Oleh :
SEPRIMA YENTI
15042047
Dosen Pengampu :
A. Identitas Buku
Judul buku : Bank Kaum Miskin
No. ISBN : 9789791260213
Penulis : Muhammad Yunus bersama Alan Jolis
Penerbit : Margin Kiri
Tahun terbit : 2007
Kota terbit : Serpong, Tangerang Selatan
Jumlah halaman : xxvi + 269 hlm
Berat buku : 500 gr
Dimensi : 140x203 mm
Grameen Bank mulai beroperasi sejak tahun 1977, yang kemudian baru
menjadi Bank secara resmi pada akhir september Tahun 1982. Dalam perjalannya
Grameen Bank menemukan banyak hambatan, baik itu yang berasal dari struktur
sosial masyarakat, agama, kebudayaan, pemerintahan dan birokrasinya, dan
bahkan dari dunia internasional pun ikut menjadi penghambat dalam perjalan
Grameen Bank. Seperti banjir besar yang terjadi pada tahun 1981, 1985, 1987,
dan juga 1988 yang mengakibatkan tewasnya sebanyak 150 ribu jiwa, danjuga
bencana tornado pada tahun 1989, yangman hal tersebut cukup berpengaruh
tehadap kepercayaan diri para peminjam tersebut. Kemudian juga masalah yang
timbul dari kaum kiri yang menuduh Yunus bahwa Grameen merupakan
konspirasi dari Amerika untuk menanamkan kapitalisme di antara kaum miskin
dan juga bahwa tujuannya nyatanya adalah untuk menghancurkan setiap harapan
dari sebuah evolusi dengan menghilangkan keputusan dan kemarahan kaum
melarat.
C. Biografi Pengarang
Setelah itu, pada tahun 1972 Yunus kembali ke Chitanggong dan menjadi
dekan di fakultas ekonomi Universitas Chitanggong. Universitas Chitanggong
terletak di daerah perbukitan tandus yang dekat/bersebelahan dengan Jopra, yaitu
sebuah desa miskin yang memotivasi atau menginspirasi Yunus untuk
memerhatiakan desa tersebut. Hingga pada akhirnya pada tahun 1983 Yunus
berhasil mendirikan Grameen Bank yang merupakan Bank kredit untuk kaum
miskin. Yangmana dalam pendirian Grameen Bank ini, Yunus dibantu oleh
mahasiswa-mahasiswinya yang telah membantu menjadi sukarelawan sejak awal.
D. Sinopsis
Buku Bank Kaum Miskin merupakan suatu buku yang sangat bagus dibaca
terutama bagi seorang akademisi, aktifis maupun bagi penetu kebijakan yang
dapat digunakan dalam percontohan dalam pengambilan keputusan atau dalam hal
pembutan kebijakan publik. Dari sini kita juga dapat melihat bahwasanya selaku
seorang akademisi maupun aktifis yang telah menempuh pendidikan tinggi kita
memiliki peran yang dapat membantu dan memeberikan manfaat terhadap orang
banyak. Seperi yang terjabar dalam buku bank kaum miskin tersebut bahwanya
Muhammad Yunus yang merupakan seorang dosen di Universitas Chitanggong
memiliki perhatian yang luar bias terhadap masyarakat miskin di Jobra,
Bangladesh. Dan selain itu Yunus juga mengikut sertakan mahasiswanya sebagai
sukarelawan.
Kisah sedih dan gembira dari sebuah perjuangan yang dilakukan oleh
Yunus selama 30 Tahun dalam pendirian Graemeen Bank, serta hal yang menarik
dari yang disampaikan oleh Yunus yaitu “Saat anda menggenggam dunia di
tangan Anda dan mengamatinya dari atas laksana burung, Anda cenderung
menjadi arogan. Anda tidak menyadari bahwa segala sesuatunya menjadi buram
jika dipandang dari jaraka yang sangat jauh. Sebalikya, saya memilih “pandangan
mata cacing”. saya harap bila saya mempelajari kemiskinan saya akan
memahaminya dengan lebih tajam”. Sebuah pernyataan yang dapat saya tarik
intisarinya yatu bahwasanya dalam pengentasan kemiskinan kita perlu dekat
mereka sebab bila hanya mengamati dari jauh tentu hal tersebut tidak akan terlihat
dengan jelas. Kemudian juga pernyataan yang saya rasa itu benar ialah tentang hal
yang membuat seorang miskin bukanlah karen ia tidak memiliki keteramilan
namun karena tertutupnya pengawasan terhadap dirinya sehingga ia harus demi
keuntungan orang yang memiliki kontrol atas modal.
Konsep pembangunan yang kita lihat dari buku ini, ialah dimana
pembangunan di fokuskan kepada program pengentasan kemiskinan merupakan
suatu hal yang cocok untuk diterapkan di Indonesia yang mana kita tahu bahwa
perseolan kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang sulit teratasi di
Indonesia. Sekiranya pemberian kesempatan dan peluang bagi kaum miskin dalam
meningkatkan atau merubah nasibnya merupakan suatu hal yang perlu dilakukan
di Indonesia terkait dengan persoalan kemiskinan tersebut. Karena kemiskinan
bisa dapat di atasi dan tergantung pada diri seorang tersebut, serta dorongan dan
ketersedian sarana bagi kaum miskin tentu dapat membantu kaum miskin dalam
menjalankan usahanya.