Anda di halaman 1dari 2

Perlindungan Hukum Untuk Konsumen Belanja Online

Bisa dibilang dalam hal jual beli keberuntungan adalah faktor yang amat sangat dibutuhkan, terlebih jika
kita melakukan jual beli melalui dunia maya atau biasa disebut belanja online. Beberapa orang yang
berbelanja online pasti pernah mengalami peristiwa menerima barang yang tidak sesuai espektasi pada
saat melihat iklan yang terpajang melalui akun-akun yang ada pada forum jual beli, bahkan bukan tidak
mungkin anda juga pernah mendapatkan barang dengan cacat tersembunyi, duh jangan sampai ya! Tapi
jika sudah terlanjur dan anda sedang mengalami hal ini, ternyata anda bisa menempuh langkah hukum
bahkan mendapatkan ganti rugi lho.

Tetapi sebelum membahas ke langkah hukum yang bisa ditempuh bagi anda yang sedang tidak
beruntung dalam berbelanja online, perlu diketahui bahwa pembeli/konsumen memiliki perlindungan
hukum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU
PK). Kejadian penerimaan barang yang tidak sesuai iklan sebagaimana contoh di atas merupakan salah
satu pelanggaran hak konsumen, hak-hak konsumen bisa dilihat di Pasal 4 UU PK, antara lain:

a.hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b.hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

c.hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

d.hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

e.hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut;

f.hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g.hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

h.hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i.hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.

Pelaku usaha (dalam hal ini adalah penjual online) pun juga memiliki kewajiban, sesuai Pasal 7 UU PK
antara lain:

a.beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b.memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa
serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

c.memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

d.menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
e.memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa
tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang
diperdagangkan;

f.memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian
dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

g.memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima
atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Kemudian persoalan di atas diatur lebih tegas pada Pasal 8 UUPK yang melarang pelaku usaha untuk
memperdagangkan barang/jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,
keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut. Berdasarkan pasal tersebut,
ketidaksesuaian barang yang diterima dengan barang tertera dalam iklan/foto penawaran barang
merupakan bentuk pelanggaran/larangan bagi pelaku usaha dalam memperdagangkan barang.

Kita selaku konsumen sesuai Pasal 4 huruf h UU PK tersebut berhak mendapatkan kompensasi, ganti
rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya. Sedangkan, pelaku usaha itu sendiri sesuai Pasal 7 huruf g UU PK
berkewajiban memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Apabila pelaku usaha tidak melaksanakan kewajibannya, pelaku usaha dapat dipidana berdasarkanPasal
62 UUPK, yang berbunyi:

Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal
13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00
(dua milyar rupiah).

Begitulah ulasan mengenai perlindungan konsumen bagi anda yang dirugikan oleh pelaku usaha online,
jika anda mengalami hal serupa langkah pertama yang bisa dilakukan adalah kumpulkan semua bukti
transaksi anda dengan pelaku usaha online kemudian apabila anda masih ragu untuk melaporkan atau
menempuh jalur hukum, anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyedia jasa hukum sekaligus
untuk mendapatkan dampingan hukum dari seorang praktisi hukum terutama yang memiliki bidang
perlindungan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai