Berdasarkan proses yang mendasari terjadinya gangguan peredaran darah otak, stroke
dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
a) Stroke Non Hemoragik
Stroke non hemoragik atau stroke iskemik merupakan 88% dari seluruh kasus
stroke. Pada stroke iskemik terjadi iskemia akibat sumbatan atau penurunan aliran
darah otak.Berdasarkan perjalanan klinis, dikelompokkan menjadi
1) TIA (Transient Ischemic Attack)
Pada TIA gejala neurologis timbul dan menghilang kurang dari 24
jam. Disebabkan oleh gangguan akut fungsi fokal serebral, emboli
maupun trombosis.
2) RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
Gejala neurologis pada RIND menghilang lebih dari 24 jam namun
kurang dari 21 hari.
3) Stroke in Evolution
Stroke yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke
waktu.
4) Completed Stroke
Kelainan neurologisnya bersifat menetap dan tidak berkembang
lagi.
b) Stroke Hemoragik
Pada stroke hemoragik terjadi keluarnya darah arteri ke dalam ruang interstitial
otak sehingga memotong jalur aliran darah di distal arteri tersebut dan
mengganggu vaskularisasi jaringan sekitarnya. Stroke hemoragik terjadi apabila
susunan pembuluh darah otak mengalami ruptur sehingga timbul perdarahan di
dalam jaringan otak atau di dalam ruang subarakhnoid
II. Etiologi
Stroke iskemik bisa disebabkan oleh berbagai macam problem yang bisa dikelompokkan
menjadi 3 bagian. Yaitu masalah-masalah pembuluh darah, jantung dan substrat darah itu
sendiri.
III. Patofisiologi
a. Penurunan aliran darah otak
Terdapat dua mekanisme patofisiologi pada iskemik otak yaitu hilang atau
berkurangnya suplai oksigen dan glukosa yang terjadi sekunder akibat oklusi
vaskuler, serta adanya perubahan pada metabolisme seluler akibat gangguan
proses produksi energi akibat oklusi sebelumnya.Suatu percobaan pada otak tikus
menunjukkan respon metabolik tertentu pada penurunan aliran darah otak yang
progresif. Akibat oklusi akan terjadi gangguan hemodinamik aliran darah otak
yang secara bertahap dikenal beberapa berdasarkan beratnya oklusi, yaitu
a) Tingkat kritikal pertama
Terjadi bila aliran darah otak menurun hingga 70-80% (kurang dari 50-55
ml / 100 gr otak / menit). Menurut Hossmann pada keadaan ini respon
pertama otak adalah terhambatnya sintesa protein karena
adanyadisagregasi ribosom
b) Tingkat kritikal kedua
Terjadi bila aliran darah otak berkurang hingga 50% (hingga 35 ml /100 gr
otak / menit). Akan terjadi aktivasi glikolisis anaerob dan peningkatan
konsentrasi laktat yang selanjutnya berkembang menjadi asidosis laktat
dan edema sitotoksik.
c) Tingkat kritikal ketigaTerjadi bila aliran darah otak berkurang hingga 30%
( hingga 20 ml /100 gr otak / menit ). Pada keadaan ini akan terjadi
berkurangnya produksi adenosine triphosphate(ATP), defisit energi, serta
adanya gangguan transport aktif ion, instabilitas membran sel serta
dilepaskannya neurotransmiter eksitatorik yang berlebihan. Pada saat
aliran darah otak mencapai hanya 20% dari nilai normal (10-15 ml / 100
gr otak /menit ), maka neuron-neuron otak mengalami hilangnya gradien
ion dan selanjutnya terjadi depolarisasi anoksik dari membran . Jika
jaringan otak mendapat aliran darah kurang dari 10 ml / 100gr jaringan
otak per menit akan terjadi kerusakan neuron yang ireversibel secara cepat
dalam waktu 6-8 menit. Daerah ini disebut “ischemic core” (inti infark)
b. Pengurangan Oksigen
Dalam keadaan normal konsumsi oksigen yang biasanya diukur sebagai cerebral
metabolic rate for oxygen(CMRO) normal 3,5 cc / 100 gr otak / menit. Keadaan
hipoksia juga mengakibatkan produksi molekul oksigen tanpa pasangan elektron.
Keadaan ini disebut oxygen-free rdicals. Radikal bebas ini menyebabkan oksidasi
fatty acid di dalam organel sel dan plasma sel yang mengakibatkan disfungsi sel.
Dan bila suplai O2 berkurang (hipoksia) proses anaerob glikolisis akan terjadi
dalam pembentukan ATP dan laktat sehingga akhirnya produksi energi menjadi
kecil dan terjadi penumpukan asam laktat, baik di dalam sel saraf maupun di luar
sel saraf (lactic acidosis). Akibatnya fungsi metabolisme sel saraf terganggu.
Pemeriksaan penunjang :
1. Ct-scan angiografi
2. Ct-scan perfusi
3. MRI
VI. Penatalaksanaan
a. Umum :Ditujukan terhadapfungsi vital : paru-paru, jantung, ginjal, keseimbangan
elektrolit dan cairan, gizi, higiene.
b. Khusus : Pencegahan dan pengobatan komplikasi, Rehabilitasi, Pencegahan
stroke : tindakan promosi, primer dan sekunder.
Medikamentosa :
– Neuroprotektan
Non-medikamentosa :
– Operatif
– Phlebotomi