Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS

ASET TETAP PEMDA


Fulan adalah seorang PNS di salah satu Pemda. Dia sedang menjalani on-the job-training (OJT) di Kantor
Sejuta Asa (Satker), salah satu kantor instansi pemerintah daerah. Dia menjalani OJT tersebut selama
kurang lebih 2,5 bulan dan mendapati bahwa ternyata pelaksanaan tugas di Kantor Sejuta Asa
membutuhkan banyak perhatian dari sisi akuntansi pemerintah. Betapa tidak? Beberapa petugas
penyusun laporan keuangan masih kebingungan untuk membedakan klasifikasi aset, dikotomi antara
belanja barang dan belanja modal, serta perlu tidaknya aset tersebut dicatat di dalam neraca. Sebagai PNS
yang baru saja menyelesaikan kuliahnya tentu Fulan sangat bersemangat untuk membantu pekerjaan
terkait pelaporan keuangan tersebut.

Berikut ini beberapa fakta penting yang diperoleh Fulan:


1. Satker Sejuta Asa menerapkan kebijakan akuntansi berdasarkan peraturan kepala daerah.
2. Ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi berpedoman pada Permendagri Nomor 64
Tahun 2013.
3. Kebijakan kapitalisasi Barang Milik Daerah (BMD) berpedoman pada peraturan kepala daerah dengan
ketentuan:
 Tanah semua dikapitalisasi
 Peralatan dan Mesin Rp 1.000.000
 Gedung dan Bangunan Rp25.000.000
 KDP semua dikapitalisasi

Beberapa transaksi pilihan yang masih belum dibukukan oleh Satker Sejuta Asa selama tahun 2018 karena
petugasnya masih terlihat kebingungan untuk mendefinisikan transaksi dimaksud adalah:

No Tanggal Transaksi

1. 16 Januari Satker menandatangani kontrak pembangunan gedung 4 lantai dengan CV Maju


Jaya senilai Rp40 milyar. Sesuai dengan klausul dalam kontrak tersebut, Satker
membayar 5% sebagai uang muka pelaksanaan proyek. Uang tersebut
dibayarkan melalui mekanisme SP2D-LS yang terbit tanggal 17 Januari.
Beberapa informasi penting terkait kontrak pembangunan Gedung adalah bahwa
pembayaran dilakukan sesuai progress kemajuan pembangunan sebagai berikut:
Termin Bulan Progress Tagihan Keterangan
(Kumulatif)
I Januari 0% 5% Uang muka

II April 30% 25% -

III Juli 70% 60%

IV November 100% 95% Sisa tagihan akan dibayar


tahun berikutnya setelah
masa pemeliharaan
berakhir

2. 18 Januari Satker menerima komputer 20 unit @Rp5 juta (belum termasuk PPN) beserta
tagihannya yang akan digunakan untuk keperluan operasional kantor.
Pembayaran dilakukan dengan mekanisme LS, dimana dokumen SP2D-LS terbit
No Tanggal Transaksi

tanggal 22 Januari 2018 bersamaan dengan perekaman aset dalam Aplikasi


Perekaman Aset.

3. 29 Januari Satker membeli meja untuk tempat rapat sebanyak 100 unit @Rp990.000 (sudah
termasuk PPN). Tagihan beserta barang diterima pada hari yang sama,
sementara penyelesaian atas tagihan menggunakan SP2D-LS yang terbit tanggal
1 Februari 2018.

4. 2 Februari Satker mengganti ban mobil dinas yang sudah aus agar kembali pada kondisi
semula sebanyak 4 buah @Rp770.000 (sudah termasuk PPN). Pembayaran
dilakukan dengan SP2D-GU yang terbit keesokan harinya.

5. 15 Februari Satker menghentikan penggunaan sebuah kendaraan dinas karena hilang


sewaktu diparkir di rest area jalan tol beberapa hari yang lalu. Nilai perolehan
mobil tersebut Rp250 juta dan akumulasi penyusutannya hingga hari itu adalah
Rp75 juta.

6. 8 Maret Satker menerima hibah barang berupa 100 unit printer dari Pemerintah Australia
senilai @Rp5.000.000. Berita Acara Serah Terima (BAST) barang ditandatangani
pada hari yang sama. Printer tersebut juga telah direkam dalam Aplikasi
Perekaman Aset.

7. 111 April Satker menerima tagihan termin II atas pelaksanaan pembangunan Gedung 4
1 lantai. Pada saat itu, diketahui progress pembangunan telah mencapai 30%.
Tagihan yang diterima oleh Satker senilai 25% dari nilai kontrak. Satker merespon
tagihan tersebut dengan menerbitkan SPM-LS pada hari yang sama.

8. 13 April SP2D-LS untuk pembayaran tagihan tanggal 11 April 2018 telah terbit.

9. 2 Mei Satker menerbitkan penetapan ganti rugi atas mobil dinas yang dihentikan
penggunaannya pada tanggal 15 Februari senilai Rp170 juta. Ganti rugi tersebut
akan diselesaikan oleh pegawai yang dinyatakan bertanggung jawab atas
kehilangan mobil, melalui mekanisme potongan gaji selama 85 bulan mulai Juni
2018. Asumsikan akumulasi penyusutan masih sama per 15 Februari 2018.

10. 30 Juni Satker melakukan penyusutan semesteran atas aset tetap sebagai berikut:
No Aset Harga Masa Tanggal Perolehan
Perolehan Manfaat
1. Gedung dan Rp15 milyar 30 tahun 3 Januari 2005
Bangunan
2. Mobil dinas Rp5 milyar 10 tahun 2 Juli 2012

3. Peralatan dan Rp3 milyar 5 tahun 2 Januari 2016


Mesin
4. Komputer Sesuai 5 tahun 18 Januari 2018
dokumen SP2D-
LS
5. Printer Sesuai 5 tahun 8 Maret 2018
dokumen BAST
No Tanggal Transaksi

11. 3 Juli Satker menjual mobil dinas melalui proses lelang senilai Rp150.850.750. Mobil
tersebut masih memiliki nilai buku sebesar Rp120.550.350 dan harga perolehan
awalnya Rp230.750.250. Uang diterima melalui aplikasi SIMPONI pada tanggal
yang sama.

12. 12 Juli Satker menerima tagihan termin III atas pelaksanaan pembangunan Gedung 4
lantai. Pada saat itu, diketahui progress pembangunan telah mencapai 70%.
Tagihan yang diterima oleh Satker senilai 35% dari nilai kontrak. Satker merespon
tagihan tersebut dengan menerbitkan SPM-LS pada hari yang sama.

13. 14 Juli SP2D-LS untuk pembayaran tagihan tanggal 12 Juli 2018 telah terbit.

14. 13 November Satker menerima tagihan termin IV atas pelaksanaan pembangunan Gedung 4
lantai. Pada saat itu, diketahui progress pembangunan telah mencapai 100%.
Tagihan yang diterima oleh Satker senilai 40% dari nilai kontrak. Satker merespon
tagihan tersebut dengan menerbitkan SPM-LS pada hari yang sama, namun
hanya sebesar 35% dari nilai kontrak. Sisa tagihan (5% dari nilai kontrak) belum
dibayarkan hingga akhir tahun dan digunakan sebagai retensi (jaminan
pemeliharaan).

15. 16 November SP2D-LS atas transaksi tanggal 13 November terbit. Pada hari yang sama, Satker
menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan atas Gedung 4 lantai yang
dibangun kontraktor. Gedung diperkirakan memiliki masa manfaat 40 tahun dan
langsung direkam di dalam Aplikasi Perekaman Aset.

16. 5 Desember Satker menyerahkan tanah senilai Rp25 milyar untuk dikelola oleh PT Sukses
Bersama dalam sebuah skema Bangun Kelola Serah. Di atas tanah tersebut akan
dibangun sebuah Gedung untuk dimanfaatkan PT Sukses Bersama selama 25
tahun.

17. 11 Desember Satker menerima mobil dinas dari Kementerian Dalam Negeri senilai Rp252 juta.

18. 12 Desember Satker menerbitkan SP2D-LS untuk pembayaran atas pembangunan aplikasi
terintegrasi senilai Rp10.500.000.000. Aplikasi tersebut telah diujicobakan dan
diperkirakan dapat memberikan manfaat selama 15 tahun.

19. 31 Desember Satker mencatat beban penyusutan atas Gedung dan Bangunan

20. 31 Desember Berdasarkan hasil monitoring auditor internal, terdapat sisa material dari
pekerjaan gedung dan bangunan yang selesai di bulan November 2018 dan
belum tercatat senilai Rp750.000.000

21. 31 Desember Satker menandatangani kontrak peminjaman Gedung dari Kementerian Agama.
Nilai buku Gedung tersebut sebesar Rp7.640.000.000.

Diminta:

Bantulah Fulan untuk mencatat transaksi di atas !

Anda mungkin juga menyukai