Anda di halaman 1dari 24

PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE EXCEL DALAM

PEMBELAJARAN STATISTIKA MATEMATIKA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Seminar Pendidikan Matematika


Diasuh Oleh: Drs. Hidayah Ansori, M.Si.
Dra. Hj. Hairani
Rizki Amalia, M.Pd.

Oleh:
Sri Dilla Rizmawwati Putri (1610118220020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FEBRUARI 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak
pula yang menganggur. Maka sering dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan. Wirausaha
memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian
dalam suatu negara, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas,kita ditantang bukan hanya
untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang siap bekerja,melainkan juga
harus mampu mempersiapkan dan membuka lapangan kerja baru. Membuka dan
memperluas lapangan kerja baru merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.
Sebagai seorang wirausahawan atau orang yang mempunyai jiwa entrepreneurship
kita tentu saja harus memanfaatkan apa yang ada dalam negara kita ini. Dalam
kehidupan sehari-hari,masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang
bahwa kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh
usahawan atau wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat karena jiwa dan sikap
kewirausahaan tidak hanya oleh usahawan ,namun juga oleh setiap orang yang
berpikir kreatif dan bertindak inovatif ,misalnya, petani, karyawan, pegawai
pemerintah, mahasiswa, guru, pimpinan proyek dan lain sebagainya. Berpikir
kreatif dan inovatif dapat menciptakan ide kreatif dan inovatif. Dan ide tersebut
dapat membuat sebuah peluang usaha yang besar, namun kita dituntut untuk
berpikir kreatif dan inovatif yang sungguh-sungguh dan mendalam agar dapat
menciptakan suatu ide yang menghasilkan peluang. Dengan kreativitas dan inovatif
kita bisa menciptakan suatu nilai lebih terhadap suatu barang dan jasa yang
memiliki nilai guna bagi konsumen yang membutuhkan.Pada era globalisasi
ini,masyarakat sebaiknya tidak hanya mengandalkan pekerjaan dalam bidang

2
kepemerintahan, misalnya menjadi seorang pegawai negeri. Semakin banyaknya
angka kelahiran dibandingkan angka kematian, menimbulkan berbagai
permasalahan ekonomi, diantaranya keterbatasan pangan yang tersedia, kelayakan
hidup yang kurang, kebutuhan akan barang dan jasa yang kian meningkat serta
yang sangat memprihatinkan semakin sempitnya lapangan
pekerjaan.Pengangguran semakin merajalela, tidak hanya lulusan Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan
seorang sarjana pun terancam menganggur. Hal ini disebabkan terbatasnya
lapangan pekerjaan sedangkan jumlah permintaan akan pekerjaan semakin
meningkat.Masalah pengangguran tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masalah
tersebut akan melahirkan berbagai permasalahan baru yang sangat meresahkan.
Misalnya, kemiskinan, kriminalitas, dan sebagainya. Perlu ada upaya untuk
menyelamatkan negeri ini dari permasalahan-permasalahan tersebut. Upaya itu
dapat dimulai dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat menyerap
tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran akan semakin berkurang. Untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru diperlukan suatu ide dan peluang usaha.
Untuk itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai ide dan peluang
usaha.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja ide-ide dalam kewirausahaan ?


2. Apa saja yang termasuk jenis-jenis ide dalam kewirausahaan?
3. Bagaimana peluang dalam kewirausahaan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Apa saja ide-ide dalam kewirausahan.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis ide dalam kewirausahaan.

3
3. Untuk mengetahui peluang dalam kewirausahaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ide Kewirausahaan


Ide Kewirausahaan selalu muncul dari pemikiran kreatif. Ide muncul
apabila kita memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas. Ide juga muncul
dari mimpi-mimpi atau khayalan-khayalan (dreams). Setelah ide atau khayalan-
khayalan, muncul gagasan-gagasan dan angan-angan. Dari gagasan inilah,
tindakan inovasi dilakukan. Wirausahawan yang berhasil meningkatkan nilai
adalah wirausahawan yang dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui
inovasi. Keberhasilan berwirausaha akan tercapai apabila wirausahawan
menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk perubahan.
Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan
sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan bernilai.

Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak


pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus menerus. Wirausahawan
dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang.
Ide bertransformasi menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi
pengendali usaha. Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila terdapat inovasi,
misalnya menciptakan permintaan permintaan melalui penemuan baru. Dengan
penemuan baru, para pengusaha dapat mengendalikan pasar, dan akhirnya
membuat konsumen menjadi bergantung kepada produsen. Dengan demikian,
produsen tidak lagi bergantung pada konsumen.

Menurut Zimmerer, dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai


potensial (peluang usaha), wirausahawan perlu mengidentifikasi dan
mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara sebagai berikut:

1. Mengurangi kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.

5
2. Menyebarkan risiko pada aspek yang paling mungkin.

3. Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Ada tiga risiko yang perlu dievaluasi, yaitu:

1. Risiko pasar atau persaingan;


2. Risiko finansial; dan
3. Risiko teknik.
Risiko pasar terjadi akibat adanya ketidakpastianpasar. Risiko finansial
terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Risiko teknik terjadi
akibat adanya kegagalan teknik. Pada hakikatnya, ketidakpastian pasar terjadi
akibat dari berbagai faktor, seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan
sosial politik.

Menurut Zimmerer (1996: 82), kreativitas sering muncul dalam bentuk ide
untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan
muncul bila wirausahawan tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus
menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang
tercipta ketika wirausahawan memiliki cara pandang baru terhadap ide lama. Ada
beberapa cara agar ide bisa menjadi peluang:

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode
yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau
cara melakukan suatu pekerjaan.
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam
bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang
dihasilkan perusahaan. Banyak wirausahawan yang berhasil bukan atas ide sendiri,

6
tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan
peluang.

2.1.1 Sumber ide awal dalam kewirausahaan

Karena pendirian perusahaan diawali dengan ide-ide, marilah kita


mempertimbangkan beberapa sumber inspirasi ide-ide baru. Beberapa
penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide
pendirian bisnis berskala kecil. Hasil dari salah satu penelitian yang dilakukan
oleh National Federation of Independent Business Foundation, yang
menemukan bahwa "pengalaman kerja terdahulu" menyebabkan 45% ide baru.
"Minat pribadi" berjumlah 16% dari total penelitian, dan "munculnya
kesempatan" berjumlah 11%. Meskipun sebuah ide baru sebenarnya dapat
berasal dari mana saja, kita akan memusatkan perhatian pada empat sumber
yaitu: pengalaman pribadi, minat, penemuan tidak sengaja, dan pencarian ide
dengan penuh pertimbangan.

a. Pengalaman Pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja
maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang
terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat
kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki
pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda. Natalie
Stiles, pendiri dan presiden OCS Consulting Services, memulai perusahaan
berdasarkan pengalaman pribadi dalam pekerjaannya.

Setelah lulus, Stiles kemudian bekerja untuk Litton Industries


sebagai programmer wanita pertama di dalam perusahaan tersebut.
Kemudian ia pindah ke Xerox, dan akhirnya pindah ke divisi pelayanan
konsultasi General Electric's, G-Con. Pada G-Con, dia mencapai titik yang
dirasakannya bahwa dia tidak tertantang lagi dalam pekerjaannya. "Tidak

7
ada posisi puncak bagi orang yang tidak bersikap komersial. Anda harus
melakukan apa yang dikatakan pada Anda dan melakukannya dalam
jumlah yang banyak."

Maka Stiles memulai perusahaan sendiri, sangat bergantung pada


apa yang dia pelajari dari pekerjaan sebelumnya. Lima tahun kemudian
dengan 40 karyawan, perusahaannya memperoleh penjualan sebesar $2,4
juta, dan GE ialah satu dari klien terbesarnya.

b. Minat
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan
menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski
mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian,
ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi. Pertimbangan
Vickie Henry, yang menyalurkan kemampuan berbelanjanya ke dalam
bisnis yang berkembang dengan baik. Perusahaannya, Feedback Plus,
mengutus para pembelanja profesional untuk mengunjungi toko-toko,
mencoba barang dagangannya, dan melakukan pembelian, semuanya untuk
menetapkan bagaimana para karyawan memperlakukan konsumen. Untuk
membantu memenuhi permintaan pelayanan berbelanja, dia memiliki
daadvise dari 8.800 orang yang berperan sebagai "pembelanja misterius".
Dalam beberapa tahun pertama, penerimaan perusahaan bertumbuh sebesar
50% per tahun.

c. Penemuan secara Tidak Sengaja


Sumber ide awal baru lainnya adalah penemuan secara tidak
sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas (kemampuan
menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan
yang diinginkan secara tidak sengaja (ingat pengalaman Debbie Giampapa,

8
yang diuraikan dalam awal bab ini). Siapa pun dapat menemukan ide yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari. Wirausaha J.P. menemukan ide
Hang It Clip setelah dia mengalami kesulitan untuk menempelkan data
teknik mesin pada dinding.

Penemu yang berusia 45 tahun itu menempatkan cincin berbentuk


lingkaran pada ujung sebuah penjepit kertas standar untuk membuat sebuah
alat yang menggantungkan kertas dari sebuah pin yang ditempelkan di
dinding.

d. Pencarian Ide gengan Penuh Pertimbangan


Sebuah ide awai dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh
wirausaha untuk menemukan ide baru: Usaha pencarian yang sedemikian
rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran.
Contoh wirausaha vang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih
dapat

menerima ide baru dari berbagai sumber.

Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk


memperoleh ide awal. Salah satu cara untuk membangkitkan ide awal
adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain.

Masalah dalam majalah Inc dan Nation's Business menggambarkan


banyak jenis kesempatan bisnis. Mengunjungi perpustakaan, mengakses
internet, dan menelusuri Yellow Pages dari petunjuk nomor telepon
merupakan hal yang produktif untuk mendapatkan ide tersebut. Juga,
melakukan perjalanan ke kota lain untuk mengunjungi para wirausaha yang
berada dalam lini bisnis Anda dapat sangat membantu.

Para wirausaha dapat mengevaluasi kemampuan mereka sendiri


dan kemudian melihat barang atau jasa baru yang mungkin dapat

9
dihasilkan oleh mereka, atau mereka pertama-tama dapat melihat
kebutuhan di pasar dan kemudian menghubungkan kebutuhan tersebut
dengan kemampuan mereka sendiri. Pendekatan yang terakhir ini
menghasilkan permulaan usaha yang lebih berhasil, khususnya dalam
bidang barang dan jasa konsumen.

Bill Waugh, pendiri rangkaian restoran Taco Bueno, membantu


mengembangkan konsep restoran cepat saji ala Meksiko di tahun 1960-an,
setelah dia meneliti secara luas industri makanan cepat saji secara umum
dan makanan Meksiko, tapi ditolak sebagai calon franchise.

Waugh memutuskan bahwa penelitian yang telah ia lakukan


memberikan waktu yang cukup untuk memulai restoran Meksikonya
sendiri. Setelah memiliki 84 restoran, dia _menjual perusahaannya pada
Unigate, Ltd., sebuah perusahaan dari London, sebesar $34juta. Kemudian
baru lainnya. Saat ini, dia mengembangkan konsep bagi sebuah restoran
cepat saji baru yang menjual hamburger, yang dia namakan Burger Street.
Pada tahun 1998, sebagai hasil penelitian yang tidak tanggung-tanggung
tersebut, dia memiliki 22 restoran yang berhasil beroperasi dengan baik di
daerah Dallas/ Fort Worth, Texas dan Tulsa, Oklahoma.

Sedangkan Menurut hasil survey Peggy Lambing (2000:90),sekitar 43%


responden (wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang
diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat
profesional lainnya.Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka
merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.sebanyak 1 dari 10
responden (11%)dari wirausaha yang disurvey memulai usaha untuk memenuhi
peluang pasar,sedangkan sebanyak 46% lagi karena hobi.

2. Metode-metode untuk memunculkan ide

10
a. Kelompok Fokus
Metode ini dilakukan dengan membentuk sebuah kelompok yang
terdiri dari konsumen, potensial dari berbagai latar belakang atau
karakteristik sosial ekonomi yang ditargetkan perusahaan berjumlah 8
hingga 14 orang, dipimpin oleh seorang moderator guna mendiskusikan
suatu permasalahan yang dilontarkan salah seorang anggota kelompok guna
memunculkan ide tentang produk baru yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen dan dapat dipasarkan.
Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang
ada agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.

b. Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru
didasarkan fakta bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang
dengan cara dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam
suatu diskusi berkelompok. Dengan cara ini ide-ide baru dapat muncul.
Metode ini dapat lebih efektif jika didiskusikan didasarkan pada kategori
produk atau wilayah pasar tertentu.
Adapun peraturan dalam metode ini adalah:

1) Tidak diperkenankan adanya komentar negatif/kritik terhadap pendapat


seseorang
2) Diharapkan berpikir sebebas mungkin
3) Diusahakan memperoleh sejumlah besar ide-ide baru
4) Diperbolehkan adanya kombinasi dari ide-ide yang dikemukakan dalam
diskusi untuk memunculkan suatu ide baru

c. Analisis masalah
Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada
para konsumen atau calon konsumen potensial untuk memperoleh

11
tanggapan mengenai kinerja suatu produk pada kategori tertentu atau
persepsi terhadap suatu konsep produk baru yang akan dipasarkan. Hasil
yang diperoleh kemudian dianalisis secara mendalam agar keputusan yang
dibuat benar-benar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.
3. Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha

a. Ide jenis A
Ide jenis A adalah awal yang pada penyedian produk yang sudah
ada tapi belum tersedia pasar bagi konsumen.

Banyak permulaan dikembangkan dari ide jenis A, yang berkaitan


dengan penyediaan seseorang atau jasa yang tidak ada di pasar konsumen,
tapi telah ada di tempat lain. Perusahaan minuman SIBON didirikan pada
tahun 1993 oleh Robert J. Hall dan wirausaha-wirausaha lain adalah salah
satu contoh dari ide permulaan. Bisnis tersebut berlokasi di dekat mata air
alam di sebelah timur Texas dan ditujukan untuk menyaingi pasar
minuman "New Age”, sebuah pasar kecil minuman ringan yang
menampilkan minuman ringan yang bergizi. Ide Hall adalah untuk
mengambil konsep produk yang ada dalam pasar yang berbeda.

Contoh:

Menargetkan pasar minuman "New Age" dengan menjual minuman


ringan yang bergizi.

b. Ide jenis B
Ide jenis B adalah ide awal yang melibatkan tekhnologi baru yang
didasarkan bagi penyediaan produk baru pada konsumen.

Beberapa ide permulaan didasarkan pada ide jenis B, yang


melibatkan teknologi baru atau relatif baru. Zalman Silber, misalnya,
mendapatkan $6,2 juta di tahun 1994 untuk mengembangkan New York

12
Skyride, sebuah simulasi wisata helikopter ke BIG APPLE. Penampilan
teknologi tinggi tersebut menarik perhatian sekitar 19% dari 3,4 juta turis
yang mengunjungi Empire State Building dalam tahun 1996, tempat
simulasi itu berada.

Contoh:

Menggunakan komputer berteknologi tinggi untuk


mengembangkan sebuah simulasi perjalanan dengan helikopter.

d. Ide jenis C
Ide jenis C adalah ide awal yang didasarkan pada penyediaan
produk yang telah diperbarui bagi konsumen.
Ide jenis C, yang menampilkan cara baru atau perbaikan cara
kinerja fungsi yang lama, merupakan ide jumlah terbesar dari permulaan
perusahaan. Pada kenyataannya, kebanyakan usaha baru, terutama dalam
industri jasa, ditemukan pada strategi "saya juga melakukannya". Mereka
membedakan dirinya melalui jasa yang unggul atau biaya yang lebih.
Contohlah kasus Steve Utler. Karena panasnya musim panas di Arizona
membuat penurunan produktivitas perusahaan konstruksinya, Phoenix. Dia
menciptakan alat pendingin pribadi untuk menyejukkan karyawannya.
Pada tahun 1997, MistyMate miliknya, yang menghabiskan biaya sebesar
$25 dan terdiri dari paket kecil yang dapat disematkan di pinggang dan
sebuah tube yang kaku, tapi fleksibel yang dijepitkan pada kerah baju,
mencapai penjualan sebesar $7 juta.
Contoh:
Mengembangkan sebuah alat pendingin pribadi untuk
menyejukkan para pekerja.

13
2.2 Menyaring Ide Awal
Ide awal kadang membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk
penyaringan dan testing. Pengalaman menunjukkan bahwa sebuah ide bagus
tidaklah semata-mata kesempatan investasi yang bagus pula. Kenyataannya, bila
seseorang menjadi terpengaruh oleh sebuah ide, mereka cenderung meremehkan
kesulitan untuk mengembangkan penerimaan pasar pada ide tersebut.Untuk
memenuhi syarat sehingga kesempatan investasi bagus, sebuah barang atau jasa
harus memenuhi kebutuhan riil yang berkaitan dengan fungsi, kualitas, daya tahan,
dan harga. Keberhasilan sangat tergantung pada meyakinkan para konsumen
tentang manfaat barang atau jasa tersebut.

Terdapat banyak kriteria lain untuk menentukan apakah sebuah ide bisnis
baru adalah kesempatan investasi yang baik. Beberapa persyaratan dasar adalah
sebagai berikut:

· Harus terdapat kebutuhan pasar yang ditentukan dengan jelas bagi barang atau jasa,
dan harus memiliki waktu yang tepat. Bahkan ketika konsep yang dimiliki bagus,
waktu yang tidak tepat dapat mencegah sebuah barang ataujasa dari penentuan
kesempatan investasi yang ada. Keberhasilan mensyaratkan bahwa jendela kesempatan
harus terbuka dan tetap terbuka cukup lama bagi seorang wirausaha untuk
mengeksploitasi kesempatan tersebut.
· Bisnis yang diinginkan harus dapat mencapai tenggang waktu atau keuntungan
bertahan yang kompetitif. Ketidakmampuan untuk mengerti sifat alami dan
kepentingan dari keuntungan kompetitif telah menghasilkan kegagalan dari berbagai
macam ide-ide awal yang kecil.
· Ekonomi dari suatu usaha perlu untuk dihargai, dan bahkan dimaafkan,
memperbolehkan bagi keuntungan yang berarti dan menumbuhkan potensi. Batas
keuntungan (keuntungan sebagai presentasi dari penjualan) dan kembali pada investasi
(keuntungan sebagai presentasi dari ukuran investasi) harus cukup tinggi untuk

14
memberikan kesempatan pada kesalahan dan masih mampu menghasilkan keuntungan
ekonomi yang cukup berarti.
· Harus ada kecocokan yang cukup baik antara wirausaha dan kesempatan. Dengan kata
lain, kesempatan harus dapat ditangkap dan dikembangkan oleh seseorang yang
mempunyai keahlian dan pengalaman dan yang mempunyai akses untuk sumber
kritikal yang perlu untuk pertumbuhan usaha.
· Harus tidak ada kesalahan total dalam usaha tersebut; yaitu tidak adanya situasi atau
perkembangan yang dapat membuat hidup dan mati sendiri yang dapat membuat bisnis
tersebut sebagai suatu kegagalan.

2.3 Mengembangkan Suatu Ide Baru

Menurut Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000: 61) ada beberapa
cara untuk mengembangkan suatu ide baru tentang suatu produk barang atau jasa,
namun di antara kita masih banyak menemukan kesulitan untuk menciptakan
konsep-konsep baru. Cara-cara tersebut yaitu:

1. Mengenal suatu kebutuhan pasar sangat penting bagi perusahaan untuk


mengembangkan produk barang dan jasa-jasa baru. Apakah pasar
memerlukan kebaruan produk barang dan jasa, atau perlu tambahan kegunaan
produk dan jasa atau perlu kemudahan-kemudahan dari produk dan jasa
tersebut. Bila iya, kebaruan apa? Tambahan kegunaan apa? Kemudahan
seperti apa?
2. Memperbaiki produk yang sudah ada sangat diperlukan dengan
mengidentifikasi produk-produk mana yang tidak mengalami perubahan

15
beberapa tahun terakhir ini, kemudia coba kembangkan beberapa perubahan
yang diperlukan.
3. Kombinasikan industri-industri, yaitu dengan mengombinasikan beberapa
industri yang saling mendukung, misalnya mengombinasikan industri musik
dengan industri komputer.
4. Pahami kecenderungan-kecenderungan yang akan dihadapi. Karena
lingkungan demografi berubah seperti usia dan pola-pola kehidupannya, gaya
hidup, pengetahuan, dan kemampuan masyarakat berubah, maka harus
disesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut.
5. Peduli terhadap segala sesuatu. Kebanyakan orang terbiasa dengan kehidupan
yang normal dan kebiasaan, tidak pernah peduli terhadap sesuatu yang ada.
6. Mempertanyakan asumsi-asumsi, misalnya apakah semua orang makan pagi
dengan nasi atau kita harus menyediakan makanan lain untuk memulai makan
sebelum makan nasi? Untuk membangun produk, kita harus mempertanyakan
asumsi-asumsi untuk membuat produk yang normal.
7. Pertama beri nama, kemudian kembangkan nama itu. Ketika
mengembangkan produk baru harus dipikirkan tentang nama baru. Jangan
menggunakan nama-nama itu juga.

2.4 Peluang dalam Kewirausahaan


2.4.1. Sumber-sumber Potensial Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, wirausahawan
harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus.
Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik
untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah
dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Menciptakan produk baru dan berbeda

16
Ketika ide dimunculkan secara riil dan nyata, misalnya dalam
bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda
dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa
tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Agar
berguna, barang dan jasa harus bernilai bagi konsumen, baik pelanggan
maupun konsumen potensial lainnya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus
benar-benar mengetahui perilaku konsumen di pasar. Dalam mengamati
perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan,
yaitu sebagai berikut.

1) Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan.


2) Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab apabila
wirausahawan ingin menciptakan produk dan jasa yang unggul dan
memberikan nilai kepada konsumen. Apakah produk-produk barang dan
jasa tersebut lebih menarik, ada kebaruan, ada nilai tambah dalam manfaat?
Ada nilai tambah kemudahannya dan ada efisiennya? Berapa besarnya?
Apakah perbaikan dalam efisiensi dapat diketahui juga oelh pembeli
potensial? Berapa persen target yang ingin dicapai dari segmentasi pasar
tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting dalam menciptakan
peluang.

Secara implisit, apabila wirausahawan baru berfokus pada segmen


pasar, maka secara spesifik peluang itu akan sangat bergantung pada
perilaku segmen pasar. Kemampuan untuk memperoleh peluang itu
sendiri sangat bergantung pada kemampuan wirausahawan untuk
menganalisis pasar, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1) Kemampuan menganalisis demografi pasar.


2) Kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing.

17
3) Kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman
pesaing yang dapat dijadikan sebagai peluang.

b. Mengamati pintu peluang


Wirausahawan harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki
pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru, dukungan
keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat
dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan risiko pesaing
dalam menanamkan modal barunya.

Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki pesaing


serta peluang yang dapat kita peroleh, ada beberapa pertanyaan penting,
yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing


dalam mengembangkan produk, meliputi:
1) Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam
mengembangkan produk jika dibandingkan dengan kemampuan
teknik yang kita miliki?
2) Bagaimana catatan prestasi pesaing untuk mencapai sukses
dalam mengembangkan produknya?
b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing
tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki, meliputi:
1) Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk
melakukan investasi dalam mengembangkan produk baru dan
produk awal?
2) Keunggulan pasar apa yang dimiliki oleh pesaing?

18
c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak,
meliputi:
1) Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar
dapat mendahului pesaing?
2) Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan cukup untuk membawa produk ke pasar yang sedang
dikuasai pesaing?
3) Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk
menguasai serangan pesaing?
Menurut Zimmerer (1996: 87), ada beberapa keadaan yang dapat
dijadikan sebagai peluang, yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang


relatif singkat.
b. Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik
harus dipertimbangkan sebelumnya.
c. Ketika pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi
produknya.
d. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
e. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan
posisi pasarnya.
f. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki
pesaing, misalnya :

a. Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru


b. Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru
c. Dukungan keuangan
d. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar

19
c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan
kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang
dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita
keluarkan lebih efisien daripada biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

d. Menaksir biaya awal


Menyangkut biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
Darimana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan
untuk operasi, perluasan, dan biaya lainnya?

e. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi


Risiko yang mungkin terjadi di antaranya: risiko teknik, finansial,
dan pesaing.

1) Risiko teknik
Risiko teknik berhubungan dengan proses pengembangan produk
yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu objek
penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasi menjadi
produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya.
Contoh risiko teknis, diantaranya kegagalan dalam proses
pengembangan produk.

2) Risiko finansial
Risiko finansialadalah risiko yang timbul sebagai akibat
sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan
mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru.
Contoh risiko finansial, misalnya kegagalan akibat ketidak cukupan
dana.

20
3) Risiko pesaing
Risiko pesaingadalah kemampuan dan kesediaan pesaing
untuk mempertahankan posisinya di pasar.

Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing


untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko pesaing meliputi
pertanyaan sebagai berikut.

1) Kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk apa yang


dikembangkan pesaing?
2) Tingkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh pesaing dalam
mengembangkan produknya?
3) Seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk baru dan produk yang diperkenalkannya?
4) Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-
serangan pesaing?

2.4.2 Ciri-ciri Peluang Usaha yang Baik


Ciri-ciri peluang usaha yang baik adalah sebagai berikut.

a. Peluang itu orisinil dan tidak meniru. Usaha yang sukses itu tidak meniru
usaha orang lain. Usaha yang meniru orang lain hasilnya belum tentu sama.
b. Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan persaingan dan
kebutuhan pasar di masa mendatang. Dalam arti, peluang itu bisa terus
ditingkatkan nilai jualnya serta bisa terus diinovasi.
c. Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan lama.
d. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji untuk itu
dilakukan riset dan trial (uji coba) dalam pasar.
e. Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain.
f. Ada keyakinan bisa mewujudkan dan sukses untuk menjalankannya.

21
g. Ada rasa senang menjalankannya dan benar-benar suka dengan bisnis
tersebut.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ide Kewirausahaan selalu muncul dari pemikiran kreatif sedangkan
pemikiran kreatif itu bisa didapat krtika kita memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang luas tentang berwirausaha maka janganlah kita takut untuk
memulai berwirausaha walaupun dengan keadaan modal & kemampuan yang
seadanya.

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, wirausahawan


harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses
penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.

3.2 Saran
Bagi mahasiswa yang ingin mengetahui tentang kewirausahaan
alangkah baiknya tidak hanya berpatokan kepada makalah ini, namun
tetap cari referensi lain untuk menambah wawasan anda sebagai
mahasiswa.

23
DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2006. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat & Usaha Menuju


Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Longenecker, Justin G, Carlos W. Moore dan J. William Petty. 2001.


Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil, Edisi

Pertama. Jakarta: Salemba Empat

Zimmerer, Thomas W, Norman M. Scarborough dan Doug Wilson. 2008.


Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat

24

Anda mungkin juga menyukai