MAKALAH
Oleh:
Sri Dilla Rizmawwati Putri (1610118220020)
2
kepemerintahan, misalnya menjadi seorang pegawai negeri. Semakin banyaknya
angka kelahiran dibandingkan angka kematian, menimbulkan berbagai
permasalahan ekonomi, diantaranya keterbatasan pangan yang tersedia, kelayakan
hidup yang kurang, kebutuhan akan barang dan jasa yang kian meningkat serta
yang sangat memprihatinkan semakin sempitnya lapangan
pekerjaan.Pengangguran semakin merajalela, tidak hanya lulusan Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan
seorang sarjana pun terancam menganggur. Hal ini disebabkan terbatasnya
lapangan pekerjaan sedangkan jumlah permintaan akan pekerjaan semakin
meningkat.Masalah pengangguran tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masalah
tersebut akan melahirkan berbagai permasalahan baru yang sangat meresahkan.
Misalnya, kemiskinan, kriminalitas, dan sebagainya. Perlu ada upaya untuk
menyelamatkan negeri ini dari permasalahan-permasalahan tersebut. Upaya itu
dapat dimulai dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat menyerap
tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran akan semakin berkurang. Untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru diperlukan suatu ide dan peluang usaha.
Untuk itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai ide dan peluang
usaha.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut:
3
3. Untuk mengetahui peluang dalam kewirausahaan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Menyebarkan risiko pada aspek yang paling mungkin.
Menurut Zimmerer (1996: 82), kreativitas sering muncul dalam bentuk ide
untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan
muncul bila wirausahawan tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus
menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang
tercipta ketika wirausahawan memiliki cara pandang baru terhadap ide lama. Ada
beberapa cara agar ide bisa menjadi peluang:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode
yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau
cara melakukan suatu pekerjaan.
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam
bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang
dihasilkan perusahaan. Banyak wirausahawan yang berhasil bukan atas ide sendiri,
6
tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan
peluang.
a. Pengalaman Pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja
maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang
terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat
kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki
pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda. Natalie
Stiles, pendiri dan presiden OCS Consulting Services, memulai perusahaan
berdasarkan pengalaman pribadi dalam pekerjaannya.
7
ada posisi puncak bagi orang yang tidak bersikap komersial. Anda harus
melakukan apa yang dikatakan pada Anda dan melakukannya dalam
jumlah yang banyak."
b. Minat
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan
menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski
mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian,
ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi. Pertimbangan
Vickie Henry, yang menyalurkan kemampuan berbelanjanya ke dalam
bisnis yang berkembang dengan baik. Perusahaannya, Feedback Plus,
mengutus para pembelanja profesional untuk mengunjungi toko-toko,
mencoba barang dagangannya, dan melakukan pembelian, semuanya untuk
menetapkan bagaimana para karyawan memperlakukan konsumen. Untuk
membantu memenuhi permintaan pelayanan berbelanja, dia memiliki
daadvise dari 8.800 orang yang berperan sebagai "pembelanja misterius".
Dalam beberapa tahun pertama, penerimaan perusahaan bertumbuh sebesar
50% per tahun.
8
yang diuraikan dalam awal bab ini). Siapa pun dapat menemukan ide yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari. Wirausaha J.P. menemukan ide
Hang It Clip setelah dia mengalami kesulitan untuk menempelkan data
teknik mesin pada dinding.
9
dihasilkan oleh mereka, atau mereka pertama-tama dapat melihat
kebutuhan di pasar dan kemudian menghubungkan kebutuhan tersebut
dengan kemampuan mereka sendiri. Pendekatan yang terakhir ini
menghasilkan permulaan usaha yang lebih berhasil, khususnya dalam
bidang barang dan jasa konsumen.
10
a. Kelompok Fokus
Metode ini dilakukan dengan membentuk sebuah kelompok yang
terdiri dari konsumen, potensial dari berbagai latar belakang atau
karakteristik sosial ekonomi yang ditargetkan perusahaan berjumlah 8
hingga 14 orang, dipimpin oleh seorang moderator guna mendiskusikan
suatu permasalahan yang dilontarkan salah seorang anggota kelompok guna
memunculkan ide tentang produk baru yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen dan dapat dipasarkan.
Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang
ada agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.
b. Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru
didasarkan fakta bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang
dengan cara dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam
suatu diskusi berkelompok. Dengan cara ini ide-ide baru dapat muncul.
Metode ini dapat lebih efektif jika didiskusikan didasarkan pada kategori
produk atau wilayah pasar tertentu.
Adapun peraturan dalam metode ini adalah:
c. Analisis masalah
Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada
para konsumen atau calon konsumen potensial untuk memperoleh
11
tanggapan mengenai kinerja suatu produk pada kategori tertentu atau
persepsi terhadap suatu konsep produk baru yang akan dipasarkan. Hasil
yang diperoleh kemudian dianalisis secara mendalam agar keputusan yang
dibuat benar-benar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.
3. Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha
a. Ide jenis A
Ide jenis A adalah awal yang pada penyedian produk yang sudah
ada tapi belum tersedia pasar bagi konsumen.
Contoh:
b. Ide jenis B
Ide jenis B adalah ide awal yang melibatkan tekhnologi baru yang
didasarkan bagi penyediaan produk baru pada konsumen.
12
Skyride, sebuah simulasi wisata helikopter ke BIG APPLE. Penampilan
teknologi tinggi tersebut menarik perhatian sekitar 19% dari 3,4 juta turis
yang mengunjungi Empire State Building dalam tahun 1996, tempat
simulasi itu berada.
Contoh:
d. Ide jenis C
Ide jenis C adalah ide awal yang didasarkan pada penyediaan
produk yang telah diperbarui bagi konsumen.
Ide jenis C, yang menampilkan cara baru atau perbaikan cara
kinerja fungsi yang lama, merupakan ide jumlah terbesar dari permulaan
perusahaan. Pada kenyataannya, kebanyakan usaha baru, terutama dalam
industri jasa, ditemukan pada strategi "saya juga melakukannya". Mereka
membedakan dirinya melalui jasa yang unggul atau biaya yang lebih.
Contohlah kasus Steve Utler. Karena panasnya musim panas di Arizona
membuat penurunan produktivitas perusahaan konstruksinya, Phoenix. Dia
menciptakan alat pendingin pribadi untuk menyejukkan karyawannya.
Pada tahun 1997, MistyMate miliknya, yang menghabiskan biaya sebesar
$25 dan terdiri dari paket kecil yang dapat disematkan di pinggang dan
sebuah tube yang kaku, tapi fleksibel yang dijepitkan pada kerah baju,
mencapai penjualan sebesar $7 juta.
Contoh:
Mengembangkan sebuah alat pendingin pribadi untuk
menyejukkan para pekerja.
13
2.2 Menyaring Ide Awal
Ide awal kadang membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk
penyaringan dan testing. Pengalaman menunjukkan bahwa sebuah ide bagus
tidaklah semata-mata kesempatan investasi yang bagus pula. Kenyataannya, bila
seseorang menjadi terpengaruh oleh sebuah ide, mereka cenderung meremehkan
kesulitan untuk mengembangkan penerimaan pasar pada ide tersebut.Untuk
memenuhi syarat sehingga kesempatan investasi bagus, sebuah barang atau jasa
harus memenuhi kebutuhan riil yang berkaitan dengan fungsi, kualitas, daya tahan,
dan harga. Keberhasilan sangat tergantung pada meyakinkan para konsumen
tentang manfaat barang atau jasa tersebut.
Terdapat banyak kriteria lain untuk menentukan apakah sebuah ide bisnis
baru adalah kesempatan investasi yang baik. Beberapa persyaratan dasar adalah
sebagai berikut:
· Harus terdapat kebutuhan pasar yang ditentukan dengan jelas bagi barang atau jasa,
dan harus memiliki waktu yang tepat. Bahkan ketika konsep yang dimiliki bagus,
waktu yang tidak tepat dapat mencegah sebuah barang ataujasa dari penentuan
kesempatan investasi yang ada. Keberhasilan mensyaratkan bahwa jendela kesempatan
harus terbuka dan tetap terbuka cukup lama bagi seorang wirausaha untuk
mengeksploitasi kesempatan tersebut.
· Bisnis yang diinginkan harus dapat mencapai tenggang waktu atau keuntungan
bertahan yang kompetitif. Ketidakmampuan untuk mengerti sifat alami dan
kepentingan dari keuntungan kompetitif telah menghasilkan kegagalan dari berbagai
macam ide-ide awal yang kecil.
· Ekonomi dari suatu usaha perlu untuk dihargai, dan bahkan dimaafkan,
memperbolehkan bagi keuntungan yang berarti dan menumbuhkan potensi. Batas
keuntungan (keuntungan sebagai presentasi dari penjualan) dan kembali pada investasi
(keuntungan sebagai presentasi dari ukuran investasi) harus cukup tinggi untuk
14
memberikan kesempatan pada kesalahan dan masih mampu menghasilkan keuntungan
ekonomi yang cukup berarti.
· Harus ada kecocokan yang cukup baik antara wirausaha dan kesempatan. Dengan kata
lain, kesempatan harus dapat ditangkap dan dikembangkan oleh seseorang yang
mempunyai keahlian dan pengalaman dan yang mempunyai akses untuk sumber
kritikal yang perlu untuk pertumbuhan usaha.
· Harus tidak ada kesalahan total dalam usaha tersebut; yaitu tidak adanya situasi atau
perkembangan yang dapat membuat hidup dan mati sendiri yang dapat membuat bisnis
tersebut sebagai suatu kegagalan.
Menurut Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000: 61) ada beberapa
cara untuk mengembangkan suatu ide baru tentang suatu produk barang atau jasa,
namun di antara kita masih banyak menemukan kesulitan untuk menciptakan
konsep-konsep baru. Cara-cara tersebut yaitu:
15
beberapa tahun terakhir ini, kemudia coba kembangkan beberapa perubahan
yang diperlukan.
3. Kombinasikan industri-industri, yaitu dengan mengombinasikan beberapa
industri yang saling mendukung, misalnya mengombinasikan industri musik
dengan industri komputer.
4. Pahami kecenderungan-kecenderungan yang akan dihadapi. Karena
lingkungan demografi berubah seperti usia dan pola-pola kehidupannya, gaya
hidup, pengetahuan, dan kemampuan masyarakat berubah, maka harus
disesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut.
5. Peduli terhadap segala sesuatu. Kebanyakan orang terbiasa dengan kehidupan
yang normal dan kebiasaan, tidak pernah peduli terhadap sesuatu yang ada.
6. Mempertanyakan asumsi-asumsi, misalnya apakah semua orang makan pagi
dengan nasi atau kita harus menyediakan makanan lain untuk memulai makan
sebelum makan nasi? Untuk membangun produk, kita harus mempertanyakan
asumsi-asumsi untuk membuat produk yang normal.
7. Pertama beri nama, kemudian kembangkan nama itu. Ketika
mengembangkan produk baru harus dipikirkan tentang nama baru. Jangan
menggunakan nama-nama itu juga.
16
Ketika ide dimunculkan secara riil dan nyata, misalnya dalam
bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda
dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa
tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Agar
berguna, barang dan jasa harus bernilai bagi konsumen, baik pelanggan
maupun konsumen potensial lainnya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus
benar-benar mengetahui perilaku konsumen di pasar. Dalam mengamati
perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan,
yaitu sebagai berikut.
17
3) Kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman
pesaing yang dapat dijadikan sebagai peluang.
18
c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak,
meliputi:
1) Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar
dapat mendahului pesaing?
2) Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan cukup untuk membawa produk ke pasar yang sedang
dikuasai pesaing?
3) Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk
menguasai serangan pesaing?
Menurut Zimmerer (1996: 87), ada beberapa keadaan yang dapat
dijadikan sebagai peluang, yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut.
19
c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan
kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang
dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita
keluarkan lebih efisien daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?
1) Risiko teknik
Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk
yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu objek
penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasi menjadi
produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya.
Contoh risiko teknis, diantaranya kegagalan dalam proses
pengembangan produk.
2) Risiko finansial
Risiko finansialadalah risiko yang timbul sebagai akibat
sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan
mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru.
Contoh risiko finansial, misalnya kegagalan akibat ketidak cukupan
dana.
20
3) Risiko pesaing
Risiko pesaingadalah kemampuan dan kesediaan pesaing
untuk mempertahankan posisinya di pasar.
a. Peluang itu orisinil dan tidak meniru. Usaha yang sukses itu tidak meniru
usaha orang lain. Usaha yang meniru orang lain hasilnya belum tentu sama.
b. Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan dan
kebutuhan pasar di masa mendatang. Dalam arti, peluang itu bisa terus
ditingkatkan nilai jualnya serta bisa terus diinovasi.
c. Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama.
d. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk itu
dilakukan riset dan trial (uji coba) dalam pasar.
e. Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain.
f. Ada keyakinan bisa mewujudkan dan sukses untuk menjalankannya.
21
g. Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar suka dengan bisnis
tersebut.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ide Kewirausahaan selalu muncul dari pemikiran kreatif sedangkan
pemikiran kreatif itu bisa didapat krtika kita memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang luas tentang berwirausaha maka janganlah kita takut untuk
memulai berwirausaha walaupun dengan keadaan modal & kemampuan yang
seadanya.
3.2 Saran
Bagi mahasiswa yang ingin mengetahui tentang kewirausahaan
alangkah baiknya tidak hanya berpatokan kepada makalah ini, namun
tetap cari referensi lain untuk menambah wawasan anda sebagai
mahasiswa.
23
DAFTAR PUSTAKA
24