Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

RESIKO BUNUH DIRI


DEFINISI

 Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan bunuh diri


sebagai tindakan membunuh diri sendiri. Tindakan itu harus
dilakukan dengan sengaja dan dilakukan oleh orang yang
bersangkutan dengan pengetahuan penuh, atau harapan, atau
akibat fatalnya.
ETIOLOGI

 Pada umumnya penyebab utama dari bunuh diri adalah


ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah. Etiologi
dari risiko bunuh diri meliputi:

Faktor genetic Faktor biologi

Faktor
Stressor
psikososial dan
lingkungan
lingkungan
Kategori Risiko Bunuh Diri
Risiko bunuh diri terdiri dari 3 kategori, yaitu:
 Isyarat bunuh diri
Pada kondisi ini, klien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun
tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Klien umumnya
mengungkapkan perasaan, seperti rasa bersalah, sedih, marah, putus asa, atau tidak
berdaya.
 Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien, berisi keinginan untuk mati disertai
dengan rencana untuk mengakhiri kehidupannya dan persiapan alat untuk
melaksanakan tindakan tersebut
 Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri
kehidupan. Pada kondisi ini, klien aktif mencoba bunuh diri dengan berbagai cara.
Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pertumbuhan Perilaku
Peningkatan diri peningkatan destruktif diri tak Pencederaan diri Bunuh diri
resiko langsung
Mitos Bunuh Diri

 Mitos: Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk menarik perhatian dan tidak perlu
dianggap serius.
 Fakta: Semua perilaku bunuh diri harus dianggap serius.
 Mitos: Bunuh diri tidak memberi tanda.
 Fakta: Delapan dari 10 individu memberi tanda secara verbal atau perilaku sebelum
melakukan percobaan bunuh diri.
 Mitos: Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada pasien.
 Fakta: Hal yang paling penting dalam perencanaan keperawatan adalah pengkajian yang
akurat tentang rencana bunuh diri pasien.
 Mitos: Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan.
 Fakta: Tidak ada data dan hasil riset yang menyokong pendapat ini karena pola perilaku
bunuh diri bersifat individual.
Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi

Faktor pencetus risiko bunuh diri adalah:


 Kehilangan hubungan interpersonal atau gagal melakukan hubungan yang berarti
 Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres
 Perasaan marah atau bermusuhan di mana bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
diri sendiri
 Cara untuk mengakhiri keputusasaan
Asuhan Keperawatan
Seorang laki-laki usia 37 tahun dibawa keluarganya ke poli psikiatri RSJ.
Keluarga mengatakan pasien pernah melakukan upaya bunuh diri,
pasien cerai dengan istrinya 1 tahun lalu dan berpisah dengan
anaknya, anak dan semua harta miliknya dibawa oleh istrinya, keluarga
mengatakan salah satu kakaknya ada yang mengalami gangguan jiwa
serta 1 bulan yang lalu klien di PHK dan keluarga tidak ada yang peduli.
Setelah di-PHK, teman kerja klien serta tetangga banyak yang
menjauhinya. Pasien mengatakan bahwa kini ia hidup sendiri dan
kesepian. hidupnya sudah tak berarti, ia merasa malu dengan
keluarganya dan para tetangga yang suka mencibirnya, sehinga ia
berfikir ingin mati saja agar ia tak perlu menanggung malu. Saat
dilakukan pengkajian, pasien terlihat murung, kontak mata hampir tidak
ada, banyak diam dan ditemukan bekas sayatan luka pada
pergelangan tangan kiri klien. Pakaiannya kumal dan kusut, rambutnya
gondrong tak terawat. Pasien dirawat menggunakan BPJS.
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis : Salah satu kakanya mengalami gangguan jiwa
b. Faktor Psikologis : 1 tahun lalu klien bercerai dengan istrinya. Anak dan
harta dibawa
c. Faktor Sosbud : Bunuh diri Anomik karena perceraian
2. Faktor Presipitasi
• Satu bulan yang lalu klien di-PHK
• Klien dijauhi oleh teman kerjanya setelah di PHK
• Keluarga tidak ada yang memperdulikannya
• Klien dicibir oleh tetanggannya
3. Penilaian Stressor
• Kognitif : Klien berpikir ingin bunuh diri
• Afektif : Pasien merasa tidak berdaya dan putus asa
• Perilaku : Gelisah, banyak diam, murung, dan tidak bergairah untuk berbicara
• Sosial : Klien malas berbicara dengan orang lain
4. Sumber Koping
• Material Asset : Klien berobaty dengan BPJS
5. Mekanisme Koping
Klien menggunakan mekanisme koping berfokus pada ego, yaitu denial. Disini, klien
berusaha melindungi diri dari rasa kehilangan, kesepian serta rasa malu akibat cibiran
dari tetangga.
Pohon Masalah
A. Pohon Masalah

Risiko Cedera/Kematian

Risiko Bunuh Diri

Isolasi Sosial Defisit Perawatan Diri

Harga diri rendah


Intervensi
Keperawatan
Dx Tujuan (TUK/TUM) Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

Dx 1 : TUM : Pasien menunjukan tanda- 1.1. Bina hubungan saling Kepercayaan dari
Resiko Bunuh Pasien tidak tanda percaya kepada percaya dengan pasien merupakan hal
Diri : mencederai dirinya perawat melalui : mengemukakan prinsip yang akan
Ancaman/P sendiri atau tidak a. Ekspresi wajah cerah, komunikasi terapeutik : mempermudah
ercobaan melakukan bunuh diri. tersenyum a. Mengucapkan salam perawat dalam
bunuh diri TUK 1 : b. Mau berkenalan terapeutik. Sapa melakukan
Pasien dapat membina c. Ada kontak mata pasien dengan ramah pendekatan
hubungan saling d. Bersedia menceritakan baik verbal maupun keperawatan atau
percaya perasaan non verbal intervensi selanjutnya
e. Bersedia b. Berjabat tangan terhadap pasien.
mengungkapkan dengan pasien
masalah c. Perkenalkan diri
dengan sopan
d. Tanyakan nama
lengkap pasien dan
nama panggilan yang
disukai pasien
Intervensi
Keperawatan
Dx Tujuan (TUK/TUM) Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

Dx 1 : e. Jelaskan tujuan
Resiko pertemuan
Bunuh Diri : f. Membuat kontrak,
Ancaman/P topik, waktu dan
ercobaan tempat setiap kali
bunuh diri bertemu pasien
g. Tunjukan sikap empati
dan menerima pasien
apa adanya
h. Beri perhatian kepada
pasien dan perhatian
kebutuhan dasar
pasien.

TUK 2 : Kriteria Evaluasi : 1.1. Menemani pasien Pasien tidak


Pasien tetap aman Pasien tetap aman , terus menerus sampai dia melakukan tindakan
dan terlindungi terlindungi dan selamat dapat dipindahkan ke percobaan bunuh diri
tempat yang aman
Intervensi
Keperawatan
Dx Tujuan (TUK/TUM) Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

Dx 1 : 1.2. Menjauhkan semua


Resiko benda-benda yang
Bunuh Diri : berbahaya atau
Ancaman/P berpotensi
ercobaan membahayakan pasien
bunuh diri (misalnya : pisau, silet,
kaca, gelas, ikat
pinggang)
1.3. Mendapatkan orang
yang dapat dengan
segera membawa pasien
ke rumah sakit untuk
pengkajian lebih lanjut
dan kemungkinan
perawat
1.4. Memeriksa apakah
pasien benar-benar telah
meminum obatny, jika
pasien mendapatkan
obat
1.5. Dengan lembut
menjelaskan kepada
pasien bahwa anda
(perawat) akan
Intervensi
Keperawatan
Dx Tujuan (TUK/TUM) Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

Dx 1 : TUK 1 : Pasien Kriteria Evaluasi : 1.1. Mendiskusikan Pasien tidak


Resiko mendapatkan Pasien tetap dalam cara mengatasi melakukan
Bunuh Diri : perlindungan dari keadaan aman dan keinginan bunuh diri, tindakan
Isyarat lingkungannya selamat yaitu dengan meminta percobaan bunuh
Bunuh Diri bantuan dari keluarga diri.
atau teman.

Anda mungkin juga menyukai