Anda di halaman 1dari 8

STUDI PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

DENGAN SISTEM PENDINGIN UDARA MASUK GAS TURBIN


DENGAN ABSORPTION CHILLER UNTUK
UNIVERSITAS INDONESIA

Yusuf Satria Prihardana, Agung Subagio, Yulianto Sulistyo Nugroho


Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, Jawa Barat, 16424

Abstrak
Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya listrik
berbagai aktivitas tidak dapat dilakukan. Kebutuhan akan energi listrik akan terus meningkat dari waktu ke
waktu. Peningkatan akan kebutuhan energi listrik ini seiring dengan pembangunan yang terjadi. Tak terkecuali di
Universitas Indonesia. Pembangunan besar-besaran yang terjadi sejak tahun 2010 hingga tahun 2025 membuat
kebutuhan akan listrik di Universitas Indonesia meningkat drastis. Namun, jumlah daya yang ada di seluruh
gardu listrik di Universitas Indonesia masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu,
dalam skripsi ini, penulis mencoba memanfaatkan potensi yang ada di Universitas Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan listrik dalam kampus secara mandiri dan melakukan studi perancangan pembangkit listrik tenaga gas
sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk Universitas Indonesia. Alternatif untuk memenuhi
kebutuhan listrik tambahan di Universitas Indonesia adalah dengan membangun PLTG yang menggunakan
sistem pendinginan udara masuk kompresor Absorption chiller untuk meningkatkan efisiensi dari Pembangkit.
Di dalam tulisan ini juga dipaparkan analisis finansial apabila menggunakan PLTG mandiri.
Kata kunci :
Absorption chiller, HRSG, Heat Balance, Heat rate, NPV, IRR

1. Pendahuluan Berdasarkan Rencana Induk Sistem


1.1. Latar Belakang Kelistrikan Universitas Indonesia 2010-2025, saat
ini Universitas Indonesia menggunakan sumber
Listrik merupakan kebutuhan yang sangat listrik dari Perusahaan Listrik Negara dengan daya
penting bagi kehidupan, mulai dari kebutuhan terpasang sebesar 10.300 kVA dan daya terpakai
rumah tangga, komunikasi, industri, hingga sebesar 9.201 kVA. Tentunya dengan terus
pendidikan. Kebutuhan listrik di Indonesia kian hari dibangunnya bangunan-bangunan baru, sambungan
akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini ini akan mengalami kelebihan beban.
dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan
teknologi dan pembangunan yang sedang terjadi di Dengan kebutuhan listrik yang terus
Indonesia. Kedua faktor ini akan selalu berbanding bertambah ini, diperlukan pertambahan daya untuk
lurus dengan peningkatan kebutuhan listrik. menjamin kelangsungan seluruh kegiatan di
Peningkatan kebutuhan listrik ini juga terjadi di kampus Universitas Indonesia. Peningkatan daya
Universitas Indonesia. listrik ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama
dengan mengandalkan pasokan listrik dari PLN,
Mengingat pentingnya tenaga listrik bagi dan yang kedua dengan membuat sendiri
kehidupan, khususnya di Universitas Indonesia, pembangkit listrik sebagai alternatif untuk
maka diperlukan upaya peningkatan kapasitas memenuhi sebagian maupun keseluruhan
energi listrik. Peningkatan kapasitas ini bisa kebutuhan energi listrik kampus Universitas
dilakukan dengan menambah daya dari listrik PLN
vii Indonesia.
atau membangun sistem tenaga listrik secara
mandiri, karena pada dasarnya Universitas
Indonesia telah memiliki beberapa sumber energi
dalam pembangkit listrik.

Studi perancangan..., Yusuf Satria Prihardana, FT UI, 2014


Dalam melakukan perancangan PLTG di
Universitas Indonesia, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah melihat potensi yang ada di
1.2. Tujuan Penelitian lingkungan Kampus UI Depok. Berdasarkan hasil
observasi lapangan, didapatkan bahwa di sepanjang
Berdasarkan latar belakang yang telah UI, tepatnya di sepanjang rel KA terdapat pipa gas
diuraikan, perancangan ini bertujuan untuk : alam. Sehingga gas ini berpotensi digunakan
sebagai bahan bakar untuk PLTG Kampus UI
1. Menganalisis potensi dan studi kelayakan Depok. Ditambah lagi adanya lahan kosong di
lingkungan, potensi gas, dan lokasi belakang Pusat Studi Jepang yang cukup luas untuk
rencana pembangunan pembangkit listrik dibuat PLTG.
tenaga gas untuk Universitas Indonesia.
2. Merancang pembangkit listrik tenaga gas Berikut adalah lokasi yang berpotensi untuk
sebesar 20 – 25 MW disesuaikan dengan dibangun PLTG beserta Denah UI secara
kebutuhan energi listrik bangunan baru keseluruhan.
Universitas Indonesia hingga tahun 2025.
3. Merancang pembangkit listrik tenaga gas
dengan sistem pendingin udara masuk,
absorption chiller untuk menurunkan
temperatur udara masuk ke turbin gas agar
daya output yang dihasilkan sesuai dengan
original manufaktur turbin gasnya.
1.3. Batasan Masalah
Pada penulisan skripsi ini, penulis
memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar yang digunakan adalah gas Gambar 2. Potensi Lahan untuk dibangun PLTG
alam. Pembangunan PLTG untuk Kampus UI Depok
2. Pembangkit Listrik yang dirancang adalah ini penting mengingat besarnya kebutuhan listrik
pembangkit listrik skala kecil dengan daya Kampus UI Depok hingga 10 tahun ke depan.
antara 20 – 25 MW. Berikut adalah data kelistrikan di UI Depok sampai
3. Penerapan desain sistem pendingin udara tahun 2010:
masuk ke turbin gas dengan Absorption
chiller. Tabel 1. Data Kelistrikan UI sampai tahun 2010
4. Penggunaan turbin gas dengan sistem
siklus terbuka (Open Cycle) dengan Gardu Daya Maksimal (kVa)
pemanfaatan gas buang maupun Gardu UI 1 Trafo 1 335
pendinginan udara masuk, sehingga (Rektorat) Trafo 2 146
memiliki efisiensi termal yang tinggi dan Gardu UI 2 Trafo 1 370
menghasilkan daya output yang tinggi.
(FKM) Trafo 2 751
5. Melakukan perhitungan heat balance
secara general. Gardu UI 3 Trafo 1 43
(Balairung)
2. Metode Penelitian dan Perancangan Gardu UI 4 Trafo 1 54
(FMIPA) Trafo 2 326
Menentukan Tujuan Penelitian
Gardu UI 5 Trafo 1 517
Identifikasi Masalah Observasi Lapangan
(Teknik Belakang)
Gardu UI 6 Trafo 1 721
(Teknik Depan Gd. GK) Trafo 2 692
Studi Literatur Perancangan Analisis dan Kesimpulan Gardu UI 7 Trafo 1 70
(Farmasi) Trafo 2 146
Gardu UI 8 Trafo 1 644
Gambar.1. Alur Penelitian
(PSJ) Trafo 2 418
2.1. Observasi Lapangan Gardu UI 9 Trafo 1 377
19 Medical Services 5,000 1,667
(Psikologi) Trafo 2 348
20 Asrama Perawat 5,120 171
Gardu UI 10 Trafo 1 162
(320 unit)
(Psikologi) Trafo 2 263
21 Hotel (200 unit) 5,000 333
Gardu UI 11 Trafo 1 213
22 Convention 1,000 17
(Perpus Lama) Trafo 2 198
Center
Gardu UI 12 (Pusgiwa UI) 65
23 UI Student 31,200 1,040
Ekonomi Baru 342
Housing (1950
Perpustakaan Baru 2000
unit)*
Total Daya Maksimal 9201
24 Town Houses 28,800 960
Berdasarkan master plan pengembangan
(800 unit)
kampus UI pembangunan akan berlanjut hingga
tahun 2025, sehingga kebutuhan akan daya listrik Total 653,650 44,897
masih akan terus meningkat seiring dengan
pembangunan di kampus UI hingga tahun 2025.
Perkiraan kebutuhan daya total yang akan dibangun 2.2. Perancangan PLTG
hingga tahun 2025 adalah sebagai berikut :
2.2.1. Desain PLTG
Tabel 2. Kebutuhan Listrik Universitas Indonesia sampai Tahun
2025 Pada perancangan PLTG yang dilakukan
digunakan sistem pendinginan udara masuk
kompresor
No Nama dengan absorption
Bangunan chiller. Proses
Luas Bangunan perancangan dilakukan, dengan menggunakan software Cycle tempo.
Kebutuhan
Berikut adalah hasil perancangan
(m2) yang telah dilakukan:
Listrik (KVA)
1 Extension MIPA 7,600 253
2 FASILKOM 20,000 667
3 Health Science 8,000 267
Center
4 Kedokteran* 28,800 960
5 FKG* 20,000 667
6 Fasilitas Bersama 8,000 133
FK FKG
7 Liberal Art 24,000 800
College*
8 Univ Graduate & 24,000 1,333
Research Center
9 FIK 10,000 333
10 Lecture Teathre 10,000 167
11 Undergraduate 10,000 444
Library
12 Extension FT 37,000 1,2333
13 UI College* 120,000 4,000
14 Academic 22,130 1,229
Community
15 UI International 150,000 5,000
Program
16 Public Hospital 32,000 10,667
17 Rumah Sakit ( 36,000 12,000
Kamar dan
Services )*
18 Laboratorium 10,000 556
Gambar 3. Desain PLTG dengan Absorption Chiller

2.2.2. Perhitungan Daya PLTG Simple Cycle b. Evaporator


Tabel 4. Properties pada Evaporator
Temperatur Tekanan Enthalpy
(0C) (P) (h)
Titik 3 5 0,8725 173,8
(Saturated)
Titik 4 (Uap 5 0,8725 2510,1
Jenuh)
*nilai enthalpy didapatkan dari Tabel
Saturated Water, h3 = h2 = 173,8 kW

()
()

Gambar 4. Hasil Perhitungan PLTG Simple Cycle
c. Condenser
Tabel 3. Daya dan Efisiensi Hasil Perhitungan PLTG T1 = 900 C T2 = 410 C
Simple Cycle
P1 = 8 kPa P2 = P1 = 8 kPa
Apparatus Efisiensi (%) Daya (kW) h1 = 2668,7 kJ/kg h2 = 173,8
Kompresor 90 32023,16 kJ/kg
nilai enthalpy didapat dari Tabel Saturated
Turbin 90 54371,15
Water
Generator 95 21320,59 mr = 0,44 kg/s
()
()
2.2.3. Perhitungan Heat Balance pada
Absorption chiller
Air Pendingin
Tcw3 = 370 C
Mcw = 15 kg/s  Asumsi

()

d. Absorber
Tcw1 = 320 C
Tcw2 = 19,770 C
T4 = 50 C
P4 = 0,8725 kPa
h4 = 2510,1 kJ/kg
T6 = 900 C
Gambar 5. Skema Absorption chiller
Xss = 0,65  Asumsi
mss = 2 kg/s  Asumsi
a. Cooling Coil
Ta1 = 300 C
Keseimbangan aliran massa total
Ta2 = 150 C
cpa = 1,007 kJ/kg.K
ma = 67,3 kJ/kg

()
Keseimbangan konsentrasi LiBr

Kalor pada Absorber


() Tabel 6. Daya dan Efisiensi Hasil Perhitungan PLTG dengan
Absorption Chiller

Apparatus Efisiensi (%) Daya (kW)


Kompresor 90 31918,02
Turbin 90 57534,25
Generator 95 24335,41

e. Generator Daya pemakaian sendiri pada sistem

 Absorption Chiller = 72.35 kW


 Cooling Water = 19.9 kW
Maka Daya netto yang dihasilkan
()

()
f. COP

2.2.5. Analisis Hasil Perancangan

27500 24243,16
25000
21230,59
Tabel 5. Hasil Perhitungan Heat Balance pada Absorption 22500
Chiller 20000
17500
Heat Exchanger Nilai Kalor (Q) (kW) 15000
12500
Cooling Coil 1016.67 10000
7500
Evaporator 1016.67
5000
Condenser 1085.58 2500
0 PLTG Simple CyclePLTG dengan
Absorber 770.49
Absorption Chiller
Generator 840.28

COP 1.21 Gambar 7. Grafik Perbandingan daya PLTG Simple Cycle dan
PLTG dengan Absorption chiller

2.2.4. Perhitungan Daya PLTG


50
42,16
40 36,92

30
20
10
0

PLTG Simple Cycle PLTG dengan


Absorption Chiller

Gambar 8. Grafik Perbandingan Efisiensi PLTG Simple Cycle


dan PLTG dengan Absorption chiller
Gambar 6. Hasil Perhitungan PLTG dengan Absorption chiller
2.2.6. Analisis Kebutuhan Lahan

Dimensi dari turbin gas sebesar: 2.2.7. Analisis Heat rate


- Panjang : 10.3 m
- Lebar : 3.7 m Tabel 7. Nilai Heat rate Pembangkit
- Tinggi : 3.6 m
2 Heat rate
Luas lahan yang dibutuhkan: 38.11 m Jenis Pembangkit
kJ/kWh kcal/kWh BTU/kWh

Dimensi dari HRSG: PLTG Simple Cycle 8690.25 2076.97 8238,35


- Panjang : 1.5 kali panjang turbin gas = 15.45 m PLTG dengan
Absorption chiller 8494 2030.28 8053.15
- Lebar : 4 m
- Tinggi : 7 m
2
Luas lahan yang dibutuhkan: 61.8 m 2.2.8. Analisis Kebutuhan Bahan Bakar

Dimensi dari Absorption chiller:


- Panjang : 7 m
- Lebar : 3 m
- Tinggi : 3.5 m ⁄
Luas lahan yang dibutuhkan: 21 m2
Kebutuhan lahan untuk suatu pembangkit
tidak hanya pada mesin utama yang menghasilkan 2.2.9. Perhitungan dan Analisis Finansial
daya. Namun, juga harus memperhitungkan
kebutuhan lahan untuk lainnya, seperti Control Setelah didapatkan hasil perancangan,
Room, Kantor, Akses jalan menuju Unit, dan Lahan kebutuhan bahan bakar, kebutuhan lahan, dan nilai
Parkir. Apabila dijabarkan, maka kebutuhan lahan heat rate dari pembangkit, bisa dilakukan analisis
tambahan pada lokasi PLTG antara lain : finansial dari pembangkit listrik yang dirancang.
- Kantor dan Control Room (dua lantai) Untuk melakukan analisis finansial diperlukan data
- Panjang = 13 m – data mengenai overnight capital cost, operation
- Lebar =5m & maintenance, dan harga gas alam.
- Tinggi = 10 m
Tabel 8. Biaya Pembangunan dan Operasional Pembangkit
- Lahan Parkir Listrik
- Panjang = 15 m
- Lebar =7m
- Lebar Jalan Akses Kendaraan = 4 m Unit EPC Cost Fixed O&M Variable O&M
Apabila digambarkan dalam bentuk Pembangkit ($/kW) ($/kW) ($/MWh)
skema, maka lahan yang dibutuhkan untuk
dibangun PLTG dan kebutuhan lainnya adalah PLTG 676
sebagai berikut : 7.04 3.6
Absorption 800
chiller

(US Energy Information Administration, 2013)

Dengan mengasumsikan bahwa pembangkit


listrik beroperasi capacity factor 80% dan harga gas
alam sebesar US$ 6/MMBTU, maka biaya
pembangunan dan operasional pembangkit listrik
adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Hasil Perhitungan Biaya Pembangkit Listrik

Gambar 9. Skema Penggunaan Lahan untuk PLTG


Parameter Nilai
Daya Pembangkit (kW) 24,335.41 (Rp/kWh)

Kapasitas Pendinginan (kW) 1,016.57 Recovery Cost 84.91

Heat rate (BTU/kWh) 8,053.15 O&M Fixed Cost 11.09

EPC Cost (Rp) 189,903,924,760 Fuel Cost 533.53

O&M Variable 39.75


Fixed O&M (Rp/tahun) 188,453,450
Cost

Variable O&M (Rp/tahun) 6,753,485,110 Total Tariff 669.28

Biaya Bahan Bakar (Rp/tahun) 90,644,677,426

Tabel 13. Perbandingan Biaya Listrik UI


Total Biaya Operasional 99,282,696,686
(Rp/tahun)
Harga Biaya per Tahun
Perbandingan
(Rp/kWh) (Rp)
Listrik PLN 1352 288,216,915,043.20
Tabel 10. Parameter-parameter Analisis Finansial Listrik PLTG 1170 249,418,484,172.00

Parameter Nilai Penghematan


Dalam Rupiah (Rp) Dalam Persen (%)
Project Lifetime (Tahun) 20
38,798,430,871.20 13.47
Tarif Penjualan Listrik (Rp) 1170

Porsi Pinjaman (%) 65

Porsi Ekuitas (%) 35

Interest Rate (%) 13.5

Rate of Return (%) 18


Perbandingan Biaya Listrik
PLN dan PLTG
Grace Period (Tahun) 2
3,5E+11
Repayment Period (Tahun) 6
288.216.915.043,20
3E+11
249.418.484.172,00
2,5E+11
Dengan data – data yang tercantum pada
2E+11
table di atas, dapat dilakukan analisis finansial
1,5E+11
dengan menggunakan software Microsoft Excel.
1E+11
Analisis tersebut mengasumsikan lifetime 5E+10
pembangkit selama 20 tahun, repayment period 0
selama 6 tahun, dan tarif penjualan listrik sebesar
Rp1100.

Tabel 11. Hasil Analisi Finansial Listrik PLN Listrik PLTG


Parameter Nilai
Gambar 10. Grafik Perbandingan Biaya Listrik PLN dan PLTG
Weighted Average Cost of 15.08
Capital (%) Berdasarkan tabel dan grafik di atas, maka
apabila kita menggunakan listrik mandiri dengan
PLTG dengan Absorption chiller, maka bisa
Net present value (Rp) 15,114,334,573
dilakukan penghematan sebesar Rp
19.46
38,798,430,871.20 per tahun. Hal ini sudah jelas
Internal Rate of Return (%)
mengapa menggunakan listrik secara mandiri
Payback Period (Tahun) 3.55 dengan PLTG dengan Absorption Chiller lebih baik
daripada menggunakan listrik PLN.

Tabel 12. Komponen Tarif Listrik

Komponen Biaya Unit Energi


1. Diperlukan perancangan dan perhitungan
setiap komponen pada PLTG dan Absorption
chiller untuk hasil perancangan yang lebih.
3. Kesimpulan dan Saran 2. Diperlukan analisa finansial yang lebih
matang sebelum pembangunan dilakukan.
3.1. Kesimpulan 3. Diperlukan simulasi aliran fluida, baik udara,
gas, gas buang, refirgerant, dan absorber yang
Berdasarkan studi yang telah dilakukan melewati setiap komponen pada sistem PLTG
tentang kebutuhan listrik di Indonesia dan hasil yang dirancang untuk didapatkan data
perancangan yang telah dilakukan, maka dapat temperatur dan tekanan terhadap waktu.
disim7.pulkan
1. Kebutuhan listrik di Universitas Indonesia
akan selalu meningkat hingga tahun 2025 Daftar Pustaka
seiring dengan pembangunan yang sedang
berlangsung, sehingga dibutuhkan tambahan Garniwa, Iwa, et. all. (2010). Recana Induk Sistem
daya listrik sebesar 45 MVA, dengan pasokan Kelistrikan Universitas Indonesia 2010 – 2025.
daya sebesar 23150 kVA harus dipenuhi Universitas Indonesia
hingga tahun 2015, sehingga sudah Kulshrestha, S.K., et. all. (1999). Termodinamika
direncanakan tambahan gardu untuk Terpakai, Teknik Uap dan Panas. Jakarta: UI Press
memenuhi kebutuhan listrik hingga tahun
2015. Dengan kata lain masih dibutuhkan Dietzel F,. et all. (1980). Turbin Pompa dan
daya tambahan sebesar 21727 kVA hingga Kompresor. Jakarta: Erlangga
tahun 2025.
2. Sebagai alternatif untuk memenuhi daya Ibrahim, T. K. et. all. (2010). Improvement of Gas
tambahan hingga tahun 2025 dapat dibangun Turbine Performance Based on Inlet Air Cooling
pembangkit listrik tenaga gas. System. University Malaysia Pahang
3. Desain PLTG yang dirancang menggunakan Moran, Michael J., et.all. (2003). Termodinamika
sistem Absorption chiller sebagai sistem Teknik Jilid 2.Jakarta: Erlangga
pendinginan udara masuk kompresor dengan
memanfaatkan gas buang dari turbin gas, Stoecker, Wilbert F., et. all. (1989). Refrigerasi dan
sehingga efisiensi dari sistem PLTG bisa Pengkondisian Udara. Jakarta: Erlangga
meningkat.
4. Terjadi penghematan pengeluaran untuk biaya Arora, C.P. (2000). Refrigeration and Air
listrik sebesar 38,798,430,871.20 apabila Conditioning. New Delhi: McGraw Hill
menggunakan listrik dari PLTG.
Wang, Shan K. (2000). Handbook of Air
5. Adanya peningkatan efisiensi pada PLTG
Conditioning and Refrigeration. New York:
sebesar x dan peningkatan daya sebesar
McGraw Hill
3,014.98 kW setelah menggunakan sistem
pendingin udara masuk kompresor, Sutriyanti, H., Sarwono, Prawoto. (2002).
absorption chiller. Pengembangan Small Single Effect Absorption
6. Penggunaan sistem pendingin udara masuk chiller dengan Daya Pendinginan 10 kW. Serpong:
kompresor dengan absorption chiller sangat Puspitek
ideal karena dapat menurunkan udara masuk
kompresor tanpa harus menambah banyak Kavanaugh, Stephen P. (2005). HVAC Simplified.
daya pemakaian sendiri pada equipment Atlanta: American Societry of Mechanical
tambahan PLTG. Engineering
7. Pembangunan pembangkit listrik mandiri di
Giatman, M. (2011). Ekonomi Teknik. Jakarta :
Universitas Indonesia layak dibangun dari
Rajawali Pers.
segi finansial dan dapat menghemat
pengeluaran untuk biaya listrik UI.

3.2. Saran
Dalam perancangan tahap selanjutnya, ada
beberapa saran yang menurut penulis penting untuk
hasil yang lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai