Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadia Khadijah

NIM : P07131118141

Prodi : D3 Gizi Tk 2

Mata Kuliah : Penilaian status gizi

1. Pengertian Penilaian Status Gizi secara Klinis

 Studi klinis yang menilai tanda dan gejala fisik dari kesehatan gizi atau penyakit.

 Klinis; Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan


perubahan yang terjadi yang berhubungan erat dengan kekurangan maupun
kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel
yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan
permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Penilaian status gizi secara klinis merupakan metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya digunakan untuk survei klinis secara cepat
(rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

Riwayat medis dan pengujian fisik merupakan metode klinis yang digunakan
untuk mendeteksi tanda-tanda (pengamatan yang dibuat oleh dokter) dan gejala-gejala
(manifestasi yang dilaporkan oleh pasien) yang berhubungan dengan malnutrisi. Tanda-
tanda atau gejala ini sering tidak spesifik dan hanya berkembang selama tahap deplesi
(pengosongan cadangan zat gizi dalam tubuh) yang sudah parah.karena alasan tersebut,
diagnosis defisiensi gizi tidak boleh mengandalkan hanya pada metode klinis sebenarnya
yang diinginkan adalah upaya untuk mendeteksi defisiensi zat gizi marginal, yaitu
sebelum berkembangnya sindrom klinis.oleh karena itu metode laboratorium harus
digunakan sebagai pelengkap metode klinis.

2. Kelebihan dan Kelemahan dari penilaian status gizi secara klinis

 Kelebihan dari penentuan status gizi secara klinis yaitu:


a. Relative murah

b. Tidak memerlukan tenaga khusus

c. Sederhana, cepat dan mudah diinterpretasikan

d. Tidak perlu memerlukan peralatan yang rumit

 Kelemahan-kelemahan dalam penilaian klinis yaitu:

1. Gejala yang tidak spesifik

Gejalah defisiensi suatu nutrient sering sama dengan defisiensi nutrient


yang lain. Contoh: angularstomatis merupakan gejala defisiensi dan riboflavin,
niasin, biotin, B6, atau Fe.

2. Tanda-tanda fisik ganda akibat ada defisiensi nutrien yang lain.

Contoh defisiensi folat diinduksikan oleh defisiensi vitamin B12 akibat


penurunan aktivitas metionin sintetase (aktivitasnya membutuhkan metilkobalmin
dalam siklus metilasi)

3. Gejalah dua arah (defisiensi atau perbaikan)

Contohnya yaitu: hepatomegaly merupakan tanda PEM atau PEM dalam masa
penyembuhan

4. Tidak konsisten dalam pemeriksaan

Contohnya yaitu pemeriksaan yang belum berpengalaman menyatakan suatu


gejala itu ringan, namun oleh pemeriksa yang sudah berpengalaman menyatakan
berat.

5. Penyakit dengan etiologi yang sama namun pola gejalanya berbeda pada tiap penderita
oleh karena adanya:

a. Faktor genetik

b. Level aktivitas

c. Lingkungan

d. Pola makan

e. Umur

f. Derajat dan kecepatan timbulnya malnutrisi


Contoh : defisiensi vitamin D pada anak-anak gejalanya adalah riketsia sedangkan
pada orang dewasa gejalanya adalah osteomalasia

3. Tanda – tanda yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi

a. Anemia

Tanda dan gejala seperti cepat lelah, napas pendek, denyut jantung
kencang, susah buang air besar, nafsu makan kurang, kepala pusing, mata
berkunang-kunang, serta pucat pada wajah, bibir, telapak tangan, telapak kaki,
kuku, dan lipatan pelupuk mata sebelah dalam.

b. Kurang Vitamin A

Tanda dan gejala buta senja (pada senja hari kemampuan melihat
berkurang), Xerophtalmia (kelainan pada mata)

c. Kurang energi dan protein

Tanda dan gejalanya yang dibedakan antara kwashiorkor dan marasmus.


Tanda dan gejala kwahasiorkor adalah pembengkakan kaki dan tangan, wajah
sembab, otot kendur rambut kemerahan dan mudah putus, muka seperti bulan,
tanda dan gejala marasmus adalah berat badan kurang menurut umurnya, muka
seperti orang dewasa, kulit keriput, rambut berwarna kemerahan dan agak jarang,
kelihatan sangat kurus dan tinggal tulng, diikuti dehidrasi.

d. GAKY

Tanda dan gejala seperti pembesaran kelenjar gondok, ganggun


pertumbuhan fisik, hambatan mental, bisu-tuli/ kurang vitamin C, gusi
membengkak, kemerahan, mudah berdarah bila ditekan

Sumber : http://enjeliaaring.blogspot.com/2016/11/penilaian-status-gizi-klinis.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai