Anda di halaman 1dari 16

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

PARASITOLOGI

Disusun oleh :

Wildan mukholladun

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN DIKTI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2017
Efek Infestasi Cestoda Caryophyllaeid pada Clarias Bathrachus
Effect of Caryophyllaeid Cestode Infestations on Clarias Bathrachus (Linn)
(N.N. Laboni, K. J. Chandra dan M.S. Chhanda)

A. Abstrak

Jurnal ini membahas mengenai akibat terdapatnya cestoda caryophyllaeid di


dalam Clarias batrachus (ikan lele). Penelitian ini berlangsung mulai dari
Agustus 2010 sampai Juli 2011. Sempel ikan lele yang digunakan untuk penelitian
berasal dari pasar K.R dan beberapa ada yang berasal dari pasar ikan lokal BAU.
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan terlebih dahulu pencatatan data dari ikan
tersebut yaitu jenis kelaminnya, panjang total (cm), panjang standart (cm),
panjang kepala (cm), dan berat (gram). Dari banyak ikan lele yang diteliti
ditemukan 5 spesies caryophyllaeid yaitu Djombangia penetrans, Lytocestus
indicus, L. birmanicus, L. parvulus and Bovienia serialis. Terdapatnya parasit
tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan panjang, berat dan kondisi pada
ikan lele.

Berdasarkan panjang, berat dan kondisi faktor ditemukan perbedaan yang


mencolok. Pengurangan panjang total sebesar 8,73% dan pengurang rata-rata
panjang kepala sebesar 4,49% ditemukan di kelompok ikan yang memiliki ukuran
tubuh pendek. Pengurangan berat ikan yang terinfeksi sebesar 1,63%. Presentase
pengurangan berat terbesar (26,38) terdapat pada kelompok dengan ukuran tubuh
pendek dan terendah 7,44 pada kelompok dengan ukuran tubuh terbesar. Faktor
kondisi terbesar (1,13) ditemukan pada ikan yang tidak diinfeksi parasit dan yang
terendah (0,85) ditemukan pada ikan yang diinfeksi.

Saran dari jurnal ini adalah untuk membuat penelitian lebih lanjut dari segi
komposisi darah dan perkembangan gonadalnya dari inang yang terganggu.
B. Pendahuluan

Lele adalah kelompok penting dari ikan di negara kita dan semakin
meningkat menunjukkan masa depan yang menjanjikan dalam pembudidayaan
(Barua 1989). Oleh masyarakat pribumi lele dikenal sebagai Magur Clarias
batrachus dan Singhi Heteropneustes fossilis, telah memberikan kontribusi yang
besar sebagai makanan ikan lezat negara kita (Kabata 1985). Parasit Cestode
Caryophyllaeid didistribusikan secara luas terutama di air tawar tempat hidup ikan
Siluriform dan ikan Cypriniform (Mackiewicz 1982). Namun, Clarias batrachus
(Linn.) dan Heteropneustes fossilis (Bloch) adalah host utama Caryophyllaeids di
anak benua India (the Indian subcontinent).

Penelitian lebih lanjut telah dilakukan pada sistematika dari Cestode


Caryophyllaeid pada C. batrachus keluar dari benua ini terutama dari India oleh
Mackiewicz (1981), Agarwal (1985) dan Hafeezullah (1986). Hanya beberapa
penelitian yang telah dilakukan pada Cestoides ini khususnya ikan dari
Bangladesh oleh Ahmed dan Sanaullah (1976), Sanaullah dan Ahmed (1978),
Mamnur Rashid et al. (1983, 1985), Ahmed et al. (1985), Chandra dan Khatun
(1993) dan Chandra et al. (1997).

Sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan mengenai efek parasitisme


pada hewan inang khususnya pada ikan air tawar . Mungkin penelitian tunggal
yang tercatat sejauh ini pada efek cacing di Nandus Nandus dari Bangladesh oleh
Chandra dan Golder ( 1987) . Beberapa inisiasi telah diambil oleh negara lain oleh
Mann ( 1953) , Kabata ( 1958 ) dan Natarajan dan Nair ( 1977) terutama infestasi
parasit ikan Crustaceae. Kompleksitas infestasi tunggal atau ganda pada spesies
inang benar-benar menjadi masalah dalam penentuan efek tunggal parasit kedua
endoparasit atau ektoparasit ( Chandra dan Golder 1987) . C. batrachus adalah
ikan yang dipenuhi oleh berbagai Cestode Caryophyllaeid, pengaruh mereka pada
inang ini merupakan tugas penting untuk menentukan budidaya yang sukses.
Selain mempelajari infestasi parasit ( Chhanda et al . 2011) dari bagian penelitian
ini yaitu untuk mengevaluasi efek tertentu pada panjang, berat dan kondisi faktor
C. batrachus karena infestasi Caryophyllaeid.
C. Bahan Dan Metode Penelitian

1. Bahan Penelitian

Tabel 1. Bahan yang digunakan saat penelitian

No Bahan Utama Jenis Bahan Keterangan


Berasal dari berbagai sumber (pasar
222 ekor ikan Lele Gouripur, Sutiakhali, Churkhai, Natun
1. Utama
(Clarias batrachus) bazar dan Mechhua bazar kota
Mymensingh).
Parasit Cestoda
Didapat dari Deartemen Budidaya Ikan
2. golongan Utama
Bangladesh
Caryophyllaeid
Digunakan untuk memberi makan ikan
3. Pakan ikan Lele Penunjang
selama proses penelitian (± 12 bulan)

Digunakan sebagai medium


4. Air steril Penunjang
pertumbuhan ikan Lele di dalam kolam

Digunakan dalam proses pembedahan


5. Larutan fisiologis Penunjang
serta pengamatan mikroskopis

2. Alat Penelitian

Tabel 2. Alat yang digunakan saat Penelitian

No Alat yang digunakan Fungsi


Dua buah kolam (alas dan sisi
1 Digunakan sebagai tempat hidup ikan Lele
non tanah)
Alat pengukur panjang dan Digunakan untuk mengukur panjang serta berat
2
berat badab ikan Lele
3 Satu set alat bedah Digunakan dalam proses pembedahan ikan Lele
Digunakan dalam proses pengamatan parasit
4 Mikroskop
secara mikroskopis
3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian terbagi


kedalam dua area, yakni area kegiatan di lapangan dan kegiatan di
laboratorium. Tak hanya itu, kegiatan di laboratorium terbagi kembali ke
dalam dua proses, yakni roses pengukuran dan proses pengamatan parasit
secara mikroskopis.

Kegiatan di lapangan merupakan kegiatan yang paling memakan


waktu lama yakni sekitar 12 bulan / satu tahun. Berupa kegiatan
pembiakan 222 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) pada dua buah kolam
yang terpisah, dimana satu kolam berisi 36 ikan Lele yang sehat dan
kolam lainnya berisi 186 ekor ikan Lele yang dengan sengaja telah
diinfeksi oleh parasit Cestoda golongan Cryophyllaeid.

Kegiatan di laboratorium terbagi ke dalam dua proses yakni prose


pengukuran dan proses pengamatan parasit seara mikroskopis. Proses
pengukuran dilakukan untuk mencatat data mengenai panjang total tubuh,
panjang badan, panjang kepala, berat badan serta jenis kelamin ikan Lele.

Adapun aturan pengukurannya adalah sebagai berikut : Panjang total


setiap ikan diambil dari ujung rahang bawah ke ujung lobus bawah sirip
ekor. Panjang kepala telah diambil dari ujung rahang bawah ke operkulum
sementara panjang tubuh, dari operkulum ke ujung lobus bawah sirip ekor.

Hasil pengukuran digunakan untuk menghitung hubungan antara


panjang kepala dengan panjang badan dengan menggunakan rumus yang
100 . 𝐿𝑡
diadopsi dari Desbrosses (1948) yakni . dimana Lt merupakan
𝑋
panjang kepala dan X merupakan total panjang tubuh ikan Lele. Setelah
100 . 𝑊
itu dihitung nilai faktor kondisi (K) dengan rumus . dimana W
𝐼3
merupakan berat ikan Lele dalam satuan gram dan I merupakan panjang
total ikan Lele dalam satuan sentimeter.
Ikan lele juga dikelompokkan kan berdasarkan jumlah parasit yang
ada pada tubuh ikan lele tersebut. Jumlah parasit 1-5 dikelompokkan pada
tingkat infeksi ringan (mild), 6-10 untuk tingkat infeksi sedang
(moderate), dan 11 – atas untuk tingkat infeksi parasit berat (heavily).

Kemudian, ikan dibius menggunakan kloroform dan dilakukan


pembedahan dengan cara memotong ikan pada bagian leher, kemudian
dibuat sayatan di sisi ventral dekat pori genital pada daerah anus dan
dibuka ke arah kepala sampai ke daerah opercular. Setelah itu, organ hati,
lambung serta usus ikan Lele diambil dan disimpan dalam petridish berisi
larutan fisiologis. Kemudian organ – organ tersebut dibedah dan diambil
parasit yang ada di dalamnya. Selanjutnya parasit yang didapat disimpan
dalam larutan fisiologis, dan dibuat apusan untuk kemudian diamati
dengan menggunakan mikroskop.

KEGIATAN
PENELITIAN

KEGIATAN KEGIATAN
LAPANGAN LABORATORIUM

PROSES PENGUKURAN PROSES PENGAMATAN


MIKROSKOPIS

Bagan 1. Kegiatan yang dilakukan saat penelititan


a. Kegiatan Lapangan

222 ekor ikan Lele (Clarias


batrachus) diambil dari berbagai
tempat untuk dijadikan objek
penelitian

186 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) 36 ekor ikan Lele (Clarias batrachus)
dengan sengaja diinfeksi oleh parasit, tanpa diinfeksi oleh parasit dipelihara
kemudian dipelihara dalam suatu kolam dalam suatu kolam selama satu tahun
selama satu tahun (Agustus 2010-Juli 2011) (Agustus 2010-Juli 2011)

musim panas Musim hujan Musim gugur musim dingin


(Maret - Mei) (Juni- (September - (Desember-
Agustus) November) Februari)

Bagan 2. Tahapan proses yang dilakukan saat kegiatan lapangan

b. Kegiatan Laboratorium

Semua ikan Lele (Clarias Dilakukan pencatatan data mencakup: Hubungan antara panjang kepala dan total
batrachus) yang masih hidup dan panjang tubuh dihitung dengan menggunakan
masih segar dibawa ke Laboratorium  sumber ikan Lele rumus :
 panjang total ikan Lele
 panjang tubuh ikan Lele tanpa 100 . 𝐿𝑡
kepala 𝑋
 panjang kepala ikan Lele
 berat badan ikan Lele Lt : panjang kepala; dan
 jenis kelamin ikan Lele
X : total panjang tubuh
Faktor kondisi (K) dihitung dengan
menggunakan rumus :
Kehilangan berat badan ikan dihitung dengan:
100 . 𝑊
K=
𝐼3 BR – BC

W : berat ikan Lele BR : berat rata-rata ikan Lele


Dihitung rata-rata panjang dan berat tubuh
I : panjang ikan Lele ikan Lele
BC : berat Cestoda yang diinfeksikan.

Bagan 3. Tahapan proses pengukuran yang dilakukan saat kegiatan laboratorium


Ikan Lele yang diinfeksi dibius Dibuat sayatan di sisi ventral
dengan klorofom, kemudian dekat pori genital pada daerah
dipotong pada bagian lehernya anus dan dibuka ke arah kepala
sampai ke daerah opercular

Masing-masing dari hati, Bagian hati, lambung dan usus


lambung dan usus ikan Lele ikan Lele diambil dan
dibedah kemudian diambil ditempatkan pada petridih yang
parasit yang berada di dalamnya berisi larutan fisiologis

Parasit yang telah diambil dari Kemudian dibuat apusan /


hati, lambung dan usus ikan preparat untuk diamati spesies
Lele disimpan dalam larutan parasitnya
fisiologis

Bagan 4. Tahapan proses pengamatan mikroskopis yang dilakukan saat kegiatan laboratorium
D. Hasil Penelitian
E. Pembahasan

Berdasarkan 222 Clarias batrachus yang diperiksa, 186 diantaranya,


tubuhnya dipenuhi oleh 1428 caryophyllaeid cestode. Species dari cestoda
tersebut yaitu Djombangia penetrans , Lytocestus indicus , Lytocestus birmanicu ,
Lytocestus parvulus dan Bovienia serialisas. Ikan (inang) dari cestoda tersebut
dipenuhi oleh beberapa parasit tetapi lebih didominasi oleh Djombangia penetran.

Jumlah maksimum dari cestoda yang menginfeksi inang (ikan) adalah 151.
Semula dilaporkan bahwa digenean dan nematoda merupakan parasit yang
menginfeksi Clarias batrachus (Arthur and Ahmed 2002), tetapi pada
kenyataannya hanya cestoda caryophyllaeid yang ditemukan pada tubuh ikan
yang dijadikan sebagai percobaan/penelitian. Sehingga hal tersebut membuat
beberapa peneliti lainnya untuk mengadakan studi yang mengkonsentrasikan pada
masalah dari efek parasit tunggal. Sedangkan menurut Natarajan and Nair 1977
and Agarwal 1985, Chandra and Golder 1987, tidak hanya pada kasus ikan lele,
kenyataannya ikan lain yang dijadikan sebagai inang dari parasit, terinfeksi tidak
hanya oleh satu jenis parasit tetapi oleh berbagai jenis parasit dari kelompok
parasit yang berbeda. Kabata (1958) dan Mann (1964) berpendapat bahwa tidak
mungkin hanya parasit tunggal yang menginfeksi ikan lele.

Hasil penelitian yang pertama adalah perbedaan ikan yang terinfestasi cestode
dan tidak terinfestasi cestode dilihat dari rata-rata total panjang tubuh ikan yang
disajikan pada Tabel 1. Perbedaan berat tubuh ikan yang diinfeksi dan tidak
adalah 1.98 gram dengan presentase 8.73.

Pada tabel 2, menunjukan hubungan antara panjang dari kepala ikan dan total
panjang tubuh pada ikan yang diinfeksi dan tidak diinfeksi oleh cestoda. Ukuran
panjang total dari ikan lele tersebut mulai dari ukuran kurang dari 21 cm, 21-23
cm, dan lebih dari 23 cm. Tabel 2 juga menunjukkan perubahan panjang tubuh
ikan lele berdasarakan banyak tidaknya cestoda. Sehingga ditampilkan dalam
bentuk tabel yang pembandingkan antara masing-masing ikan mulai dari yang
tidak diinfeksi cestoda, diinfeksi 1-5 cestoda, 6-10 cestoda, dan lebih dari 10
cestoda. Persentase tertinggi penurunan ukuran panjang dari kepala ikan yang
diinfeksi adalah 4.49% pada ikan yang memiliki panjang kurang dari 21 cm dan
persentase penurunan terendah adalah 1.11% yaitu pada kelompok ikan yang
memiliki panjang lebih dari 23 cm. Sedangkan ukuran rata-rata panjang kepala
paling tinggi dari seluruh ikan lele yang diujicobakan ada pada kelompok 21>
dengan presentase 6,73 dan yang terendah ada pada kelompok 23< dengan
presentase 1,09.

Tabel 3. menunjukkan hubungan ukuran kepala dan total panjang tubuh ikan
pada musim-musim yang berbeda periode Agustus 2010- Juli 2011. Persentase
tertinggi yaitu 11.15 % pada ikan yang memiliki panjang 21-23 cm, sedangkan
persentase terndah yaitu 1.14% pada ikan yang memiliki panjang kurang dari 21
cm dan ditemukan pada musim dingin.
Selain panjang tubuh, penelitian ini juga melihat pengaruh pemberian parasit
cestode pada aspek berat tubuh ikan lele. Selama periode penelitian, berat rata-rata
inang yang tidak diinfeksi adalah 100.08 gram dan berat rata-rata dari inang yang
diinfeksi adalah 98.45 gram (disajikan pada tabel 1). Persentase berkurangnya
berat tubuh ikan yang diinfeksi parasit cestode terbesar yaitu 26.38% pada ikan
yang memiliki panjang 21>, sedangkan persentase terendah yaitu 7.44 % pada
ikan yang memiliki panjang 23< cm (disajikan pada tabel 4). Penurunan berat
tubuh ikan yang diinfeksi dengan persentase tertinggi (27.68%) terjadi pada
musim panas pada pada kelompok ikan yang memiliki panjang 21>. Sedangkan
persentase terendah (1.29 %) ditemukan pada musim hujan pada kelompok ikan
yang memiliki panjang sedang /medium (21-23 cm) (disajikan pada tabel 5).
Kebanyakan penulis menjelaskan berkurangnya berat tubuh ikan ketika parasit
dalam tubuh ikan berjumlah sangat banyak.
Dari faktor kondisi ikan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi yang disajikan
pada tabel 1 jelas bahwa ikan yang tidak terinfeksi memiliki faktor kondisi yang
lebih tinggi (1,13) daripada yang terinfeksi (0.85). Faktor kondisi tertinggi (1,21,
1,01 dan 0,83) yang ditemukan pada ikan yang tidak terinfeksi pada kelompok
panjang kecil, sedang dan besar dibandingkan dengan ikan yang terinfeksi (0,95,
0,83 dan 0,78) (tabel 6). Persentasi hilangnya faktor kondisi tertinggi (22.31,
18.18 dan 23.14) ditemukan pada kelompok 21>.dan terendah (1,20, 4,82 dan
7.23) ditemukan dalam kelompok 23<. Secara keseluruhan, persentase kehilangan
kondisi faktor terbesar ada pada kelompok mild kelompok 21> (disajikan pada
tabel 6). Presentasi kehilangan kondisi faktor tertinggi (23.97) ditemukan pada
musim dingin pada kelompok 21> dan presentasi terendah (1.20) ditemukan pada
musim hujan dan musim gugur dalam kelompok 23< (tabel 5).
Larva coracideium keluar dari telur gravid cestoda dan larva dimakan oleh
para crustaceae dan berkembang menjadi bentuk infektif procercoid dalam rongga
tubuh. Ikan menjadi terinfeksi dengan memakan crustaceae dengan larva
procercoid. Dalam C. batrachus, faktor kondisinya menurun ketika jumlah
caryophyllaeid cestoda meningkat. Serupa dengan temuan yang diamati oleh
Mann (1953) dan Kabata (1958) dalam kasus serangan Lernaeocera. Pengamatan
hampir serupa dibuat oleh Sproston dan Hartely (1941). Investigasi lebih lanjut
disarankan pada perubahan komposisi darah dan perkembangan gonad ikan untuk
pemahaman rinci tentang efek investasi caryophyllaeid untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan danlam budidaya clariid berkelanjutan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

1. Parasit Cestode Caryophyllaeid berpengaruh terhadap pertumbuhan C.


Batrachus. C. batrachus, merupakan salah satu ikan tawar yang menjadi
inang dari Caryophyllaeid. Ikan ini akan memakan crustaceae yang
mengandung larva procercoid dari Caryophyllaeid.

2. Pengaruh ini dilihat secara kuantitatif berdasarkan perhitungan berat,


panjang tubuh, serta panjang kepala ikan yang dibandingkan dengan
kontrol yaitu ikan yang tidak diinfeksi oleh Caryophyllaeid. Ikan yang
tidak diinfeksi memiliki presentasi yang lebih besar

3. Besarnya kemampuan Caryophyllaeid menginfeksi lele dilihat dari nilai


kondisi faktor. Semakin rendah kondisi faktor maka jumlah
Caryophyllaeid yang menginfeksi ikan akan semakin meningkat. Rata-
rata semua ikan yang diinfeksi mengalami penurunan kondisi faktor

4. Infeksi Caryophyllaeid berpengaruh juga kepada musim dimana infeksi


terbesar terjadi pada musim hujan dengan kondisi faktor yang paling kecil

Anda mungkin juga menyukai