Anda di halaman 1dari 10

Dampak Kebijakan Pembangunan Lokasi Wisata Kota Batu Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar

Problem Statement

Sebelum lokasi wisata Kota Batu berkembang seperti sekarang ini, kawasan
tersebut merupakan daerah penghasil hortikultura dengan lahan budidaya yang
cukup luas. Masyarakat sekitar daerah tersebut bermata pencaharian sebagai petani
hortikultura di lahan sendiri. Namun seiring dibangunnya dan berkembangnya
lokasi wisata Kota Batu, para pemilik lahan mulai menjual lahan yang mereka
miliki dengan berbagai alasan. Salah satu alasan yang membuat para pemilik lahan
bersedia menjual lahan mereka adalah karena adanya kebijakan dari pemerintah
mengenai pembangunan lokasi wisata. Adanya lokasi wisata ini berdampak positif
dan negatif pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Oleh karena itu,
perlu adanya perhatian khusus pada masyarakat sekitar mengenai kondisi sosial
ekonomi mereka sehingga dengan berkembangnya lokasi wisata Kota Batu
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga
dapat menyeimbangkan pengembangan pariwisata yang mengacu pada konsep-
konsep pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
dalam penelitian ini terdapat pertanyaan antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak sosial ekonomi masyarakat sekitar akibat pembangunan


lokasi wisata di Kota Batu Malang?
2. Apa faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kota Batu Malang?

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan beberapa penelitian yang sebelumnya pernah di bahas


dan dikaji berkaitan dengan bahan penulisan artikel penelitian ini, diantaranya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Bories Yasin Abdillah, Djamhur
Hamid, Topowijono (2016) yang meneliti mengenai Dampak Pengembangan
Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal di Kawasan Wisata (studi pada
masyarakat sekitar wisata wendit, kabupaten Malang). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian dan kesimpulan. Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan kawasan wisata sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar. Baik dari dampak sosial seperti dapat
meningkatkan keterampilan penduduk, banyak terserapnya tenaga kerja. Selain itu
dampak yang ikut dirasakan oleh masyarakat adalah dampak budaya yang semakin
dilestarikan serta dampak ekonomi yang mendorong masyarakatnya untuk
mendorong berwirausaha guna menambah pendapatan masyarakat sekitar wisata
Wendit.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wawan Kurniawan (2015) yang


membahas mengenai dampak sosial ekonomi pada pembangunan pariwisata
Umbul Sidomukti di kabupaten Semarang. Dari penelitian yang dilakukan
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, teknik analisis yang digunakan adalah
uji validitas, reliabilitas dan deskriptif persentase. Kesimpulan yang didapat dari
hasil analisis pada penelitian yang dilakukan oleh wawan adalah menunjukkan
peluang usaha di sekitar objek pariwisata Umbul Sidomukti termasuk dalam
kategori tinggi. Masyarakat sekitar memanfaatkan situasi ini untuk berdagang, jasa
tour leader hingga menjadi karyawan objek pariwisata Umbul Sidomukti.
Disamping itu dengan adanya pariwisata tersebut juga menambah peluang kerja
bagi masyarakat sekitar sehingga dengan adanya pembangunan wisata ini dianggap
sangat berpengaruh positif bagi masyarakat sekitar, dapat dikatakan pula bahwa
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar objek wisataUmbul Sidomukti semakin
membaik.

Penelitian Sopa Martina (2014) mengenai Dampak Pengelolaan Taman


Wisata Alam Kawah Putih Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat
menggunakan metode kualitatif dimana data yang diperoleh berdasarkan hasil dari
observasi secara langsung. Hasil yang didapat adalah diketahui bahwa adanya
pengembangan pariwisata dapat membuka peluang usaha serta investasi di suatu
daerah semakin meningkat. Disamping itu adanya pengelolaan yang baik pada
suatu pariwisata juga dapat memberikan dampak negatif berupa lunturnya norma -
norma masyarakat yang cenderung mengikuti perilaku wisatawan baik dari luar
daerah maupun luar negeri. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah
pembangunan lokasi wisata selain memiliki dampak ekonomi yang positif bagi
masyarakat sekitar juga memilii dampak sosial budaya yang cenderung negatif.

Penelitian selanjutnya yang terkait adalah oleh Abd. Kadir W, San Afri
Awang, Ris Hadi Purwanto dan Erny Poedjirahajoe (2012) dengan judul Analisis
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung, Provinsi Sulaweti Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan penjelasan mengenai problem sosial ekonomi masyarakat sekitar
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, tingkat ketergantungan masyarakat
terhadap kawasan Taman Nasional dan kontribusi pendapatan dari tamanan kemiri
terhadap total pendapatan petani. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
survey dengan mewawancarai 180 responden yang dipilih secara acak. Data
dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
problem sosial ekonomi masyarakar sekitar TN Babul adalah rendahnya tingkat
pendidikan, tingginya jumlah tanggungan keluarga, keterlibatan masyarakat dalam
kelompok masih rendah, proses capacity building berjalan lambat, dan rendahnya
pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penelitian selanjutnya berjudul Dampak Industri PT. Global Coconut


terhadap masyarakat di Desa Radey, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa
Selatan oleh Andreas Rasu Noortje, Marsellanie Benu, dan Elsje Pauline
Manginsela (2017). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak keberadaan
Industri Tepung Kelapa (PT. Global Coconut) terhadap masyarakat di Desa Radey.
Penelitian ini dilakukan pada anggota masyarakat Desa Radey sebagai responden.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif kualitatif dan kuatitatif sederhana yang disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Pabrik Agroindustri PT Global
Coconut di Desa Radey memberikan dampak positif maupun negatif bagi
masyarakat desa. Dampak positif berupa peningkatan pendapatan, tersedianya
kesempatan bekerja dan peluang berusaha. Dampak negatif berupa bau busuk
pernah terjadi hanya pada saat pengelolaan tidak dilakukan dengan baik pada sisa
seleksi dari proses produksi berupa kelapa pecah dan pada limbah hasil produksi
Penelitian selanjutnya berjudul Dampak Industri Pariwisata Terhadap
Kehidupan Sosial Budaya Di Ubud Bali oleh Ida Bagoes Mantra dan Paruie Made
Kutanegara (2009) yang bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan perilaku
aspek sosial budaya masyarakat sekitar setelah adanya pembangunan industri
pariwisata dengan menggunakan metode deskriptif komparatif. Hasil dari
penelitian ini adalah terjadi perubahan pola perilaku masyarakat, perubahan yang
sangat mendasar tampak pada kehidupan ekonomi masyarakat yang semakin
meningkat. Pada dasarnya perubahan yang terjadi merupakan strategi adaptasi
masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya Perubahan lingkungan pasti juga akan
menuntut antisipasiyangberbedauntuk menghadapinya.

Penelitian oleh Akhmad Asep Erista (2014) dengan judul Dampak Industri
terhadap perubahan sosial dan ekonomi masyarakat di desa tobat, kecamatan
balaraja tangerang Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui dampak
industri sekitar pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan angket dengan teknik pengambilan Populasi dan sampel.
Berdasarkan analisa data dari penelitian tersebut terdapat hasil bahwa dampak
sosial adalah nilai kekeluargaan yang masih terjalin baik, interaksi masyarakat
terjalin dengan baik, masyarakat memiliki kesadaran akan mutu pendidikan yang
tinggi, tunjangan kesehatan merata. Sedangkan dari sisi ekonomi adalah
penghasilan tambahan, memiliki etos kerja yang baik yaitu disiplin dan rajin,
tunjangan transport tidak merata, tingkat kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan
ekonomi tidak merata.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hendrita


Ampris Echalanti (2010), yang mengangkat permasalahan tentang faktor
pengembangan Kampung Wisata Taman Lele dari segi faktor pendorong dan
penghambat, strategi pengembangan dan dampak pengembangannya. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa berdasarkan metode analisis SWOT dan
analisis deskriptif, dampak pengembangan yang diteliti adalah menciptakan
peluang usaha di area kawasan wisata tersebut.
Menurut penelitian Isna Dian Paramitasari (2010), masalah yang dihadapi
adalah mengenai dampak pengembangan pariwisata Kawasan Dieng terhadap
kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi.
Hasil penelitiannya adalah pengembangan pariwisata di Kawasan Dieng
memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat lokal dan sebagian besar
dampak pengembangan tersebut adalah dampak positif sehingga dapat menjadikan
kehidupan masyarakat lokal menjadi lebih baik.

Penelitian selanjutnya menurut Fergina Baware, H.J.Kiroh, R.H. Wungow,


M.Kawatu (2016) yang menjelaskan tema mengenai Dampak Pengembangan
Program Ekowisata Berbasis Satwa Endemik di Tangkoko Bitung. Mengacu pada
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya dampak yang
ditimbulkan terhadap satwa endemic disekitar pengembangan ekowisata di
Tangkoko Bitung. Metode yang digunakan penulis adalah metode survey serta
wawancara secara langsung untuk memperoleh informasi. Data pendukung yang di
gunakan meliputi vegetasi, kondisi satwa yang ada di lokasi, pendapatan
masyarakat setempat serta pendapatan daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya pengembangan ekowisata di daerah tersebut memberikan banyak pengaruh
positif berupa meningkatnya pendapatan daerah, pendapatan masyarakat terhadap
usaha konservasi yang dikelola.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni, terletak pada


metode yang digunakan untuk menganalisis dampak sosial ekonomi pembangunan
pariwisata dengan menggunakan analisis deskriptif biasa, sedangkan pada
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara
mendalam yang bertujuan mengetahui lebih dalam dampak yang dirasakan
masyarakat sekitar akibat berkembangnya pembangunan lokasi wisata.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kebijakan

Kebijakan menurut Anderson (dalam Wahab, 2014) merupakan suatu


tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor
berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi.
2.2.2 Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat

Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) merupakan


pengaruh yang dapat timbul karena suatu akibat (baik positif atau negatif). Dampak
adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktifitas
manusia (Suratmo, 2004). Dampak suatu proyek pembangunan pada aspek sosial
ekonomi khususnya untuk negara berkembang terdapat pada komponen -
komponen berikut yang ditetapkan sebagai indikator sosial ekonomi antara lain :
1) penyerapan tenaga kerja 2) berkembangnya struktur ekonomi, yaitu timbulnya
aktifitas perekonomian lain akibat proyek tersebut seperti toko, warung, restoran,
transportasi dan lain-lain, 3) peningkatan pendapatan masyarakat, 4) kesehatan
masyarakat. 5) persepsi masyarakat. 6) pertambahan penduduk dan lain
sebagainya.

Keadaan sosial ekonomi setiap orang berbeda-beda dan bertingkat. Sosial


ekonomi menurut Abdulsyani (2014) adalah kedudukan atau posisi seseorang
dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi,
sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2001) sosial ekonomi adalah posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan
sumber daya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian
keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.

Perubahan yang terjadi pada manusia maupun masyarakat yang diakibatkan


karena adanya aktifitas pembangunan disebut sebagai dampak sosial (Sudharto,
2015). Adapun dampak sosial yang muncul disebabkan oleh adanya aktifitas
seperti: program, proyek ataupun kebijaksanaan yang di terapkan pada masyarakat.
Hal ini tentu dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem masyarakat
baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Menurut Santosa (2011)
mengklasifikasikan dampak ekonomi yang timbul akibat adanya pariwisata, terdiri
dari efek langsung, efek tidak langsung dan efek induksi. Dimana efek tidak
langsung dan efek induksi termasuk efek sekunder, sedangkan efek tidak langsung
merupakan efek primer. Dampak ekonomi pariwisata terhadap masyarakat sekitar
adalah keseluruhan jumlah dari pengaruh yang terjadi secara langsung atau tidak,
dan dapat di ukur sebagai pengeluaran bruto atau penjualan, penghasilan,
penempatan tenaga kerja dan nilai tambah. Menurut Dixion et al (2013)
menjelaskan dalam konsep dampak ekonomi, masyarakat lokal dapat memperoleh
keuntungan jika pengeluaran dari non-lokal warga dimasukkan sebagai tambahan
ke dalam ekonomi lokal. Sedangkan dalam teorinya Brandano (2013) memaparkan
terdapat hubungan positif antara pariwisata dengan pertumbuhan perekonomian di
suatu Negara baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa perekonomian internasional dapat maju jika pariwisata
dikembangkan. Sedangkan dalam teorinya Astuti (2010) mengenai dampak
ekonomi internasional terhadap hubungan dengan sektor pariwisata dibagi menjadi
dua dampak inti, yakni yang pertama membahas mengenai perdagangan yang
sangat memungkinkan sekali transaksi ekspor-impor, yang kedua merupakan efek
redistribusi yang membahas mengenai kecenderungan wisatawan asing dari negara
maju dan berpendapatan tinggi membelanjakan uang mereka pada destinasi wisata
yang dituju pada negara berkembang yang berpendapatan rendah.

2.2.3 Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dilakukan antar individu
yang saling mempengaruhi satu sama lain (Bimo Walgio, 2003). Sedangkan
menurut Soerjono Soekanto (2002) interaksi sosial adalah segala sesuatu yang
menyangkut hubungan antara sekelompok manusia, hubungan perseorangan
maupun perseorangan dengan kelompok yang berjalan secara dinamis. Hubungan
antar individu baik dua atau lebih manusia, dimana perilaku manusia itu sendiri
saling mempengaruhi, mengubah atau dapat memperbaiki perilaku antar individu
dinamakan interaksi sosial (Gerungan, 2007). Interaksi sosial merupakan tahap
yang dijadikan sebagai alat penggerak tindak balas yang diperuntukkan bagi
manusia maupun perkelompok yang sifatnya timbal balik dan saling dipengaruhi
oleh tingkah laku reaktif yang dilakukan oleh pihak lain, sehingga nantinya dapat
mempengaruhi tingkah laku manusia. Manusia merupakan salah satu makhluk
hidup yang memiliki pola pikir untuk memilih, membuat keputusan maupun
bertindak sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Sebagai makhluk hidup manusia
memiliki motivasi untuk berhubungan dengan orang lain maupun dengan dirinya
sendiri. Dari argumen-argumen tersebut di atas, maka interaksi sosial dapat
diartikan sebagai hubungan antar manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain dan bergerak secara dinamis, yang nantinya dapat memberikan perubahan
manusia itu sendiri baik dari pola pikir, tingkah laku maupun hubungan dengan
manusia lainnya.

2.2.4 Pembangunan Daerah

Slamet Riyadi (2016) menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu proses


dinamis yang meliputi berbagai kegiatan yang direncanakan dan terarah dengan
melibatkan peran serta masyarakat setempat sebagai kekuatan pembaharuan untuk
menimbulkan perubahan perubahan sosial/struktur sosial yang mendasar maupun
pertumbuhan ekonomi yang dipercepat tetapi terkendalikan dalam ruang lingkup
keadilan sosial demi kemajuan dan kualitas hidup dan meningkatkan harkat dan
martabat manusiawi.

Perencanaan pembangunan daerah biasa dianggap sebagai perencanaan untuk


memperbaiki penggunaan sumber daya publik yang tersedia di daerah tersebut dan
untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumber daya-
sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Melalui perencanaan pembangunan
ekonomi daerah, suatu daerah dapat dilihat secara keseluruhan sebagai unit
ekonomi yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi dengan
daerah lain. Menurut I. Gede Pitana (2005) pembangunan ekonomi daerah adalah
suatu proses, yaitu proses yang mencakup pembentukan intuisi-intuisi baru,
pembangunan industri - industri alternatif perbaikan kapasitas tenaga kerja yang
ada untuk menghasilkan produk dan jasa lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru,
alih ilmu pengetahuan dan pengembangan perusahaan perusahaan. Setiap usaha
pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan jenis
peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama sama mengambil
inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta
partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya
yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Lincoln
Arsyad, 2008). Secara umum tujuan pembangunan ekonomi daerah adalah sebagai
berikut :

1. Mengembangkan lapangan kerja bagi penduduk yang ada sekarang


2. Mencapai ekonomi daerah
3. Mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja beragam.

2.2.5 Pembangunan Lokasi Wisata

Dalam peraturan pemerintah mengenai perencanaan inti pembangunan


kepariwisataan pada tahun 2010-2025 sebagai berikut :

1. Kepariwisataan merupakan segala sesuatu aktifitas yang berkaitan dengan


pariwisata dan memiliki sifat multidisiplin serta multidimensi yang timbul
sebagai bentuk kebutuhan setiap orang dalam berinteraksi antara
masyarakat setempat, wisatawan, pedagang maupun pemerintah.
2. Pembangunan memiliki makna yakni sebuah proses pembangunan yang
dilakukan dengan tujuan ke arah yang lebih baik melalui upaya
perencanaan, pelaksanaan pembangunan serta pengendalian dan
pengelolaan sesuai yang di inginkan untuk memberikan nilai tambah.

Berdasarkan penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa


pembangunan lokasi wisata merupakan upaya yang dilakukan untuk proses
perubahan dalam menentukan nilai tambah disegala bidang mengenai pariwisata,
dimulai dari penyediaan jasa layanan, sarana prasarana, Objek daya tarik wisata,
serta aspek-aspek pendukung lainnya.

Kerangka Berpikir

Pembangunan daerah merupakan suatu usaha terencana untuk mencapai


perubahan yang lebih baik. Pembangunan lokasi wisata yang ada di Kota Batu
diharapkan mampu menambah pendapatan daerah. Menurut Lincoln Arsyad (2008)
pembangunan daerah adalah kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah beserta
partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya - sumber daya
yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Pembangunan daerah seperti pengembangan lokasi wisata dapat membuat sebuah
interaksi pada masyarakat sekitar yang berbeda-beda antara satu individu dengan
individu lain. Perubahan yang terjadi akibat adanya lokasi wisata tidak hanya
perubahan positif saja, namun dalam kenyataannya juga muncul perubahan sosial
dan ekonomi yang bersifat negatif. Perubahan yang bersifat negatif tersebut ada
beriringan dengan berkembangnya Kota Batu setelah banyak lokasi wisata.

Pembangunan lokasi wisata ini membawa dampak bagi kehidupan


masyarakat Kota Batu pada kondisi sosial dan ekonomi mereka. Soerjono Soekanto
(2001) menyatakan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam
masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,
prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber
daya.Salah satu dampak yang sangat dirasakan yaitu hilangnya lahan mata
pencaharian mereka membuat mereka harus mencari mata pencaharian baru yang
sesuai dengan keadaan lingkungan mereka saat ini. Pembangunan lokasi wisata ini
secara langsung mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian pada
masyarakat Kota Batu. Perubahan mata pencaharian yang terjadi pada masyarakat
Kota Batu pastinya disebabkan oleh berbagai faktor yang mendorong masyarakat
mengubah mata pencahariannya. Perubahan mata pencaharian pastinya juga
memberikan dampak dalam kehidupan masyarakat sekitar lokasi wisata Kota Batu
tersebut. Berikut gambaran kerangka berpikir dari penelitian ini:

Gambar 1: Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai