan
oleh menurunnya angka kelahiran penduduk, perbaikan status kesehatan,
akibat kemajuan teknologi dan berbagai penelitian-penelitian kedokteran,
transisi epidemiologi dari penyakit infeksi meunuju penyakit degenerative,
perbaikan status gizi yang ditandai oleh meningkatnya kasus obesitas
lansia daripada Iunderweight, peningkatan usia harapan hidup (UHH),
Pergeseran gaya hidup dari urban rural life style menjadi sedentary urban
life style, dan peningkatan pendapatan perkapita sebelumkrisis moneter
melanda Indonesia (Fatmah,2010)
Gout arthritis merupakan produk akhir metabolisme purin yang
berasal dari metabolisme dalam tubuh atau faktor endogen (genetic) dan
dari luar tubuh atau faktor eksogen (sumber makanan).Asam urat sangat
erat kaitannya dengan pola makan. Umumnya karena pola makan yang
tidak seimbang.(Lina N & Setiyono A 2014) Salah satu faktor yang dapat

1
2

mempengaruhi kadar asam urat adalah makanan yang tinggi purin. Purin
banyak di terdapat di hampir dalam semua sumber asupan protein pada
makanan daging, jerohan, seafood, sayur bayam, biji-bijian, kacang-
kacangan, sebagian besar sumber protein hewani biasanya memiliki
kandungan purin tinggi, sedangkan sumber protein nabati dan beberapa
sayuran juga memiliki kandungan purin sedang yang dipercaya mampu
meningkatkan kadar asam urat. (Mulyasari.A.2014)
Gout Arthritis adalah serangan radang persendian yang berulang,
yang di sebabkan oleh deposit atau penimbunan kristal asam urat didalam
persendian. Bagian tubuh yang terkena terutama adalah bagian sendi yang
berada pada ujung tubuh seperti ibu jari kaki.Sedangkan sasaran lainnya
adalah sendi pada siku, lutut, pergelangan kaki dan tangan, atau
bahu.Sendi adalah penghubung antara dua tulang atau lebih yang
memungkinkan terjadinya gerakan.Tingkat dan jenis gerakan yang dapat
dilakukan tergantung pada struktur sendinya.Sendi-sendi utama seperti
pinggul, lutut dan siku mudah mengalami keausan dan regangan yang
tetap, sehingga umumnya bisa terjadi ketidaknyamanan setiap saat. (Lanny
et al.,2007)
Lokasi persendian yang terkena terutama sendi-sendi kecil yaitu
sendi jari tangan dan jari kaki. Bila kristal urat tertimbun pada jaringan
diluar sendi maka akan membuat “tofi” atau topus yaitu benjolan bening
dibawah kulit yang berisi kristal urat, kristal urat ini juga dapat
menyebabkan timbulnya batu asam urat (batu ginjal). Penyakit Gout lebih
sering menyerang pria, dan sisanya menyerang wanita terutama wanita
yang menopause atau usia diatas 50 tahun (Handriani,2011).
Arthritis Gout ditandai dengan serangan-serangan nyeri hebat dan
kemerahan pada bagian bawah sendi dan ibu jari kaki, yang terjadi pada
waktu tengah malam.Serangan berkurang dalam beberapa hari tetapi
berulang kembali. Lama-kelamaan, sendi dirusak oleh endapan kristal
asam urat didalam synovial dan tulang rawan. Asam urat didalam serum
meningkat. Penyakit ini dianggap sebagai suatu penyakit orang berada
3

yang memakan makanan yang kaya akan DNA, yang memproduksi


banyak asam urat (Sibuea,2009)
Faktor risiko yang menyebab kan orang terkena penyakit gout
arthritis (asam urat) adalah usia, asupan senyawa purin berlebihan,
konsumsi alcohol berlebih, kegemukan (obesitas), kurangnya aktivitas
fisik, hipertensi dan penyakit jantung, obat-obatan tertentu (terutama
diuretika) dan gangguan fungsi ginjal. Peningkatan kadar asam urat dalam
darah, selain menyebabkan arthritis gout, menurut suatu 10 peneitian hal
tersebut merupakan salah satu predictor kuat terhadap kematian karena
kerusakan kardiovaskuler (Andry,2009). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi asam urat dapat menentukan progresifitas
penyakit ginjal, stroke, serta meta analisis melaporkan bahwa arthritis gout
(asam urat) berhubungan dengan adanya hipertensi, diabetes, serta
sindrom metabolic. Penelitian menunjukkan bahwa terjadi disfungsi
endothelial yang menginduksi perubahan adiposity pada penderita dengan
diabetes (Cerezo C,2012). Resiko terjadinya gout arthritis akan
bertambahh apabila disertai dengan pola konsumsi makan yang tidak
seimbang (Sylvia,2006)
Di dunia prevalensi penyakit gout mengalami kenaikan jumlah
penyakit gout arthritis mengalami kenaikan jumlah penderita hingga dua
kali lipat antara tahun 1990-2010. Pada orang dewasa di Amerika Serikat
penyakit gout mengalami peningkatan dan mempengaruhi 8,3 juta jiwa
(4%) orang Amerika yang mengalami penyakit gout arthritis.
Waktu ke waktu jumlah penderita gout arthritis cenderung
meningkat.Penyakit gout dapat ditemukan di seluruh dunia pada semua ras
manusia.Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013,
didapatkan penderita asam urat di Indonesia hanya 24% yang pergi ke
dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan
pereda nyeri yang di jual bebas. (Tinah.P,2010)
Prevalensi gout di Indonesia pada usia 55-64 tahun sebanyak 45%,
usia 65-74 tahun sebanyak 51,9% usia >75 tahun sebanyak 54,8%. Angka
4

ini menunjukkan bahwa penyakit asam urat nyeri akibat asam urat sudah
sangat menggangu aktivitas masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi penyakit sendi adalah 11,9% dan
kecenderungan prevalensi penyakit sendi/rematik/encok 24,7% lebih
rendah dibanding tahun 2007 sebesar 30,3%. Kecenderungan penurunan
prevalensi diasumsikan kemungkinan perilaku penduduk yang sudah lebih
membaik, seperti berolahraga dan pola makan yang dijaga.
Penyakit gout arthritis merupakan penyakit yang terdaftar dalam
urutan ke 2 dari 10 penyakit terbanyak di Panti Sosial Tresna Werdha
Provinsi Bengkulu. Data yang didapatkan di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) pada tahun 2016 berjumlah 28 orang penderita gout arthritis
.Pada tahun 2017 terdapat penderita gout arthtritis yang berjumlah 28
orang.Pada tahun 2018, data yang diperoleh sebanyak 28 orang. Data yang
diperoleh pada tahun 2019 Pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni
sebanyak 14 orang yang menderita arthritis gout dari 60 orang.
Gout arthritis merupakan salah satu penyakit terbanyak di Panti
Sosial Tresna Werdha (PSTW) Provinsi Bengkulu. Penyakit ini dapat
menyebabkan sakit kepala, nyeri dan susah bergerak khusunya pada
sendi.Perlu penanganan yang lebih efektif dari perawat untuk
meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien.Secara garis besar ada dua
manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen nyeri dengan non-
farmakologi dan manajemen nyeri dengan farmakologi. Salah satu cara
manajemen nyeri dengan non-farmakologi untuk menurunkan nyeri pada
pasien gout adalah diberikan terapi rendam air jahe hangat pada daerah
yang dirasakan nyeri (Liana,Yunita 2016). Rendam kaki dapat
dikombinasikan dengan bahan-bahan herbail lain salah satunya adalah
jahe, jahe mengandung lemak, protein, zat pati, oleoresin dan minyak
atsiri. Rasa hangat dan aroma yang pedas pada jahe dapat memperlebar
pembuluh darah sehingga aliran darah lancar (Kurniawati,2010)
Karena tindakan mendidik untuk mencegah timbulnya penyakit
yang sering muncul seperti gout arthritis perlu melibatkan peran serta
5

keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang


mempunyai penyakit gout arthritis. Dalam konsep asuhan keperawatan
lansia, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan,
pengawasan, perlindungan dan pertolongan pada lanjut usia secara
individu maupun secara kelompok, seperti di rumah atau di lingkungan
keluarga, panti werdha atau puskesmas, yang diberikan perawat. Unntuk
asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga
aatau petugas sosail yang bukan tenagakeperawatan, diperlukan latihan
sebeelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan
melakukan asuhan keperawatan di rumah atau di panti (Nursalam,2011)
Maka berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan
penelitian studi kasus denganjudul “Manajemen nyeri dengan penerapan
terapi rendam kaki dengan air jahe hangat pada pasien Gout Arthritis di
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Provinsi Bengkulu”

B. Batasan Masalah
Penulis membatasi studi kasus gout arthritis agar studi kasus ini
terarah, terfokus, dan tidak meluas. Studi kasus ini di khususkan pada
penderita gout arthritis di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Pagar
Dewa Kota Bengkulu 2015 yang terdiri dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendiskripsikan dan menerapkan asuhan keperawatan gerontik pada
pasien dengan gout arthritis di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Pagar Dewa Kota Bengkulu
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendiskripsikan pengkajian keperawatan pada pasien gout
arthritis
6

b. Mampu mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada pasien gout


arthritis
c. Mampu mendiskripsikan asuhan keperawatan pada pasien gout
arthritis
d. Mampu mendiskripsikan perawatan pada pasien gout arthritis
e. Mampu mendiskripsikan evaluasi keperawatan
f. Mampu mendiskripsikan dokumentasi keperawatan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Laporan ini dapat menjadi sumber bacaan, informasi dan sebagai

referensi pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam

tentang Manajemen nyeri dengan terapi rendam kaki dengan air jahe

hangat pada pasien gout arthritis

2. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Provinsi Bengkulu

Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan, informasi dan

sarana untuk mengembangkan manajemen nyeri pada pasien dengan

gout arthritis

3. Bagi Institusi

Laporan ini dapat dijadikan masukan bagi jurusan keperawatan dalam

upaya peningkatan proses pembelajaran tentang manajemen nyeri pada

pasien dengan gout arthritis

Anda mungkin juga menyukai