Anda di halaman 1dari 9

Efektivitas Metoda Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Kesehatan gigi dan Mulut Anak TK Pertiwi 1 Kota Padang

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

Gigi merupakan organ vital dalam tubuh kita, salah satu fungsi gigi adalah sebagai alat
pengunyah makanan, membantu melumatkan makanan dalam mulut, guna membantu organ
pencernaan sehingga makanan dapat diserap tubuh secara baik dan maksimal. Kesehatan gigi
dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Gigi merupakan jaringan tubuh yang penting untuk dipertahankan dan dicegah dari
kerusakan. Meskipun gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras, namun mudah sekali terjadi
kerusakan.
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan
penanganan sesegera mungkin sebelum terlambat dan nantinya dikhawatirkan dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Sampai saat ini tingkat kesehatan gigi dan mulut
masyarakat Indonesia masih rendah, dan masih sedikit mendapat perhatian. Hal ini terlihat dari
penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke 6 yang dikeluhkan masyarakat
Indonesia (SKRT 2001). Berdasarkan Riset kesehatan dasar tahun 2018, menunjukkan kondisi
kesehatan gigi masyarakat Indonesia cenderung tidak baik. Dari hasil survei kesehatan didapat,
57,6% penduduk Indonesia mengakui mengalami masalah gigi dan mulut, namun hanya 10,2%
yang mendapat penanganan medis gigi.
Proses terjadinya kerusakan gigi bermula dengan adanya lubang gigi atau karies. Gigi berlubang
atau karies menjadi masalah umum yang dihadapi sebagian besar masyarakat. Menurut
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan, sekitar 90,05 % penduduk Indonesia pernah mengalami karies dan 76,5 % anak
Indonesia mengalami karies.
Menurut kamus kedokteran gigi, karies adalah proses patologi yang terjadi pada jaringan keras
gigi yaitu pada email, dentin, dan sementum. Karies sangat sering terjadi pada gigi-gigi geraham,
terutama pada bagian permukaan mengunyah.
Berdasarkan Riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukan bahwa prevalensi nasional karies
aktif adalah 43,4% dan pengalaman karies sebesar 72,1%. Di provinsi Sumatera Barat prevalensi
karies mencapai 70,6%.
Karies gigi tidak hanya dialami pada orang dewasa tetapi juga dialami oleh anak-anak. Anak
balita merupakan kelompok masyarakat yang jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi
karies gigi yang cukup tinggi (Tantur Syah, 2009). Survei Departemen Kesehatan Republik
Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita karies gigi
sebesar 80-90% adalah anak-anak. Di Indonesia masalah gigi berlubang atau karies dialami oleh
sekitar 85% adalah anak usia di bawah lima tahun (Karjati, 2009). Sedangkan diprovinsi
Sumatera Barat menunjukkan 21,1% dari anak usia 5-9 mengalami masalah kesehatan gigi.
Awal tumbuhnya gigi merupakan peristiwa penting dalam proses tumbuh kembang anak. Salah
satu faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak yaitu faktor
perilaku atau sikap yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut, hal tersebut terjadi karena
kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.Sebagian besar
anak- anak tidak menyadari dan tidak tahu tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut, yang dikarenakan anak-anak masih sangat bergantung pada orang tua dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan yang rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut tersebut
yang juga menjadi faktor penyebab terjadinya karies pada anak.
Orang tua, khususnya ibu harus mengetahui cara merawat gigi anaknya, dan juga harus
mengajarkan kepada anaknya cara merawat gigi yang baik dan benar. Kurangnya peran ibu
terhadap oral hygiene pada anaknya dapat mengakibatkan penyakit karies pada anak. Walaupun
masih memiliki gigi susu, seorang anak harus mendapatkan perhatian yang serius dari orang tua,
karena gigi susu akan mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen anak.
Akan tetapi masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi susu hanya sementara dan
akan diganti oleh gigi tetap, sehingga mereka mengatakan bahwa kerusakan pada gigi susu yang
disebabkan oleh oral hygiene yang buruk bukan merupakan suatu masalah (Riyanti, 2005).
Dampak yang terjadi bila anak mengalami karies adalah fungsi pengunyahan akan terganggu,
sehingga anak menjadi malas makan yang mana hal tersebut nantinya dapat menyebabkan anak
menderita malnutrisi. Akibat lain dari kerusakan gigi pada anak adalah terjadinya penyebaran
bakteri pada mulut melalui aliran darah, saluran pernafasaan, saluran pencernaan, hal tersebut
juga dapat menyebabkan daya tahan tubuh anak menurun dan anak menjadi mudah terkena
penyakit, sehingga anak akan mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Baiknya tingkat pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dan mulut akan berdampak pada
menurunnya angka karies, sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatan pengetahuan
anak tentang kesehatan gigi dan mulut tersebut. Langkah awal sebagai upaya dalam
meningkatkan pengetahuan pada anak adalah dengan cara memberikan pendidikan dan informasi
sedini mungkin tentang kesehatan gigi dan mulut.
Upaya peningkatan pengetahuan dan sikap anak terhadap permasalahan kesehatan dapat
berupa stimulus melalui permainan. Jenis permainan yang dapat digunakan salah satunya
adalah permainan ular tangga. Permainan ular tangga merupakan suatu permainan yang sejalan
dengan perkembangan kognitif anak, dimana anak tersebut mulai dapat menerima suatu
permainan yang banyak diwarnai dengan nalar dan logika yang bersifat obyektif serta kegiatan
anak dalam bermain lebih banyak dikendalikan oleh aturan yang ada dalam permainan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik membuat permainan ular tangga untuk
dijadikan sebagai media pendidikan kesehatan kepada anak untuk meningkatkan pengetahuannya
terhadap kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan memperkaya
hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai pengaruh stimulasi
permainan ular terhadap peningkatan pengetahuan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah berupa apakah
permainan ular tangga efektif dalam meningkatkan pengetahuan anak tentang kesehatan
gigi dan mulut dalam mencegah karies.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
Mengetahui efektifitas edukasi dengan menggunakan metode permainan ular tangga
terhadap pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut dalam mencegah karies.

Tujuan khusus :
1. Mengetahui perbedaan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut dalam
mencegah karies sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan menggunakan
metode permainan ular tangga.
2. Mengetahui perbedaan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut dalam
mencegah karies setelah dilakukannya pretest dan posttest.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Sekolah
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan media edukasi yag baru
untuk melakukan promosi tentang kesehatan gigi dan mulut di lingkungan sekolah.
2. Bagi Fakultas
Menjadi bahan literatur di perpustakaan yang dapat dijadikan referensi, dan
peneitian ini juga dapat dilanjutkan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Andalas mengenai promosi kesehatan khususnya
tentang kesehatan gigi dan mulut dalam mencegah karies.
3. Bagi Peneliti
Sebagai implementasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama masa perkuliahan dan untuk mendapatkan pengalaman dalam melakukan
penelitian dibidang promosi kesehatan di lingkungan sekolah khususnya
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dalam mencegah karies.
4. Bagi Sasaran Penelitian
Diharapkan melalui penelitian ini, anak TK memiliki rasa keingin tahuan untuk
mempelajari dan memahami cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.
1.5 Luaran
Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah dapat diaplikasikan dengan
baik di sekolah sasaran maupun sekolah lainnya, serta dipublikasikannya jurnal ilmiah
tentang metode permainan ular tangga ini.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas
Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai daya guna,
keaktifan, serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang
yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai. Efektivitas
adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi)
daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan
diantara pelaksanaannya (Kurniawan, 2005). Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa sesuatu disebut efektif bila tercapainya sebuah tujuan yang telah
dirancang sebelumnya.

2.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Soekidjo, Notoadmodjo 2003). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia tahun 2002, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala
sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan

2.3 Metode Belajar


Macam-macam metode menurut Sutikno (2014: 39), antara lain: metode ceramah,
metode tanya jawab, metode diskusi, metode diskusi kelompok, metode demonstrasi,
metode permainan (games), metode kisah/cerita, team teaching, peer teaching,
metode karya wisata, metode tutorial, metode suri tauladan, metode kerja kelompok,
metode penugasan, brain storming (curah pendapat), metode latihan, metode
eksperimen, metode pembelajaran dengan modul, metode praktik lapangan, micro
teaching, dan metode simposium. Siswa lebih dapat berinteraksi secara aktif dengan
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa melalui metode pembelajaran yang
digunakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Budimansyah (2010: 5), bahwa
arsitek pengubah gagasan peserta didik adalah siswa itu sendiri dan guru hanya
berperan sebagai fasilitator dan penyedia kondisi supaya proses belajar bisa
berlangsung. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
dalam melaksanakan pembelajaran terdapat beberapa macam metode yang
digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan minat
dan perkembangan siswa. Metode yang dipilih oleh peneliti dan dirasa sesuai untuk
siswa pada kelas awal dalam penelitian ini adalah metode permainan edukatif
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan di TK Pertiwi 1 Padang
3.2 alat dan bahan
Dadu, spanduk ular tangga, kertas kuesioner, dan doorprize.
3.3 rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan metoda ksperimental
3.4 tahap penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
a. Peneliti mengurus perizinan ke lokasi penelitian kemudian melakukan pengumpulan
data awal yang diperoleh dari sumber data yang terpercaya.
b. Setelah mendapat izin, peneliti melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk
melaksanakan penelitian.
c. selajutnya melakukan uji coba instrument penelitian, seperti uji validitas dan reabilitas
kuesioner pengetahuan dan sikap anak tentang kesehatan gigi dan mulut.
d. pengarahan kepada guru TK di lokasi penelitian sebagai bagian penting dalam
menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan


a. Permainan ini melibatkan sekelompok anak-anak usia 4-6 tahun.
b. Pembagian giliran untuk memulai permainan. Ini membutuhkan koordinasi dan
toleransi antar anak, karena adanya pembagian giliran untuk memulai permainan.
c. Satu persatu anak mengambil lot untuk menentukan siapa yang boleh memutar dadu
pertama kali. Hal ini bisa memungkinkan timbulnya rasa persaingan, sesuai dengan sifat
anak yang cenderung ingin diprioritaskan.
d. pemain giliran pertama diperbolehkan melempar dadu ke tengah spanduk ular tangga
e. pemain diwajibkan melangkah sesuai banyak angka dadu yang muncul setelah
pelemparan
f. setiap pemain yang berhenti di kotak bertanda ular, maka ia harus membaca dengan
keras tulisan yang tertera di kotak tersebut, dimana tulisannya adalah sebuah perilaku
buruk bagi kesehatan gigi, maka ia harus turun ke kotak dimana kepala ular itu berada.
g. apabila pemain berhenti pada kotak yang bergambar tangga, ia kembali membaca
dengan keras tulisan yang ada di kotak tersebut. Tulisannya adalah sebuah perilaku baik
bagi kesehatan gigi, maka ia diperbolehkan naik sampai pada kotak dimana ujung tangga
berada.
h. demikian seterusnya permainan tersebut berjalan, pemain yang terlebih dahulu sampai
kotak finish, maka ia pemenangnya.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari penilitian ini berdasarkan kuesioner

Anda mungkin juga menyukai