PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui Bagaimana Filosofi, Visi dan Misi di ruangan ?
2 Agar mahasiswa mengetahui 10 Standart Asuhan Keperawatan, 10 Standar
3
4
5
6
7
8
9
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dikembangkan oleh The National Diabetes Data Group of the National Institutes of
Health (USA) dengan masukan dari Word Health Organization tahun 1985 adalah:
Perbandingan Keadaan DM Tipe 1 dan DM Tipe 2
DM Tipe 1
1. Sel pembuat insulin rusak
DM Tipe 2
1. Lebih sering dari tipe 1
seumur hidup
5. Bahkan turunan tapi autoimun
dengan kegemukan
5. Komplikasi
kalau
(trigger)
tidak
terkendali
Etiologi Penyakit
a.
Diabetes Melitus
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang
peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai
kemungkinan etiologi DM yaitu :
1.
Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
2.
Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat
3.
4.
b.
III.
Klasifikasi
Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu :
Derajat 0
: Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti claw,callus .
Derajat I
: Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II
: Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III
: Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV
: Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanp a
selutis.
Derajat V
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
9.
dengan
Intevensi
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah ke jaringan perifer
Tujuan
: setelah dilakukan asuham keperwatan 2x24 jam diharapakan
sirkulasi darah perifer dapat stabil atau terkontrol
Kriteria Hasil
:
a. Inflamasi berkurang dan nadi perifer teraba
b. Kulit terasa hangat
c. Klien dapat menunjukkan keadaan yang rileks
Intervensi
Awasi tanda-tanda vital
Rasional
Indikator
keadekuatan perfusi
Penurunan perfusi mengakibatkan bercak :
umum
status
sirkulasi
dan
sirkulasi
pada
dari
jantung
selama
menit.
dengan
ahli
gizi
akan
menurunkan
sirkulasi
sesuai program
darah dan pergusi jaringan
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Mencegah pembentukkan trombus tanpa
antikoagulasi
peningkatan
resiko
pendarahan
pasca
operasi/pembentukkan hematoma
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat
pembedahan (post op amputasi femur sinistra)
Tujuan
: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam nyeri
klien dapat hilang/terkontrol
Kriteria hasil
:menyatakannyeri hilang dan klien tampak rileks
Intervensi
Rasional
Observasi dan catat lokasi, beratnya (skala Membantu membedakan penyebab nyeri
0-10) dan karakter nyeri
Tinggikan
bagian
meninggikan
kaki
yang
dan
sakit
tempat
memberikan
kemajuan
atau
perbaikkan
terjadinya
komplikasi
dan
tentang
penyakit,
keefektifsn
intervensi
dengan Mengurangi terbentuknya edema dengan
tidur
informasi
dan
tekanan
kulit
atau
imajinasi,visualisasi,
memusatkan
napas dalam
koping
Berikan pijatan lembut pada punting sesuai Menibgkatkan
sirkulasi
menurunkan
Antikolinergik: atropi
Antibiotic: ceftiaxon
komplikasi(misalnya
hidrogen
kulit
peroksida
Pengertian
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa
kurang dari 50 mg/%. Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi
adalah:
1. Diabetes melitus
8. Bayi
2. Parenteral nutrition
dengan
ibu
yang
ketergantungan narkotika
3. Sepsis
9. Luka bakar
4. Enteral feeding
5. Corticosteroid therapi
7. Bayi
dengan
kecil
masa
kehamilan
14.
15. Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
1. Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar
ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga
terjadi hiperinsulin.
2. Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi
mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan
glikogen.
3. Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi
peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
4. Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau
metabolism insulin terganggu.
16.
17.
18.
19.
20.
21. ASUHAN KEPERAWATAN
22. Fokus Pengkajian
23. Data dasar yang perlu dikaji adalah :
1.
Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih
sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain
sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
2.
Riwayat :
1. ANC
7. Sepsis
2. Perinatal
8. Enteral feeding
3. Post natal
9. Pemakaian
4. Imunisasi
therapi
10. Ibu
keluarga
6. Pemakaian parenteral nutrition
yang
Corticosteroid
memakai
atau
ketergantungan narkotika
11. Kanker
2.
3.
4.
1.
Resiko
komplikasi
berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental,
gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
17. Rencana tindakan:
1.
2.
3.
4.
Monitor kesadaran
5.
6.
7.
8.
9.
Resiko
Rencana keperawatan
Pengertian
27.
insulin absolute atau relative dan peningkatan hormon kontra legulator (glukagon,
katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan), yang menyebabkan keadaan
hipergilkemi (Brunner and Suddart, 2002).
28.
diabetes mellitus berat yang disifati oelh adanya trias hiperglikemi, asidosis, dan
ketonemi (Adam, 2001).
29.
defisiensi hormone insulin yang tidak dikenal dan bila tidak mendapat pengobatan
segera akan menyebabakan kematian (Arif Mansjoer, 2001).
30.
31.
32.
Etiologi
33.
2.
3.
34.
35.
ASUHAN KEPERAWATAN
36. Pengkajian
37.
prinsip skala prioritas : Airway (A), Breating (B), Circulation (C), dan pengkajian
esensial yang lain.
1. Anamnesa
2. Keluhan utama
38. Datang dengan atau tanpa keluhan Poliuria, Polidipsi, Polifagi; lemas, luka sukar
sembuh atau adanya koma/penurunan kesadaran dengan sebab tidak diketahui. Pada
lansia dapat terjadi nepropati, neurophati atau retinophati, serta penyakit pembuluh
darah.
3. Riwayat penyakit sekarang
39. Berapa berat keluhan yang dirasakan
4. Riwayat penyakit dahulu
40. Penyakit DM yang tertanggulangi maupun tidak terdiagnosis. Penyakit
hipertensi dan pankreatitis kronik.
41.
5. Riwayat penyakit keluarga
42. DM dan penyakit jantung pada anggota keluarga.
6. Riwayat psikososial spiritual
a. Persepsi klien tentang penyakitnya
b. Apakah penyakit tersebut menggangu jiwanya
7. Pengkajian pola fungsional
a. Aktivitas/istirahat
43. S :
Lemah, lelah, kejang otot, gangguan istirahat tidur
44.
O :
kekuatan otot.
b. Sirkulasi
45. S : Riwayat hipertensi, penyembuhan luka yng lambat
46. O : Takhikardi, hipertensi, penurunan nadi, disritmia, kulit kering
c. Eliminasi
47. S : Poliuri, nokturia, nyeri BAK, diare
48. O : Oliiguri/anuri, urin keruh, bising usus turun
d. Makanan/cairan
49. S : Anoreksia, mual, muntah, haus
50. O : Kulit kering, turgor turun, distensi abdomen, muntah
e. Respirasi
51. S : Batuk dengan atau tanpa sputum
52. O : Takhikardi, nafas kusmaul, nafas bau aseton
f. Neurosensori
53. S :
Pusing, nyeri kepala, mati rasa, kelemahan otot, paratesia,
gangguna penglihatan
54. O :
Disorientasi, letargi, stupor, koma, gangguan memori, kejang
g. Keamanan
55. S : Kulit kering, ulserasi kulit
56. O : Panas, diaporesis, kulit pecah, penurunan ROM
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
57. Penurunan BB, nyeri abdomen, status gizi turun,
b. Sistem pernafasan
58. Nafas kusmaul, takhipneu, nafas bau aseton, vesikuler pada lapang paru.
c. Sistem integumen
59. Turgor kulit turun, kulit kering, mukosa bibir kering.
d. Sistem kardiovaskuler
60. Hipertensi
e. Sistem gastrointestinal
61. Nyeri abdomen, mual muntah, anoreksia
f. Sistem neurologi
62. Sakit kepala, kesadaran menurun
g. Sistem penglihatan
63. Penglihatan kabur
64.
65.
Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d dilatasi lambung ditandai dengan asidosis
metabolik.
b. Gangguan pola nafas tidak efektif b/d peningkatan respirasi ditandai dengan
pernafasan kusmaul
c. Gangguan keseimbangan cairan b/d dehidrasi ditandai dengan poliuri
d. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asidosis metabolik
ditandai mual, muntah, anoreksia
e. Gangguan persepsi sensori b/d viscositas mata turun ditandai dengan penglihatan
kabur
f. Intoleransi aktifitas b/d dehidrasi ditandai dengan kelemahan dan sakit kepala
g. Resiko cedera b/d suplai O2 ke otak turun ditandai dengan kesadaran menurun
66.
67. Rencana Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d dilatasi lambung ditandai dengan asidosis
metabolik.
- Tujuan
: Nyeri berkurang / hilang
- KH
: Nyeri berkurang hingga level terrendah
- Intervensi
:
1. Kaji nyeri, intensitas, karakteristik, skala, waktu
2. Monitor TTV
3. Anjurkan kurangi aktifitas yang dapat memperberat nyeri
4. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
5. Lakukan distraksi nyeri
6. Monitor keadaan umum klien
7. Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik
- Rasional
:
1. Mengidentifiakasi karakteristik nyeri merupakan faktor esensial
2. Observasi TTV dapat mengetaui keadaan umum klien
3. Penggunaan aktifitas dapat mengurangi nyeri
4. Nafas dalam adalah teknik relaxasi
5. Distraksi nyeri dapat menurunkan rangsangan nyeri
6. Keadaan umum klien dapat digunakan untuk indicator respon
7. Kolaborasi dapat mempercepat kesembuhan klien
68.
b. Gangguan pola nafas tidak efektif b/d peningkatan respirasi ditandai dengan
pernafasan kusmaul
- Tujuan
: Pola nafas teratur
- KH
: Pertahanan pola nafas efektif, tampak rilex, frekuensi nafas
-
1. Pola dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh status asam basa, status
hidrasi, status cardiopulmonal dan sistem persyarafan. Keseluruhan
faktor harus dapat diidentifikasi untuk menentukan faktor mana yang
berpengaruh/paling berpengaruh
2. Penurunan kesadaran mampu merangsang pengeluaran sputum berlebih
akibat kerja reflek parasimpatik dan atau penurunan kemampuan
menelan
3. Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang
menghasilkan kompensasi alkalosis respiratorik terhadap keadaan
ketoasidosis. Pernafasn yang berbau keton berhubungan dengan
pemecahan asam ketoasetat dan harus berkurang bila ketosis harus
terkoreksi
4. Pengaturan posisi ekstensi kepala memfasilitasi terbukanya jalan nafas,
menghindari jatuhnya lidah dan meminimalkan penutupan jalan nafas
oleh sekret yang munkin terjadi
5. Pada posisi semi fowler paru paru tidak tertekan oleh diafragma
6. Pernafasan kusmaul sebagai kompensasi keasaman memberikan respon
penurunan CO2 dan O2, Pemberian oksigen sungkup dalam jumlah yang
minimal diharapkan dapat mempertahankan level CO2
7. Evaluasi rutin konsentrasi HCO3, CO2dan O2 merupakan bentuk evaluasi
objektif terhadap keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen
69.
c. Gangguan keseimbangan cairan b/d dehidrasi ditandai dengan poliuri
- Tujuan
: Kekurangan cairan teratasi
- KH
: TTV dalam batas normal, pulse perifer dapat teraba, turgor kulit
-
dan capillary refill baik , keseimbangan urin output, kadar elektrolit normal
Intervensi :
1. Kaji riwayat pengeluaran berlebih : poliuri, muntah, diare
2. Pantau tanda vital
3. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrana mukosa
4. Ukur BB tiap hari
5. Pantau masukan dan pengeluaran, catat BJ Urine
6. Berikan cairan paling sedikit 2500 cc/hr
7. Kolaborasi:
- Berikan NaCl, NaCl, dengan atau tanpa dekstrose
- Pantau pemeriksaan laboraorium : Ht, BUN/Creatinin, Na, K
- Berikan Kalium atau elektrolit IV/Oral
- Berikan Bikarbonat
- Pasang selang NG dan lakukan penghisapan
Rasional
:
kurang
Kalium untuk mencegah hipokalemia harus ditambahkan IV. Kalium
fosfat dapat diberikan untuk menngurangi beban Cl berlebih dari cairan
lain
Diberikan dengan hati-hati untuk memperbaiki asidosis
Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah
70.
d. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asidosis
-
normal
Intervensi :
1. Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dihabiskan
3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai
indikasi
mendeteksi fluktuasi
Memantau efektifitas kerja insulin agar tetap terkontrol
Mempermudah transisi pada metabolisme karbohidrat
dan
penglihatan.
KH
: Klien mampu mengenal lingkungan secara maksimal.
Intervensi :
1. Kaji ketajaman penglihatan
2. Identifikasi perbedaan lapangan pandang.
3. Orientasikan klien dengan lingkungan sekitarnya
Rasional
:
1. Mengetahui sejauh mana gangguan ketajaman yang timbul
2. Mengetahui jarak lapang pandang klien sehinga dapat meminimalkan
terjadinya cedera
3. Meminimalkan klien cedera terhadap barang barang yang berada di
sekitarnya
72.
73.
f. Intoleransi aktifitas b/d dehidrasi ditandai dengan kelemahan dan sakit kepala
- Tujuan
: Kelemahan terhadap aktifitas minimal
- KH
: Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas, mandiri
-
maminimalkan
terjadinya cedera
6. Perubahan posisi dapat meminimalkan terjadinya kram otot dan
membuat klien nyaman (meminimalkan nyeri kepala)
7. Keluarga sangat berpengaruh terhadap kesembuhan klien
74.
g. Resiko cedera b/d suplai O2 ke otak turun ditandai dengan kesadaran menurun
- Tujuan
: Tidak terjadi cedera
- KH
: Kesadaran composmentis, suplai O2 k otak terpenuhi
- Intervensi
:
88. Mekanisme
93.
ginjal Seringkali menyebabkan hipertensi dependen
rennin
atau
dipengaruhi
natrium.
Perubahan fisiologis
olehmacamnya
penyakit
dan
Trauma
kepala
101.
akan
perfusi
serebral
Hipertensi
akibat
103.
kehamilan
104.
sering tidak menampakkan gejala dan tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini
diderita, tekanan darah pasien haru dipantau dengan interval teratur karena hipertensi
merupakan kondisi seumur hidup. Berikut ini tabel klasifikasi Tekanan Darah.
105.
106.
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah
107.
108.
109.
1. Kategori
2. Sis
3. Di
110.
(mmHg)
toli
at
111.
112.
k
oli
113.
(m
k
114.
115.
m
(m
116.
Hg
m
117.
)
H
g)
4. Optimal
5. Normal
6. Normal
hipertensi
7. Drajat I
8. Drajat 2
9. Drajat 3
10. <1
tinggi
20
17. <8
11. <1
18. <8
30
12. 13
5
19. 85
0
13
9
13. 14
0
15
9
14. 16
0
17
9
15. >1
80
16.
89
20. 90
99
21. 10
010
9
22. >1
10
118.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIPERTENSI
a. Pengkajian
1. Riwayat (auto anamnesa dan allo anamnesa)
a) Biodata
b) Keluhan utama
c) Riwayat masuk
d) Riwayat penyakit dahulu
119.
2. Pemeriksaan fisik
1) Pernafasan (Breath)
a. Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas / kerja takipnea,
ortopnea, dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat
merokok.
b. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
2) Aktivitas/ Istirahat
a. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
b. Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
3) Sirkulasi
a. Gejala :Riwayat
Hipertensi,
aterosklerosis,
penyakit
jantung
karotis,
a. Gejala:
Keluhan
pening
pening/pusing,
berdenyut,
sakit
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
122.
123.
124.
serebral,
ginjal,
jantung
umum,
diukur.
133.
Intervensi :
1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter
:frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD,
dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau
pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress,
aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
2. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan /
kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan
perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan
tingkat aktivitas individual).
3. Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen
miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang
ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja
jantung).
4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,
menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan
energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen).
5. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal
meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).
134.
Diagnosa Keperawatan 3. :
135.
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral
136.
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
137.
Kriteria Hasil: pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan
tampak nyaman.
138.
Intervensi :
1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
3. Batasi aktivitas.
4. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
5. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
6. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi
nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
139.
140.
Diagnosa keperawatan 4. :
141.
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal,
142.
143.
jantung
Pengertian
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada
seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya
defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang
sudah dikenal dan sebagainya.
149.
150.
Etiologi
Penyebab
adalah
golongan
virus
retro
yang
disebut
human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai
retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru
yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan
dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
151.
1.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2.
Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3.
Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4.
Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam
hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5.
AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.
152.
2.
3.
4.
5.
153.
154.
Asuhan Keperawatan
155.
Pengkajian.
1.
2.
3.
4.
5.
Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati,
withdrawl, hilang interest pada lingkungan sekitar, gangguan prooses piker, hilang
memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
6.
7.
Neurologis
:gangguan
refleks
pupil,
nystagmus,
vertigo,
9.
10.
12.
13.
Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.
156.
157.
Diagnosa keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
158.
1.
Intervensi
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pola hidup yang beresiko.
1.
2.
3.
4.
159.
161.
INTERVENSI
Monitor tanda-tanda infeksi
162.
Guna
164.
baru.
163.
160.
RASIONAL
Untuk pengobatan dini
Mencegah pasien terpapar
di rumah sakit.
terpapar
terhadap
166.
Mencegah
bertambahnya
infeksi.
168.
sesuai order.
171.
2.
Meyakinkan
diagnosis
kadar
175.
HIV
tidak
ditransmisikan
dengan
memperhatikan
universal
precautions.
Kriteria hasil :
1. Kontak pasien dan tim kesehatan tidak terpapar HIV
2. Tidak terinfeksi patogen lain seperti TBC.
172.
173.
INTERVENSI
Anjurkan pasien atau orang
penting
lainnya
metode
mencegah
176.
174.
RASIONAL
Pasien dan keluarga mau dan
bial
merawat
pasien.
178.
Mencegah
transimisi
infeksi
3.
183.
181.
INTERVENSI
Monitor respon fisiologis terhadap
184.
aktivitas
185.
ke hari
182.
RASIONAL
Respon bervariasi dari hari
pasien
186.
Mengurangi
kebutuhan
energy.
188.
Ekstra istirahat perlu jika
karena
meningkatkan
kebutuhan
metabolic.
189.
4.
kebutuhan metaboliknya.
kriteria hasil :
1. mual dan muntah dikontrol
2. pasien makan TKTP
3. serum albumin dan protein dalam batas normal
4. BB mendekati seperti sebelum sakit.
192.
190.
INTERVENSI
Monitor
kemampuan
193.
191.
RASIONAL
Intake menurun dihubungkan
202.
200.
INTERVENSI
Kaji konsistensi dan frekuensi
203.
201.
RASIONAL
Mendeteksi adanya darah dalam
feses
205.
206.
diare.
207.
Mengurangi
usus,
213.
211.
INTERVENSI
Kaji kulit setiap hari(warna,
214.
212.
RASIONAL
Menentukan garis dasar dimana
perubahan
pada
dibandingkan
215.
sprei
dapat
melakukan
Dorong
217.
sesuai
dan
status
kesembuhan
218.
Menurunkan iskemis jaringan,
mengurangi
tekanan
proktetif(duoderm)
pada
kulit,
219.
220.
itkontiminasi
dan
meningkatkan
penyembuhan
224.
222.
INTERVENSI
Kaji efek dari tekanan emosional
225.
223.
RASIONAL
Dapat menunjang penurunan
kewaspadaan,
menarik
kekacauan
diri,
mental,
hipoaktivitas
dan
dan intervensi
227.
Gejala
SSP
dihubunngkan
demam)
jangkauan
dari
perubahan
kekacauan
rangsangan,
mental,
mengantuk,
peka
pingsan,
mengenai
228.
Berikan
informasi
pasien
230.
1. amfoterisinn B (fungizone)
2. AZT (retrovir)
3. Antipsikotik : haloperidol(haldol), agen
antiansietas(lorazepam/ativan)
dan
keikutsertaan
dalam
peningkatan
fungsi
235.
233.
INTERVENSI
Kaji koping keluarga terhadap
Biarkan
mengungkapkana
verbal.
239.
Ajarkan
bekerja
keluarga
perasaan
kepada
236.
234.
RASIONAL
Memulai suatu hubungan dalam
secara
keluaraga
secara
konstruktif
keluarga.
238.
Mereka tak menyadari bahwa
mereka berbicara secara bebas.
240.
tentang
Menghilangkan
transmisi
kecemasan
melalui
sederhana.
241.
242.
HIPERTIROIDISME
243.
244.
Pengertian
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon
tiroid berlebihan.
245.
dengan
berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit
Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus:
infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,
kontak
Klasifikasi
247.
Etiologi
251.
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
252.
HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan
TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang
finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
253.
1. Penyebab Utama
2. Penyebab Lain
258.a. Tiroiditis
259.b. Penyakit troboblastis
260.c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
261.d. Pemakaian yodium yang berlebihan
262.e. Kanker pituitari
263.f. Obat-obatan seperti Amiodarone
264.
Asuhan Keperawatan
265.
Pengkajian
A. Pengumpulan Data
1. Identitas pasien
266.
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan
diagnosa medik.
2. Keluhan utama
Makanan/cairan
285.
286.
Mual-muntah.
287.
288.
289.
Neurosensori
290.
291.
Nyeri/kenyamanan.
293.
294.
Pernapasan
295.
296.
Dispnea
297.
Edema paru
298.
Keamanan
299.
300.
301.
302.
lurus.
303.
Seksualitas
305.
306.
307. Diagnosa
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan).
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.
308.
309.
310.
Intervensi.
Dia
gnosa
Tujuan
312.
Intervensi
313.
Rasional
dan KH
1. Resiko
penuruna
n
311.
516.
Tujuan:
Setelah
curah dilakukan
janung
askep
b.d.
jam
2x24
tanda-
708. Mandiri.
821.
1. Pantau tekanan darah 1.
Hipotensi
umum
dapat
duduk
terjadi
karena
dan
perhatikan
tekanan nadi.
berdiri.
besarnya
vasodilatassi
periver
yang
Hipertiro
id
tanda
vital 2. Pantau
tidak stabil.
517. KH:me
terkontro
mpertahankan
l.
314.
curah jantung
315.
yang adekuat
316.
317.
sesuai dengan
318.
kebutuhan
319.
320.
tubuh
yang
321.
ditandai
322.
323.
dengan tanda324.
tanda
vital
325.
326.
stabil,denyut
327.
jantung perifer
328.
329.
normal,pengisi
330.
an
kapiler
331.
332.
normal,status
333.
mental
baik
334.
335.
tidak
ada
336.
disritmia.
337.
518.
338.
519.
339.
520.
340.
521.
341.
522.
342.
523.
343.
524.
344.
525.
345.
526.
346.
527.
347.
528.
348.
529.
349.
530.
350.
531.
351.
532.
352.
533.
353.
534.
354.
535.
355.
536.
356.
537.
357.
CVP
jika
berlebihan.
pasien
Besarnya tekanan
menggunakanya.
3. Periksa/teliti
darah
merupakan
kemungkinan adanya
nyeri
dada/angina
yang
dikeluhkan
pasien.
4. Auskultasi
jantung
refleksi
kompensasi dari
peningkatan
penurunan
,perhatikan
tahanan
n ukuran volume
mur sistolik.
5. Pantau
EKG,catat/perhatikan
sesuai
tanda
715.
adanya
kebutuhan
ol,nadolol.
714.
secara
peningkatan
seperti:propanol,atenol
713.
dan
langsung.
3.
Merupakan
indikasi.penyekat beta
712.
langsung
jantung
indikasi.
7. Berikan obat sesuai
711.
yang
mengukur fungsi
adanya
disritmia.
709.Kolaborasi
6. Berikan
cairan
710.
sirkulasi
lebih akuratdalam
kecepatan/irama
IV
sistem
pembuluh darah.
2.
Memberika
melalui
isi
sengkuncup dan
suara
jantung
nadi
4.
oksigen
otot
jantung
atau
iskemia.
S1
dan
mur-mur
yang
menonjol
berhubungan
dengan
curah
jantung
meningkat
keadaan
pada
838.
839.
840.
HIPERPARATIROIDISME
841. a. Pengertian
842. Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh
kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal
yang
mengandung
kalsium.
Hiperparatiroidisme
dibagi
menjadi
2,
yaitu
b. Etiologi
849.
850.
ASUHAN KEPERAWATAN
851. Pengkajian
852. Tidak terdapat manifestasi yang jelas tentang hiperparatiroidisme dan
hiperkalsemia resultan. Pengkajian keperawatan yang rinci mencakup :
853.
854.
855.
856.
857.
c) Depresi
859.
860.
861.
862.
864.
865.
866. 7) Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak tanda psikosis organik
seperti bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani kematian akan mengancam.
867. 8) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
868.
Diagnosa Keperawatan
871.
875.
Intervensi Keperawatan :
881.
mengalami fraktur patologis bahkan oleh benturan ringan sekalipun. Bila klien
mengalami penurunan kesadaran pasanglah tirali tempat tidurnya.
882.
2. Hindarkan klien dari satu posisi yang menetap, ubah posisi klien
dengan hati-hati.
883.
kelemahan fisik.
884.
885.
5. Ajarkan cara melindungi diri dari trauma fisik seperti cara mengubah
posisi tubuh, dan cara berjalan serta menghindari perubahan posisi yang tibatiba.
886.
888.
Tujuan : Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti yang
ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine 30 sampai 60 ml/jam.
889.
Intervensi Keperawatan :
890.
2. Berikan sari buahn canbery atau prune untuk membantu agar urine
seperti yang dibuktikan oleh tidak adanya mual dan kembali pada atau dapat
mempertahankan berat badan ideal.
894.
Intervensi Keperawatan :
895.
2. Jelaskan pada klien bahwa tidak mengkonsumsi susu dan produk susu
Intervensi Keperawatan :
902.
903.
2. Bantu klien untuk tetap dapat aktif sesuai dengan kondisi yang
memungkinkan.
904.
3. Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet. Klien harus minum
sedikitnya enam sampai delapan gelas per hari kecuali bila ada kontra
indikasi.
905.
HIPOPARATIROIDISME
907. a. Pengertian
908.
paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya
sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada
saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya
kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak
dapat diketahui. (www.endocrine.com)
909. b. Etiologi
910. Jarang sekali terjadi hipoparatiroidisme primer, dan jika ada biasanya
terdapat pada anak-anak dibawah umur 16 tahun. Ada tiga kategori dari
hipoparatiroidisme:
911.
912.
913.
(acquired).
914.
2) Hipomagnesemia.
915.
916.
917.
918.
ASUHAN KEPERAWATAN
919. Pengkajian
920.
926.
927.
928.
929.
930.
931.
932.
2. Tetani.
933.
934.
935.
937.
938.
2. Pemeriksaan radiologi.
939.
940.
Diagnosa Keperawatan
941.
943.
944. 1) Masalah Kolaboratif : Tetani otot yang berhubungan dengan penurunan kadar
kalsium serum.
945.
Tujuan : Klien tidak akan menderita cidera, seperti yang dibuktikan oleh
kadar kalsium kembali ke batas normal, frekuensi pernapasan normal, dan gas-gas
darah dalam batas normal.
946.
Intervensi Keperawatan :
947.
3. Jika selang infus harus dilepas, biasanya hanya diklem dulu untuk
Tujuan : Klien akan mengerti tentang diet dan medikasinya, seperti yang
dibuktikan oleh pernyataan klien dan kemampuan klien untuk mengikuti regimen
diet dan terapi.
954.
Intervensi Keperawatan :
955.
sangat penting karena klien akan membutuhkan medikasi dan modifikasi diet
sepanjang hidupnya.
956.
tubuh. Oleh karenanya akan membutuhkan waktu satu minggu atau lebih
untuk melihat hasilnya.
957.
Ingatkan klien untuk menyingkirkan keju dan produk susu dari dietnya,
karena makanan ini mengandung fosfor.
958.
959.
960.
ENTERITIS (GE)
A. Pengertian
961. Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran
buang air besar. Kekerapan yang masih di anggap normal adalah sekitar 1-3 kali dan
banyaknya 200-250 gram sehari. Beberapa kasus klien mengalami peningkatan
kekerapan dan kenceran buang air besar walaupun jumlahnya kurang dari 250 mg
dalam kuraun waktu sehari (Soeparman 1990).
B. Faktor pencetus timbulnya diare
1.
2.
Terdapatnya zat yang sukar diabsorbsi atau cairan dengan tekanan osmotik
yang tinggi pada usus(obat pencahar/ lansansia).
3.
C. Gejala klinik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Rasa kembung.
h.
Kadang-kadang demam.
963.
964.
Asuhan keperawatan
965.
Pengkajian
1.
2.
a.
Nyeri/ kolik pada perut bagian bawah yang berkurang dengan pergerakan usus.
b.
Malaise.
c.
Kadang demam.
d.
e.
f.
Anoreksia.
g.
h.
Obstruksi intestinal.
i.
j.
k.
Flatus.
966.
Diagnosa keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Resiko
terjadinya
kerusakan
integritas
kulit
968.
1.
a.
Kaji kebiasaan pasien dalam melakukan buang air besar (frekwensi dan
konsistensi).
b.
c.
d.
e.
Kurangi makan atau minuman yang menjadi faktor pencetus diare (jika di
ketahui).
f.
g.
2.
b.
c.
Hitung dengan tepat selisih antara jumlah cairan yang masuk dan yang
keluar.
d.
e.
3.
971.
a.
b.
c.
d.
Anjurkan pada pasien untuk mengurangi beberapa jenis makan yang dapat
menimbulkan diare (makanan yang berlemak, pedas, susu)
e.
Kolaborasi dalam pemberian Zat besi jika terjadi anemia dan anti emetik
jika pasien mengalami mual.
4.
a.
Kaji dan catat adanya distensi abdomen, karaktristik nyeri dan lokasinya.
b.
Anjurkan pada pasien untuk rileks serta ajarkan tehnk relaksasi serta
beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri.
5.
c.
d.
a.
Kaji keadaan kulit pasien terutama pada bagian bokong dan sekitarnya
yang mudah lecet akibat feces yang bersifat asam.
b.
c.
Anjurkan pada pasien untuk mengganti sering ganti posisi pada saat
istirahat terlentang.
974.
d.
e.
Jaga daerah sekitar bokong agar tetap kering dan tidak lembab.
f.
975.
HIPOTIROIDISME
976.
977.
PENGERTIAN
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi
ETIOLOGI
979.
Primer :
a.
kongenital
b.
Idiopatik
c.
Defisiensi iodin
d.
Tiroiditas kronis
980.
981.
Sekunder / tersier :
a.
b.
Latrogenik
c.
Iodine radioaktif
d.
Pembedahan tiroid
e.
f.
Asuhan keperawatan
I.
Pengkajian
1.
Biodata
983.
Keluhan Utama
984.
dingin
987.
5.
sama ?
6.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah
994. TD
: Biasanya hipotensi
995. N
996. S
997. BB
998.
Pengkajian persistem
50
a.
Sistem integumen
999.
Sistem pencernaan
1000.
c.
1001.
d.
1002.
e.
1003.
Sistem penginderaan
1004.
Edema sekitar mata, wajah bulan, roman wajah kasar, lidah tampak
menebal
g.
Psikologis
1005.
Sistem reproduksi
1006.
i.
1007.
Diagnosa keperawatan
1.
2.
3.
1009.
1010.
Rencana keperawatan
51
1.
b/d
penurunan
volume
sebagai
akibat
dari
bradikardi
dan
Tujuan :
1012.
Intervensi keperawatan :
1014.
2.
1015.
3.
1016.
1017.
2.
Tujuan :
1019.
1020.
Intervensi keperawatan :
1.
Observasi TTV
1021. R/ : untuk mendeteksi perubahan dini pada px
2.
Bantu kx beraktivitas
1022. R/ : melatih kekuatan tonus otot
3.
1024.
1025.
1026.
retensi air
1027.
Tujuan :
1028.
1029.
Intervensi keperawatan :
52
1.
1030.
2.
kx dan mengadaptasinya
1031.
Tujuan :
Pengambilan darah vena merupakan bagian dari prosedur
Pemeriksaan
ini
untuk
menilai
kerusakan
pada
adanya
53
Asam folat. Merupakan salah satu vitamin B yang dibutuhkan untuk fungsi
sel darah merah atau sel darah putih yang normal sehingga dapat
digunakan untuk menilai adanya anemia atau defisiensi vitamin B 6 atau
malnutrisi.
SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) atau AST (aspartat
amino tranferase). Enzim ini sebagian besar terdapat pada otot jantung
dan hati, yang digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit hati dan
jantung.
Bilirubin.
Merupakan
hasil
pemecahan
hemoglobin
oleh
sistem
54
Peningkatan pada enzim ini dapat dijumpai pada infark miokard akut
(IMA), penyakit otot rangka, cedera cerebrovaskuler.
Trombosit. Pemeriksaan terhadapnya digunakan untuk menilai kadarnya
dalam darah. Trombosit rendah dapat dijumpai pada kondisi adanya
kanker, anemia aplasti, penyakit hepar, penyakit ginjal. Peningkatan kadar
trombosit terjadi pada kehilangan darah akut, infeksi.
Laju endap eritrosit. Pengukuran terhadapnya untuk menilai kecepatan sel
darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam satuan
mm/jam. Penurunan nilai laju endap eritrosit dijumpai pada kasus gagal
jantung kongestif, angina pectoris. Peningkatan kadar ini dijumpai pada
arthritis rheumatoid, demam, IMA, dan kanker lambung.
Masa protombin plasma. Pemeriksaan ini untuk mengukur kemampuan
faktor pembekuan pertama (fibrinogen), dua protombin, faktor V, VI, dan
X. Nilai masa protombin menurun bila terjadi tromboflebitis, IMA, emboli
pulmonal. Nilai PT meningkat terjadi pada penyakit hepar, defisiensi
faktor II, V, VII, dan X serta leukemia.
Masa tromboplastin parsial. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi
adanya defisiensi faktor faktor pembekuan kecuali factor VII dan VIII
serta untuk mendeteksi variasi trombosit. Nilai yang meningkat dijumpai
pada defisiensi faktor V, VIII, IX, X, XI, XII, sirosis hepatis, defisiensi
vitamin K, leukemia.
Natrium. Pemeriksaan ini untuk menilai kadarnya dalam darah. Nilai
rendah dijumpai pada keadaan diare, muntah, luka bakar, dan penyakit
ginjal. Nilai menungkat ditemukan pada keadaan dehidrasi, gagal jantung
kongestif.
Tes toleransi glukosa (GTT). Untuk menilai kadar gula darah guna
mendeteksi adanya diabetes mellitus. GTT menurun dijumpai pada kasus
malnutrisi protein, insufisiensi kelenjar adrenal. GTT meningkat terjadi
pada diabetes mellitus, karsinoma pancreas, IMA.
Sel darah putih. Pemeriksaan terhadap sel darah putih untuk menilai kadar
sel darah putih. Nilai SDP rendah (leucopenia) didapatkan pada kasus
anemia aplastik, infeksi virus malaria, atritis rheumatoid. Peningkatan SDP
dapat ditemukan pada infeksi akut, IMA, sirosis hepatis, luka bakar,
kanker, leukemia, anemia aplastik.
55
1039.
Sikap :
1. Hati hati
2. Teliti
3. Sabar
1041.
Prosedur Kerja :
11. Penghisap spuit ditarik pelan pelan sampai didapatkan volume darah
yang diinginkan. Mintalah klien membuka kepalan tangannya.
12. Lepaskan tourniquet.
13. Letakkan kapas alcohol 70% di atas jarum, cabut jarum dengan menekan
kapas menggunakan tangan kiri pada bekas tusukan selama beberapa
menit untuk mencegah pendarahan.
14. Tutup spuit dengan teknik satu tangan kanan.
15. Tutup bekas tusukan dengan plester dan mintalah klien untuk menekan
dengan telunjuk dan ibu jarinya.
16. Bereskan peralatan dan lepaskan sarung tangan.
17. Ucapkan terima kasih.
18. Mencuci tangan.
1042.
1043.
adekuat.
2. Pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pasien pra dan pasca
bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
1049. Persiapan :
1. Pasien
a. Memberikan salam terapeutik.
b. Menjelaskan kepada pasien mengenai proses dan tujuan pemasangan
cairan infus yang akan dilakukan.
2. Lingkungan
a. Memperhatikan privasi pasien.
3. Peralatan
a. Abokat
b. Selang infus
57
1050.
1.
2.
3.
4.
c. Cairan infus
d. Kapas alkohol
e. Kasa steril
f. Perlengkapan (perlak, tourniquet, plester, gunting)
g. Sarung tangan bersih
h. Bengkok
i. Bak instrument
Prosedur Kerja :
Jelaskan prosedur dan tujuan pada pasien.
Atur posisi pasien.
Cuci tangan.
Siapkan cairan infus dan selang infus, pertahankan teknik aseptik ketika
58
Pengertian
"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari
bahasa Yunani, Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan
berasal dari Latin nasusuntuk hidung atau moncong hidung. Gastik berasal dari
bahasa Yunani gaster yang artinya the paunch ( perut gendut ) atau yang
berhubungan dengan perut. Istilah nasogastric bukanlah istilah kuno melainkan
sudah disebut pada tahun 1942. Selang Nasogastrik atau NGT adalah suatu selang
yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk
memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk
mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat
digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan caradisedot.
1060. Pemasangan pipa nasogastrik adalah memasukkan suatu pipa
meleawati hidung sampai ke lambung (gaster) untuk tujuan tertentu . Nasogastric
Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan
untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam
waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).
1061.
Tujuan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
1062.
1.
2.
3.
4.
Indikasi:
1063.
Kontra Indikasi
usus
kecil
yang
menyebabkan
malabsorpsi(mengurangi
Komplikasi/ penyulit
a) Salah arah
1. Melingkar di rongga mulut
60
karena
ketidaksempurnaan
A. Metode Tradisional
1069. Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah
(tragus) dan ke prosesus xipoideus di sternum
1070.
1071.
1072.
1073.
61
1074.
1075.
B. Metode Hanson
62
A. Persiapan Alat:
1. Pipa NGT yang sesuai:
1079. Bayi
: 5-8 Fr
1080. Anak
: 10-14 Fr
1081. Dewasa
: 16-20 Fr
2. Stetoskop
3. Sarung tangan
4. Syringe
5. Piala ginjal, plester, benang, dan gunting
6. Pipa atau kantong penampung
7. Lubrikan (mis, KY jelly)
8. K/P local anestesi spray
9. Spuit 10 cc
10. obat- obatan/ makanan yang akan dimasukan
B. Langkah-langkah:
1082.
1.
Menjelaskan tujuan pemasangan
NGT
pada
keluarga pasien
1083.
2.
Membawa alat-alat ke dekat pasien
1084.
3
Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan
pasien
1085.
4.
1086.
5.
1087.
6.
63
1088.
7.
ujung NGT
1089.
8. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien
dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah
pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas yang sudah
ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien.
1090.
9.
Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di
paru-paru) dengan 3 cara :
1091.
a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika
cairan bercampur isis lambung berarti sudah masuk
kelambung,
1092.
b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam
air dalam kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paruparu
1093.
sekali)
Prosedur pada pasien sadar
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Pilih lubang hidung yang tidak ada sumbatan misalnya oleh polip,
septum devrasi, atau konka yang membesar
4. K/P teteskanvasokonstruktor pada lubang hidung atau semprotkan
obat anestesi local pada lubang hidung
5. Pilih diameter NGT yang sesuai dan tentukan panjang pipa yang
akan di masukkan
6. Oleskan lubrikan pada pipa yang akan di masukkan
7. Masukkan ujung pipa ke lubang hidung, pelan-pelan dorong ke
posterior.Bila ada hambatan di tarik sedikit kemudian di dorong
masuk lagi pelan-pelan
64
1105.
1106.
Pengertian
Katerisasi merupakan suatu prosedur yang penting yang biasanya
didelegasikan kepada staf yang paling muda. Jika tidak dikerjakan dengan hati hati (gentle) dan trampil mungkin akan merusak dan menimbulkan striktur
(penyempitan) uretra.
65
1107.
perunggu. CELSUS mempunyai satu set kateter dengan lima ukuran yang
berbeda,tiga untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, yang untuk lelaki
mempunyai dua lengkung. ORIBASIUS (325 403AD) menggunakan kateter
terbuat dari kertas, hampir menyerupai sedotan jerami untuk minum.
ABULCASIS (936-1013M) kateter terbuat dari perak. DESNOS (1914M) kateter
perak yang keras digunakan sepanjang masa pertengahan, lihat gambar dan
sampai waktu baru-baru ini. Kateter itu berbentuk lurus untuk wanita dan
melengkung seperti uretra untuk pria, ujungnya bundar dan ujung lainnya sering
punya dua bengkokan atau loop yang melekat padanya yang digunakan untuk
mengikatkan kateter pada kantong kemih. Kateter yang lentur terbuat dari karet
elastis digunakan pada abad ke 18. Folley 1937 menggunakan kateter tetap dalam
kantong kemih, dan ini merupakan kateter yang ideal.
1108. Kateterisasi urine adalah memasukkan selang karet atau plastik
(nelathon) dan methal (besi) melalui uretra kedalam kandung kemih.
1109.
1110.
1111.
Prinsip prinsip pemasangan kateter :
1. Gentle
66
2.
3.
4.
1112.
Sterilitas
Adekuat lubrication
Gunakan kateter ukuran kecil
Tujuan
1115.
2. Menetap/ permanen
a. Folley/ dower kateter (2 cabang) yaitu cabang yang pertama untuk
fiksasi balon dan cabang yang kedua untuk urin bag.
67
1116.
b. Threeway kateter (3 cabang) yaitu cabang yang pertama untuk fiksasi
balon, cabang yang kedua untuk urin bag dan cabang yang ketiga
untuk irigasi atau irrigator pada pasien pasca operasi.
3. Kondom kateter
1117.
Alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan
aman untuk mengalirkan urine pada pasien yang sudah mengalami
kebocoran urine atau ngompol. Biasanya terdapat pada pasien usia lanjut
yang tidak bisa mengontrol out take urin. Alat ini hanya bisa digunakan
oleh pasien laki-laki.
1118.
1119.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
bokong klien.
6. Letakkan bengkok pertama didekat alat genetalia pasien untuk
menampung urin yang nantinya akan keluar.
7. Letakkan bengkok kedua didekat kaki pasien untuk tempat membuang
kapas sublimat atau kassa yang sudah di pakai
8. Bak instrument diletakkan diatara kaki 40 cm dari genetalia.
9. Buka bak instrument
10. Ambil sarung tangan steril dengan korentang, pakai sarung tangan
11. Pasang duk tutup dan lubang
12. Tangan kiri memegang genetalia, tangan kanan membersihkan alat
genitalia
13. Bersihkan genitalia dengan cara :
a. Pria: Penis dipegang dengan posisi penis 90 dengan tangan non
dominan, penis dibersihkan dengan menggunakan kassa sebanyak
3 buah yang telah diberi betadine, kemudian bersihkan pada daerah
gland penis oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari
meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga
bersih.
b. Wanita: Dengan tangan non dominan perawat membuka vulva
kemudian tangan kanan mengambil kapas sublimat yang sudah
dibasahi dengan cairan saflon. Selanjutnya bersihkan labia mayora
dari atas kebawah dimulai dari sebelah kiri lalu kanan, kapas
dibuang dalam bengkok, kemudian bersihkan labia minora kanan
& kiri, kemudian perineum (klitoris sampai dengan anus)
14. Untuk kateter menetap sebelum dipasang, tes terlebih dahulu fiksasi
balon apakah bocor atau tidak.
70
15. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam
uretra kira-kira 10 cm secara perlahan - lahan dengan menggunakan
tangan yang sudah memakai sarung tangan steril sampai urine keluar.
Kemudian dorong kateter masuk.
1124.
16. Lakukan fiksasi dengan memasukkan cairan Nacl atau aquades 20-30
cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada
saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada
kandung kemih
17. Lepas duk yang msih terpasang.
18. Sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat urine bag disisi
tempat tidur.
19. Fiksasi kateter dengan plester.
20. Lepaskan sarung tangan
21. Klien dirapikan kembali
22. Alat dirapikan kembali
23. Mencuci tangan
24. Melaksanakan dokumentasi :
a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada
lembar catatan klien.
b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang
melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien.
1125.
1126.
1127.
1128.
1129. 2.3.5
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian
pemberian obat yang dilakukan melalui vena,
71
1133.
1134.
Tujuan
Untuk memberikan obat dengan reaksi cepat dan langsung masuk
ke pembuluh darah.
1135.
Tahap persiapan
1136.
1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
Spuit
Kapas alkohol
Obat injeksi
Daftar buku obat
Bak injeksi
f.
g.
h.
i.
j.
Bengkok
Perlak
Tourniquet
Plester
Sarung tangan
k. 2. Pasien
a. Memberikan salam terapeutik
b. Menjelaskan kepada pasien mengenai proses dan tujuan pemberian obat
melalui intravena langsung yang akan dilakukan
l.
Langkah Kerja
72
PEMBERIAN OKSIGEN
o. Pengertian
p.
q. Tujuan
r.
t.
PERSIAPAN ALAT :
73
SUCTIONING
ab.
ac. Pengertian
ad. Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut
ae. Tujuan
af. Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluark
an lendir, melonggarkan jalan nafas.
ag. Kebijakan
ah. Dibawah tangungjawab dokter.
ai. Prosedur
aj. PERSIAPAN ALAT :
ak.
74
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mesin/pesawat dimatikan
11.
12.
13.
14.
ao.
RAWAT LUKA
ap.
A.
75
76
sebelum
kegiatan dimulai
2) Susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat pasien
( jangan membuka peralatan steril dulu )
3) Letakkan bengkok di dekat pasien
4) Jaga privacy pasien, dengan menutup tirai yang ada di sekkitar
pasien, serta pintu dan jendela
5) Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak
menyentuh area luka atau peralatan steril
6) Mencuci tangan secara seksama
7) Pasang perlak pengalas
77
78
24) Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap
dengan cara seperti di atas
25) Berikan salep antiseptic bila dipesankan / diresepkan, gunakan
tehnik seperti langkah pembersihan
26) Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka
27) Gunakan plester di atas balutan,fiksasi dengan ikatan atau balutan
28) Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya
29) Bantu klien pada posisi yang nyaman
5. Tahap terminasi
1) Mengevaluasi perasaan klien
2) Menyimpulkan hasil kegiatan
3) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Mengakhiri kegiatan
5) Mencuci dan membereskan alat
6) Mencuci tangan
6. Dokumentasi
1) Mencatat tanggal dan jam perawatan luka
2) Mencatat Kondisi luka
ar.
as.
2.3.9
STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR
at.
au.
Definisi
av.
Tujuan
ax.
Persiapan alat
a. Spuit
b.
c.
d.
e.
f.
80
g.
Persiapan pasien
Prosedur pelaksanaan
a. cuci tangan
b. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis, kemudian
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Terminasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
k.
l.
m.
n.
a. Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat
injeksi )
b. Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
c. Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
o.
II. Persiapan Alat
Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
Kapas alkohol 70 %
Alat tulis
Bengkok
Kartu obat dan etiket
Sarung tangan kalau perlu
p. Pelaksanaan
q.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
a r.
as.
at.
au.
av.
aw.
ax.
a y.
az.
ba.
bb.
bc.
bd.
be.
aj.
Br. Nanang
KATIM I
KATIM II
Zr. Diyan
Zr. Wulan
Anggota TIM :
Perawat
Pelaksana
Anggota TIM :
Perawat
Pelaksana
1. Zr.Mutiara
2. Zr. cindy
Daftar
Pasien :
3.
Zr. Anggi
1. Zr. Ida
2. Zr. Lina
Daftar Pasien :
3. Zr. Anita
1. Tn
1. Tn
2. Ny..
2. Ny..
3. Tn..
3. Tn..
bf.
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl.
bm.
bn.
bo. Uraian tugas dari masing-masing job description:
a. Kepala ruangan :
Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
Mengorganisir pembagian tim dan pasien
Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya,
Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak
lanjutinya, - Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya,
bp.
b. Ketua tim/perawat primer:
Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian
Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan
Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersamasama anggota timnya,
Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan,
Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan,
Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya,
Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,
bq.
c. Uraian tugas perawat pelaksana:
Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi dengan pasien dan
keluarganya
Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.
br.
2.5 Kartu Anggota Tim
bs.
bt.
bu.
RUMKITAL
RAMELAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
bv.
bw.
bx.
by.
bz.
Dr.
FOTO
3X4
ca.
cb.
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
i.
k.
j.
l.
m.
ch.
o.
p.
q.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
2.6
cn.
co.
cp.
cq.
cr.
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
cx.
cy.
cz.
da.
db.
dc.
dd.
: .............
n.
r.
s.
Format
catatan
harian
2.6.1
FORMAT
CATATAN
HARIAN
KEPALA
RUANGAN
de.
df.
dg.
dh.
di.
dj.
dk.
dl.
dm.
dn.
do.
dp.
dq.
dr.
ds.
dt.
du.
dv.
dw.
dx.
dy.
dz.
ea.
eb.
ec.
ed.
ee.
ef.
eg.
eh.
ei.
fa.
fg.
fj.
fp.
fr.
ft.
fv.
fs. Istirahat
fu. Dokumentasi dan supervisi pendokumentasian yang
dibuat perawat pelaksana
fw. Operan
fx.
fy.
fz.
ga.
gb.
gr.
go.
gp.
gq. 22.0
0
gv.
gs.
gw.
gt.
gu. 23.0
0
gx.
gy. 24.0
0
gz.
hd.
ha.
he.
hi.
hb.
hc. 06.0
0
hf.
hg. 07.0
0
hj.
hk. 08.0
0
hm.
hn.
ho.
hp.
hq.
hr.
hs.
ht.
2.7 Format pengkajian
hu.
I. IDENTITAS
hh.
hl.
1. Nama
: .....................................................................................................................
2. Umur
: .....................................................................................................................
3. Jenis kelamin
: .....................................................................................................................
4. Status
: .....................................................................................................................
5. Agama
: .....................................................................................................................
6. Suku/bangsa
: .....................................................................................................................
7. Bahasa
: .....................................................................................................................
8. Pendidikan
: .....................................................................................................................
9. Pekerjaan
: .....................................................................................................................
10. Alamat dan no. telp : .....................................................................................................................
11. Penanggung jawab : .....................................................................................................................
hv.
II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN
1. Keluhan utama :
hw.
.............................................................................................................................................
............
2. Riwayat penyakit sekarang :
hx.
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............
3. Riwayat penyakit dahulu :
hy.
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............
4. Riwayat kesehatan keluarga :
hz.
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............
5. Susunan keluarga (genogram) :
ia.
ib.
ic.
id.
ie.
if.
ig.
ih.
6. Riwayat alergi :
ii.
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............
ij.
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan & Sakitnya)
ik.
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............
2. Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri
im. SMRS
il. Aktivitas
in. MRS
ip.
0
iq.
1
ir.
2
is.
3
it.
4
iu.
0
iv.
1
iw.
2
ix.
3
iy.
4
iz. Mandi
ja.
jb.
jc.
jd.
je.
jf.
jg.
jh.
ji.
jj.
jk. Berpakaian/berdand
an
jl.
jm. jn.
jo.
jp.
jq.
jr.
js.
jt.
ju.
jv. Eliminasi/toileting
jw.
jx.
jy.
jz.
ka.
kb.
kc.
kd.
ke.
kf.
kh.
ki.
kj.
kk.
kl.
km. kn.
ko.
kp.
kq.
kr. Berpindah
ks.
kt.
ku.
kv.
kw. kx.
ky.
kz.
la.
lb.
lc. Berjalan
ld.
le.
lf.
lg.
lh.
li.
lj.
lk.
ll.
lm.
lo.
lp.
lq.
lr.
ls.
lt.
lu.
lv.
lw.
lx.
ly. Berbelanja
lz.
mj. Memasak
mk. ml. mm. mn. mo. mp. mq. mr. ms. mt.
mu.
Pemeliharaa
n rumah
nb.
nc.
nd.
ne.
nf.
ng. Skor
nh.
ni.
nj. 0 = mandiri
nm.
3 = dibantu
orang lain & alat
no.
np.
( ) kruk
( ) tongkat
nn. 4 = tergantung/tidak
mampu
nq.
b. Kebersihan diri
nr. Di rumah
ns.
( ) kursi roda
nw.Di rumah sakit
Mandi
nx.
Mandi
........................ /hr
nt.
........................ /hr
Gosok gigi:
ny.
Gosok gigi:
........................ /hr
nu.
Keramas :
........................ /hr
....
nz.
Keramas :
....
................ /mgg
nv.
................ /mgg
Potong kuku
oa.
Potong kuku
.................... /mgg
.................... /mgg
c. Aktivitas sehari-hari
d.
.......................................................................................................................................
............
e. Rekreasi
f.
.......................................................................................................................................
............
g. Olahraga : ( ) tidak ( ) ya
h.
.......................................................................................................................................
............
3. Pola Istirahat Dan Tidur
a.
Di rumah
b.
Waktu tidur
:
Siang ..............-...............
c.
Malam ............-...............
d.
Jumlah
tidur : ..................................
i.
Masalah di RS :
j.
jam
( ) tidak ada
( ) insomnia
e.
Di rumah sakit
f.
Waktu tidur
:
Siang ..............-...............
g.
Malam ............-...............
h.
Jumlah
tidur : ..................................
( ) terbangun dini
jam
( ) mimpi buruk
( ) Lainnya, ...............................
Frekuensi : .........................
d.
Jenis
: .........................
e.
Porsi
: .........................
f.
Pantangan : .........................
g.
Makanan disukai :
.........................
h.
Di rumah sakit
i.
Frekuensi :
..................
j.
................
Jenis : ..................................
k.
Porsi : ..................................
l.
Diit khusus
:
..................................
m.
Nafsu makan di RS
bertambah
( ) berkurang
( ) normal
n.
( ) muntah, .............. cc
( ) stomatitis
( ) mual
o.
Kesulitan menelan:
( ) tidak
p.
Gigi palsu
: ( ) tidak
( ) ya
q.
NG tube
: ( ) tidak
( ) ya
y.
Frekuensi : .........................
u.
Jenis
: .........................
v.
Jumlah
: .........................
w.
x.
( ) ya
r. Pola minum
s.
Di rumah
t.
Di rumah sakit
z.
Frekuensi :
..................
................
aa.
Jenis : ..................................
Pantangan : .........................
ab.
......
Jumlah :
Minuman disukai :
.........................
ac.
............................
5.
6. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
7. Di rumah
8.
Frekuensi
..............................
....
9.
Konsistensi :
..............................
....
10.
Warna
..............................
....
14.
Frekuensi
..............................
....
15.
Konsistensi :
..............................
....
16.
Warna
:
( ) kuning
17. (
) bercampur
darah
11.
18. ( )
lainnya, ..............
12.
13. Di rumah sakit
19.
Masalah di RS
20.
Kolostomi :
( ) tidak
....
( ) konstipasi
( ) diare
( ) inkontinen
( ) ya
23.
Konsistensi :
..............................
....
24.
Warna
..............................
....
....
Masalah di RS :
30.
....
28.
Warna
..............................
....
( ) disuria
( ) retensi
31.
Kolostomi
:
produksi : .................. cc/hari
32. Pola Kognitif Perseptual
33. Berbicara
: ( ) normal
27.
Konsistensi :
..............................
( ) nokturia
:
(
( ) inkontinen
( ) tidak(
( ) gagap
( ) Jawa
( ) lainnya, ....................................
( ) bisa
( ) tidak
( ) sedang
( ) berat
( ) panik
37.
: ( ) ringan
Sebab, ...................................................................................................
: ( ) tidak
( ) ya
40. Nyeri
: ( ) tidak
( ) ya
.....................................................................................................................
43. R:
.....................................................................................................................
44. S :
.....................................................................................................................
45. T :
.....................................................................................................................
............
............
............
............
46. Pola Konsep Diri
47. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
48. Pola Koping
49. Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
50. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
...... Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
51. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
52. Kemampuan adaptasi
53. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
54. Pola Seksual Reproduksi
55. Menstruasi terakhir
:
.....................................................................................................................
56. Masalah menstruasi
:
.....................................................................................................................
57. Pap smear terakhir:
.....................................................................................................................
58. Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan
: ( ) ya
( ) tidak
: ......................................................................................................
: ......................................................................................................
: ( ) pasangan
( ) tetangga/teman
( ) tidak ada
( ) lainnya, .................................................................................
66. Masalah
keluarga
mengenai
RS : .............................................................................
perawatan
di
: ................................................................................................
: ................................................................................................
: ( ) tidak
( ) ya, ................................................................
( ) tidak
( ) ya
b. Nadi :
...................
/menit
c. Tekanan darah : ................... mmHg
irama : ......................
lokasi : ......................
pulsasi : ......................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
8. Sistem Integumen
83. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
9. Sistem Penginderaan
84. Mata
85. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
...... Hidung
86. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
87. Telinga
88. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
89.
10. Sistem Reproduksi Dan Genetalia
90. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
91.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
92. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
2. Photo
93. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
...... Lain-lain
94. ...................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
......
95. ...................................................................................................................................................
......
96.
VI. TERAPI
97.
...................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
............
98.
99.
100.
101.
Surabaya, ................
.....
102.
Perawat
103.
104.
105.
106.
107.
(...............................
)
108.
ANALISA DATA
109.
110.
Nama klien :
..............................................
111.
Umur
:
..............................
................
112.
Ruangan/kamar
:
..........................................
....
113.
No. RM
:
..............................................
114.
115.
No
116.
Data
(Symptom)
117.
Penyebab
(Etiologi)
118.
Masalah
(Problem)
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
119.
144.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
146.
147.
PRIORITAS MASALAH
145.
148.
149.
Nama klien :
..............................................
150.
Umur
:
..............................
151.
Ruangan/kamar
:
..........................................
................
152.
....
No. RM
:
..............................................
153.
156.
Tanggal
157.
P
araf
154.
No
164.
155.
Masalah
Keperawatan
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
161.
Dit
emukan
188.
162.
T
eratasi
189.
158.
(
Nam
a
Pera
wat)
190.
185.
186.
187.
191.
RENCANA KEPERAWATAN
192.
193.
N
198.
194. Diagnosa
Keperawatan
195.
199.
220.
200.
221.
201.
222.
202.
223.
203.
224.
204.
225.
205.
226.
206.
227.
207.
228.
208.
229.
209.
230.
210.
231.
211.
232.
212.
233.
213.
234.
214.
235.
215.
236.
216.
237.
217.
238.
218.
239.
Tujuan Dan
Kriteria Hasil
196.
240.
Intervensi
219.
262.
263.
265.
W
264.
266.
Tg
274.
275.
267.
Tindakan
276.
268.
T
290.
269.
W
271.
270.
Tg
291.
Catatan Perkembangan
272.
(SOAP)
292.
277.
293.
278.
294.
279.
295.
280.
296.
281.
297.
282.
298.
283.
299.
284.
300.
285.
301.
286.
302.
273.
T
306.
289.
287.
303.
288.
304.
305.
sinistra)
Kerusakkan intergritas jaringan b.d interupi mekanis pada jaringan
Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
g.
h.
i.
gula darah.
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan
j.
tubuh.
Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
307.
2.9 Format pendelegasian
k.
308.
1. Delegasi bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab. Tetapi suatu cara untuk
membuat tanggung jawab menjadi bermakna.
309.
Manajer keperawatan sering melimpahkan tanggung jawabnya kepada staf dalam
melaksanakan asuhan kepada klien. Misalnya, dalam penerapan model asuhan keperawatan
profesional primer, seorang Perawat Primer (PP) melimpahkan tanggung jawabnya dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada Perawat Asosiat (PA). Perawat Primer memberikan
tanggung jawab yang penuh dalam merawat klien yang dilimpahkan.
310.
2. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
311.
Perawat Primer menyusun tujuan tindakan keperawatan klien. Tanggung jawab untuk
melaksanakan tujuan/rencana dilimpahkan kepada staf yang sesuai/menguasai kasus yang
dilimpahkan, kemudian PP mmeberikan wewenang kepada PA untuk mengambil semua
keputusan menyangkut keadaan klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses
tersebut harus meliputi:
a. Pengkajian kebutuhan klien
b. Identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain
c. Mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat dilaksanakan dengan aman dan
kompeten
d.
e.
f.
g.
320.
321.
322.
323.
324.
326.
327.
328.
330.
Nam
a
331. :
332.
333.
334.
335.
Nip.
336. :
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344.
349.
Unit
K
er
ja
345.
Jabat
a
n
346. :
351. :
363.
368.
373.
378.
352.
353.
348.
347.
356.
357.
359.
Nam
a
360. :
361.
362.
364.
Nip.
365. :
366.
367.
369.
Unit
K
er
ja
370. :
371.
372.
374.
Jabat
a
n
375. :
376.
377.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393. Jakarta,
.
394.
395.
399.
400. Penerima
delegasi
401.
402.
404.
405.
406.
408.
409. (
)
410.
411. (
.)
403.
412.
413.
2.10 Format discharge planning
414.
415.
416.
417.
418.
421.
422.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
396.
407.
No. Reg
:
Nama
:
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Diagnosa MRS :
Diagnosa Keperawatan :
419.
420.
Alamat
:
Ruang Rawat :
423.
424.
Tanggal KRS :
Diagnosa KRS :
Aturan Diet :
Obat obat yang masih diminum, dosis, warna dan efek samping :
Lari
397.
446.
447.
448.
449.
Pindah ke RS lain
Lain lain : (Surat keterangan istirahat)
Meninggal
450. Surabaya,.2013
451.
Pasien / Keluarga
452.
453.
454. (..)
(..)
455. Mengetahui
456. Kepala Ruangan
457.
458.
459. (..)
460.
2.11 Format audit dokumentasi
461.
462.
463.
Perawat
Audit Hasil :
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).
470. Rumus :
471. (jumlah lama dirawat)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati)
472.
473.
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
474.
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1-3 hari.
476.
475. Rumus :
((jumlah tempat tidur Periode) Hari Perawatan)
477. (jumlah pasien keluar (hidup + mati))
478.
4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
479.
BTO menurut Huffman (1994) adalah the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 4050 kali.
481.
480. Rumus :
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
482. (jumlah tempat tidur)
483.
5. NDR (Net Death Rate)
484.
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit.
485.
Rumus :
486. Jumlah pasien mati > 48 jam 100%
487. (jumlah pasien keluar (hidup + mati))
488.
6. GDR (Gross Death Rate)
489.
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1000 penderita keluar.
490.
Rumus :
491. Jumlah pasien mati seluruhnya 100%
492. (jumlah pasien keluar (hidup + mati)
493.
494.
495.
496.
498.
Kriteria
499.
Sl
500.
Sr
501. 502.
K Tp
503.
1
509.
2
515.
3
521.
4
527.
5
533.
6
539.
7
504.
505.
506.
507. 508.
510.
511.
512.
513. 514.
516.
517.
518.
519. 520.
523.
524.
525. 526.
529.
530.
531. 532.
535.
536.
537. 538.
541.
542.
543. 544.
547.
548.
549. 550.
553.
554.
555. 556.
545.
8
551.
9
557.
558.
559.
560.
561.
562.
563.
564.
565.
566.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
Petunjuk :
Sll
: selalu nilai 4
Sr
: sering nilai 3
Kd
: kadang-kadang nilai 2
Tp
: tidak pernah nilai 1
Nilai :
Total nilai x 100%
578.
579.
580.
581.
582.
583. BAB 3
584. PENUTUP
585.
586. Tujuan MPKP adalah Proses kerjasama dengan dan melalui orang-orang dan
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Di MPKP terdiri dari Planning, Organizing,
Actuating, dan Controlling. Kegiatan perencanaan terdapat Perumusan filosofi, visi, dan
misi, serta tujuan, Menyusun Kebijakan, Penyusunan Standart Kinerja, Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen. Penyiapan perangkat MPKP disusun dalam bentuk :
a.
kartu anggota Tim,
b.
Format catatan harian
c.
Format pengkajian awal keperawatan,
d.
penentuan 10 (sepuluh) diagnosa yang sering muncul
e.
Format pendelegasian,
f.
Format discharge planning,
g.
format audit dokumentasi,
h.
format penghitungan BOR, LOS, TOI
587.
588.
589.
590.
591.
592.
593.
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
601.
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608. DAFTAR PUSTAKA
609.
610.
611.