Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN PEMASARAN

 Pemasaran adalah aktivitas,seramgkaian istitusi, dan proses menciptakan, menkomunikasikan


,menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran (offering)yang bernilai bagi pelanggan, klien,
mitra dan masyarakat umum (American marketing community)
 Pemasaran adalah proses managemen yang menidentifikasi, mengatisipasi, dan menyediakan
apa yang dikehendaki pelanggan secara efisien dan menguntungkan. (UK chartered institute
of Marketing)
(Tjiptono, Fandy and Diana Anastasya.2016:3)

Secara ringkas, aspek pokok pemasaran meliputi enam hal. Pertama, pemasaran berkenaan
dengan upaya memuaskan kebutuhan dan keiinginan pelanggan. Kedua, pemasaran mencakup
pertukaran, dimana pemasar dan pelanggan saling memberikan suatu yang bernilai, sehingga
masing-masing pihak mendapatkan manfaat spesifik. Ketiga, pemasaran membutuhkan keputusan
menyangkut 4P (Product, price, place, and promotion) untuk produk fisik & P ( product, price, place,
promotion, people, process, and Physical evidence) untuk jasa yang dikenal sebagai bauran
pemasaran (marketing mix), yakni serangkaian aktivitas terkendali yang digunakan perusahaan untuk
merespon keinginan pasar sasaran. Keempat, prmasaran dapat dilakukan oleh individu maupun
organisasi. Kelima, peasaran berlangsung dalam berbagai settingatau konteks. Keenam, pemasaran
membantuproses menciptakan nilai (value) bagi pelanggan.

(Tjiptono, Fandy and Diana Anastasya.2016:14)

FUNGSI PEMASARAN

Secara garis besar, peran penting pemasaran diwujudkan melalui 8 fungsi universal yang meliputi :

 Buying, yaitu memastikan bahwa produk yang dijual tersedia dalam jumlah memadai agar
dapat memenuhi permintaan pelanggan.
 Selling , yakni menggunakan priklanan , personal selling, dan promosi penjualan untuk
menyelelaraskan produk dengan kebutuhan pelanggan.
 Transporting, berkenaan dengan memindahkan produk dari lokasi produksi ke lokasi yang
nyaman diakses oleh pembeli.
 Storing. Berkaitan dengan aktivitas menyimpan produk sampai dibutuhkan untuk dijual.
 Standardizing and grading, yakni memastikan bahwa produk sesuai dengan pengendalian
kualitas dan kuantitas dalam hal ukuran, berat dan variable lainnya.
 Financing, yaitu menyedikan fasilitas kredit kepada anggota saluran distribusi (pedagang
grosir dan pengecer) dan konsumen.
 Risk taking, yakni menghadapi segala ketidak pastian berkenaan dengan pembelian yang
dilakukan pelanggan dimasa datang.
 Securing marketing information, menyangkut pengumpulan informasi mengenai konsumen,
pesaing, dan saluran distribusi demi kepentingan pengambilan keputusan pemasaran.

(Tjiptono, Fandy and Diana Anastasya.2016:17)

PROSES PENCIPTAAN NILAI

Secara garis besar, proses pencitaan nilai dalam pemasaran meliputi dua elemen penting,
yaitu menciptakan nilai bagi pelanggan (creating value for customer) dan meraih nilai dari pelanggan
(capturing value from customers in return). Proses pencitaan nilai bagi pelanggan bias dilakukan
melalui empat langkah terkait, yakni:

1. memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan. Lanhkah ini membutuhkan
riset pasar koprehensnsif dan perangcangan sistem informasi pemasaran yang sistematis
2. Merancang setrategi pemasaran berorientasi pelanggan.
3. Merancang program pemasaran terintregrasi yang mampu memberikan nilai superior bagi
pelanggan.
4.menjalin relasi yang menguntungkan dan menciptakan customer delight.

(Tjiptono, Fandy and Diana Anastasya.2016:20)

PRODUK

Apa itu produk? Mencangkup segala sesuatuyang memberikan nilai untuk memuaskan atu
keinginan,seperti barang fisik (seperti tas , kacamata, sepeda, motor), jasa (pendidikan, kesehatan,
transportasi, restoran, asuransi), event (konser music, kompetisi sepak bola), pengalaman (Dunia
fantasi,sea word), tempat (negra, kota, obyek wisata). Jadi, produk bias berupa manfaat yang
berpotensi memuaskan pelangggan. Pada prinsipnya, produk merupakan segala sesuatu yang di
terima konsumen dalam proses pertukaran dengan produsen, berupa manfaat pokok.

(Tjiptono, Fandy and Diana Anastasya.2016:176)

PENGEMBANGAN PRODUK BARU

Pengembangan dan peluncuran produk baru merupakan aktivitas yang beresiko (reiko
finansial, social, psikologis, dan fisik)dan membutuhkan biaya besar. Resiko pengembangan produk
baru kian hari kian meningkat. Penyebabnya antara lain: konsumen semakin banyak menuntut dan
sulit di puaskan; pasar seamkin terfragmentasi; siklus hidup produk seamkit singkat;payback period
semakin panjang; espektasi distributor seamikn besar; tingkat dan kecepatan perubahan teknologi
seamkin besar dan cepat; serta persaingan semakin ketat.

(Tjiptono, Fandy and Diana Anastasya.2016:192)

Menagapa produk baru di butuhkan? Pengembangan produk bru di yakini memainkan


sejumlah peran setrategik diantaranya: memprtahankan perusahaan seabagai innovator produk,
mempertahan kan pangsa pasar, membangun pijakan dalam sector pasar baru, mengeksplotasi
teknologidengangan cara- cara baru

Tujuan yang ingin di capai melalui pengembangan produk baru adalah:

1. Untuk memenuhi kebutuhan baud an memperkuat reputasi perusahaan sebagai innovator,


yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru daripada produk sebelumnya.
2. Untuk mepertahankan daya saing terhadap produk yang ada, yaitu deangan jalan
menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa
tambahan terhadap lini poduk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah ada

(Tjiptono, Fandy and Diana Anastasya.2016:193)


PENGERTIAN RESIKO

Menurut salah satu definisi, resiko adalah sama dengan ketidakpastian atau uncertainty.
Resiko dan ketidajpatian sering kali digunakan dengan arti ya ng sama. Dalam kehidupan organisasi,
perusahaan atau pemerintah, pertimbangan resiko selalu mencakup semua resiko, tanpa
membedakan jenis-jenis resikonya. Resiko organisasi bersumber dari segala penjuru, bersumber dri
seluruh fungsi orgaisasi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan setrtegis organisasi.

(Toruan Rayendra L.2007:4)

Manajemen risiko juga memiliki definisi pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam


penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan , keluarga,
maupun masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisisr, menyusun,
memimpin/mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Maka tugas manajemen risiko mencakup identifikasi, mengukur atau menentukan besarnya risiko,
mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko selanjutnya menyusun setrategi untuk
memperkecil risiko, mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko serta mengevaluasi program
penanggulangan yang telah dibuat.

(Djojosoedarso Soeisno. 1999:4)

IDENTIFIKASI RISIKO

Tujuan dilakukannya identifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi seluruh jenis reiko yang
melekat pada setiap aktifitas fungsional yang berpotensi merugikan bank.

Hal-hal yang perlu di perhtikan dalam menerapkan indentifikasi risiko antara lain

 Bersifat proaktif (antipative) dan bukan reaktif


 Mencakup seluruh aktifitas fungsional ( kegiatan oprasional)
 Menggabungkan dan menganalisis informasi resiko dari seluruh sumber informasi yang
tersedia
 Menganalisis probabilitas timbulnya risiko serta konsekuensi yang timbul.
IBI (2015 : 5)

RISIKO PASAR

Risiko pasar tranding book terjadi apabila bank memiliki posisi tranding, dan harga pasar dari
posisi tersebut dapat mengalami penurunan karena perubahan factor pasar seperti tingkat suku
bunga pasar dan nilai tukar antara dua valuta tempat bank mempunyai posisi terbuka. Resiko pasar
pada banking book adalah potensi risiko penurunan pendapatan bunga bersih (NII) dan nilai
ekonomis dari modal (EVE) sebagao dampak dari perubahan suku bunga pasar.
Sesuai definisi bank Indonesia, risiko pasar juga termasuk risiko likuiditas, yaitu risiko ketika
bank mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya.

PENGENDALIAN RISIKO

Adalah bentuk usaha-usaha untuk menghindari risiko perusahaan berdasarkan pengalaman jangan
sampai melebihi batas toleransi risiko.

Tahapan-Tahapan dalam melaksanakan manajemen risiko

A. Identifikasi Risiko, pada tahap ini manajer risiko akan melakukan tindakan berupa
pengidentifikasian setiap bentuk risiko yang dialami perusahaan, termasuk bentuk risiko-risiko
yang mungkin akan dialami oleh perusahaan.
B. Identifikasi Bentuk-Bentuk Risiko, pada tahap ini manajer diharap mampu memnemukana
bentuk dan format risiko yang dimaksud secara mendetail.
C. Menempatkan Ukuran-Ukuran Risiko, pada tahap ini manajemen perusahaan sudah
menempatkan ukuran atau skala yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi
penelitian yang akan digunakan.
D. Menempatkan Alternative-Alternatif, pada tahap ini manajemen perusahaan telah melakukan
pengelolahan data. Hasil pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif beserta akibat-akibat atau pengaruh-pengaruh yang akan timbul jika keputusan-
keputusan tersebut diambil. Berbagai untuk penjabaran yang dikemukakan tersebut dipilah
dan ditempatkan sebagai alternative-alternatif keputusan.
E. Menganalisis Setiap Alternative, pada tahap ini setiap alternative yang ada selanjutnya
dianalisis dan dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek-efek yang mungkin timbul.1
F. Memutuskan Satu Alternative, pada tahap ini setelah berbagai alternative dipaparkan dan
dijelaskan baik dalam bentuk lisan dan tulisann oleh para manajemen perusahaan maka
diharapkan pihak manajer perusahaan sudah memiliki pemahaman secara khusus dan
mendalam.
G. Melaksanakan Alternative Yang Dipilih, pada tahap ini setelah alternative dipilih dan
ditegaskan serta dibentuk untuk melaksanakan ini, maka artinya manajer perusahaan sudah
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang dilengkapi dengan rincian biaya.
H. Mengontrol Alternative Yang Dipilih, pada tahap ini alternative yang dipilih telah dilaksanakan
dan pihak tim manajemen beserta para manajer perusahaan. Tugas utama manajer
perusahaan adalah melakukan control yang maksimal guna menghindari timbulnya berbagai
risiko yang tidak diinginkan.
I. Mengevaluasi Jalannya Alternative Yang Dipilih, pada tahap ini setelah alternative
dilaksanakan dan control dilakukan maka selanjutnya pihak tim manajemen secara sistematis
melaporkan kepada pihak manajer perusahaan. Pelaporan tersebut berbentuk data-data yang
bersifat fundamental dan teknikal serta dengan mengesampingkan informasi yang bersifat
lisan. Dimana tahap ini bertujuan agar pekerjaan yang dilakukan dapat terus dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan

(Fahmi Irfan. 2010 :3)

MENGELOLA RISIKO

Ada empat cara dalam mengelola risiko agar dapat menekan tingkat kerugian yang ditimbulkan oleh
risiko tersebut:

A. Memperkecil Risiko, Keputusan memeperkecil risiko dengan cara tidak memperbesar setiap
keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisasinya agar
risiko tersbeut tidak bertambah besar diluar dari control pihak manajemen perusahaan.
B. Mengalihkan Risiko, Keputusan mengalihkan risiko dengan cara risiko yang kita terima tersbut
kita alihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan mengasuransikan bisnis guna
menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak diketahui kapan waktunya.
C. Mengontrol Risiko, keputusan mengontrol risiko dengan cara melakukan kebijakan antisipasi
terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi.
D. Pendanaan Risiko, keputusan pendanaan risiko menyangkut penyediaan sejumlah dana
sebagai cadangan (reserve) guna mengantisipasi timbulnya risiko dikemudian haris seperti
perubahan nilai tukar dollar terhadap mata uang domestic dipasaran.
(Fahmi Irfan. 2010 :7)

Anda mungkin juga menyukai