Klinis; Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi yang
berhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis dapat
dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat
dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
Biokimia Pemeriksaan disebut juga cara laboratorium, yang digunakan untuk mendeteksi adanya
defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan
biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif
terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan
fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi yang
spesifik Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia statis dan uji
gangguan fungsional (Baliwati, 2004).
Biofisik Pemeriksaan; Biofisik Pemeriksaan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan dalam
keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2005).
Dan penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung adalah sebagai berikut,
Survei Konsumsi Makanan; Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat
dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis
pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang
maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).
Statistik Vital; Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data
mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut umur
tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit
infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
Faktor Ekologi; Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat
terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan
budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah
(malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi
(Supariasa, 2005).
SHARE
3 YEARS AGO
RECENT STORIES
SOCIOPOLITICA
1 month ago
WORDS
Lepas
Lepas bagiku adalah sebuah doa, agar kita senantiasa dimampukanNya untuk bisa melepaskan segala hal
di hidup kita yang memang sudah…
1 month ago
BEVERAGECULINARYeREVIEWFOOD
Othman’s Coffee & Brew, Coffee Shop Di Cempaka Putih, Jakarta Pusat
Bagi pecinta kopi, cafe ini mungkin dapat menjadi salah satu pilihan untuk nongkrong. Bertempat di
bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat,…
2 months ago
KUSUMADEWA CLANSOUNDCLOUD
2 months ago
HEALTHCAREMEDICINE
The Glasgow Coma Scale (GCS) is a neurological scale which aims to give a reliable and objective way of
recording…
2 months ago
HEALTHCAREMEDICINE
The Glasgow Outcome Score (GOS) is a scale of patients with brain injuries, such as cerebral traumas that
groups victims…
2 months ago
Penilaian status gizi secara klinis merupakan metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya digunakan untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu
atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
Riwayat medis dan pengujian fisik merupakan metode klinis yang digunakan untuk mendeteksi
tanda-tanda (pengamatan yang dibuat oleh dokter) dan gejala-gejala (manifestasi yang dilaporkan oleh
pasien) yang berhubungan dengan malnutrisi. Tanda-tanda atau gejala ini sering tidak spesifik dan hanya
berkembang selama tahap deplesi (pengosongan cadangan zat gizi dalam tubuh) yang sudah
parah.karena alasan tersebut, diagnosis defisiensi gizi tidak boleh mengandalkan hanya pada metode
klinis sebenarnya yang diinginkan adalah upaya untuk mendeteksi defisiensi zat gizi marginal, yaitu
sebelum berkembangnya sindrom klinis.oleh karena itu metode laboratorium harus digunakan sebagai
pelengkap metode klinis.
Tanda dan gejalanya yang dibedakan antara kwashiorkor dan marasmus. Tanda dan gejala kwahasiorkor
adalah pembengkakan kaki dan tangan, wajah sembab, otot kendur rambut kemerahan dan mudah
putus, muka seperti bulan, tanda dan gejala marasmus adalah berat badan kurang menurut umurnya,
muka seperti orang dewasa, kulit keriput, rambut berwarna kemerahan dan agak jarang, kelihatan sangat
kurus dan tinggal tulng, diikuti dehidrasi.
Tanda dan gejala buta senja (pada senja hari kemampuan melihat berkurang), Xerophtalmia (kelainan
pada mata)
Tanda dan gejala seperti cepat lelah, napas pendek, denyut jantung kencang, susah buang air besar,
nafsu makan kurang, kepala pusing, mata berkunang-kunang, serta pucat pada wajah, bibir, telapak
tangan, telapak kaki, kuku, dan lipatan pelupuk mata sebelah dalam.
4. Kurang iodium
Tanda dan gejala seperti pembesaran kelenjar gondok, ganggun pertumbuhan fisik, hambatan mental,
bisu-tuli/ kurang vitamin C, gusi membengkak, kemerahan, mudah berdarah bila ditekan
Tanda dan gejala seperti bibir pecah-pecah, sudut bibir luka sobek, kulit sekitar hidung yang kering dan
kasar berbintik-bintik, kornea mata banyak terdpat urat darah halus
Gejalah defisiensi suatu nutrient sering sama dengan defisiensi nutrient yang lain. Contoh:
angularstomatis merupakan gejala defisiensi dan riboflavin, niasin, biotin, B6, atau Fe.
2. Tanda-tanda fisik ganda akibat ada defisiensi nutrien yang lain. Contoh defisiensi folat diinduksikan
oleh defisiensi vitamin B12 akibat penurunan aktivitas metionin sintetase (aktivitasnya membutuhkan
metilkobalmin dalam siklus metilasi)
Contohnya yaitu: hepatomegaly merupakan tanda PEM atau PEM dalam masa penyembuhan
Contohnya yaitu pemeriksaan yang belum berpengalaman menyatakan suatu gejala itu ringan, namun
oleh pemeriksa yang sudah berpengalaman menyatakan berat.
5. Penyakit dengan etiologi yang sama namun pola gejalanya berbeda pada tiap penderita oleh karena
adanya:
a. Faktor genetik
b. Level aktivitas
c. Lingkungan
d. Pola makan
e. Umur
Contoh : defisiensi vitamin D pada anak-anak gejalanya adalah riketsia sedangkan papa orang dewasa
gejalanya adalah osteomalasia
a. Relative murah
http://enjeliaaring.blogspot.com/2016/11/penilaian-status-gizi-klinis.html?m=1