Anda di halaman 1dari 8

Perencanaan Program Pengembangan Puskesmas

Program Pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah beberapa upaya


kesehatan pengembangan yang ditetapkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan puskesmas. Dalam struktur
organisasi puskesmas program pengembangan ini biasa disebut Program spesifik lokal. Dalam
pelaksanaannya, program ini harus melalui serangkaian perencanaan agar dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Langkah-langkah perencanaan upaya
kesehatan pengembangan yang dilakukan puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Identifikasi Upaya Pengembangan Kesehatan, identifikasi ini dilakukan oleh


puskesmas berdasarkan ada atau tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap
upaya kesehatan yang akan dikembangkan. Apabila persiapan bisa dibarengi dengan
sumber daya yang memadai, identifikasi masalah bisa dilakukan bersama masyarakat
melalui pengumpulan data langsung dilapangan ( Survey Mawas Diri ).
2. Menyusun Usulan Kegiatan, yang berisikan rincian kegiatan, tujuan sasaran, besaran
kegiatan, waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana
yang telah disusun diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Penyusunan rencana
pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang
dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas Kesehatan Kab/Kota
dalam bentuk musyawarah masyarakat.
3. Mengajukan Usulan Kegiatan, bertujuan untuk mendapatkan pendanaan demi
keberlangsungan upaya pengembangan kesehatan. Usulan kegiatan harus dilengkapi
dengan uraian tentang latar belakang, tujuan, serta urgensi perlu dilaksanakannya
upaya pengembangan tersebut.
4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan, setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan
Kab/Kota dalam bentuk matriks yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).
Penyusunan rencana kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana
pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

Program Pengembangan Puskesmas


Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut adalah :

1.Usaha Kesehatan Sekolah

2.Kesehatan Olah Raga

3.Perawatan Kesehatan Masyarakat

4.Kesehatan Kerja,

5.Kesehatan Gigi dan Mulut,

6.Kesehatan Jiwa,

a. Definisi
Upaya Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan
oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka
mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan
pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan
konseling jiwa.
b. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan upaya kesehatan jiwa adalah untuk menekan permasalahan
dalam bidang kejiwaan yang menjadi beban dalam masyarakat serta mencapai derajat
sehat jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di
Puskesmas.
c. Bentuk Kegiatan
- Melaksanakan Deteksi Dini, berupa penggolongan pasien berdasarkan tingkat
gangguan psikis yang dialami. Pemeriksaan biasanya dilakukan diruang
konsultasi.
- Penegakan Diagnosis, berupa statement status klien ditegakkan setelah anamnesa
data mencapai 70-80% dari hasil pemeriksaan.
- Penyuluhan Kesehatan Jiwa, berupa pemberian informasi kesehatan kepada
masyarakat tentang gangguan kejiwaan, cara menyikapi, cara menghadapi, cara
pendekatan dan cara menghindari.
- Pengelolaan Rujukan Balik Kasus Gangguan Kejiwaan, merupakan pengelolaan
tatanan pelayanan yang dilakukan secara berjenjang antar unit pelayanan dari
berbagai tingkatan.

7.Kesehatan Mata

a. Definisi
Upaya Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata
terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Upaya Kesehatan Mata/
Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) dikenal dengan Primary Eye Care (PEC),yang
merupakan unit terdepan sebagai bagian integral dari puskesmas berkaitan dengan
kesehatan mata.
b. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan upaya kesehatan mata adalah mampu menekan angka
kesakitan mata dan angka kebutaan serta kemunduran fungsi penglihatan dapat
dihilangkan. Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam jangka waktu dekat ini adalah
menurunkan angka kebutaan di Indonesia menjadi 0,5% di tahun 2020.
c. Bentuk Kegiatan
- Latihan dan Pembinaan Personalitas berkaitan dengan hygiene dan sanitasi yang
mengarah pada kesehatan mata, gejala-gejala dan tanda penyakit mata serta
pencegahan kebutaan.
- Penemuan masalah (Case Finding), pemeriksaan visus, tonometry, pengobatan,
pembedahan minor, dan pertolongan pertama terhadap berbagai masalah
kesehatan mata.
- Penyegaran dan latihan pengetahuan kepada staf dan dokter di puskesmas
mengenai kesehatan mata, mulai dari diagnose dini, frekuensi penyakit mata
terbanyak (umum) dijumpai, pelaksanaan bedah minor, pertolongan pertama,
system rujukan, dan pengawasan lanjut pada penderita.

8.Kesehatan Usia Lanjut

a. Definisi
Upaya Kesehatan Usia Lanjut adalah upaya kesehatan paripurna daasr dan
menyeluruh disbanding kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Dalam upaya ini, peran serta masyaarkat
dibutuhkan baik sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun penerima pelayanan
yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut
setempat dan dalam bentuk pelaksanaan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan usia lanjut setempat.
b. Tujuan
Tujuan umum yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
Tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina
sendiri kesehatannya, meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut, meningkatkan
jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan usia lanjut.
c. Bentuk Kegiatan
- Upaya Promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dapat dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga
maupun masyarakat. Upaya ini berupa kegiatan penyuluhan.
- Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya ini berupa pemeriksaan kesehatan berkala, olahraga dan kebugaran
jasmani, pembinaan mental dan bimbingan spiritual.
- Upaya Kuratif, yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan
pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesetaan spesifikasi melalui system
rujukan.
- Upaya rehabilitative, yaitu mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
Upaya ini berupa pemberian informasi, latih kepercayaan diri, pembinaan usia dan
pemenuhan kebutuhan pribadi, nasihat cara hidup, dan perawatan fisio terapi.

9.Pembinaan Pengobatan Tradisional

a. Definisi
Upaya Kesehatan dengan Pengobatan Tradisional merupakan pelayanan kesehatan
yang secara tidak langsung memiliki peranan dalam menunjang pencapaian indicator
renstra Kementrian Kesehatan melalui pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional
ramuan dan keterampilan dalam tumbuh kembang balitam kesehatan ibu hamil dan
nifas, maupun pemijatan untuk kesegaran tubuh.
b. Tujuan
Pelayanan kesehatan tradisional sendiri dapat digunakan masyarakat dalam mengatasi
gangguan kesehatan secraa mandiri (self-care), baik untuk pribadi maupun untuk
keluarga melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga ( TOGA ). Hal ini sangat berguna
khususnya di daerah yang mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses
pelayanan kesehatan.
c. Bentuk Kegiatan
- Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan Kesehatan Tradisional melalui 3 pilar
yaitu Regulasi (Undang-undang dan Permenkes), Pembina kemitraan dengan
berbagai lintas sector, dan Pendayagunaan sentra pengembangan serta penerapan
pengobatan tradisional ( Sentra P3T ).
- Upaya pembinaan pengobatan tradisional yang dilakukan dengan pemberian
pengetahuan terkait obat-obat tradisional dan pemanfaatan tanaman obat dalam
meningkatkana kemampuan untuk memperoleeh hidup sehat.
- Pemberdayaan Masyarakat dalam pelayanan kesehatan tradisional melalui Toga.
Hal ini meliputi jenis tanaman obat yang bisa dikelola, cara pengelolaannya
hingga penggunaannya sebagai obat tradisional dalam mengatasi masalah
kesehatan yang muncul.
- Upaya kesehatan tradisional lainnya seperti pijat dan pelayanan kesehatan lain
yang sudah turun temurun diwariskan sebagai suatu kegiatan yang melekat pada
masyarakat dan bersinggungan dalam kesehatan seperti pandangan pada anak
yang sedang tumbuh kembang, ibu yang sedang hamil, nifas, menyusui dan lain
sebagai perlu diajarkan kembali dalam konteks menjaga kelesarian budaya dan
menggalakkan tindakan kesehatan tradisional yang sesuai.

10. Kesehatan haji

a. Definisi
Upaya Kesehatan Haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah
haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan
kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji.
b. Tujuan
Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan kesehatan calon Jemaah
ibadah haji sebelum diminta melalui pertimbangan etika, moral, keilmuan, dan
profesionalisme dengan memperoleh kualifikasi data yang tepat dan lengkap sesuai
dengan ketentuan tentang pembinaan dan pemeliharaan kesehatan Jemaah haji di
Indonesia.
c. Bentuk Kegiatan
- Pemeriksaan calon Jemaah haji.
- Pelaksanaan tes kebugaran.
- Imunisasi calon jamaah haji.
- Pembinaan kesehatan.
- Kunjungan rumah calon jamaah haji seminggu setelah kunjungan puskesmas.
- Kunjungan rumah setelah jamaah haji pulang dari Makkah maksimal 2 minggu.
d. Tata Laksana
- Calon Jamaah haji datang ke loket registrasi.
- Petugas melakukan pemeriksaan dasar, antara lain : anamnesis, pemeriksaan
kejiwaan, riset penunjang, dan penentuan diagnosis.
- Petugas merujuk calon jamaah haji yang memiliki factor resiko yang dapat
memengaruhi kesehatan selama menunaikan ibadah haji.
- Merekam hasil pemeriksaan kesehatan dalam catatan Medik dan Buku Calon
Jamaah Haji ( BKJH ) atau entri data hasil pemeriksaan kesehatan du Siskohatkes.
- Melaporkan dan mengumpulkan BKJH atau entri data ke Dinas Kesehatan.

11. Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang
dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Setiap program yang dilaksanakan di puskesmas di lengkapi dengan pelaksana


program yang terlatih dan sesuai dengan keahlianya, peralatan kesehatan (alat pelayanan
dan bahan habis pakai kesehatan), dilengkapi juga dengan pedoman pelaksanan
program dan sasaran program (populasi sasaran dan target sasaran) termasuk sistem
pencatatan (register pencatatan pelayanan) dan pelaporannya serta standar operasional
prosedur pelayanan kesehatan programnya, dan beberapa kelengkapan lainnya misalnya
kendaran roda dua dan empat. Kelengkapan program Puskesmas ini selalu mendapatkan
pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kotanya.

Daftar Pustaka :

Effendi. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan.
Jakarta: salemba medika

Candra faisalado. 2014. Keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis. Yogyakarta:


Nuha Medika

Henny. 2012. Keperawatan komunitas. Jakarta: EGC

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan Dasar


Pusat Kesehatan Masyarakat.

Anonim. Nd. Pelayanan Kesehatan Mata melalui Puskesmas. Dikutip dari https:// www.
Ocw.usus.ac.id ( Pada 02 November 2019, pukul 05.53 WIB ).
Hothasian, JM. 2019. Evaluasi Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas.
Dikutip dari https://www.ejournal3.undip.ac.id (Pada 01 November 2019, pukul
23.34 WIB)

P.Purwanta. Nd. Evaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas.


Dikutip dari https://journal.ugm.ac.id (Pada 01 November 2019, pukul 23. 54
WIB).

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.25 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional
Kesehatan Usia Lanjut tahun 2016-2019.

Anda mungkin juga menyukai