Anda di halaman 1dari 8

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

“ Kritikal Buku Bank Kaum Miskin”

Oleh :

SEPRIMA YENTI

15042047

Dosen Pengampu :

Hidayatul Fajri, S.Ap, MPA

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
Kritikal Buku
Oleh: Seprima Yenti

A. Identitas Buku
Judul buku : Bank Kaum Miskin
No. ISBN : 9789791260213
Penulis : Muhammad Yunus bersama Alan Jolis
Penerbit : Margin Kiri
Tahun terbit : 2007
Kota terbit : Serpong, Tangerang Selatan
Jumlah halaman : xxvi + 269 hlm
Berat buku : 500 gr
Dimensi : 140x203 mm

B. Garis Besar Isi Buku

Buku “Bank Kaum Miskin” bercerita tentang Muhammad Yunus, yaitu


seorang pendiri Grameen Bank di Bangladesh dimana dia berhasil meraih Nobel
Penghargaan. Grameen Bank merupakan salah satu bank terbesar yang didirikan
untuk kaum miskin terutama untuk perempuan miskin. Grameen Bank mulai
didirikan oleh Muhammad Yunus di Bangladesh yang mana berawal dari melihat
banyaknya pengangguran dan ketertindasan kaum perempuan di Bangladesh,
Yunus mulai memberikan pinjaman kepada orang yang kurang mampu tanpa
membutuhkan collateral yaitu instrumen hukum antara debitur denagn kredit.
Peminjaman yang berbeda yang dilakukan Yunus terhadap kaum miskin
merupakan suatu hal yang sangat beresiko karena hal tersebut semakin susah
fundamental perekonomian kaum yang terhutang. Namun Yunus percaya akan
kejujuran kaum perempuan yang meskipun miskin tapi tetap bermartabat atau
bertanggungjawab, serta memiliki kesadaran untuk mengambalikan apa yang
mereka pinjam. Selain itu, misi dari dirinya adalah bagaimana kaum yang
memiliki uang bisa membantu kaum papa dengan tangan yang lebih terbuka. Dari
hasil pinjaman pertama yang dilakukan Yunus dari Grameen Bank tersebut rata-
rata hanya berkisar $15 dan 94% dari pinjaman dilakukan oleh perempuan yang
sepertiganya berada dibawah garis kemiskinan , dan sepertiganya tepat sedikit
diatas garis kemiskinan.

Grameen Bank mulai beroperasi sejak tahun 1977, yang kemudian baru
menjadi Bank secara resmi pada akhir september Tahun 1982. Dalam perjalannya
Grameen Bank menemukan banyak hambatan, baik itu yang berasal dari struktur
sosial masyarakat, agama, kebudayaan, pemerintahan dan birokrasinya, dan
bahkan dari dunia internasional pun ikut menjadi penghambat dalam perjalan
Grameen Bank. Seperti banjir besar yang terjadi pada tahun 1981, 1985, 1987,
dan juga 1988 yang mengakibatkan tewasnya sebanyak 150 ribu jiwa, danjuga
bencana tornado pada tahun 1989, yangman hal tersebut cukup berpengaruh
tehadap kepercayaan diri para peminjam tersebut. Kemudian juga masalah yang
timbul dari kaum kiri yang menuduh Yunus bahwa Grameen merupakan
konspirasi dari Amerika untuk menanamkan kapitalisme di antara kaum miskin
dan juga bahwa tujuannya nyatanya adalah untuk menghancurkan setiap harapan
dari sebuah evolusi dengan menghilangkan keputusan dan kemarahan kaum
melarat.

Meskipun demikian, Yunus tetap teguh pada pendiriannya yang mana


menurutnya bahwa perubahan sosial itu harus didukung oleh seluruh pihak,
sehingga Yunus harus berusaha untuk tetap meyakinkan semua pihak. Dan
perjuangan Yunustersebut tidak sia-sia, ia dengan Grameen Banknya berhasil
mengantasi hambatan-hambatan tersebut. Keberhasilan dari Grameen Bank dapat
dilihat dari beberapa hal seperti dari hal keanggotaannya, yaitu di awal tahun 1979
hanya berjumlah 500an, namun pada tahun 1982 berlipat ganda menjadi 82 ribu,
dan pada tahun 2006 sudah mencapai 7 juta orang. Kemudian dari tingkat
pengembalian kredit, Grameen Bank merupakan salah satu Bank dari banyak
bank konversional lainnya yang memiliki tingkat pengembalian tertinggi yaitu
diatas 98%. Grameen Bank juga merupakan komunitas yang berhasil menjadi
peminjam, dimana peminjam merupakan pemilik terbesar dari saham Grameen
itu sendiri. Karena itu, Muhammad Yunus juga berusaha memikirkan
pengembangan usaha dalam hal untuk meningkatkan kesejahteraan peminjamnya,
dimulai dengan pengembangan usaha Grameen Phone, kemudian Grameen
Telecom, dan selanjutnya ke arah usaha perikanan dengan nama Grameen
Fisheries, kemudian komunikasi (Grameen Communication), dan juga tekstil
(Grameen Knitwear).

Dengan demikian, Muhammad Yunus, Grameen Bank dan program-


program inisiatifnya telah berhasil merubah pandangan dunia bahwa suatu usaha
yang didasrkan dengan keinginan tulus, kepercayaan dan sosial adalah usaha yang
mampu membuat gebrakan bersejarah dalam mengakhiri kemiskinan global di
muka bumi.

C. Biografi Pengarang

Pengarang buku “Bank Kaum Miskin” adalah Muhammad Yunus, yaitu


seorang yang meraih Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Muhammad Yunus
adalah seorang bankir dari Bangladesh yang mengembangkan konsep kredit
mikro. Muhammad Yunus lahir pada tanggal 28 Juni 1940 dan besar di
Bangladesh tepatnya di Jl. Boxirhat No. 20, Chittagong, yaitu sebuah kota
pelabuhan dengan penduduk sebanyak 3 juta. Ia merupakan anak ketiga dari
sembilan bersaudara. Muhammad Yunus lahir ditengah-tengah keluarga
sederhana, yaitu ayahnya merupakan seorang muslim yang sangat taat beribadah,
sepanjang hayatnya ia selalu beribadah dan ia hanya menghabiskan waktunya
untuk bekerja sebagai pengrajin perhiasan, beribadah dan keluarga. Ayahnya
bernama Dula Mia. Sedangkan ibu dari Muhammad Yunus bernama Sofia
Khatun, yaitu seorang perempuan tegas dan juga keras. Ia sangat disiplin, namun
dibalik kedisiplinannya dia juga memiliki hati yang baik, penuh rasa iba, dan juga
ringan tangan untuk membantu keluarga atau kerab` at miskin yang datang
mengunjungi keluarganya. Perhatian ibunya terhadap kaum miskin membuat
Yunus menemukan minatnya pada ilmu ekonomi dan perumahan sosial.

Yunus menghabiskan masa kecilnya di desa, kemudian pada tahun 1944,


keluarganya pindah ke kota Chittagong, dan ia harus pindah dari sekolah desanya
ke Sekolah Dasar Lambazar. Selama masa sekolahnya, Yunus merupakan seorang
yang aktif dalam kePramukaan, sehingga pada tahun 1952 ia harus melakukan
perjalan ke Pakistan Barat dan India, tahun 1955 ke Kanada dan tak lain tujuannya
adalah untuk menghadiri jambore.

Pada tahun 1961, yaitu diusianya yang ke 21 Tahun setelah kelulusannya


dari Universitas Chittagong, Muhammad Yunus langsung ditawari sebagai dosen
untuk mengajar di almamaternya. Sembari bekerjai menjadi seorang dosen, Yunus
mulai melirik ke dunia bisnis, yaitu belajar dari ayahnya yang bekerja sebagai
pengrajin dan pedadang ornamen mutiara. Dengan membuka usaha pertamanya
yaitu pabrik bahan pengepakan dan percetakan dengan memperkejakan sebanyak
100 orang pekerja dan ayahnya yang bertindak sebagai komisaris utama.

Kemudian pada tahun 1965, diusia yang ke-26, Yunus mendapatkan


beasiswa Fullbright untuk belajar di University of Colorado dan mendapatkan
gelar Ph.D disana, dan setelah itu bekerja sebagai pengajar di Middle Tennessee
State University. Pada tahun 1971, ketika mendapatkan kabar dari radio bahwa
pasukan tentara Pakistan telah memasuki Bangladesh dan berusaha memblokir
semua oposisi, Yunus kemudian menjadi aktivis untuk memerdekakan
Bangladesh dari Pakistan dan memiliki peran peting atas kemerdekaan
Bangladesh tersebut.

Setelah itu, pada tahun 1972 Yunus kembali ke Chitanggong dan menjadi
dekan di fakultas ekonomi Universitas Chitanggong. Universitas Chitanggong
terletak di daerah perbukitan tandus yang dekat/bersebelahan dengan Jopra, yaitu
sebuah desa miskin yang memotivasi atau menginspirasi Yunus untuk
memerhatiakan desa tersebut. Hingga pada akhirnya pada tahun 1983 Yunus
berhasil mendirikan Grameen Bank yang merupakan Bank kredit untuk kaum
miskin. Yangmana dalam pendirian Grameen Bank ini, Yunus dibantu oleh
mahasiswa-mahasiswinya yang telah membantu menjadi sukarelawan sejak awal.

D. Sinopsis

Bangladesh yang jatuh kedalam cengkaman bencana kelaparan pada tahun


1974, yang mana pada saat itu orang lapar ada dimana-dimana, banyak orang
kurus sekurus tengkorak mulai muncul di stasiun kereta api dan terminal bis
ibukota Dhuka, dan banyak orang tua tampak seperti anak-anak dan juga banyak
anak-anak tampak seperti orang tua. Miris melihat keadaan tersebut, sebagai
seorang guru besar ilmu ekonomi dari Universitas Chitanggong sekaligus sebagai
seorang yang baru saja menyelesaikan studinya dari Vanderbilt University,
Amaerika Serikat, Muhammad Yunus merasa gundah dan muak dari apa yang dia
pelajari serta yang ia ajarkan. Tak sedikitpun teori-teori ekonomi yang
diajarkannya dapat menggambarkan kehidupan yang saat ini terjadi lingkungan
sekitarnya. Sehingga hal tersebut membuat dia berkeinginan untuk melarikan diri
dari teori-teori dan buku-bukunya dan bergabung langsung untuk melihat
kehidupan nyata dari diri orang miskin tersebut.

Selepas itu Muhammad Yunus memutuskan untuk menjadi mahasiswa lagi


dan warga desa Jobra, yangmana alih-alih dari hal tersebut tujuannya adalah untuk
mengajarkan kepada mahasiswanya cara untuk memahami masyarakat miskin.
adapun kata-kata yang sangat memotivasi yaitu dimana ketika kita menggenggam
dunia ditangan dan mengamatinya dari atas laksana burung, maka hal tersebut
cenderung membuat kita arogan. Karena pada halnya sesuatu yang di pandang
dari jarak yang sangat jauh maka hasilnya akan menjadi buram. Maka dari itu
harapannya agar dalam mempelajari kemiskinan hendaklah dari jarak yang dekat,
agar hasilnya menjadi lebih tajam.

Pada tahun 1976, Yunus dipertemukan dengan seorang wanita berusia 21


tahun di desa Jobra yang bekerja sebagai pembuat bangku bambu. Penghasilan
wanita tersebut yang seharinya hanya US$ 2 sen, tentulah hal tersebut tidak cukup
bila digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekelurga seperti halnya untuk
membelikan baju yang layak untuk anaknya ataupun untuk membiayai sekolah
anak-anaknya karena penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan makannya
sendiri. Maka dari sinilah titik awal munculnya pengembangan Grameen Bank
(Bank Pedesaan).

Grameen Bank merupakan sebuah karya yang sangat mengagumkan di


dunia ini, dimana Muhammmad Yunus benar-benar fokus pada sepenuh pikiran
dan tenaganya untuk menciptakan kemandirian dan kesejahteraan bagi saudara
sebangsanya di Bangladesh
E. Komentar

Buku Bank Kaum Miskin merupakan suatu buku yang sangat bagus dibaca
terutama bagi seorang akademisi, aktifis maupun bagi penetu kebijakan yang
dapat digunakan dalam percontohan dalam pengambilan keputusan atau dalam hal
pembutan kebijakan publik. Dari sini kita juga dapat melihat bahwasanya selaku
seorang akademisi maupun aktifis yang telah menempuh pendidikan tinggi kita
memiliki peran yang dapat membantu dan memeberikan manfaat terhadap orang
banyak. Seperi yang terjabar dalam buku bank kaum miskin tersebut bahwanya
Muhammad Yunus yang merupakan seorang dosen di Universitas Chitanggong
memiliki perhatian yang luar bias terhadap masyarakat miskin di Jobra,
Bangladesh. Dan selain itu Yunus juga mengikut sertakan mahasiswanya sebagai
sukarelawan.

Kisah sedih dan gembira dari sebuah perjuangan yang dilakukan oleh
Yunus selama 30 Tahun dalam pendirian Graemeen Bank, serta hal yang menarik
dari yang disampaikan oleh Yunus yaitu “Saat anda menggenggam dunia di
tangan Anda dan mengamatinya dari atas laksana burung, Anda cenderung
menjadi arogan. Anda tidak menyadari bahwa segala sesuatunya menjadi buram
jika dipandang dari jaraka yang sangat jauh. Sebalikya, saya memilih “pandangan
mata cacing”. saya harap bila saya mempelajari kemiskinan saya akan
memahaminya dengan lebih tajam”. Sebuah pernyataan yang dapat saya tarik
intisarinya yatu bahwasanya dalam pengentasan kemiskinan kita perlu dekat
mereka sebab bila hanya mengamati dari jauh tentu hal tersebut tidak akan terlihat
dengan jelas. Kemudian juga pernyataan yang saya rasa itu benar ialah tentang hal
yang membuat seorang miskin bukanlah karen ia tidak memiliki keteramilan
namun karena tertutupnya pengawasan terhadap dirinya sehingga ia harus demi
keuntungan orang yang memiliki kontrol atas modal.

Konsep Grameen Bank yang di cetuskan oleh Muhammad Yunus dalam


hal pengentasan kemiskinan dengan cara memberikan uang tanpa adanya satu
upayapun untuk memberikan keterampilan terlebih dahulu, mungkin ini menurut
saya ini kurang cocok, karena tak jarang seprti yang ditemukan ketika sesorang
memiliki banyak uang ditangannya maka ia cenderung kalut mata bahkan sampai
memiliki jiwa malas, maka dari itu selain dengan pemberian uang juga perlu
pembinaan ataupun pelatihan guna meningkatkan potensi yang dimiliki.

Konsep pembangunan yang kita lihat dari buku ini, ialah dimana
pembangunan di fokuskan kepada program pengentasan kemiskinan merupakan
suatu hal yang cocok untuk diterapkan di Indonesia yang mana kita tahu bahwa
perseolan kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang sulit teratasi di
Indonesia. Sekiranya pemberian kesempatan dan peluang bagi kaum miskin dalam
meningkatkan atau merubah nasibnya merupakan suatu hal yang perlu dilakukan
di Indonesia terkait dengan persoalan kemiskinan tersebut. Karena kemiskinan
bisa dapat di atasi dan tergantung pada diri seorang tersebut, serta dorongan dan
ketersedian sarana bagi kaum miskin tentu dapat membantu kaum miskin dalam
menjalankan usahanya.

Anda mungkin juga menyukai