Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR WILMS

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Keperawatan Anak II

Dosen Pengampu : Ns. Indah Permatasari, S. Kep., M. Kep.

Disusun oleh :
Faras Jihan 1710711119
Christin Natalia 1710711126
Ridha Tiomanta Purba 1710711128
Sonya Lapitacara Sahroni 1710711129

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tumor Wilms yang merupakan keganasan genitourianaria paling sering terjadi


pada anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil proliferasi dari
blastema, stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8% keganasan pada anak-
anak dan menduduki peringkat kelima dari tumor pada anak-anak , setelah tumor
pada sentral nervus sistem, limfoma, neuroblastoma dan soft tissue sarcoma.
Namun, tumor ini adalah salah satu kanker penyebab utama kematian pada anak.

Insidens tumor ini hampir sama di setiap negara, oleh karena tidak ada
perbedaan ras, yaitu sekitar 2-5 kasus per 1 juta penduduk. Dan sekitar 500 kasus
baru dari tumor Wilms ditemukan tiap tahun di Amerika. Dari keseluruhan kasus
kanker pada anak 6% nya adalah tumor Wilms. Tumor Wilms paling sering terjadi
pada anak-anak dengan usia yang masih sangat muda dan jarang terjadi pada
anak-anak setelah umur 6 tahun. Tumor wilms ditemukan sama banyak pada
kedua jenis kelamin dan tidak ada predileksi bangsa atau ras.

2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi tumor wilms ?
b. Bagaimana klasifikasi tumor wilms ?
c. Bagaimana prognosis tumor wilms ?
d. Bagaimana etiologi tumor wilms ?
e. Apa manifestasi Klinis tumor wilms ?
f. Bagaimana patofisiologis tumor wilms ?
g. Apa komplikasi tumor wilms ?
h. Bagaimana pemeriksaan Fisik tumor wilms ?
i. Bagaimana pemeriksaan diagnostic tumor wilms ?
j. Bagaimana penatalaksanaan medis tumor wilms ?
k. Bagaimana asuhan keperawatan tumor wilms ?

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi tumor wilms

2
b. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi tumor wilms
c. Untuk mengetahui prognosis tumor wilms
d. Untuk menegtahui etiologi tumor wilms
e. Untuk mengetahui manifestasi Klinis tumor wilms
f. Untuk mengetahui patofisiologis tumor wilms
g. Untuk mengetahui komplikasi tumor wilms
h. Untuk mengetahui pemeriksaan Fisik tumor wilms
i. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic tumor wilms
j. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis tumor wilms
k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan tumor wilms

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi

Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai
pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya
muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering
ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat
dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat. Tumor ini
sering timbul pada usia antara 1 dan 3 tahun. Insiden tumor wilms adalah 1 dalam
250.000, dan biasanya unilateral. Walaupun dapat timbul di kedua ginjal
(bilateral).

Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari
metanefros. Nama lain tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma renal.
Tumor ini pertama kali dilaporkan oleh Runce pada tahun 1814, tetapi nama
tumor "Wilms" berasal dari seorang ahli bedah (Max Wilms) yang
mengungkapkan gambaran klasik secara lengkap penyakit tersebut dalam tahun
1899.

Tumor Wilms adalah tumor ginjal padat yang dapat dijumpai pada anak
berusia di bawah 10 tahun (10%) dengan kemungkinan risiko terkena yang hampir
sama pada laki-laki maupun perempuan. Tumor Wilms paling sering dijumpai
pada anak berusia 3 tahun dan sekitar 10% merupakan lesi bilateral. Tumor Wilms
mungkin ditemukan pada anak dengan kelainan anridia (tidak memiliki iris), dan
sindrom Beckwith-Wiedemann (makroglosia, omfalokel, viseromegali, dan
hipoglikemia neonatal). (Jurnal of the Indonesian Radiation Oncology Society)
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (kamus kedokteran dorland).

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen
yang tersering pada anak-anak.

4
2. Klasifikasi Tumor Wilms :
a. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut :
T : Tumor primer
 T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80 cm
 T2 : Unilateral permukaan > 80 cm
 T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan
 T4 : Bilateral
N : Metastasis limfa
 No : Tidak ditemukan metastasis
 N1 : Ada metastasis limfa
M : Metastasis jauh
 Mo : Tidak ditemukan
 M+ : Ada metastasis jauh

b. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima


stadium tumor Wilms, yaitu :
Stadium tumor Wilms ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan pencitraan,
terapi operatif dan pemerik-saan patologis yang didapatkan pada saat
nefrektomi. Tumor dengan histologi baik dan histologi anaplastik memiliki
stadium penyakit yang sama sehingga dalam mendiagnosis tumor Wilms, kedua
kriteria klasifikasi (misalnya: stadium II dengan histologi baik atau stadi-um II
dengan histologi anaplastik) harus disebutkan.Sistem klasifikasi berdasarkan
stadium penyakit ini dibuat oleh National Wilm’s’ Tumor Study Group yang ke-
V (NWTSG-V), sebagai berikut:
 Stadium I (43% pasien)
Untuk tumor Wilms stadium I, harus didapatkan satu atau lebih kriteria di
bawah ini:
o Tumor terbatas pada ginjal dan telah dieksisi seluruhnya.
o Permukaan kapsula renalis intak.
o Tumor tidak ruptur atau telah dibiopsi (biopsi terbuka atau biopsi jarum)
sebelum pengangkatan.
o Tidak ada keterlibatan pembuluh darah sinus renalis.
o Tidak ada sisa tumor yang terlihat di belakang batas-batas eksisi.

 Stadium II (23% pasien)


Untuk tumor Wilms stadium II, harus didapatkan satu atau lebih kriteria di
bawah ini:
o Tumor meluas ke luar dari ginjal tetapi telah dieksisi seluruhnya.

5
o Terdapat ekstensi regional tumor (misalnya penetrasi ke kapsula renalis atau
invasi ek-stensif ke sinus renalis).
o Pembuluh darah sinus renalis dan/atau di luar parenkim ginjal mengandung
tumor.
o Tumor sudah pernah dibiopsi sebelum pengangkatan atau terdapat bagian
tumor yang pecah selama operasi yang mengalir ke pinggang, tetapi tidak
melibatkan peritoneum.

 Stadium III (23% pasien)


Terdapat tumor residual non hematogen dan melibatkan abdomen dengan satu
atau lebih dari kriteria di bawah ini dapat ditemukan:
o Tumor primer tidak dapat direseksi karena adanya infiltrasi lokal ke struktur-
struktur vital.
o Metastasis ke kelenjar getah bening ab-dominal atau pelvis (hilus renalis,
paraaorta, atau di belakangnya).
o Tumor telah berpenetrasi ke permukaan perito-neum.
o Dapat ditemukan implan-implan tumor di per-mukaan peritoneum.
o Tetap ditemukan tumor baik secara makros-kopis maupun mikroskopis pasca
operasi.
o Pecahnya tumor yang melibatkan permukaan peritoneum baik sebelum atau
saat operasi, atau trombus tumor yang transeksi.

 Stadium IV (10% pasien)


Tumor Wilms stadium IV didefinisikan sebagai adanya metastasis hematogen
(paru-paru, hepar, tulang, atau otak), atau metastasis kelenjar getah bening di
luar regio abdominopelvis.

 Stadium V (5% pasien)


Tumor Wilms stadium V didefinisikan sebagai ditemukannya keterlibatan
ginjal bilateral pada saat seseorang didiagnosis pertama kalinya. Pada pasien
dengan tumor Wilms bilateral, stadium untuk masing-masing ginjal sesuai
dengan kriteria di atas (stadium I - III) harus ditentukan berdasar-kan luasnya
penyakit sebelum dilakukan biopsi

c. Berdasarkan Gambaran Histologi


Tumor Wilms dapat dibedakan menjadi dua kelompok prognostik dengan dasar
histopatologinya, yaitu:
1. Histologi baik (favorable histology)
Pada jenis ini didapatkan tumor yang menyerupai perkembangan ginjal
normal dengan tiga tipe sel, yaitu blastemal, epitelial (tubulus), dan
stromal. Tidak semua tumor mengandung ketiga jenis sel secara
bersamaan, tetapi dapat pula ditemukan tumor yang hanya mengandung
satu jenis sel yang membuat diagnosis menjadi lebih sulit .
2. Histologi anaplastik (anaplastic histology)

6
Pada jenis ini didapatkan pleomorfisme dan atipia yang hebat pada sel-sel
tumor yang dapat bersifat fokal maupun difus. Anaplasia fokal tidak selalu
berhubungan dengan prognosis yang buruk, tetapi anaplasia difus selalu
mempunyai prognosis yang buruk (kecuali pada stadium I). Anaplasia
berhubungan pula dengan resistensi terhadap kemoterapi dan masih dapat
terdeteksi setelah kemoterapi preoperatif.

Cara penyebaran tumor wilms yaitu setelah keluar dari kapsul ginjal, tumor
akan mengadakan invasi ke organ di sekitarnya dan menyebar secara limfogen
melalui kelenjar limfe para aorta. Penyebaran secara hematogen melalui vena
renalis ke vena kava kemudian mengadakan metastasis ke paru (85%), hati (10%)
dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.

3. Prognosis Penyakit
Beberapa faktor menentukan prognosis tumor wilms yaitu ukuran tumor,
gambaran histopatologik, umur pasien dan stadium atau tingkat penyebaran tumor.
Penderita yang mempunyai prognosis yang baik adalah pasien yang mempunyai
ukuran tumor masih kecil, tingkat diferensiasi sel tinggi secara histopatologik,
stadium masih dini atau belum ada metastasis dan umur pasien di bawah dua
tahun.
Variabel prognosis yang paling menonjol adalah subtipe dan stadium histologi.
Kekambuhan menyebabkan prognosis buruk, meskipun penambahan obat baru
dan tindakan penyelamatan mungkin memperbaiki hasil akhir pada sekelompok
kecil penderita yang mengalami kambuh. Hasil akhir untuk semua penderita
dioptimalkan dengan terapi pada satu pusat kanker anak.
Prognosis juga bergantung pada kepada umur anak waktu pengobatan
diberikan yaitu makin muda usia anak, maka makin baik prognosisnya. Disamping
itu, prognosisnya tergantung pula dari ada tidaknya metastasis.

4. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
 Kelainan saluran kemih
 Aniridia (tidak memiliki iris)
 Hemihipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh )

7
 Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam
kapsulnya. Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
 Tumor Wilms bersifat kongenital. Satu persen dari tumor wilms ditemukan
familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor wilms
telah berlokasi pada kromosom 11 p13. Timbul dalam parenkim ginjal,
mungkin dari sisa-sisa blastoma nefrogen dan biasanya dari fokus tunggal,
kadang-kadang lebih dari 1 area. Tumor Wilms dapat muncul dalam 3
gambaran klinik. Gambaran klinik tersebut antara lain :
a) Sporadic
b) Berhubungan dengan sindrom genetic
c) Familial.

Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat


tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan
tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis
untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu.
Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk merintis jalan ke
arah pembentukan tumor Wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau somatik, itu
terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu.
Sekitar 1,5% pasien mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga
menderita tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan
yang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms
diturunkan secara autosomal dominan. Mekanisme genetik yang berkaitan dengan
penyakit ini, belum sepenuhnya diketahui. Pada pasien sindrom WAGR (tumor
Wilms, aniridia, malformasi genital dan retardasi mental) memperlihatkan adanya
delesi sitogenetik pada kromosom 11. Pada beberapa pasien, ditemukan gen WT1
pada lengan pendek kromosom 11, daerah pl3. Gen WT1 secara spesifik
berekspresi di ginjal dan dikenal sebagai faktor transkripsi yang diduga
bertanggung jawab untuk berkembangnya tumor Wilms.

5. Manifestasi Klinik
a. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada
pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal,
sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan
renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin
d. Anemia

8
e. Penurunan berat badan
f. Infeksi saluran kencing
g. Demam
h. Malaise
i. Anoreksia
j. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah
dalam saluran kencing
k. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital
lainnya, seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih
atau genitalia dan retardasi mental

6. Patofisiologi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras
sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan
abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan
tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor
bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak
pada diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma. Terdapat gambaran
yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi
yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan tulang. Adanya
gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lain yang
ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal
rhabdoid tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor
Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat,
hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.

9
MK : Stress
Neoplasma
MK : Kelebihan
volume cairan
Depresi Hemi Hipertrofi Gangguan Ginjal

Kakeksia Menekan Jaringan Perut Membesar


Disfungsi

Kekurangan Nutrisi Gangguan organ abdomen


MK : perubahan Gangguan glomerulus Gangguan Asam basa
Proses Keluarga Gangguan Hati
Lemah BB turun Status Gizi buruk Gangguan lambung
Hematuria Proteinurin
Gangguan Metabolisme
Mual dan Muntah

MK : Intoleransi MK : Nyeri Asidosis dan Alkalosis


MK: Perubahan MK: Resiko
aktivitas Nutrisi Kekurangan
volume cairan

10
7. Komplikasi
 Tumor Bilateral
 Ekstensi Intracaval dan atrium
 Tumor lokal yang lanjut
 Obstruksi usus halus
 Tumor maligna sekunder
 Perkontinuitatum
Penyebaran langsung melalui jaringan lemak perirenal lalu ke peritoneum
dan organ-organ abdomen (ginjal kontralateral, hepar, dan lain-lain)
 Hematogen
Terjadi setelah pertumbuhan tumor masuk ke dalam vasa renalis,
selanjutnya menyebar melalui aliran darah ke paru-paru (90%), otak, dan
tulang-tulang
 Limfogen
Penyebaran limfogen terjadi pada kelenjar regional sekitar vasa para aortal
atau dalam mediastinum.

8. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi massa di daerah abdomen
 Ballottement
 Palpasi massa intra abdominal : ukuran, letak massa, konsistensi, tepi atau
konfigurasi, permukaan pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan, mobilitas serta
hubungannya dengan alat sekitarnya
 Tumor Wilms : tekanan darah, berat badan, tinggi badan, hepar, lien,
pembesaran kelenjar getah bening, massa abdomen (tempat dan ukuran).

9. Pemeriksaan Diagnostik
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen.
Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan
tumor ginjal.

a. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises


(perubahan bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna
untuk mengetahui fungsi ginjal.
b. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya
metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien
dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
c. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.
USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan

11
sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami
pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan
menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
d. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan
tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal
yang lain. Pada gambar CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4
tahun dengan massa di abdomen.
 CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan
metastasis hepar multiple.
 CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis
hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.

e. Magnetic resonance imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi


penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior
termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan
memperlihatkan hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas
(high density intensity)

f. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang


menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH)
meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga
dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga
terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan
metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.

10. Penatalaksanaan Medis


Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi
radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing-masing
jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan

12
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka
pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi
selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang
lebih akurat dan aman.

a. Farmakologi
1) Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat
kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat
sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan
mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.
Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan
penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika
diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi
adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif dan mengecilkan
massa tumor sehingga lebih midah direseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam
pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin,
Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah
menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi
akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga
pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.
2) Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan
lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena.
Dosis total tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan
vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.
3) Vinkristin
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan
dalam satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih
dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis,
bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu
pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain
karena jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan
sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.
4) Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,
diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari

13
berturut-turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati
sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi
dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.
5) Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20
mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
6) Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m 2/hari
secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300
mg/m2/hari.

- Kemoterapi dan radiasi adjuvant pada tumor Wilms dengan histologi


anaplastik.

Stadium Terapi

I–III Actinomycin-D, vincristine, dan doxorubicin


anaplastik
TR lapangan dan dosis serupa dengan penyakit
fokal dan
HB
stadium I
anaplastik
Difus
I–III Actinomycin-D, vincristine, doxorubicin,
anaplastik cyclophosphamide, etoposide, dan
difus dan Carboplatin
stadium IV
TR dosis serupa dengan penyakit HB dengan
anaplastik
pengecualian pada stadium III anaplastic
Lokal
difus yang mendapat 19,8 Gy dalam 11
Fraksi
Pada stadium III anaplastik difus yang
memerlukan TR seluruh abdomen, ginjal
kontralateral diblok pada dosis 14,4 Gy

14
IV anaplastik Kemoterapi meliputi 6 agen yang digunakan
Difus untuk anaplastik difus stadium II dan III
selain irinotecan
TR dosis dan volume serupa dengan penyakit
HB dengan pengecualian pada tumor lokal
stadium III anaplastik difus, yang
membutuhkan 19,8 Gy dalam 11 fraksi

TR: Ter api Radiasi; HB: Histologi Baik

Tabel Kemoterapi dan radiasi adjuvant pada tumor Wilms dengan histologi baik.

Stadium Terapi
I dan II HB Vincristine dan actinomycin-D adjuvan
dengan/tanp
a LOH 1p
dan 16q

I dan II HB Vincristine, actinomycin-D, dan doxorubicin


dengan LOH Adjuvant
pada 1p dan
16q

I HB berusia Disarankan tanpa terapi adjuvan karena 85%


<2 tahun pasien ini diharapkan sembuh
dengan berat
Pada <15% yang relaps dan menerima
ginjal dan
kemoterapi, sebagian besar ginjal akan
tumor <550
terselamatkan, dengan kesintasan keseluruhan
G
95% menggunakan pendekatan ini

III HB anak Actinomycin-D, vincristine, dan doxorubicin,


tanpa LOH dan TR abdomen

15
pada 1p dan
16q

III HB anak Actinomycin-D, vincristine, dan doxorubicin,


dengan LOH dan TR abdomen sebagai tambahan
pada 1p dan cyclophosphamide dan etoposide
16q

Diberikan actinomycin-D, vincristine, dan


doxorubicin adjuvant
TR abdomen apabila terdapat penyakit lokal
stadium III
IV HB anak
Untuk metastasis hanya paru, diberikan
tanpa LOH
actinomycin-D, vincristine, dan doxorubicin
pada 1p dan
selama 6 minggu dan dilakukan evaluasi untuk
16q
respon metastasis paru
Apabila pada 6 minggu terdapat metastasis paru,
diberikan TR seluruh paru adjuvan
Apabila tidak terdapat metastasis paru pada 6
minggu setelah kemoterapi, tidak diberikan TR
seluruh paru

IV HB anak Diberikan kemoterapi actinomycin-D,


dengan LOH vincristine, dan doxorubicin
pada 1p dan
TR paru diberikan bagaimanapun respon
16q
kemoterapi 6 minggu

Pendekatan umum tumor Wilms bilateral adalah


menggunakan actinomycin-D, vincristine, dan
doxorubicin untuk mengecilkan tumor dan
melakukan operasi penyelamatan ginjal
Tiap ginjal ditentukan stadium lokal
TR hanya digunakan untuk penyakit lokal
stadium III seperti kelenjar getah bening dan
Tumor
batas sayatan mikroskopik yang positif
Wilms
Bilateral Pada penelitian COG terkini, AREN0534, pasien
tumor Wilms bilateral yang telah menjalani
biopsi ginjal tidak diberikan TR untuk
menyelamatkan parenkim ginjal yang
fungsional.

16
Ket. :LOH: Loss of Hoter ozygosity; TR: Ter api Radiasi; HB: Histologi Baik; COG:
Childr en’s Oncology Group

b. Non Farmakologi
1) Pembedahan
keperawatan perioperatif
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi
dan di izinkan untuk menjalani operasi. Mereka perlu menjalani
pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi
jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada di
bersihkan.

Hasil akhir pada pasien pascaoperatif


Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang
sesuai dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator
penting untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat
anaplasia. Anak yan histologiknya relative baik. Maka memiliki prognosis
baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkinuntuk masing-masing
anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang
lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.

Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah


dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe
retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah
hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut
harus diangkat.
2) Radioterapi
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi
dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung,
hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita
dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau

17
stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan
radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase ke paru,
otak, hepar serta tulang.

Efek samping dari terapi tumor Wilms meliputi efek muskuloskeletal,


toksisitas jantung, masalah reproduksi, disfungsi ginjal, dan timbulnya keganasan
sekunder (secondary malignancy).

a. Efek musculoskeletal
Pengobatan radiasi pada anak-anak dapat mengganggu proses pertumbuhan dan
perkembangan jaringan normal. Tingkat kerusakan tergantung pada dosis total,
fraksinasi, dan lapangan radiasi. Radiasi hanya pada sebagian dari tulang belakang,
seperti yang digunakan dalam panggul iradiasi sebelum tahun 1960, menghasilkan
pertumbuhan diferensial tulang belakang dan perkembangan selanjutnya dari
deformitas tulang belakang.Akan tetapi, dengan menggunakan teknik dimana
keseluruhan dari satu segmen vertebral yang diiradiasi, dapat mencegah terjadinya
deformitas yang lebih buruk seperti skoliosis. Penelitian terus melaporkan tingkat
terjadinya kifosis dan skoliosis antara 10% dan 70% dan didapatkan perbedaan antara
evaluasi klinis dan radiologi. Walaupun demikian, tumor Wilms yang diderita oleh
sebagian besar pasien tetap bersifat asimtomatik, sehingga tidak membutuh-kan
bracing atau tata laksana operatif.

b. Toksisitas jantung
Anthracyclines, terutama doxorubicin, telah digunakan untuk mengobati stadium III
dan IV tumor Wilms meskipun salah satu efek jangka panjangnya yang telah
terdokumentasi adalah gagal jantung.

c. Kesehatan reproduksi
Efek kesehatan reproduksi jangka panjang, termasuk fertilitas dan tingkat
keberhasilan kehamilan, adalah salah satu isu yang signifikan bagi penderita tumor
Wilms, terutama karena organ reproduksi diketahui bersifat sensitif terhadap pajanan
radiasi. Mayoritas penderita tumor Wilms tidak berisiko untuk mengalami efek
samping tersebut, namun penderita wanita yang telah menjalani radiasi pada
keseluruhan abdomen dimana kedua ovarium atau rahim berada dalam lapan-gan
radiasi akan memiliki risiko terkena efek samping yang lebih tinggi. Tingginya
jumlah kasus infertili-tas, abortus spontan, dan gangguan pertumbuhan janin telah
dikaitkan dengan adanya kerusakan dari pembuluh darah rahim dan ovarium akibat
pajanan radiasi.Pemeriksaan USG pada perempuan dengan riwayat tumor Wilms
menunjukkan ovarium dengan ukuran kecil.
d. Disfungsi renal
Pengembangan penyakit ginjal tahap akhir/End Stage Renal Disease (ESRD) menjadi
perhatian khusus pada pasien yang memiliki perkembangan tumor Wilms
bilateral.Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa dari 5.910 pasien yang terdaftar
dalam NWTS, kejadian kumulatif ESRD 20 tahun setelah didiagnosis tumor Wilms
pada pasien yang tidak memiliki mutasi pada gen WT1 supresor tumor atau kelainan

18
genitourinaria adalah 0,6% pada tumor Wilms unilateral dan 12% pa-da tumor Wilms
bilateral.

11. Pengkajian
a. Identitas
Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi

b. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar
perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya
sutu hari pertama sakit.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau
gejala-gejala tumor wilms
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya

c. Pola Aktivitas
 Pola nutrisi dan metabolik :
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena
adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
 Pola eliminasi :
Eliminasi fekal tidak ada gangguan, sedangkan eliminasi urin : gangguan
pada glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi

19
dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria
,proteinuri, hematuria.
 Pola Aktifitas dan latihan :
Pada klien dengan kelemahan, malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam proses perawatan klien perlu
istirahat selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah
sudah normal selama 1 minggu.
 Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus.
 Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah, edema, dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula
 Hubungan peran :
Lingkungan perawatann yang baru dan kondisi penyakit yang kritis
menyebabkan anak banyak diam.

d. Pada penderita tumor wilm pengkajian dilakukan dengan melihat adanya :


 Massa tumor pada abdomen
 Kaji manifestasi tumor wilm
 Kaji hasil pemeriksaan laboratorium

12. Diagnosa Keperawatan


a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakit dan prosedur pembedahan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

20
13. Rencana Asuhan Keperawatan
Pre Operasi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Nyeri Pasien tidak mengalami Kaji tingkat nyeri  Menentukan tindakan
berhubungan nyeri atau nyeri Lakukan selanjutnya
dengan efek menurun sampai tingkat teknik pengurangan  Sebagai analgesik
fisiologis dari yang dapat diterima nyeri nonfarmakologis tambahan
neoplasia anak. Dalam waktu : Berikanan analgesik Mengurangi rasa sakit
1x24 jam, dengan sesuai ketentuan  Untuk mencegah
kriteria:  Berikan obat dengan kambuhnya nyeri
 Nyeri hilang jadwal preventif  Karena aspirin
 Tekanan darah Hindari aspirin atau meningkatkan
dalam batas normal senyawanya kecenderungan
 Tidak Takikardi dan pendarahan
takipnea
Perubahan Dalam waktu 1 x 24  Catat intake dan output Monitoring asupan
Nutrisi: jam, kebutuhannutrisi makanan secara akurat nutrisi bagi tubuh
Kurang dari tubuh dapat terpenuhi  Kaji adanya tanda-tanda Gangguan nutrisi dapat
Kebutuhan dengan kriteria: perubahan nutrisi : terjadi secara berlahan
berhubungan  Anak mau makan Anoreksi, Letargi, Diare sebagai reaksi
dengan  Tidak Terjadi hipoproteinemia. oedema intestine dapat
peningkatan penurunan berat  Beri diet yang bergizi memperburuk status
kebutuhan badan  Beri makanan dalam nutrisi
metabolime,  Porsi makan habis porsi keciltapi sering  Mencegah status nutrisi
kehilangan  Beri suplemen vitamin menjadi lebih buruk
protein dan dan besi sesuai instruksi  Membantu dalam proses
penurunan metabolisme
intake
Kecemasan Setelah dilakukan  Kaji tingkat kecemasan Untuk mengetahui
berhubungan perawatan selama 1x24 klien seberapa besar
dengan jam, pasiecemas  Gunakan media untuk kecemasan yang
kurangnya berkurang sampai menjelaskan mengenai dirasakan klien
pengetahuan dengan hilang, dengan penyakit  Untuk mempermudah
orang tua kriteria:  Jelaskan tentang pemahaman orang tua
tentang  Keluarga klien tidak pengobatan yang Untuk mengurangi
penyakit dan bertanya tentang diberikan dan prosedur kecemasan pada orang
prosedur kesehatan anaknya tindakan tua
pembedahan  Orang tua terlihat  Dorong orang tua untuk Untuk mengetahui
tenang dengan mengungkapkan tingkat kecemasan
keadaan anaknya perasaan dan dengarkan orang tua dan memberi
 TTV dalam batas dengan penuh perhatian solusi sesuai tingkat
normal kecemasan orang tua

21
Intoleransi Setelah dilakukan  Pertahankan tirah Mengurangi
aktivitas perawatan selama 1 x baring bila terjadi pengeluaran energy
berhubungan 24 jam, pasiendapat edema berat  Mengurangi kelelahan
dengan istirahat dengan adekuat  Seimbangkan istrahat pada pasien
kurangnya dengan kriteria: dan aktivitas bila Untuk menghemat
nutrisi tubuh  Anak tampak segar ambulasi energy
bersemangat dalam  Intrusikan pada anak
beraktivitas untuk istrahat bila anak
merasa lelah
Pasca Operasi

Nyeri Pasien tidak mengalami Kaji tingkat nyeri  Menentukan tindakan


berhubungan nyeri atau nyeri Lakukan selanjutnya
dengan menurunsampai tingkat tehnik pengurangan  Sebagai analgesik
inkontinuitas yang dapat diterima nyeri nonfarmakologis tambahan
jaringan anak.Dalam waktu : Berikanan algesik Mengurangi rasa sakit
1x24 jam, dengan sesuai ketentuan  Untuk mencegah
kriteria:  Berikan obatdengan kambuhnya nyeri
 Nyeri hilang jadwal preventif  Karena aspirin
 Tekanan darah dalam Hindariaspirin atau meningkatkan
batas normal senyawanya kecenderungan
 Tidak Takikardi dan pendarahan
takipnea
Resiko tinggi Pasien tidak mengalami Pantau tanda-tanda vital  Peningkatan suhu dapat
infeksi resiko infeksi Dalam Kaji tanda-tanda infeksi mengidentifikasi adanya
berhubungsn waktu :1.x24 jam, Lakukan perawatan infeksi
dengan adanya dengan kriteria: luka dengan tekhnik Mengidentifikasi tanda
insisi  Tidak Adanya tanda aseptic infeksi lebih dini
pembedahan infeksi (bengkak, Kolaborasi pemberian sehingga bisa segera
kemerahan, nyeri, antibiotic diatasi
demam)  Perawatan yang benar
 Suhu dalam batas akan mempercepat
normal proses penyembuhan
yang cepat
 Mencegah
perkembangan bakteri
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan data-data pemeriksaan, anak ini di diagnosis menderita tumor wilms. Hal
tersebut ditunjukan dengan keluhan, adanya massa di daerah abdomen. Serta tanda

22
gejala lainnya yang mengarah pada tumor wilms. Tumor wilms disebut juga
nefroblastoma.
Tumor Wilms adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang menyerang anak-
anak, penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit
bawaan. Tumor Wilms sporadik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihipertrofi
yang terisolasi atau malformasi genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan
fusi ginjal.
Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti dalam pengkajian dan
pemeriksaan perawat harus lebih memperhatikan klien dan keluarganya karena
klienya adalah anak-anak. Karena selain Sifat klien anak-anak berbeda dengan klien
yang dewasa klien anak juga melibatkan keluarganya karean kemandirian dari anak-
anak masih rendah

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta : EGC. 2000

23
Radioterapi & Onkologi Indonesia, Jurnal of the Indonesian Radiation Oncology
Society Vol.5 (2) Jul. 2014:61-69
Sharer Patrics D, Yudith WA. Neoplasma Ginjal dalam Behrman, Klegman dan Arvin
Ilmu Kesehatan Anak Nelson volume 3 edisi 15. Jakarta : EGC. 2000

24

Anda mungkin juga menyukai