JUDUL : PENGARUH INOVASI PRODUK, CITRA MEREK, DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KEBAYA
PADA KONSUMEN DEDARI BALI KEBAYA DENPASAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini persaingan bisnis sangat ketat, sehingga perusahaan harus mampu melihat peluang yang ada, baik dari internal perusahaan ataupun dari keinginan konsumen (Fitriani, dkk., 2017; Shaleh, 2017). Semakin berkembangnya teknologi dan informasi saat ini, perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam persaingan bisnis. Perusahaan diminta untuk memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya dengan menawarkan atau menjual produk yang berkualitas disertai pelayanan yang baik kepada pelanggannya (Asshiddieqi, 2012). Perilaku konsumen merupakan perilaku yang memperlihatkan aktivitas mengenai individu, kelompok, atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan (Shinta, dkk., 2012; Dira, 2017; Yusuf, 2018). Jika perusahaan ingin tetap eksis dalam persaingan, maka perusahaan harus memperhatikan salah satu fungsi pokoknya yaitu pemasaran (Rohman, 2017). Kegiatan pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong, 2014). Perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran perlu mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam usaha pemasaran sebuah produk. Kotler dan Armstrong (2014) menyatakan keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor psikologis memiliki peran penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian (Khairunnisa dan Nugroho, 2019). Menurut Shaleh (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu promosi, harga, dan kualitas produk. Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih pilihan alternatif untuk menentukan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian (Rasyid dan Indah, 2018; Setiawan, dkk, 2018). Keputusan pembelian erat kaitannya dengan inovasi produk, citra merek, dan harga (Setiawan dkk, 2018). Pengembangan inovasi produk, merek yang semakin dikenal masyarakat, dan penetapan harga yang sesuai dengan produk dapat dikatakan sebagai salah satu cara bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai produk dimata konsumen, dimana hal tersebut akan sangat berdampak pada keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Keputusan pembelian memiliki 5 (lima) tahapan dalam proses pengambilan keputusan yaitu pertama pengenalan masalah, mencakup apa kebutuhan konsumen dan pilihan merek yang akan dibeli. Kedua pencarian informasi yaitu informasi mengenai jenis produk, toko, dan harga dari produk yang akan dibeli. Ketiga evaluasi alternatif yaitu mencari pilihan produk dan manfaat dari produk yang akan dibeli konsumen. Keempat keputusan pembelian, setelah menentukan merek yang ingin dibeli dan mendapatkan informasi mengenai model, inovasi pada produk yang ditawarkan, dan harga selanjutnya konsumen akan membeli produk yang dibutuhkannya. Proses yang kelima yaitu perilaku pasca pembelian, bagaimana tanggapan konsumen setelah membeli produk apakah mengalami kepuasan atau ketidakpuasan tertentu (Walukow, dkk., 2014; Riyono dan Budiharja, 2016; Zulaicha dan Irawati, 2016). Inovasi merupakan salah satu cara meningkatkan nilai tambah dari suatu produk, inovasi akan menciptakan produk baru yang dapat memberi solusi yang lebih baik bagi pemecahan masalah yang dihadapi oleh konsumen (Timoty, dkk, 2018). Menurut Rohman (2017), inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain, bukanlah konsep dari suatu ide baru, penemuan baru atau juga bukan merupakan suatu perkembangan dari suatu pasar yang baru saja, tetapi inovasi merupakan gambaran dari semua proses-proses tersebut. Inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, semakin tinggi inovasi produk yang dilakukan oleh perusahaan maka akan meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan pada keputusan membeli (Shaleh, 2017). Pendapat tersebut didukung beberapa penelitian yang dilakukan oleh Shaleh (2017), Rohman (2017), serta Rasyid dan Indah (2018) yang meneliti mengenai pengaruh inovasi produk terhadap keputusan pembelian memperoleh hasil inovasi produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dimana inovasi membuat produk berbeda di mata konsumen sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli produk. Dari penelitian tersebut dapat dilihat inovasi produk menjadi bagian yang penting bagi keputusan pembelian. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah citra merek yang dimiliki produk tersebut. Menurut Sallam (2014) citra merek dianggap sebagai konsep penting dalam riset pemasaran dan perilaku konsumen. Citra merek menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam membeli produk. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, mereka akan mencari informasi mengenai merek yang baik atau bagaimana citra yang tertanam pada merek (Bramantya dan Jatra, 2016; Mamahit, dkk., 2015). Menurut Asshiddieqi (2012), citra merek (brand image) merupakan bagaimana konsumen mempersepsikan merek secara aktual yang merupakan opini yang dibentuk konsumen sebagai interpretasi dari semua yang dilakukan perusahaan. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai citra merek yang dilakukan oleh Citra dan Santoso (2016) menyatakan citra merek menentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk dalam melakukan keputusan pembelian, semakin baik citra merek pada suatu produk barang atau jasa, maka semakin kuat keyakinan konsumen terhadap produk tersebut dan mendorong keinginan untuk melakukan keputusan pembelian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Romdonah, dkk (2015), Suryonaningsih, dkk (2016), serta penelitian oleh Ardi Ansah (2017) menyatakan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Merek yang memiliki citra positif akan lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Selain inovasi produk dan citra merek, harga juga mempengaruhi keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Armstrong (2014:430), harga adalah jumlah semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dalam memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Harga adalah unsur penting dalam sebuah perusahaan dimana dengan adanya harga maka perusahaan akan mendapatkan pendapatan bagi keberlangsungan perusahaan, harga juga merupakan alat yang nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa oleh konsumen (Riyono dan Budiharja, 2016). Dalam penelitiannya, Rohman (2017) menyatakan bahwa pengaruh harga terhadap keputusan pembelian, semakin tinggi harga maka keputusan pembelian semakin rendah, sebaliknya jika harga semakin rendah maka keputusan pembelian akan semakin tinggi. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Akhiri (2016), Zulaicha dan Irawati (2016), serta Fahrezzy dan Trenggana (2018) yang meneliti mengenai pengaruh harga terhadap keputusan pembelian menyatakan bahwa harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Harga memiliki peran penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian, dengan harga yang terjangkau konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian. Harga berpengaruh dalam setiap kegiatan pemasaran, harga menjadi salah satu alat yang diperlukan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa yang diinginkan (Bares dan Jorie, 2015). Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan industri kreatif yang ada, salah satunya adalah industri pakaian. Usaha industri pakaian di Kota Denpasar terus bertambah setiap tahunnya. Minat beli konsumen terhadap produk pakaian terus meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, jumlah usaha industri pakaian di Kota Denpasar tahun 2018 mencapai 675 unit usaha. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Industri Pakaian Jadi di Kota Denpasar No. Tahun Jumlah Unit Usaha 1. 2014 571 2. 2015 616 3. 2016 628 4. 2017 649 5. 2018 675 Sumber: Disperindag Provinsi Bali (data diolah). Berdasarkan data tersebut dapat menunjukkan meningkatnya jumlah unit usaha industri pakaian jadi di Kota Denpasar. Hal tersebut mengikuti peningkatan konsumsi masyarakat terhadap produk pakaian seiring dengan perkembangan dan perubahan tren pakaian di masyarakat. Tren pakaian selalu berubah setiap waktunya khususnya tren kebaya di Bali, konsumen akan mengikuti tren pakaian kebaya yang sedang berkembang dan banyak diminati. Dengan mengikuti tren busana kebaya juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan kenyamanan bagi konsumen. Di Bali kebaya merupakan busana adat yang dipergunakan oleh kaum wanita untuk melakukan persembahyangan. Selain untuk upacara adat dalam keagamaan, kebaya sekarang ini menjadi busana wajib untuk kaum wanita setelah diterbitkannya Instruksi Gubernur Nomor 2231 tahun 2018 mengenai panduan teknis pelaksanaan hari penggunaan busana adat Bali sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 tahun 2018 tentang penggunaan busana adat Bali secara serentak di seluruh Bali. Berdasarkan data banyaknya usaha industri di Kota Denpasar dan ditetapkannya peraturan tersebut maka minat konsumen untuk melakukan pembelian produk pakaian kebaya akan meningkat seiring dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Penelitian ini akan dilakukan di perusahaan Dedari Bali Kebaya yang sudah berdiri sejak tahun 2016. Dedari Bali Kebaya sendiri merupakan perusahaan yang menjual sekaligus memproduksi berbagai jenis kebaya adat bali dengan keanekaragaman produk dan model kebaya yang unik membuat perusahaan Dedari Bali Kebaya memiliki keunggulan bersaing tersendiri dibandingkan dengan usaha sejenis lainnya yaitu model kebaya yang beranekaragam, persediaan produk yang banyak, dan menerima orderan kebaya dari konsumen, sehingga banyak diminati serta menjadi pilihan yang tepat bagi konsumennya. Beberapa inovasi yang telah dilakukan Dedari Bali Kebaya yaitu menciptakan desain kebaya baru, penambahan payet pada kebaya, menerima jasa menjahit, dan menggunakan media sosial sebagai promosi produk. Dedari Bali Kebaya merupakan salah satu perusahaan dengan merek yang sudah cukup banyak dikenal oleh masyarakat. Bahkan tidak sedikit dari konsumen yang menjadi pelanggan tetap Dedari Bali Kebaya. Harga yang ditawarkan oleh Dedari Bali Kebaya relatif mahal namun sesuai dengan produk yang ditawarkan baik desain produk maupun kualitas produk. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Inovasi Produk, Citra Merek, dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kebaya Pada Konsumen Dedari Bali Kebaya Denpasar”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh inovasi produk terhadap keputusan pembelian? 2. Bagaimanakah pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian? 3. Bagaimanakah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian? 4. Faktor manakah diantara inovasi produk, citra merek, dan harga yang lebih dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh inovasi produk terhadap keputusan pembelian. b. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian. c. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian. d. Untuk mengetahui faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan referensi penelitian secara empirik mengenai pengaruh inovasi produk, citra merek, dan harga terhadap keputusan pembelian, sehingga hasil penelitian ini nantinya digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai gambaran dan bahan pertimbangan, serta masukan bagi perusahaan di dalam melakukan analisis keputusan pembelian dilihat dari pengaruh inovasi produk, citra merek, dan harga.