Telah banyak dikemukakan tentang teori penuaan, namun tidak s emua dari
teori yang dikemukakan itu diterima.Teori penuaan dibagi menjadi teori biologis
dan teori psikologis.
Teori Biologis
1. Disengagement theory
Kelompok teori ini dimulai dari University of Chicago, yaitu
Disengagement Theory yang menyatakan bahwa individu dan masyarakat
mengalami disengagement dalam suatu mutual withdrawl atau menarik
diri.Memasuki usia tua, individu akan mulai menarik dirinya dari
masyarakat , sehingga memungkinkan individu untuk emnyimpan lebih
banyak aktivitas- aktivitas yan berfokus pada dirinya dalam memenuhi
kestabilan pada stadium ini.
2. Teori aktivitas
Konsep diri seseorang bergantung pada aktivitasnya dalam berbagai
peran.Apabila ini hilang, maka akan berakibat negatif terhadap kepuasan
hidupnya.
Seperti layaknya manusia yang tumbuh semakin lama akan semakin tua,
begitu pula dengan sel yang juga akan mengalami pertumbuhan semakin lama
akan semakin tua dan pada akhirnya sel- sel itu mengalami kematian sel.Kematian
sel itu bergantung pada masing- masing jenis sel yang membentuk dan menyusun
jaringan tubuh.
Sel yang menua memiliki ciri- ciri yaitu bentuknya mengecil, sintesis
protein yang biasanya berlangsung di dalam sel prosesnya melambat, badan golgi
kemudian akan pecah, mitokondria mengalami fragmentasi, sehingga pada
akhirnya sel yang bersangkutan akan mati bahkan lambat laun sel menghilang
akibat dari proses penyerapan dalam jaringan tubuh.Saat sel- sel menajdi tua juga
terjadi sel- sel parenkim menyusut, ketidakteraturan dalam jumlah dan ukuran sel
pun nampak.Khusus sel saraf atau ganglion terjadi pengurangan butir Nisl,
penggumpalan kromatin, penambahan pigmen lipofusin, vakuolisasi protoplasma,
dan organel yang berkurang.jaringan ikat ekstraseluler juga semakin mengeras
yang selanjutnya menghambat sirkulasi dan nutrisi jaringa.Secara mikroskopis
elektron dapat diamati adanya pengurangan kadar RNA yang berfungsi sebagai
pusat dari metabolisme sel.
Untuk sel- sel imun dalam tubuh semakin bertambahnya usia maka
jumlahnya akan semakin banyak, namun fungsinya akan berkurang sejalan
dengan usia.Hal ini antara lain berakibat bahwa semakin tua umur seseorang,
maka akan semakin mudah terserang penyakit infeksi dibanding mereka yang
lebih muda.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sel- sel setelah melalui masa dewasa,
maka sel- sel jaringan tubuh ini akan mulai menua.Pada masa dewasa, sel
mengalami maturasi atau pematangan.Sebagai contoh, sel saraf tidak bereproduksi
lagi, sehingga pada masa ini apabila seseorang mengalami cidera atau penyakit
tertentu, maka akan berakibat pada kematian sel saraf itu.Sel saraf yang
mengalami kematian atau pun kerusakan tidak akan tergantikan lagi dan
fungsinya akan diambil alih oleh sel- sel yang tertinggal.Dalam hal ini dapat
dikatakan adanya kerja ekstra dari sel- sel yang tertinggal tersebut sehingga sel –
sel yang bersangkutan akan mengalaimi proses penuaan yang lebih cepat
lagi.Kemudian sejalan dengan usia, organ tubuh akan kehilangan sebagian untuk
berfungsi secara optimal, sehingga secara keseluruhan fungsi tubuh juga akan
semakin berkurang.
Sel saraf berbeda dengan sel - sel hati dan pankreas yang akan terus
mengalami reproduksi walaupun seseorang telah mencapai usia matur dan hal ini
sangat jauh berbeda dengan sel – sel otak dan saraf yang telah dijelaskan di
atas.Dalam kaitan usia biologis, terdapat pada ahli yang mnegemukakan teori
seperti yang telah dibahas di atas bahwa setiap orang yang terlahir memiliki jam
ujung pisau. Resorbsi berlebihan pada puncak tulang alveolar
mengakibatkan bentuk linggir yang datar akibat hilangnya lapisan
kortikalis tulang. Resorbsi linggir yang berlebihan dan berkelanjutan
merupakan masalah karena menyebabkan fungsi gigi tiruan lengkap
kurang baik dan terjadinya ketidakseimbangan eklusi. Faktor resiko utama
terjadinya resorbsi ini adalah tingkat kehilangan tulang sebelumnya, gaya
oklusal berlebihan selama pengunyahan dan bruxism (Jorgensen, 1999)
Resorbsi residual alveolar ridge sudah banyak dikemukakakn
dalam teori-teori dan hasil penelitian. Resorbsi pada rahang bawah
besarnya 4 kali rahang atas. Menurut Atwood, kecepatan resorbsi tulang
alveolar bervariasi antar indivudu. Resorbsi paling besar terjadi pada enam
bulan pertama sesudah pencabutan gigi anterior atas dan bawah. Pada
rahang atas, sesudah 3 tahun, resorbsi sangat kecil dibandingkan rahang
bawah.
DAFTAR PUSTAKA
. Sandam F. Geriodontology. In: Clinical text book dental hygine and therapy,
Ireland R, ed. Philadephia: Blackwell Munksgaard; 2006:p.362, 365