Anda di halaman 1dari 3

GOLONGAN DARAH(hanafitri hanifah)

Darah digolongkan berdasarkan anti gen eritrosit dan diatur oleh factor
genetic. Anti gen atau aglutinogen berada di membrane sel darah merah. Anti
gen berisi protein, polisakarida, dan molekul molekul yang merangsang
imunitas.
Reaksi antara anti gen/aglutinogen dengan antibody dapat
menyebabkan terjadinya penggumpalan darah atau aglutinasi karena antibody
menggumpalkan anti gen, oleh karena itu saat donor darah harus dipastikan
bahwa darah pendonor dan resipien cocok.
Manfaat mengetahui golongan darah adalah sebagai berikut:
1. Mendeteksi penyakit
2. Mengantisipasi kehamilan
3. Siap dalam keadaan darurat saat membutuhkan donor darah saat darurat

Ada 3 sistem penggolongan darah di dunia yaitu:


1. System penggolongan darah ABO
Ditemukan oleh penemu Austria bernama Karl Landsteiner pada tahun
1900 yang berawal dari penelitian darah yang menggumpal dari 2 orang yang
berbeda, setelah diteliti ternyata kontak darah dan serum darah yang
menyebabkan penggumpalan lalu ditemukan penggolongan darah ABO
Lalu setelah ditemukannya system ABO dilakukan penelitian lain oleh
Alfred dan Adrinou Stuli dan ditemukannya golongan darah AB dan golongan
darah AB adalah golongan darah yang paling jarang dimiliki disbanding
golongan darah A,B, dan O.
System ABO didasari dengan ada atau tidaknya antigen A & B yang
dikode oleh kromosom no 9.
Penggolongan darah dilihat dari
sel darah merah yang
menggumpal

2. Sistem penggolongan darah rhesus


Karl Landsteiner dan Alexander S. Weiner melakukan penelitian darah
menggunakan sample darah dari monyet rhesus yang berasal dari India lalu
menemukan system rhesus pada tahun 1939. System rhesus didasari oleh ada
atau tidaknya antigen Rh D dikode oleh kromosom no.1.
Golongan Rh+ ialah orang yang di dalam eritrositnya ada antigen atau
faktor rhesus. Golongan darah Rh- ialah orang yang di dalam eritrositnya tidak
ada antigen itu (Yatim, 1996).

Genotip rhesus + dan -

pengaruh rhesus terhadap janin


akan menimbulkan bahaya bila rhesus ayah dan ibu berbeda kecuali
bila ayah rhesus – dan ibu +, karena akan menghasilkan:
1. anak rhesus + yang berarti aman karena memiliki rhesus yang sama dengan
ibu.
2. Anak rhesus – yang berarti aman karena tidak membawa antigen apapun jadi
tidak dianggap benda asing didalam tubuh sang ibu.

Perbedaan rhesus antara ibu dan bayi akan berbahaya seperti bila ibu
memiliki rhesus – dan janin + maka tubuh sang ibu akan membentuk antibody
lalu darah bayi akan mengalami hemolysis dan dapat terjadi dua kemungkinan
yaitu kematian dan eritloblastis fetalis.
Eritroblastis fetalis adalah komplikasi hemolitik karena darah ibu
menggumpalkan darah janin. Gejala eritroblastis fetalis adalah sebagai
berikut:
1. pembengkakan hati karena hati bekerja extra
2. anemia karena kekurangan banyak darah
3. penyakit kuning karena eritrosit akan mengeluarkan hemoglobin yang
mengandung pigmen kuning(bilirubin).

Salah satu cara untuk mendeteksi penyakit eritroblastosis fetalis adalah

1) lewat amniosintesis, yaitu pengambilan darah janin dari umbilical cord,


untuk mengetahui golongan darah janin. Jika seorang ibu memiliki rhesus
negatif dan ayahnya memiliki rhesus positif, ada baiknya jika dilakukan
amniosintesis, karena ada kemungkinan terjadinya eritroblastosis fetalis
jika bayi memiliki rhesus positif.

2) Tak hanya itu, pemantauan antibodi yang terbentuk di darah ibu secara
berkala juga harus dilakukan apabila ada potensi perbedaan rhesus antara
ibu dan anak.

3) cara lain yang bisa dilakukan adalah melihat ada tidaknya gejala
eritroblastosis fetalis pada janin, seperti hidrops fetalis. Hal ini bisa
dilakukan lewat USG.

4. system penggolongan darah MN

Dalam tahun 1927 Landsteiner dan Levine menemukan antigen baru


lagi, yang disebut antigen-M dan antigen-N. mereka berpendapat bahwa
sel darah merah seseorang memiliki salah satu atau kedua macam antigen
tersebut. Jika darah seseorang disuntikkan ke tubuh kelinci, maka serum
darah kelinci membentuk antibodi yang dapat berupa anti-M ataupun anti-
N (Suryo, 1997).
System MN didasari oleh antigen glikoprotein yang terbagi menjadi
glikoforin M dan glikoforin N yang diatur oleh kromosom no. 4.

Genotipe Reaksi Dengan


Anti-M Anti-N Golongan Darah
LMLM (Fenotipe)
LMLN + M
LNLN + + MN
+ N

Anda mungkin juga menyukai