Anda di halaman 1dari 17

Nama : Merlistya Dewi Asti

NIM : 16306141039

Kelas : B2016

Tugas pengganti kuliah 7 Oktober 2019

METODE GRAVITASI DAN GEOMAGNET

1. Bagaimana proses pengukuran gravitasi darat, udara, dan remote sensing (satelit)?
“boleh dengan visualisasi”

Jawab :
Darat
Eksperimen penentuan nilai percepatan gravitasi bumi menggunakan prinsip
bidang miring dengan bantuan microcomputer based laboratoy (MBL) dan software logger
pro. Alat dan bahan yang digunakan yaitu motion detector, laptop, penggaris, papan
lintasan, mobil-mobilan, kabel penghubung, dan balok.
Prosedur pengambilan data adalah sebagai berikut:
a. Menyusun alat dan bahan seperti gambar dibawah.
b. Menghubungkan motion detector pada laptop menggunakan kabel penghubung
yang sudah disiapkan dan motion detector dipasang pada ujung papan.
c. Mengukur ketinggian papan (y) dan jarak papan lintasan (r) dari motion detektor.
d. Melepaskan mobil-mobilan dari ujung papan, kemudian datanya akan
terkomputerisasi di laptop. Output data yang tampil pada logger pro dapat dilihat
pada gambar dibawah.
e. Menganalisis nilai percepatan gravitasi bumi dengan bantuan software logger pro.
f. Mengulangi langkah 3-5 sebanyak lima kali dengan memvariasi ketinggiannya (y)
dengan cara memindahkan balok yang berada di bawah lintasan dengan jarak papan
lintasan (r) konstan.
Sumber : Astuti Irnin Agustina Dwi. 2016. PENGEMBANGAN ALAT EKSPERIMEN
PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI BERDASARKAN TEORI
BIDANG MIRING BERBASIS MICROCOMPUTER BASED LABORATOY
(MBL). Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Indraprasta PGRI.

Udara

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Satu (1) set komputer
menggunakan Operating System (OS) Windows 7 2. Software Arduino IDE 1.6.4 3. Dua (2)
buah sensor cahaya infra merah. 4. Satu (1) set mikrokontroler Arduino Uno. Adapun prosedur
kerja alat sebagaimana langkah-langkah berikut ini ;

a. Menyusun alat pencacah waktu sebagaimana gambar berikut

b. Menentukan nilai kecepatan awal (V0) benda yang mengalami gerak jatuh sebagai
suatu ketetapan alat.
c. Menentukan jarak ketinggian (h) antara sensor 1 (on) dan sensor 2 (off).
d. Menjatuhkan bola yang dicacah waktu tempuhnya (t).
e. Menjalankan program perhitungan percepatan gravitasi dengan input h dan t.
f. Menampilkan nilai output program yaitu gravitasi (g)

Skema penelitian

Sumber :Rezky H.Sandi, Maria dan Muh. Hamzah. RANCANGAN ALAT


PENGUKURAN PERCEPATAN GRAVITASI.Program Studi Geofisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
Makassar.

Satelit

Penelitian ini tidak perlu terjun ke lapangan untuk pengambilan data anomali gaya
berat. Anomali gaya berat yang digunakan adalah anomali gaya berat hasil dari citra satelit
yang dapat diakses di website: http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi yang disediakan
oleh Script Intitution of Oceanography, University of California San Diego USA. Data
elevasi maupun gaya berat yang diperoleh telah tersusun secara grid dengan teratur dalam
format ASCII-XYZ, sesuai dengan batas-batas yang diinputkan. Setelah mendapatkan data
gaya berat dari hasil pengukuran satelit, langkah selanjutnya adalah pengolahan data untuk
mendapatkan anomali gaya berat atau anomali bouger. Peralatan yang digunakan adalah 1
set laptop dengan software microsoft excel digunakan untuk pengolahan data, Surfer 9.0
digunakan untuk melukiskan kontur anomali, Oasis Montaj untuk menentukan nilai
koreksi topografi dan Grav2DC untuk melakukan pemodelan struktur bawah permukaan,
kemudian diperlukan juga peta geologi untuk interpretasi daerah penelitian.

Data anomali gaya berat yang didapatkan dari satelit adalah data anomali gaya berat
yang telah terkoreksi hingga koreksi udara bebas, sehingga langkah selanjutnya untuk
mendapatkan anomali bouger adalah mengkoreksi Terrain atau topografi. Koreksi
topografi menggunakan perangkat lunak Oasis Montaj dan Microsoft excel. Koreksi ini
bertujuan untuk menghilangkan efek massa batuan dalam kerak bumi yang berada di antara
bidang sferoida dengan titik pengukuran.

Tahap selanjutnya adalah interpretasi kontur anomali bouger yang dibandingkan


dengan peta geologi untuk menentukan titik slice atau lintasan yang akan dibuat model 2D.
Setelah ditentukan lintasan yang akan dibuat permodelan maka proses pemodelan
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Grav2DC. Interpretasi pemodelan
dilakukan kembali dengan mempertimbangkan hasil pemodelan 2D dengan informasi
geologi setempat serta data-data pendukung lainnya. Desain survei pengukuran dapat
dilihat pada peta desain survei berikut:
2. Jelaskan prinsip kerja dari La Coste dan Romberg!

Jawab :
Salah satu contoh gravimeter yang banyak di gunakan oleh para ahli geofisik adalah
gravimeter tipe lacoste dan Romberg .Gravimeter tipe LaCoste dan Romberg termasuk ke
dalam tipe zero length spring dan termasuk Gravimeter tak stabil. Gravimeter tersebut
mempunyai skala pembacaan dari 0-7000 mGal, dengan ketelitian 0.01 mGal. Gravimeter
ini dalam penggunaannya memerlukan suhu yang tetap . pengukuran perbedaan percepatan
gravitasi bias dilakukan dengan mengukur dua tempat yang berbeda dengan alat yang
sama.
Prinsip gravimeter ini terdiri dari suatu beban pada ujung batang , yang di tahan
oleh zero length spring yang berfungsi sebagai pegas utama . besarnya perubahan gaya
tarik bumi akan menyebabkan perubahan kedudukan beban dan pengamatan . Hal tersebut
dilakukan dengan pengaturan kembali beban pada kedudukan semula . perubahan
kedudukan yang di alami ujung batang di sebabkan karena adanya goncangan goncangan,
selain karena adanya variasi gaya tarik bumi . ujung batang yang lain di pasang shock
eliminating spring untuk menghilangkan efek goncangan .
Referensi: Sumaryo,dkk.2005. Diktat Geodesi Fisis .Teknik Geodesi, Fakultas Teknik,
UniversitasGadjah Mada.Yogyakarta
Sumber gambar : http://www2.unb.ca/gge/News/2006/Gravimeter/Gravimeter.html3
https://www.geophysics.zmaw.de/index.php?id=4&L=1

Alat ini merupakan pengembangan dari seismograf periode panjang LaCoste


(LaCoste 1934). Pegasnya terbuat dari logam dengan konduktivitas termal tinggi namun
tidak terisolasi secara sempurna untuk menghilangkan efek termal sehingga harus
ditempatkan secara permanen di dalam sebuah kontainer tertutup yang temperatur
stabilnya dipertahankan sampai 0.002℃ dengan elemen termostat. Beberapa model
gravimeter LaCoste-Romberg mengukur sampai 3 𝜇Gal.
Salah satu contoh gravimeter yang paling banyak digunakan oleh para ahli geofisik
adalah gravimeter tipe lacoste dan Romberg .Gravimeter tipe LaCoste dan Romberg
termasuk ke dalam tipe zero length spring dan termasuk gravimeter tak stabil. Gravity
meter La Coste Romberg ini mempunyai pembacaan dari 0 sampai dengan 7000 mgal,
dengan ketelitian 0,01 mgal dan drift rata-rata kurang dari 1 mgal setiap bulannya. Untuk
operasionalnya, Gravity meter ini memerlukan temperature yang tetap ( contoh untuk LRG,
alat yang dipakai Pertamina, pada suhu 51℃), oleh karena itu dilengkapi dengan
Thermostat untuk menjaga keadaan temperature supaya tetap. Dengan adanya Thermostat
ini, maka diperlukan baterai 12 Volt, disamping untuk pembacaan benang palang (cross
hair) dab Bable Level. Berat gravity meter ini termasuk baterai dan kotaknya kurang lebih
19 pound, sedangkang baterai charger dan piringan levelnya kira-kira 8 pound.
Referensi: Sumaryo,dkk.2005. Diktat Geodesi Fisis .Teknik Geodesi, Fakultas Teknik,
UniversitasGadjah Mada.Yogyakarta
Sumber gambar : http://rizky-ramadhan-tanjung.blogspot.com/2014/04/jenis-jenis-
instrumen-gravitymeter-dan.html

Gravitymeter LaCoste & Romberg G-1118 terbuat dari bahan metal. Terdapat dua
jenis gravitymeter LaCoste & Romberg yaitu model D dan model G. Model G mempunyai
range pengukuran sampai 7000 milligal, sedangkan model D memiliki range pengukuran
200 milligal dan harus di-setting sesuai dengan tempat pengukurannya. Model D lebih
sensitif dibandingkan dengan model G.
Secara umum, bentuk dari gravimeter LaCoste&Romberg seperti gambar berikut
ini.
Bagian-bagian dari yang ditunjukkan pada gambar adalah sebagai berikut.
1. Thermo Start
Lampu indikator sebagai penunjuk bahwa alat telah siap digunakan pada suhu
mencapai 55℃ lampu akan menyala dan saat suhu berkurang maka lampu akan mati.
2. Knop Sentring (Level)
Berfungsi mengatur sifat datar (leveling) alat terhadap bumi. Knop ini dipergunakan
dengan cara memutarnya searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
3. Switch On – Off
Ungkai aktivasi alat. Berfungsi untuk mengaktifkan alat. Terdiri dari dua tungkai.
Tungkai sebelah kanan berfungsi menyalakan lampu yang terdapat pada alat dan
tungkai sebalah kiri sebagai tungkai aktifasi alat. Jika telah “On” maka alat siap
digunakan.
4. Pengunci
Pada posisi mengunci, maka pengunci diputar ke arah kanan, sedangkan untuk
membukanya, diputar ke arah kiri berlawanan dengan arah jarum jam hingga penuh.
5. Monitor Pembacaan
Layar yang berisikan data – data hasil pembacaan alat, berupa : temperatur alat, nilai
pembacaan standar alat dan arus pada alat.
6. Tabung Leveling
Berfungsi sebagai indikator leveling alat terhadap permukaan. Bagian ini
menggunakan prinsip kerja dari waterpas.
7. Teropong Pembacaan
Berfungsi sebagai teropong pembacan alat secara manual. Pembacaan dilakukan
dengan membaca benang halus hingga berada di tengah – tengah kolom pembacaan.
8. Pemutar Halus
Penggerak standar pembacaan alat yang ditunjukkan dengan angka, yang akan bergerak
bersamaan dengan pergerakan dari pemutar halus ini.
9. Jarum Leveling
Jarum penunjuk tingkat kedataran alat dengan permukaan yang akan bergerak sama
dengan tabung leveling.
10. Kolom Pembacaan Alat
Adalah nilai yang menunjukkan besarnya pembacaan pada alat yang didapati dari
standar nilai alat.
11. Aki
Sebagai sumber energi untuk alat

Sedangkan untuk bagian-bagian pokok dari gravitymeter LaCoste & Romberg ini
adalah :
a. Zero-length springs adalah pegas yang dipergunakan untuk menahan massa. Zero-
length springs ini dipakai pada keadaan dimana gaya pegas berbanding langsung
dengan jarak antar titik ikat pegas dan titik tempat gaya bekerja.
b. Massa dan beam, berlaku sebagai massa yang berpengaruh atau berubah posisi jika
terjadi variasi medan gravitasi.
c. Hinge atau engsel berlaku sebagai per atau pegas peredam goncangan.
d. Micrometer digunakan untuk mengembalikan posisi massa ke posisi semula setelah
massa terpengaruh oleh medan gravitasi. Micrometer ini terbuat dari ulir-ulir dan
pemutarannya dapat diatur dari nulling dial melalui gear box.
e. Long and short lever yaitu tuas untuk menghubungkan micrometer dengan zero-length
springs.
Sistem gravitymeter ini akan mempunyai tanggapan terhadap medan gravitasi yang
akan menyebabkan berubahnya posisi massa dan beam. Perubahan posisi massa akibat
tarikan gaya gravitasi ini kemudian diseimbangkan atau dikembalikan pada posisi semula
dengan memutar nulling dial yang akan menggerakkan micrometer kemudian ke long and
short lever dan akhirnya ke zero-length springs. Gaya yang diperlukan untuk
mengembalikan posisi massa dan beam ke posisi semula (dengan memutar nulling dial)
diubah menjadi nilai gravitasi, namun masih relatif bukan nilai gravitasi mutlak pada titik
tersebut. Nilai ini ditampilkan dalam display digital dalam gravitymeter.
LaCoste & Romberg merancang zero-length springs seperti pada gambar di atas,
untuk mendapatkan suatu peralatan yang secara teoritis mempunyai periode tak berhingga.
Dari gambar di atas, momen torka dari beban M adalah :
𝑇𝑔 = 𝑀𝑔𝑎 cos 𝜃 = 𝑘(𝑠 − 𝑐)𝑏𝑠𝑖𝑛𝑎
𝑘(𝑠 − 𝑐)𝑏(𝑦 cos 𝜃)
𝑀𝑔𝑎 cos 𝜃 =
𝑠
𝑘 𝑏 1−𝑐
𝑔 = ( )( )( )𝑦
𝑀 𝑎 𝑠

Ketika g meningkat sebesar δg, springs length bertambah sebesar δs dimana :


𝑘 𝑏 𝑐 𝑦
𝛿𝑔 = ( ) ( ) ( ) ( ) 𝛿𝑠
𝑀 𝑎 𝑠 𝑠
Berdasarkan persamaan diatas terlihat bahwa pada peralatan ini tidak tergantung pada
sudut θ, β dan α, sehingga jika terjadi penyimpangan sudut yang kecil dari titik
kesetimbangan maka gaya pada sistem ini tidak dapat kembali lagi dan secara teoritis dapat
diatur mempunyai periode tak berhingga.
Secara sederhana, mekanisme LaCoste Romberg Seismograph ini terdiri dari suatu
beban pada ujung batang yang ditahan oleh zero length spring yang berfungsi sebagai
spring utama. Perubahan besarnya gaya tarik bumi akan menyebabkan perubahan
kedudukan benda, dan pengamatan dilakukan dengan pengaturan kembali kedudukan
beban pada posisi semula (Null Adjusment). Pengaturan kembali ini dilakukan dengan
memutar measuring screw. Banyaknya pemutaran measuring screw terlihat pada dial
counter, yang berarti besarnya variasi gaya tarik bumi dari suatu tempat ke tempat lain.
Perubahan kedudukan pada ujung batang, disamping adanya gaya tarik bumi, juga
disebabkan oleh adanya goncangan-goncangan. Untuk menghilangkan goncangan maka
pada ujung batang yang lain dipasang Shock Eliminating Spring. Zero length spring dipakai
pada keadaan dimana gaya per berbanding lurus dengan jarak antara titik per dan titik
dimana gaya bekerja. Jika keadaan zero length sempurna, maka berlaku :
𝑃 = 𝑘𝜇𝑠
Dimana k adalah konstanta per, sedangkan s adalah jarak antara titik ikat per
dimana gaya bekerja. Dari gambar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa peralatn
tersebut tidak tergantung besar sudut α, ß, dan θ, sehingga jika terjadi penyimpangan sudut
yang kecil dari titik keseimbangan maka gaya pada sistem ini tidak dapat kembali lagi dan
secara teoritis dapat diatur mempunyai periode yang tidak berhingga, biasanya perioda alat
ini sekitar 15 detik.
3. Sebutkan noise-noise yang dapat mengganggu pengukuran gravitasi (noise lingkungan dan
metodologi)!
“boleh dengan visualisasi”

Jawab :
Noise-noise yang dapat mengganggu pengukuran gravitasi antara lain sebagai berikut.
1. Getaran
2. Gempa Bumi
3. Noise pada citra (gangguan benda luar angkasa)
4. Pasang surut bumi
5. Medan
6. Elevasi udara bebas
7. Lintang
8. Efek Massa
9. Penghitungan yang kurang teliti
10. Kalibrasi alat ukur

(belum ada visualisasi)

4. Buatlah perencanaan survei dan desain survei metode gravitasi yang disertai alasan
mengapa menggunakan desain survei seperti itu!
Keterangan : Objek bebas
Ex :
a. Bentuk seperti ini, alasan seperti ini
b. Lama akuisisi 7 hari
c. Biaya 20 juta

Jawab :
Perencanaan Survei dengan Metode Gravity
1. Persiapan alat
2. Pemetaan geologis daerah yang akan di survey
3. Penentuan base station
4. Pengukuran Gravity
5. Pemrosesan dan interpretasi data

Desain Survei
1. Metode Geofisika
Metode Gravity.
2. Tujuan
Menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa
endapan mineral dari daerah sekeliling.
3. Alat
a. Global Positioning System (GPS)

b. Gravitymeter LaCoste & Romberg Model G-1177

c. Peta Geologi dan peta Topografi


d. Penunjuk Waktu
e. Alat tulis
f. Kamera
g. Pelindung Gravitimeter
h. Dan beberapa alat pendukung lainnya

4. Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pelaksaan survey ini adalah sebagai
berikut.
a. Seorang sarjana Teknik geofisika
b. Seorang operator
c. Dua orang pembantu pelaksana
d. Seorang warga atau orang yang paham medan

5. Sebaran Lintasan
6. Time Schedule

Hari ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persiapan
Peralatan
Studi
Pendahuluan
Survey Tinjau
Pemetaan
Geologi
Penempatan
titik duga Base
Station
Survey
Geogravity
Interpretasi
Data
Penyusunan
Laporan
Eksplorasi

7. Biaya Survey

TOTAL BIAYA = (Total Biaya Penyewaan Alat Survey Geofisika) + (Total Biaya
Operasional lain (Total Station)) + (Total Biaya Upah Pekerja)
+ (Total Biaya Akomodasi)
= (Rp. 30.000.000,00) + (Rp. 7.000.000,00) + (Rp. 15.875.000,00)
+( Rp. 4.956.000,00)
= Rp. 57.831.000,00
Alasan menggunakan desain tersebut adalah sebagai berikut.
KARENA
Desain survey ini dirasa akan cukup maksimal dalam pelaksanaannya karena waktu yang
cukup singkat dan tetap mementingkan hasil data dari titik-titik yang akan dilakukan
pengambilan datanya. Selain itu, wilayah ini juga cukup baik dalam eksplorasi maka
diambil titik lintasan dengan jumlah 156 titik. Jarak tiap titik yang diambil cukup jauh
sekitar 400meter. Diharapkan dapat diambil semua titik lintasan sehingga akan dihasilkan
kondisi geologi dibawah permukaan. Data geologi ini nantinya dapat dipakai dan dikaji
guna memperoleh informasi terkait kandungan sumber daya alam sesuai perkiraan.

Anda mungkin juga menyukai