Anda di halaman 1dari 12

Metode pelaksanaan pekerjaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam Melaksanakan Kegitan Pekerjaan, Setiap Penyedia Jasa konstruksi memiliki cara dan
model pelaksanaan konstruksi yang berbeda dalam mencapai progress pelaksanaanya, hal ini
yang harus di perjelas dan di narasikan sejak awal sebelum pelaksaan. Karena hal ini sangat
berkaitan dan merupakan acuan yang bisa dilihat dan difahami secara bersama oleh
kontraktor, Pengawas dan Direksi teknik .

Metode pelaksanaan pekerjaan ini menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan


yang akan dilakukan, dengan menggunakan pola sesuai dengan diagram kegiatan dengan
pengelompokan jenis pekerjaan dan urutan pelaksanaan dimana ada ketergantungan dan
keterkaitan hasil pekerjaan yang satu dengan yang lainya.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Administrasi Proyek dan Pelaporan

Kontraktor harus menyerahkan detail proposal operasional lapangan, berupa :


TimeSchedule induk + Curve “S” dan Net Work Planning secara lengkap dengan
per item pekerjaan yang akan dilaksanakan, Struktur Organisasi Lapangan + Job
Descriptionnnya. Schedule Kerja Mingguan (Laporan) mengenai pengadaan
Material, Pengerahan Tenaga Kerja, Penggunaan Peralatan, Kemajuan Kerja dan
Kondisi Cuaca, Rincian Metode Pelaksanaan masing-masing bagian pekerjaan
secara lebih Konverensif.
Detail Rencana Mutu Kontrak (RMK), Koordinasi dengan petugas dan instansi
terkait baik dengan Konsultan Supervisi, Wakil dari Pengguna Jasa, dan dengan
Konsultan Perencana. Koordinasi dengan aparat setempat atau pihak yang
berwenang di sekitar proyek demi kelancaran pelaksanaan dan penempatan
material yang akan dating ke proyek sehingga tidak mengganggu kenyamanan
dan keamanan warga di sekitar proyek.
Administrasi yang disiapkan atau dilengkapi pada pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
- Laporan Harian
- Laporan Mingguan
- Laporan Bulanan
- Shop Drawing
- Asbuilt Drawing

1
Metode pelaksanaan pekerjaan

B. Pembuatan Direksi Keet

Pembuatan Direksi Keet. Direksi Keet ini adalah bangunan sementara dari kayu
yang dibangun sebagai tempat rapat/koordinasi lapangan antara pelaksana,
direksi, konsultan perencana, konsultan pengawas dan instansi terkait baik rutin
ataupun koordinasi yang sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan
para pekerja.
Kantor proyek dibagi 2 macam,yaitu kantor menggunakan ruangan yang ada
disekitar lokasi proyek atau membangun kantor proyek baru dengan bangunan
tidak permanen, Konstruksinya dilapisi dinding double triplex atau plywood
dengan penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes.
Kantor ini berfungsi sebagai tempat bekerja bagi para staf di lapangan, yang
dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola,
dan toilet. Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan
ini adalah sementara.

Gambar 1. Ilustrasi Direksi Keet

Gambar 2. Flow Chart

2
Metode pelaksanaan pekerjaan

C. Pembuatan Barak Kerja dan Gudang Material

Selaian pembuatan Direksi Keet, kontraktor harus menyediakan Barak kerja dan
Gudang Material dimana hal ini bertujuan untuk tempat istirahat pekerja dan
menyimpan material konstruksi agar kualitas bahan yang digunakan tetap terjaga
mutunya. Gudang untuk penyimpanan material-material pabrikasi dibuat dekat
dengan lokasi pekerjaan dan direksi keet menggunakan konstruksi semi
permanent.

Gambar 3. Ilustrasi Pembuatan Direksi Keet dan Bengkel Kerja

D. Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Penyedia barang dan jasa harus menyediakan papan nama proyek berukuran 120
x 80 cm yang terbuat dari triplek, diberi rangka kayu kaso ukuran 4/6 cm, dan
tiang dengan ukuran 5/7 cm dicat dengan warna yang sesuai dengan gambar
rencana dan diberi penamaan sesuai informasi dari Konsultan Pengawas dan
Direksi Teknis. dan dicat dasar dengan warna yang sesuai dan huruf cetak
berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain :

3
Metode pelaksanaan pekerjaan

 Nama Kegiatan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu
 Nama penyedia jasa
Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat.

Gambar 4. Ilustrasi Papan Nama Proyek

E. Mobilisasi dan Demobilisasi

Pekerjaan mobilisasi menyangkut persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan


seperti pembuatan bangunan direksi keet dan kantor kontraktor, kemudian pagar
pengaman, papan nama proyek dan perlengkapannya serta mobilisasi alat berat
dan laboratorium yang dibutuhkan di lapangan. Lamanya mobilisasi alat berat ini

4
Metode pelaksanaan pekerjaan

akan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan berat di lapangan sehingga tidak


perlu menyediakan lapangan khusus untuk parkir alat berat di proyek. Untuk
bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan segera di proyek dan
termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal.
Untuk mobilisasi alat-alat berat kontraktor berkoordinasi dengan Owner
(Pengguna Jasa) dan aparat terkait dari pihak Satlantas untuk pengamanan lalu
lintas existing dan untuk pengamanan sumber daya kontraktor.
Disamping mobilisasi tenaga kerja dari luar, kontraktor juga akan merekruit dan
memperkerjakan masyarakat lokal dalam jumlah sebanyak mungkin yang
disesuaikan dengan kemampuan mereka.
Demobilisasi alat berat , alat pendukung lain dan personil dilakukan setelah
semua pekerjaan dari awal sampai akhir di proyek selesai dan dilakukan serah
terima PHO dan FHO.

Gambar 5. Flow Chart Mobilisasi dan Demobilisasi

5
Metode pelaksanaan pekerjaan

Gambar 6. Ilustrasi Mobilisasi Excavator oleh Trailler

Gambar 7. Ilustrasi Mobilisasi Vibrator Roller oleh Trailler

6
Metode pelaksanaan pekerjaan

F. Pengukuran Awal sampai Akhir Pekerjaan

Yang menjadi lingkup pekerjaan pengukuran meliputi “Tranverse Survey, Center


Line Survey, Profile leveling cross section survey and existing services survey”
pada lokasi yang menjadi lingkup pekerjaan di bawah kontrak untuk persiapan
pelaksanaan pekerjaan lebih lanjut. Semua hasil pengukuran dan informasi
ketinggian harus di transfer dalam bentuk gambar dan disampaikan ke Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan. Apabila hasil
pengukuran dan gambar sudah betul / akurat, Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis serta penyedia barang dan jasa akan menanda tangani gambar tersebut,
dimana gambar tersebut harus menjadi acuan pelaksanaan konstruksi.
Pelaksanaan pengukuran harus dilaksanakan oleh personil yang mendapat kendali
langsung dari tenaga ahli pengukuran (geodetic engineer) dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
Pada akhir pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan pengukuran ulang agar sesuai
dengan gambar acuan pelaksanaan konstruksi.

Gambar 8. Flow Chart Pengukuran

7
Metode pelaksanaan pekerjaan

Gambar 9. Ilustrasi Pengukuran

G. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Konstruksi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang


Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum telah mengatur mengenai SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum, tugas, tanggungjawab dan wewenang serta biaya
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, namun demikian
belum mengatur mengenai rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum yang mencakup:
1. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K);
2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
3. Alat pelindung kerja;
4. Alat pelindung diri;
5. Asuransi dan perijinan;
6. Personil K3;
7. Fasilitas sarana kesehatan;

8
Metode pelaksanaan pekerjaan

8. Rambu- rambu; dan


9. Lain-lainnya terkait pengendalian risiko K3.

Gambar 9. Ilustrasi Alat Pelindung Diri

2. PEKERJAAN GALIAN TANAH


Pekerjaan Galian Biasa merupakan pekerjaan penggalian yang dilakukan pada jenis
tanah biasa yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian
sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Dalam penggalian bila diperoleh material
yang memenuhi syarat maka dapat digunakan kembali sebagai bahan timbunan. Dalam
pelaksanaannya pekerjaan galian mrnggunakan alat excavator. Untuk mengangkut
material hasil galian menggunakan dump truck.
Alat yang digunakan, yaitu :
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Vibrator Roller (jika diperlukan)
Prosedur Pelaksanaan sebagai berikut :
1. Pengajuan request pekerjaan kepada pengawas sebelum memulai perkerjaan galian
2. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan, terlebih dahulu surveyor
melaksanakan pengukuran untuk menentukan / membuat referensi dimensi galian
dan kedalaman galian sesuai dengan gambar kerja dan instruksi pengawas
dilapangan.
3. Berdasarkan referensi yang telah dibuat maka pekerjaan galian dilaksanakan.
4. Pekerjaan galian dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara :
A. Galian tanah dibuang setempat;

9
Metode pelaksanaan pekerjaan

Pekerjaan ini bisa dilaksanakan jika area disekitar pekerjaan galian


memungkinkan untuk ditumpuk / ditimbun dengan hasil pekerjaan galian.
Pelaksanaannya : Excavator melaksanakan pekerjaan galian tanah, kemudian
hasil galian tersebut dibuang diluar lokasi pekerjaan terdekat, pada pelaksanaan
ini jika memungkinkan hasil galian tanah langsung dibuang kesamping, jika
tidak maka excavator melaksanakan dengan cara estafet sampai dilokasi diluar
lokasi galian.
B. Galian tanah digunakan sebagai timbunan;
Pekerjaan ini dilaksanakan jika hasil pekerjaan galian diperuntukkan untuk
pekerjaan timbunan hasil pekerjaan galian dan hasil galian memenuhi syarat
sebagai material timbunan. Prosedur pelaksanaannya : Excavator melaksanakan
pekerjaan galian tanah, kemudian hasil galian tersebut dimuat kedalam dump
truck untuk diangkut ke lokasi pekerjaan timbunan hasil pekerjaan galian.
C. Galian tanah dibuang keluar ke disposal area.
Pekerjaan ini dilaksanakan jika material hasil galian harus dibuang keluar lokasi
pekerjaan galian. Prosedur pelaksanaannya : Excavator melaksanakan pekerjaan
galian tanah, kemudian hasil galian tersebut dimuat kedalam dump truck untuk
diangkut ke lokasi pembuangan hasil galian (disposal area) yang sudah disetujui
oleh direksi dilapangan. Di disposal area, hasil galian dari dump truck
dirapihkan dengan excavator dan dipadatkan dengan vibrator roller sampai
dengan elevasi yang sudah ditentukan.
5. Sebelum dilaksanakan pekerjaan ini maka dilakukan join survey terlebih dahulu
membuat markingarea mana saja yang dilakukan pekerjaan galian dan seberapa
dalam pekerjaan galiandilaksanakan.
6. Setelah dilaksanakan pekerjaan pengukuran maka segera alat excavator
melaksanakan pekerjaangalian dengan batasan-batasan yang telah dibuat oleh
surveyor dilapangan.
7. Dalam pelaksanaan pekerjaan galian excavator menempatkan hasil galian ke Dump
Truck.
8. Material hasil galian yang tidak dapat digunakan kembali maka material tersebut
dibuang keluarlokasi pekerjaan dan material yang bisa digunakan sebagai material
timbunan langsung dikirim ke lokasi Timbunan.

10
Metode pelaksanaan pekerjaan

Gambar 10. Flow Chart Galian Tanah

Gambar 10. Ilustrasi Pekerjaan Galian Tanah

11
Metode pelaksanaan pekerjaan

Gambar 11. Ilustrasi Pekerjaan Galian Tanah

3. PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH


Pada Pekerjaan ini, hanya mencakup untuk pekerjaan galian dan segala akses
mobilitasinya, Untuk pembuangan hasil galian harus diatur dan di sepakati sendiri letak
pembuagannya, karena sudah merupakan item diluar pekerjaan projek ini.
Pihak pengawas atau owner bisa menunjukkan untuk area pembuangan sejauh sekitar
3000 meter, dan juga di sepakati kontraktor.
Segala peruntukan setelah pembuangan, bukan merupakan item dan tanggung jawab
untuk pekerjaan ini.

12

Anda mungkin juga menyukai