Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Boneka yakni sebuah negara yang kedaulatannya diakui secara de-
facto namun berada di bawah negara lain. Artinya negara tersebut hanyalah
negara palsu yang dikendalikan untuk mendapat laba tertentu. Seperti yang
dilakukan oleh Belanda sehabis Jepang kalah dan keluar dari Indonesia. Belanda
melaksanakan segala cara untuk kembali menguasai semua daerah Indonesia
dengan pinjaman tentara sekutu.

Akhirnya mereka menciptakan sebuah negara boneka dengan tujuan utama


memecah belah. Belanda menciptakan negara boneka ini menjadi negara gres
sampai harus membantu mereka dalam perang. Artinya akan ada pertempuran
saudara antara pejuang Indonesia dan pejuang negara boneka yang pro Belanda.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja negara boneka yang di buat belanda di Indonesia?.

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui negara –negara boneka buatan belanda di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Negara Boneka Bentukan Belanda


Pada kesempatan kali ini sata akan berbagi materi tentang Negara Boneka
Bentukan Belanda sebagai bahan pembelajaran bagi siswa maupun siapa saja
yang ingin mengetahui apa dan bagaimana Negara Boneka Bentukan Belanda itu.
Yang dimaksud dengan negara boneka adalah negara yang secara resmi merdeka
dan diakui kedaulatannya, namun secara de-facto berada di bawah kontrol negara
lainnya.

Adapun sera harfiah negara boneka adalah negara dimana


pemerintahannya dapat disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh
pemerintahan negara lainnya sebagai dalang. Pemerintahan negara boneka
biasanya sangat tergantung kepada negara dalangnya terutama dalam hal politik,
ekonomi, militer dan hubungan luar negeri. Ini menyebabkan pemerintahan
seperti ini biasanya tidak mempunyai legitimasi cukup baik di dalam negeri
maupun ke dunia internasional.

Setelah kita mengetahui pengertian negara boneka, maka kita akan melihat
kiprah Belanda pada awal-awal kemerdekaan Indonesia yang waktu itu Belanda
ingin kembali menguasai wilayah Indonesia dengan terus melakukan tindakan-
tindakan untuk merebut kembali wilayah-wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia
berhasil dipecah-pecah oleh Belanda.

2.2 Terbentuknya Negara-Negara Boneka di Indonesia


Belanda yang ingin kembali menguasai wilayah Indonesia terus
melakukan tindakan-tindakan untuk merebut kembali wilayah-wilayah Indonesia.
Wilayah Indonesia berhasil dipecah-pecah oleh Belanda. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia berjuang untuk merebut kembali wilayah-wilayahnya baik melalui
perjuangan bersenjata maupun melalui jalan perundingan atau diplomasi.

2
Negara Boneka Bentukan Belanda
Untuk menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia, salah satu cara
yang dilakukan oleh Belanda adalah dengan membentuk negara-negara boneka.
Tujuannya adalah untuk mengepung kedudukan pemerintahan Republik Indonesia
atau mempersempit wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Setiap negara bagian
atau negara boneka yang diciptakan Belanda tersebut dipimpin oleh seorang yang
ditunjuk oleh Belanda.

Melalui negara-negara boneka yang dibentuknya, Belanda membentuk


Pemerintahan Federal dengan Van Mook sebagai kepala pemerintahannya. Dalam
Konferensi Federal di Bandung pada tanggal 27 Mei 1948 lahirlah Badan
Permusyawaratan Federal (BFO). Di dalam BFO terhimpun negara-negara boneka
ciptaan Belanda. (Baca juga artikel lain pada

2.3 Negara-Negara Boneka yang Diciptakan Oleh Belanda

Berikut adalah negara-negara boneka ciptaan Belanda:

1. Negara Indonesia Timur


Berdiri : Desember 1946
Wilayah : Timur Selat Makasar dan Selat Bali
Pemimpin : Tjokorda Gede Raka Sukawati

Negara Indonesia Timur yakni sebuah negara boneka pertama yang dibuat oleh
Belanda. Pembentukan ini didasarkan pada Konferensi Malino dan Konferensi
Denpasar. Akhirnya diputuskan kalau wilayah Negara Indonesia Timur mencakup
wilayah Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku. Secara
resmi Negara Indonesia Timur diresmikan pada Desember 1946 dengan presiden
berjulukan Tjokorda Gde Raka Soekawati.

Awalnya negara ini loyal dengan Belanda sebab mendapat asupan dana dari
mereka. Namun lambat laun keloyalan ini lenyap sehabis Belanda melaksanakan

3
Agresi Militer ke-II. Kabinet Negara IndonesiaTimur melaksanakan protes besar.
Akhirnya melalui perdana menterinya yang berjulukan Ide Anak Agung Gde
Agung melaksanakan lobi untuk bergabung dengan Indonesia pada tahun 1949.
Akhirnya pada 17 Agustus 1950 Negara Indonesia Timur menjadi penggalan
NKRI.

2. Negara Sumatera Timur


Berdiri : 25 Desember 1945 (diresmikan pada tanggal 16 Februari 1947)
Wilayah : Kota Medan dan sekitarnya
Pemimpin : Dr. Mansur

Negara Sumatra Timur yakni negara boneka yang dibuat Belanda untuk
melindungi ladang minyak, kebun karet, dan tembakau. Jika mereka ingin
menjajah lagi maka diharapkan dana yang cukup banyak. Itulah mengapa Belanda
sebisa mungkin memengaruhi aristokrat dan penduduk kaya di sana untuk
membentuk negara baru. Akhirnya sehabis dilakukan negosiasi sebuah Negara
Sumatra Timur terbentuk dengan Presidennya Tengku Mansur.

Pembentukan NST ini mendapat pro dan kontra. Pihak pro menganggap
pembentukan negara ini akan melindungi mereka dari gerakan anti kemapanan.
Sedangkan pihak kontra tidak menginginkan kembali di bawah kekuasaan
Belanda. Akhirnya selama tiga tahun negara ini berjalan dengan berbagai tekanan.
Setelah Konferensi Meja Bundar usai NST diwakilkan presidennya oke dan
bergabung dengan Indonesia. Akhirnya pada 15 Agustus terbentuklah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3. Negara Sumatera Selatan


Berdiri : 30 Agustus 1948
Wilayah : Kota Palembang dan sekitarnya
Pemimpin : Abdul Malik

4
Pada tanggal 21 Juli 1947, tentara Belanda melancarkan sebuah serangan di
seluruh daerah di Sumatra Selatan. Serangan ini dinamai dengan Agresi Militer
ke-I yang menjadikan banyak daerah runtuh. Akibat aksi ini banyak wilayah di
Sumatra Selatan yang dikuasai oleh belanda sampai dibentuklah sebuah negara
boneka berjulukan Negara Sumatra Selatan dengan pimpinannya berjulukan
Abdul Malik.

Belanda membentuk negara ini untuk melindungi sumber daya alam yang ada di
sini. Mereka ingin mengeruk semua laba dari Negara Sumatra Selatan dengan
menciptakan mereka sebagai sekutu. Eksistensi Negara Sumatra Selatan alhasil
berakhir pada 1950 sehabis NKRI terbentuk. Negara Sumatra Selatan alhasil
tetapkan untuk bergabung dan menjadi salah satu provinsi di Indonesia.

4. Negara Jawa Timur


Berdiri : 26 Nopember 1948
Wilayah : Kota Surabaya, Malang dan daerah-daerah sebelah timur hingga
ke Banyuwangi
Pemimpin : R. T. Kusumonegoro

Pembentukan Negara Jawa Timur yakni buntut panjang Serangan 10 November


1945 yang dilakukan oleh arek-arek Surabaya. Akhirnya membentuk sebuah
negara boneka berjulukan Negara Jawa Timur dengan pemimpinnya berjulukan
R.T.P Achmad Kusumonegoro. Akhirnya Jawa Timur benar-benar dikuasai oleh
Belanda sampai pemerintahan Provinsi harus dipindah ke beberapa kota.

Belanda beberapa kali melaksanakan Agresi Militer di Jawa Timur pada tahun
1948. Salah satunya dilakukan di Blitar yang ketika itu masih dipakai sebagai
tempat pemerintahan darurat. Agresi ini alhasil berakhir sehabis terjadi komitmen
pada persetujuan Roem-Royen di tahun 1949. Saat Konferensi Meja Bundar
memperlihatkan Indonesia kedaulatan, Negara Jawa Timur bergabung dalam
NKRI.

5
5. Negara Pasundan
Berdiri : 26 Februari 1948
Wilayah : Priangan, Jawa Barat dan sekitarnya
Pemimpin : R. A. A. Wiranata Kusumah

Berbeda dengan negara boneka lainnya. Negara Pasundan yakni negara yang
dibuat secara politik untuk membela Indonesia. Belanda memang membentuknya,
bahkan memperlihatkan kemudahan pemilihan pemimpin Negara Pasundan. Saat
itu Wiranataskusuma sangat pro republik sampai kemenangannya atas Negara
Pasundan yakni kemenangan Indonesia. Wiranatakusumah berjuang menjadi
presiden Negara Pasundan biar Jawa Barat tetap jadi penggalan dari Indonesia.

Saat aksi militer Belanda dilancarkan Negara Pasundan kian lemah. Apalagi
ketika insiden Angakatan Perang Ratu Adil yang dipimpin oleh Westerling.
Presiden Negara Pasundan alhasil menyerahkan mandatnya kepada parlemen.
Akhirnya pada 8 Maret di rumah presiden diputuskan kalau Negara Pasundan
resmi bubar dan kembali bersatu dengan Republik Indonesia.

6. Negara Madura
Berdiri : 16 Januari 1948
Wilayah : Kota Madura dan sekitarnya
Pemimpin : Tjakraningrat
Negara Madura yakni sebuah negara yang dibuat oleh Belanda atas perintah Van
der Plas. Negara ini hanyalah rekayasa saja biar wilayah Jawa Timur gampang
ditaklukkan. Wilayah negara ini mencakup Pulau Madura dan juga pulau kecil di
sekitarnya. Negara Madura dibuat melalui pemungutan bunyi palsu sebab Belanda
melaksanakan intimidasi kepada semua pihak. Akhirnya 20 Februari 1949,
Negara Madura terbentuk dengan R.A.A Tjakraningrat sebagai pemimpinnya.

Negara ini sepenuhnya mendapat sokongan dana dari Belanda. Itulah mengapa
ketika dukungan Belanda menipis negara ini tak dapat apa-apa. Negara Madura
terus mendapat tekanan dari pihak pro-republik. Akhirnya pada 19 Maret 1950

6
pemerintah Negara Madura tetapkan untuk bergabung dengan Indonesia. Dan
alhasil menjadi penggalan dari Provinsi Jawa Timur.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Negara boneka adalah negara yang secara resmi merdeka dan


diakui kedaulatannya namun secara de-facto berada di bawah kontrol negara
lainnya. Negara boneka secara harfiah berarti negara di mana pemerintahannya
dapat disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh pemerintah negara lainnya
sebagai dalang.

Pemerintahan negara boneka biasanya sangat tergantung kepada negara


dalangnya terutama dalam hal politik, ekonomi, militer dan hubungan luar negeri.
Ini menyebabkan pemerintahan seperti ini biasanya tidak mempunyai legitimasi
cukup baik di dalam negeri maupun ke dunia internasional.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih banyak terdapat
kekurangan atau kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kiranya
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah ini yang akhirnya dapat berguna bagi kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_boneka

http://eprints.unm.ac.id/10817/1/jurnal.pdf

Basundoro, P. (2012). Pengantar Sejarah Kota. (Yogyakarta: Ombak

Dr.H.Sulasman. (2010). Metodologi penelitian sejarah. Jakarta: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai