PARASITOLOGI
Disusun oleh :
Wildan mukholladun
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
Efek Infestasi Cestoda Caryophyllaeid pada Clarias Bathrachus
Effect of Caryophyllaeid Cestode Infestations on Clarias Bathrachus (Linn)
(N.N. Laboni, K. J. Chandra dan M.S. Chhanda)
A. Abstrak
Saran dari jurnal ini adalah untuk membuat penelitian lebih lanjut dari segi
komposisi darah dan perkembangan gonadalnya dari inang yang terganggu.
B. Pendahuluan
Lele adalah kelompok penting dari ikan di negara kita dan semakin
meningkat menunjukkan masa depan yang menjanjikan dalam pembudidayaan
(Barua 1989). Oleh masyarakat pribumi lele dikenal sebagai Magur Clarias
batrachus dan Singhi Heteropneustes fossilis, telah memberikan kontribusi yang
besar sebagai makanan ikan lezat negara kita (Kabata 1985). Parasit Cestode
Caryophyllaeid didistribusikan secara luas terutama di air tawar tempat hidup ikan
Siluriform dan ikan Cypriniform (Mackiewicz 1982). Namun, Clarias batrachus
(Linn.) dan Heteropneustes fossilis (Bloch) adalah host utama Caryophyllaeids di
anak benua India (the Indian subcontinent).
1. Bahan Penelitian
2. Alat Penelitian
KEGIATAN
PENELITIAN
KEGIATAN KEGIATAN
LAPANGAN LABORATORIUM
186 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) 36 ekor ikan Lele (Clarias batrachus)
dengan sengaja diinfeksi oleh parasit, tanpa diinfeksi oleh parasit dipelihara
kemudian dipelihara dalam suatu kolam dalam suatu kolam selama satu tahun
selama satu tahun (Agustus 2010-Juli 2011) (Agustus 2010-Juli 2011)
b. Kegiatan Laboratorium
Semua ikan Lele (Clarias Dilakukan pencatatan data mencakup: Hubungan antara panjang kepala dan total
batrachus) yang masih hidup dan panjang tubuh dihitung dengan menggunakan
masih segar dibawa ke Laboratorium sumber ikan Lele rumus :
panjang total ikan Lele
panjang tubuh ikan Lele tanpa 100 . 𝐿𝑡
kepala 𝑋
panjang kepala ikan Lele
berat badan ikan Lele Lt : panjang kepala; dan
jenis kelamin ikan Lele
X : total panjang tubuh
Faktor kondisi (K) dihitung dengan
menggunakan rumus :
Kehilangan berat badan ikan dihitung dengan:
100 . 𝑊
K=
𝐼3 BR – BC
Bagan 4. Tahapan proses pengamatan mikroskopis yang dilakukan saat kegiatan laboratorium
D. Hasil Penelitian
E. Pembahasan
Jumlah maksimum dari cestoda yang menginfeksi inang (ikan) adalah 151.
Semula dilaporkan bahwa digenean dan nematoda merupakan parasit yang
menginfeksi Clarias batrachus (Arthur and Ahmed 2002), tetapi pada
kenyataannya hanya cestoda caryophyllaeid yang ditemukan pada tubuh ikan
yang dijadikan sebagai percobaan/penelitian. Sehingga hal tersebut membuat
beberapa peneliti lainnya untuk mengadakan studi yang mengkonsentrasikan pada
masalah dari efek parasit tunggal. Sedangkan menurut Natarajan and Nair 1977
and Agarwal 1985, Chandra and Golder 1987, tidak hanya pada kasus ikan lele,
kenyataannya ikan lain yang dijadikan sebagai inang dari parasit, terinfeksi tidak
hanya oleh satu jenis parasit tetapi oleh berbagai jenis parasit dari kelompok
parasit yang berbeda. Kabata (1958) dan Mann (1964) berpendapat bahwa tidak
mungkin hanya parasit tunggal yang menginfeksi ikan lele.
Hasil penelitian yang pertama adalah perbedaan ikan yang terinfestasi cestode
dan tidak terinfestasi cestode dilihat dari rata-rata total panjang tubuh ikan yang
disajikan pada Tabel 1. Perbedaan berat tubuh ikan yang diinfeksi dan tidak
adalah 1.98 gram dengan presentase 8.73.
Pada tabel 2, menunjukan hubungan antara panjang dari kepala ikan dan total
panjang tubuh pada ikan yang diinfeksi dan tidak diinfeksi oleh cestoda. Ukuran
panjang total dari ikan lele tersebut mulai dari ukuran kurang dari 21 cm, 21-23
cm, dan lebih dari 23 cm. Tabel 2 juga menunjukkan perubahan panjang tubuh
ikan lele berdasarakan banyak tidaknya cestoda. Sehingga ditampilkan dalam
bentuk tabel yang pembandingkan antara masing-masing ikan mulai dari yang
tidak diinfeksi cestoda, diinfeksi 1-5 cestoda, 6-10 cestoda, dan lebih dari 10
cestoda. Persentase tertinggi penurunan ukuran panjang dari kepala ikan yang
diinfeksi adalah 4.49% pada ikan yang memiliki panjang kurang dari 21 cm dan
persentase penurunan terendah adalah 1.11% yaitu pada kelompok ikan yang
memiliki panjang lebih dari 23 cm. Sedangkan ukuran rata-rata panjang kepala
paling tinggi dari seluruh ikan lele yang diujicobakan ada pada kelompok 21>
dengan presentase 6,73 dan yang terendah ada pada kelompok 23< dengan
presentase 1,09.
Tabel 3. menunjukkan hubungan ukuran kepala dan total panjang tubuh ikan
pada musim-musim yang berbeda periode Agustus 2010- Juli 2011. Persentase
tertinggi yaitu 11.15 % pada ikan yang memiliki panjang 21-23 cm, sedangkan
persentase terndah yaitu 1.14% pada ikan yang memiliki panjang kurang dari 21
cm dan ditemukan pada musim dingin.
Selain panjang tubuh, penelitian ini juga melihat pengaruh pemberian parasit
cestode pada aspek berat tubuh ikan lele. Selama periode penelitian, berat rata-rata
inang yang tidak diinfeksi adalah 100.08 gram dan berat rata-rata dari inang yang
diinfeksi adalah 98.45 gram (disajikan pada tabel 1). Persentase berkurangnya
berat tubuh ikan yang diinfeksi parasit cestode terbesar yaitu 26.38% pada ikan
yang memiliki panjang 21>, sedangkan persentase terendah yaitu 7.44 % pada
ikan yang memiliki panjang 23< cm (disajikan pada tabel 4). Penurunan berat
tubuh ikan yang diinfeksi dengan persentase tertinggi (27.68%) terjadi pada
musim panas pada pada kelompok ikan yang memiliki panjang 21>. Sedangkan
persentase terendah (1.29 %) ditemukan pada musim hujan pada kelompok ikan
yang memiliki panjang sedang /medium (21-23 cm) (disajikan pada tabel 5).
Kebanyakan penulis menjelaskan berkurangnya berat tubuh ikan ketika parasit
dalam tubuh ikan berjumlah sangat banyak.
Dari faktor kondisi ikan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi yang disajikan
pada tabel 1 jelas bahwa ikan yang tidak terinfeksi memiliki faktor kondisi yang
lebih tinggi (1,13) daripada yang terinfeksi (0.85). Faktor kondisi tertinggi (1,21,
1,01 dan 0,83) yang ditemukan pada ikan yang tidak terinfeksi pada kelompok
panjang kecil, sedang dan besar dibandingkan dengan ikan yang terinfeksi (0,95,
0,83 dan 0,78) (tabel 6). Persentasi hilangnya faktor kondisi tertinggi (22.31,
18.18 dan 23.14) ditemukan pada kelompok 21>.dan terendah (1,20, 4,82 dan
7.23) ditemukan dalam kelompok 23<. Secara keseluruhan, persentase kehilangan
kondisi faktor terbesar ada pada kelompok mild kelompok 21> (disajikan pada
tabel 6). Presentasi kehilangan kondisi faktor tertinggi (23.97) ditemukan pada
musim dingin pada kelompok 21> dan presentasi terendah (1.20) ditemukan pada
musim hujan dan musim gugur dalam kelompok 23< (tabel 5).
Larva coracideium keluar dari telur gravid cestoda dan larva dimakan oleh
para crustaceae dan berkembang menjadi bentuk infektif procercoid dalam rongga
tubuh. Ikan menjadi terinfeksi dengan memakan crustaceae dengan larva
procercoid. Dalam C. batrachus, faktor kondisinya menurun ketika jumlah
caryophyllaeid cestoda meningkat. Serupa dengan temuan yang diamati oleh
Mann (1953) dan Kabata (1958) dalam kasus serangan Lernaeocera. Pengamatan
hampir serupa dibuat oleh Sproston dan Hartely (1941). Investigasi lebih lanjut
disarankan pada perubahan komposisi darah dan perkembangan gonad ikan untuk
pemahaman rinci tentang efek investasi caryophyllaeid untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan danlam budidaya clariid berkelanjutan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa