Anda di halaman 1dari 2

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Prevalensi Masalah Gigi pada Penduduk Umur ≥ 3 Tahun di Kota Banjarmasin mencapai
37,62%, data tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data RISKESDAS 2013
yang hanya menunjukkan angka 36,1%. Sebagian besar masalah kesehatan gigi dan mulut yang
muncul pada anak usia Sekolah dasar atau sekitar 9 sampai 12 tahun adalah karies. Berdasarkan
RISKESDAS 2018 prevalensi masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Kalimantan selatan kurang dari 16,4%. Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian,
jangkauan tenaga kesehatan, dan pengetahuan masyarakat untuk kesehatan gigi dan mulut.

Anak-anak dengan rentang usia sekolah dasar di Kota Banjarmasin masih memiliki
masalah besar dengan gigi dan mulut. Sebagian besar dari anak-anak tersebut memiliki rasa takut
terhadap dokter gigi dan tenaga kesehatan. Ketakutan tersebut berasal dari stigma mereka bahwa
saat pergi ke dokter gigi akan ada alat-alat dan rasa sakit yang ditimbulkan dari tindakan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Padahal pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat
penting bagi anak-anak, kesehatan gigi dan mulut bahkan bisa saja menjadi salah satu faktor
penentu karir mereka di masa mendatang karena semakin banyak instansi dan lembaga
pendidikan yang menjadikan kesehatan gigi dan mulut sebagai penilaian untuk peserta didiknya.
Berdasarkan data RISKESDAS 2018 prevalensi penduduk yang berperilaku benar
dalam menggosok gigi di provinsi Kalimantan Selatan yaitu 5,0%. Praktik kebersihan mulut oleh
individu yaitu dengan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang sangat
penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Terlebih karena pada umumnya anak-anak
memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang mengandung banyak gula.
Selain adanya rasa takut untuk pergi ke dokter gigi, dan kebiasaan makan makanan
manis, anak-anak di Kota Banjarmasin juga memiliki kebiasaan untuk melakukan kegiatan MCK
di sepanjang pinggiran sungai. Masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai memiliki prevalensi
karies yang lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh kandungan pada air sungai memiliki pH rendah
yang berarti asam. Sifat asam tersebut yang membuat angka kejadian karies menjadi lebih tinggi.
Penyebab di atas menjadi permasalahan yang sampai saat ini menyebabkan angka karies di Kota
Banjarmasin bertambah. Oleh karena itu, memberikan edukasi kepada anak-anak tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Anda mungkin juga menyukai