PENDAHULUAN
(biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila
bocor. Ethanol yg terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air. Ethanol adalah
bahan bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan
1
dalam bensin. Dengan mencampur ethanol dengan bensin, akan mengoksigenasi campuran
bahan bakar sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang
(seperti karbonmonoksida/CO).
Makalah ini akan membahas mengenai definisi fermentasi, proses fermentasi,
klasifikasi fermentasi, aplikasi dalam fermentasi dan lain sebagainya.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:
a. Mengetahui pengertian fermentasi
b. Mengetahui proses fermentasi
c. Mengetahui klasifikasi fermentasi
d. Mengetahui faktor yang mempengaruhi fermentasi
e. Mengetahui aplikasi dalam fermentasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Reaksi antara air dan pati ini berlangsung sangat lambat sehingga diperlukan bantuan
3
katalisator untuk memperbesar kereaktifan air. Katalisator ini bisa berupa asam maupun
enzim katalisator asam yang biasa digunakan adalah asam klorida, asam nitrat dan asam
sulfat. Dalam industri umumnya digunakan asam klorida sebagai katalisator. Pemilihan ini
didasarkan bahwa garam yang terbentuk setelah penetralan hasil merupakan garam yang
tidak berbahaya yaitu garam dapur.
Proses fermentasi terdiri atas glikolisis dan reaksi yang menghasilkan NAD+ melalui
transfer elektron dari NADH ke piruvat. Glikolisis merupakan proses pengubahan 1
molekul glukosa menjadi 2 molekul piruvat. Pada fermentasi alkohol, piruvat diubah
menjadi etanol (etil alcohol) dalam dua langkah. Langkah pertama yaitu dengan
melepaskan karbondioksida dari piruvat selanjutnya diubah menjadi senyawa asetaldehida
4
berkarbon dua. Langkah kedua asetaldehida direduksi oleh NADH menjadi etanol
(Campbell dkk, 2002).
Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu:
a. Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass)
Produksi komersial dari biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast untuk
industri roti, dan produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan manusia dan
hewan.
5
dihasilkan dalam jumlah besar dan mudah untuk meningkatkan produktivitas bila
dibandingkan dengan tanaman atau hewan.
b. Mikroorganisme
Pemilihan mikroorganisme biasanya didasarkan pada jenis karbohidrat yang
digunakan sebagai medium. Sebagai contoh untuk memproduksi alcohol dari pati dan gula
digunakan S. cerevisiae dan kadang-kadang juga digunakan S. elliopsoides, untuk bahan-
bahan yang mengandung selulosa yaitu dengan menggunakan Candida shehatae,
Clostridum thermocellum, aspergillus sp dan lain-lain. Seleksi tersebut bertujuan untuk
mendapatkan mikroorganisme yang mampu tumbuh dengan cepat dan mempunyai
toleransi terhadap konsentrasi gula yang tinggi serta mampu menghasilkan alcohol dalam
jumlah yang banyak dan tahan terhadap alcohol sebagai daya tolak umpan balik
(Budiyanto, 2004).
c. Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroorganisme yang dominan ketika
fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme mempunyai suhu pertumbuhan yang maksimal, suhu
6
pertumbuhan minimal, dan suhu optimal yakni suhu yang memberikan terbaik dan
perbanyakan diri tercepat.
e. Waktu
Laju perkembangan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya.
Pada kondisi bagus, bakteri akan membelah sekali setiap 20 menit. Untuk beberapa bakteri
memilih waktu generasi yakni selang waktu antara pembelahan, bisa dicapai selama 20
menit. Kalau waktu generasinya 20 menit pada kondisi yang cocok sebuah sel bisa
menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam.
b. Tempe
Tempe adalah hasil fermentasi dari kacang kedelai dengan menggunakan jamur-
jamur dari genus Rhizoporus. Selain banyak kandungan proteinnya, tempe juga gampang
7
dicerna tubuh. Karena saat proses fermentasi, jamur Rhizopus telah menghasilkan enzim
protease dan enzim lipase yang menguraikan beberapa zat makanan menjadi senyawa
sederhana yang mudah dicerna tubuh.
c. Oncom
Oncom merupakan hasil fermentasi dari ampas tahu dengan menggunakan jamur
Neurospora Sitophila. Jamur ini memproduksi beberapa enzim yang mengakibatkan
oncom menjadi lebih lunak dan empuk.
d. Tape
Tape juga dihasilkan dari proses fermentasi. Ada banyak bahan yang bisa digunakan
untuk membuat tape, seperti singkong, ketan hitam, ketan putih dan lain sebagainya.
Nantinya, bahan tersebut akan mengalami fermentasi dengan bantuan ragi. Prosesnya
berlangsung sekitar 2 sampai 3 hari.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
a) Fermentasi merupakan suatu proses untuk mengubah bahan baku menjadi suatu
produk oleh mikroba.
b) Proses fermentasi merupakan proses biokimia dimana terjadi perubahan-perubahan
atau reaksi-reaksi kimia dengan pertolongan jasad renik penyebab fermentasi
tersebut bersentuhan dengan zat makanan yang sesuai dengan pertumbuhannya.
Akibat terjadinya fermentasi sebagian atau seluruhnya akan berubah menjadi alkohol
setelah beberapa waktu lamanya.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain ialah: tingkat keasaman
(pH), mikroorganisme, suhu, waktu dan medium ( makanan / nutrisi)
3.2 Saran
Untuk tercapainya hasil pembelajaran yang di inginkan dari materi fermentasi,
penulis menghimbau agar memperdalam materi terkait dengan referensi-referensi atau
bahan bacaan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane, B.R. dan Lawrence, G.M. 2002. “Biologi.” Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Fardiaz, Srikandi. 1992. “Mikrobiologi Pangan I.”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://catatankecilanaknegeri.blogspot.com/2015/04/biomassa-cair-biofuel-bioetanol
dan.html
Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyanti. 2006. “Dasar-dasar Biokimia.” Jakarta: UI Press.
Trismilah dan Sumaryanto. 2005. “Pengaruh Kadar Nitrogen dalam Media pada
Pembuatan Protease Menggunakan Bacillus Megaterium Dsm 319.” Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia. Vol. 3, No. 1, Hal: 9-12.
10