ESTERIFIKASI
Disusun oleh :
Fikhri Hidayah
Iqbal Azhar
M. Anugrah Akbar
Riko Kurniawan
Teguh Rahayu Slamet 11655103644
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Esterifikasi
2.2 Sifat Laju Reaksi Esterifikasi
2.3 Penggolongan Proses Esterifikasi
2.4 Mekanisme Reaksi Esterifikasi
2.5 Contoh Reaksi Esterifikasi
2.6 Pembuatan Ester
2.7
2.8 Tujuan Penulisan
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari mengenai esterifikasi
2. Untuk mengetahui kegunaan ester
BAB II
PEMBAHASAN
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik
dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya
memainkan peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas
alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º > alkohol 2º > alkohol 3º.
6
terakumulasi di dasar tangki dan selanjutnya dibuang. Ester dan alkohol
dipisahkan lebih lanjut dalam kolom distilasi yang kedua.
2. Golongan 2
Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara
menghilangkan air yang terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal,
campuran terner dari alkohol, air dan ester dapat terbentuk. Kelompok ini layak
untuk dipisahkan lebih lanjut: dengan etil asetat, semua bagian ester
dipindahkan sebagai campuran uap dengan alkohol dan sebagian air, sedangkan
sisa air akan terakumulasi dalam sistem. Dengan butil asetat, semua bagian air
dipindahkan ke bagian atas dengan sedikit bagian dari ester dan alkohol,
sedangkan sisa ester terakumulasi dalam sistem.
3. Golongan 3
Dengan ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa kemungkinan
timbul. Dalam hal butil dan amil alkohol, air dipisahkan sebagai campuran
biner dengan alkohol. Contoh proses untuk tipe seperti ini adalah pembuatan
dibutil ftalat. Untuk menghasilkan ester dari alkohol yang lebih pendek (metil,
etil, propil) dibutuhkan penambahan hidrokarbon seperti benzena dan toluena
untuk memperbesar air yang terdistilasi.dengan alkohol bertitik didih tinggi
(benzil, furfuril, b-feniletil) suatu cairan tambahan selalu diperlukan untuk
menghilangkan kandungan air dari campuran.
7
Perhatikan bahwa dalam reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah ikatan C-O
asam karboksilat dan bukan -OH dari asam atau ikatan C-O dari alkohol.
Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari
ester, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Satu teknik untuk mencapainya
adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara berlebihan. Teknik lain
yaitu membuang salah satu produk dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi air
secara azeotropik).
Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat antara, laju pembentukan ester
akan menurun. Rendemen esternya pun berkurang. Alasannya ialah karena esterifikasi itu
merupkan suatu reaksi yang bersifat dapat balik dan spesies yang kurang terintangi
(pereaksi) akan lebih disukai. Jika suatu ester yang meruah (bulky) harus dibuat, maka
lebih baik digunakan jalur sintesis lain, seperti reaksi antara alkohol dengan suatu
anhidrida asam atau klorida asam, yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan dapat
bereaksi secara tak dapat balik.
Ester fenil umumnya tidak dibuat dengan secara langsung dari fenol dan asam
karboksilat karena kesetimbangan cenderung bergeser ke sisi pereaksi daripada produk.
Ester fenil dapat diperoleh dengan menggunakan derivat asam yang lebih reaktif.
Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks
sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang
digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam sulfat atau asam Lewis seperti skandium
(III) triflat.
8
Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap alkohol,
seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi dengan anhidrida asam
(ekonomi atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif terhadap kelembapan). Kelemahan
utama asilasi langsung adalah konstanta kesetimbangan kimia yang rendah. Hal ini harus
diatasi dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang menjadi
hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Stark atau penggunaan
saringan molekul.
Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer terdiri dari beberapa langkah:
1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga
meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
2. Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang
bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
10
anhidrida asam asetat. Aspirin dapat digunakan untuk mengatasi rasa sakit, demam,
peradangan tulang dan sendi, serta serangan jantung dan stroke.
3. Industri makanan dan minuman Reaksi esterifikasi antara asam karboksilat suku
rendah dan alkohol suku rendah menghasilkan senyawa ester dengan rantai pendek.
Senyawa ester seperti ini banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan
aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan. Senyawa ester ini
banyak digunakan sebagai penyedap atau esens dengan contoh sebagai berikut :
a. Amil Asetat (CH3COOC5H11) sebagai aroma buah pisang
b. Amil Valerat (C4H9COOC5H11) sebagai aroma buah apel
c. Amil Butirat (C3H1COOC5H11) sebagai aroma buah jambu
d. Butil Butirat (C3H7COOC4H9) sebagai aroma buah nanas
e. Propil Butirat (C3H7COOC3H7)sebagai aroma buah manga
f. Oktil Asetat (CH3COOC8H17) sebagai aroma buah jeruk
4. Reaksi esterifikasi antara amil alkohol dengan asam asetat menghasilkan senyawa
ester, yaitu amil asetat. Amil asetat memiliki banyak kegunaan dalam bidang
industri, antara lain :
a. Sebagai pelarut dalam pembuatan selulosa nitrat, etil selulosa, dan polivinil
asetat.
b. Digunakan untuk proses eksraksi dan pemurnian pada pembuatan penisilin.
c. Sebagai pelarut untuk dammar dan lak.
11
Gambar 2.1 Reactive Equilibrium Stage
Persamaan matematis yang digunakan pada model EQ disusun berdasarkan
diagram skematik satu unit stage keseimbangan yang diilustrasikan pada Gambar 2.1.
Proses distilasi-reaktif secara keseluruhan dimodelkan sebagai sekuen dari stage seimbang
tersebut.Terdapat dua model reactive distillationyaitu vapor-liquid equilibrium model dan
rate-based model (Rocha, 1996). Vapor-liquid equilibrium model mengasumsikan adanya
kesetimbangan uap cair di tahaptersebut. Dalam model ini digunakan model MESH
(material balance,equilibrium stage, summation, and heat balance) yang terdiri atas neraca
massa,neraca kesetimbangan uap-cair, penjumlahan fraksi komponen, dan neraca energi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks
sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam.
12
2. Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari
ester, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Satu teknik untuk
mencapainya adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara
berlebihan. Teknik lain yaitu membuang salah satu produk dalam campuran
reaksi (misalnya dengan destilasi air secara azeotropik).
3. Pembuatan ester :
a. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam)
b. Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida asam
3.2 Saran
Dalam penulisan tugas makalah ini, penulis mengakui masih banyak kekurangan
dari segi mutu pembahasan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
13
https://lib.unnes.ac.id/27767/1/5213412042.pdf (Diakses pada 6 Mei 2019)
14