Anda di halaman 1dari 1

Hujan terus berguyur dengan deras, aku sendiri hanya bisa duduk diam didepan minimarket

tempatku berteduh. Aku terjebak hujan ketika perjalanan pulang. Dan sialnya lagi handphone ku
mati. Aku jadi tidak tahu sekarang jam berapa, untunglah di minimarket sebuah jam digital besar,
jadi aku bisa sedikit tertolong. Sekarang masih jam setengah 7 malam. Awalnya aku berniat untuk
nekat meneruskan perjalananku, tapi aku urungkan karena aku baru ingat besok aku masih ada acara
yang aku hadiri. Bukan acara penting sih tapi aku sudah terlanjur membayarnya. Jadi mau tidak mau
aku harus tetap menghadirinya. Seorang pegawai di minimarket menawariku untuk meminjam
handphone nya, dan dasar aku yang bodoh, aku tidak ingat nomor telepon oppa. Benar-benar gadis
bodoh. Oppa pasti sudah sangat khawatir karena aku seharusnya pulang 2 jam yang lalu. Tapi kalau
aku nekad pulang dengan hujan-hujanan, aku pasti akan mendapat masalah. Jadi aku lebih memilih
membuat Oppa khawatir saja.

“Kenapa hujannya belum reda juga?” gerutuku sambil menyesap minuman hangat yang aku beli di
minimarket. Tak lama kemudian, pegawai minimarket itu keluar, dia duduk di kursi yang ada
disebelahku.

“Hai, apakah rumahmu jauh?”tanyanya dengan ramah.

“Yah, lumayan jauh. 20 menit berjalan kaki dari sini.”

“Siapa namamu?”

“Aku Achan, namamu siapa?”tanyaku dengan senyum yang tak kusadari sudah terbentuk.

“Aku Geena, kau bekerja juga?”

“Ah, tidak. Aku sedang kuliah.”

“Benarkah? Wah hebat, aku juga ingin sedang berkuliah. Tapi aku juga sedang bekerja paruh waktu.”

“Kau bekerja? Kau semester berapa? Umurmu berapa?” tanyaku dengan semangat.

“Aku masih semester 2,

Anda mungkin juga menyukai