Anda di halaman 1dari 1

KASUS 2.

SKENARIO KASUS :

Pada tanggal 28 September 2018 pukul 18.02 WITA terjadi gempa bumi berkekuatan 7,4
Skala Richter, diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat pulau sulawesi, Indonesia.
Setelah diumumkan oleh BNPB pada 10 Oktober bahwa korban meninggal gempa itu mencapai
2.045 orang, didapati paling banyak ada di Palu sebesar 1.636 orang dan disusul Sigi kemudian
Parigi. Sementara itu, korban yang mengungsi sebanyak 82.775 orang, dan 8.731 orang
pengungsi berada di luar Sulawesi. Sebagai akibat dari guncangan gempa ini, Jaringan air bersih,
listrik, dan bahan bakar minyak menjadi sulit diakses. Perhubungan komunikasi antara Donggala
dan Palu menjadi sulit diakses akibat tak berfungsinya ratusan BTS tersebut. Kemenkominfo
menyatakan bahwa dari antara 3007 BTS, ada 431 BTS yang tak berfungsi, yakni 14,31%nya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut bahwa ada 2736 sekolah di
Sulawesi Tengah yang rusak, serta 20.000 guru dan 100.000 pelajar yang terdampak karena
bencana gempa dan tsunami ini. Pasca bencana gempa bumi dan tsunami beredar kabar
terjadinya kriminalitas diberbagai tempat, dan hal yang disoroti juga yaitu mitigasi bencana
tsunami indonesia yang masih lemah, dan hilangnya buoy akibat dicuri orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Selain tiadanya buoy tsunami di palu, yang kelak membuat tidak dapatnya
verifikasi pasti tentang tsunami, tide gauge di Palu juga diketahui mati. Berdasarkan laporan
tersebut pemerintah langsung mengaktifkan sistem tanggap darurat bencana sebagai respon
penanganan bencana dan menjadikan status menjadi bencana nasional. Kemudian beberapa
minggu setelah bencana permasalahan lain yang muncul yaitu masalah pengungsian, kekurangan
air bersih, korban infeksi, masalah psikologis seperti Post Traumatic Distress Syndrome (PTSD),
hasil dari surveilence epidemiologi dari tim kesehatan didapatkan banyaknya kasus penyakit
menular seperti masalah diare maupun ISPA terjadi pada kelompok rentan, sehingga semakin
mempersulit fase pemulihan terhadap bencana.

Anda mungkin juga menyukai