Anda di halaman 1dari 15

KONSEP APGAR

A. Tinjauan Teori

1. APGAR SKOR

a. Pengertian Apgar Skor

Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk

menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo :

2010).

Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia

atau tidak. Yang dinilai adalah frekuensi jantung (Heart rate), usaha nafas

(respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour) dan

reaksi terhadap rangsang (respon to stimuli) yaitu dengan memasukkam

kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan (Prawirohardjo :

2010).

Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasil penilaian tersebut dapat

diketahui apakah bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia

ringan (nilai apgar 4-6), asfiksia berat (nilai apgar 0-3) (Prawirohardjo :

2010).
b. Kriteria Apgar Skor
Tabel 2.1 Kriteria Apgar Skor
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna Kulit Seluruh
badan warna kulit warna kulit Appearance
biru atau tubuh normal tubuh, tangan,
pucst merah muda, dan kaki
tetapi tangan normal merah
dan kaki muda, tidak
kebiruan ada sianosis

Denyut
Jantung tidak ada <100 kali atau >100 kali atau Pulse
menit menit

Respon
Reflek tidak ada meringis atau meringis atau Grimace
respons menangis bersin atau batuk
terhadap lemah ketika saat stimulasi
stimulasi distimulasi saluran napas

Tonus Otot
lemah sedikit gerakan bergerak aktif Activity
atau
tidak ada

Pernafasan
tidak ada lemah atau menangis kuat, Respiration
tidak teratur pernapasan baik
dan teratur

Sumber : Prawirohardjo : 2010

c. Interpretasi Skor
Tabel 2.2. Interpretasi Skor
Jumlah Skor Interpretasi Catatan
7-10 Normal
4-6 Asfiksia Memerlukan tindakan medis segera seperti
Ringan penyedotan lendir yang menyumbat jalan
napas, atau pemberian oksigen untuk
membantu bernapas
0-3 Asfiksia Berat Memerlukan tindakan medis yang lebih
intensif
Sumber : Prawirohardjo : 2010
2. Persalinan Normal

a. Pengertian Persalinan Normal

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya

terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37-40 minggu)

tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KN, 2008). Selain itu, persalinan

juga merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-40 minggu) juga lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung 18-24 jam tanpa komplikasi.

Sedangkan partus abnormal adalah proses bayi lahir melalui vagina

dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi atau ekstraksi, cunam,

vakum, dekapitasi, embriotomi atau lahir per abdominam dengan seksio

sesaria (JNPK-KN : 2008).

b. Sebab terjadinya proses persalinan

Faktor yang menyebabkan persalinan belum diketahui secara

benar, yang ada hanyalah merupakan teori – teori yang kompleks antara

lain dikemukakan faktor – faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi

rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi. Dibawah ini merupakan

penjelasan dari faktor – faktor terjadinya proses persalinan :

1) Teori penurunan hormonal : 1-2 minggu sebelum partus mulai

terjadi penurunan kadar progesteron dan estrogen menurun

mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.


2) Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar

estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh

darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

3) Teori distensi rahim : rahim menjadi besar dan meregang

menyebabkan iskemia otot – otot uterus karena pengaruh hormonal

dan beban semakin merangsang terjadinya kontraksi.

4) Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion


servikale dari fleksus frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.

5) Induksi partus (induction of labour) : partus dapat pula ditimbulkan


dengan jelas (Sinopsis : 2006).

c. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Berapa faktor yang mempengaruhi persalinan, antara lain

1) Power (Tenaga atau Kekuatan) adalah kekuatan yang mendorong

janin keluar, dalam persalinan kekuatan yang dimaksud adalah

kekuatan HIS. His adalah gelombang kontraksi ritmik otot polos

dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah di

mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang

tersebut didapat dari „pacemaker‟ yang terdapat di dinding uterus

daerah tersebut. His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan

mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.

Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal

mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis

(jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.


(1). His dapat terjadi sebagai akibat dari :

(a). Kerja hormon oksitosin

(b). Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi

(c). Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser

yang tertekan massa konsepsi.

(2). His dikatakan baik dan ideal apabila :

(a) Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus

(b) Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus

(c) Terdapat periode relaksasi di antara dua periode

kontraksi

(d) Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah

his

Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang

mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot

korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical

effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.

(1) Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his

berlangsung adalah :

(a) Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut

saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf

pusat menjadi sensasi nyeri

(b) Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul

dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.


(c) Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan,

cemas atau anxietas, atau eksitasi).

(d) Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

(2) Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :

(a) Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos, bagian pertama

peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak

lambat.

(b) Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10

menit).

(c) Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan atau mmHg

terhadap frekuensi).

2) Passage (Jalan Lahir).

Faktor jalan lahir meliputi bentuk dan ukuran jaringan tulang serta

jaringan lunak pada panggul yang meliputi uterus (pada kehamilan

dapat dibagi menjadi segmen atas rahim, segmen bawah rahim dan

serviks uterus), otot – otot dasar panggul dan perineum (Llewellyn-

Jones : 2002).

3) Passanger (Janin)

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor

janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian

terbawah, dan posisi janin.

a) Sikap (Habitus)

Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu


janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya

dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki

dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.

b) Letak (Situs)

Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu

misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada

sumbu ibu. Letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan

sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang.

c) Presentasi

Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian

bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan

dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong,

presentasi bahu dan lain-lain.

d) Bagian Terbawah Janin

Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.

e) Posisi Janin

Posisi janin dalam keadaan normal, yaitu kepala janin berada di

bawah.

4) Perubahan Psikologis ibu bersalin terhadap sirkulasi dan oksigenasi

terhadap uterus dan servik.

Rahim dirancang secara sempurna untuk membantu dalam

melahirkan janin. Jika ibu memahami bagaimana rahim dapat

berfungsi secara normal ketika tidak dipengaruhi oleh sindrom


ketakutan, ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome,

maka konsep persalinan dapat terjadi dengan mudah dan nyaman.

Efek fisik negatif dari psikologis ibu (sindrom ketakutan,

ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome) terhadap

persalinan dapat ditelusuri ke fungsi Susunan Saraf Otonom (SSO

tubuh, SSO adalah jaringan komunikasi dalam tubuh kita, fungsi

utamanya adalah menerjemahkan pesan yang diterima, menentukan

tindakan apa yang harus diambil, dari pesan tersebut dan kemudian

segera mengkomunikasikan tindakan tersebut ke sistem tubuh yang

lain. Respon terhadap implus yang disalurkan melalui SSO (Sistem

Saraf Otonom) tidak dibawah kendali kesadaran, sehingga bersifat

tidak sadar.

Untuk melihat dampak stres terhadap persalinan, serta efek

menguntungkan dari perasaan tenang terdapat dua sistem dalam SSO

(Sistem Saraf Otonom), yaitu :

a) Sistem Simpatis

Sistem ini dipersiapkan tubuh untuk menghadapi kondisi darurat

dan bahaya, sistem ini akan terpicu bila seseorang dalam

keadaan stres, takut atau terkejut, atau berperan sebagai

mekanisme pertahanan tubuh. Sistem ini dengan cepat

menciptakan respon Fight, Flight, and Freeze (Lawan, lari dan

membeku) di dalam tubuh. Jika sistem ini bereaksi akan

menyebabkan pupil mata melebar, denyut jantung bertambah


cepat dan kuat, tubuh akan bergerak secara defensif. Sistem ini

menghentikan untuk sementara berbagai aktifitas seperti

pencernaan, yang paling penting sistem ini menutup arteri –

arteri yang mengalir ke organ – organ tubuh yang tidak esential

untuk pertahanan misalnya rahim.

b) Sistem Parasimpatis

Sistem yang mempertahankan tubuh dan jiwa dalam

keadaan harmonis dan seimbang, mempertahankan fungsi tubuh

dalam keadaan tenang, memperlambat kecepatan denyut

jantung, mengurangi stimulasi, memperlambat pelepasan

neuropeptida yang membahayakan, dan secara umum menjaga

tubuh agar tetap dalam keadaan sejahtera.

Bagian simpatis dari sistem saraf tidak hanya merespon

terhadap ancaman yang nyata, tetapi juga terhadap ancaman

yang baru dibayangkan. Pesan negatif tentang persalinan yang

diterima oleh ibu secara terus menerus akan diproses menjadi

sesuatu yang nyata, seiring dengan berjalannya waktu. Pesan –

pesan negatif ini menjadi bagian dari sistem keyakinan ibu dan

mengganggu keseimbangan kimiawi tubuh ibu secara terus

menerus, pesan – pesan negatif ini mempengaruhi keadaan

emosional ibu dan bayinya (Mongan : 2017)

Ketika ibu akan menghadapi persalinannya dengan diliputi

rasa takut dan stres maka tubuhnya sudah dalam keadaan sikap
defensif, dan terjadi pengeluaran hormon stresor Kotekolamin.

Karena rahim adalah organ tubuh yang tidak merupakan organ

pertahanan tubuh, maka arteri yang mengalir ke rahim menjadi

tegang dan menyempit, menghambat aliran darah dan oksigen.

Sehingga serat – serat lingkar dibagian mulut rahim

mengencang dan mengerut, bukan melemas dan membuka

seperti yang seharusnya. Otot – otot vertikal di bagian atas terus

berupaya menarik otot lingkar keatas dan belakang, tetapi otot –

otot bagian bawah ini melawan, maka leher rahim tetap kencang

dan tertutup. Jika kedua otot ini bekerja saling bertentangan,

timbul nyeri hebat yang dirasakan oleh ibu serta bayi dapat

mengalami hipoksia karena kurangnya oksigenasi ke bayi. Hal

ini dapat menyebabkan adanya intervensi terhadap persalinan,

misalnya vaccum ekstraksi, sectio caesaria (Mongan,2007).

Keadaan sindrom takut – tegang, nyeri ( fear tensian pain

syndrome ) dapat menimbulkan stres yang menyebabkan

pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan

steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan

otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah sehinnga terjadi

penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta,

pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya

iskemia utreus yang membuat implus nyeri bertambah banyak

(Mander,2015). Berkurangnya aliran darah dan kontraksi


uterus selama kala I persalinan yang mengakibatkan pembukaan

mulut rahim tidak adekuat sehingga waktu persalinan bertambah

lama (Schats : 1996).

Berbagai metode non-farmakologi untuk mengontrol rasa

tidak nyaman diterapkan. Metode ini biasanya dipelajari pada

kelas persiapan melahirkan, yang meliputi hipnosis,

acupressure, yoga, umpan balik biologis (biofeedback),

sentuhan terapeutik, terapi aroma, terapi uap, yang bisa

meemberi efek bermanfaat bagi beberapa wanita.

(1) Hipnosis adalah suatu seni komunikasi persuasifyang

ditujukan untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi

manusia yang disebut sebagai pikiran bawah sadar.

(2) Acupressure merupakan salah satu cara pengobatan

tradisional Cina yang menggunakan titik triger sebagai

pusat penekanannya.

(3) Yoga adalah suatu metode yang menyelaraskan antara

tubuh fisik, pikiran dan jiwa yang memberi efek

kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas.

(4) Terapi aroma adalah terapi yang menggunakan aroma –

aroma tertentu untuk menenangkan pikiran, merelakskan

otot – otot tubuh.

(5) Terapi uap adalah terapi yang mengunakan uap sebagai

pemanas untuk melenturkan otot – otot yang kaku.


5) Kala dan fase dalam persalinan

Persalinan dapat dibagi dalam 4 kala (stages), yaitu:

a) Kala I

Mulai dari his teratur sampai pembukaan lengkap. In partu

(partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah

(bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan

mendatar (efficement).

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :

(1) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

(2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3

subfase :

(a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

(b) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

(c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2

jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

b) Kala II

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan

lebih lama. Kepala janin telah turun masuk ruang pintu bawah

panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot – otot dasar

panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.


Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan

perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan

lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.

c) Kala III

Setelah lahirnya bayi, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus

teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta

yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian,

timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit

seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan

lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau

fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit

setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan

pengeluaran darah kira – kira 100-200 cc.

d) Kala IV

Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir

untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

perdarahan postpartum (Sinopsis : 2006).

3. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang

aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000

gram.Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama

jampertama setelah kelahiran. (Saifuddin,2015).


b. Ciri-ciri Bayi Normal

Bayi yang sehat dan normal mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:

1) Berat badan 2500-4000 gram

2) Panjang badan 48-52 cm

3) Lingkar badan 30-38 cm

4) Lingkar kepala 33-35 cm

5) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x atau menit

kemudian menurun sampai 120-160 x atau menit.

6) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x atau menit kemudian

turun sampai 40 x atau menit.

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

terbentuk dan diliputi verniks caeseosa (lemak pada kulit bayi).

8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora

telah menutupi labia minora (pada anak perempuan).

11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk.

13) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda di telapak

tangan maka akan menggenggam.

14) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama

mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin,2015)

Anda mungkin juga menyukai