Tabel 1.Perbedaan antara self help group dan support group serta orientasi proses dalam
kelompok (Striegel-Moore & Steiner-Adair, 1998 dalam Hunt, 2004).
Self help group Support group Orientasi proses
dalam kelompok
Self help group merupakan Suatu organisasi atau orang Keanggotaan
kumpulan satu atau lebih profesional yang memulai kelompok merupakan
orang dengan satu masalah group dan berespon faktor yang penting
utama yang sama (contoh: terhadap kenginan yang dalam perubahan
eating disorder) yang dibutuhkan teraupuetik
membuat suatu kelompok
B. Tujuan
Maksud didirikannya supporift group adalah untuk memberikan support, focus untuk
pemulihan, aksi social termasuk kebijakan organisasi. Tujuan dan harapan dalam group
adalah pengalaman kelompok yang positif. Tujuan penting adalah resolusi permasalahan
dengan segera, memberikan motivasi dan perubahan prilaku individu
C. Indikasi
Memberikan dukungan pada balita dengan : ISPA
Dukungan dapat juga diberikan pada pasien dengan:
1. Potensial pertumbuhan dan perkembangan
2. Masalah keperawatan resiko
3. Masalah kesehatan fisik dan psikologis
D. Jumlah peserta
Grup kecil 5-8 anggota untuk grup yang berpengalaman
E. Waktu
Lama waktu yang digunakan dalam terapi 30 menit
F. Kegiatan
Kegiatan dipimpin oleh perawat, dapat terstruktur atau tidak struktur bervariasi sesuai
kebutuhan, seperti alternatif meeting dimana waktu dibagi menjadi kegiatan yang
terstruktur dan tidak terstuktur, atau semua pertemuan memiliki alokasi waktu untuk
sharing cerita atau setengah pertemuan untuk pembicara tamu atau kegiatan lain.
Kegiatan berupa:
1. Mendatangkan pembicara / tamu yang berkompeten untuk memberikan materi yang
sesuai dengan topik yang disepakati
2. Role Play
3. Sharing stories personal dan pengalaman
G. Aktivitas
Menurut Dombec & Moran (2000), aktivitas yang dapat dilakukan adalah
Sesi 1-4 analisa masalah
1) Memahami masalah, tiap anggota harus memahami isu, gejala atau masalah yang
dialami, langkah pertama ke self help, selanjutnya memahami issue dan sifat masalah.
Perhatikan kecenderungan yang mungkin terjadi terhadap masalah.
Pertanggungjawaban ketika membuat atau mempertahankan suatu masalah
2) Memecahkan masalah kedalam bagian-bagian kecil ketika sudah memahami masalah,
kemungkinan masalah dirasakan terlalu besar untuk digambarkan yang dapat
dilakukan adalah mencoba menangkap semua masalah, membagi kedalam bagian-
bagian selanjutnya buat rencana bagaimana memperbaiki bagian demi bagian
3) Menentukan tujuan, pada sesi ini setiap masalah sudah dibagi menjadi bagian-bagian
kecil, selanjutnya membuat tujuan, dimana, berapa lama akan diselesaikan
4) Menentukan bagaimana mengukur pencapaian tujuan. Beberapa cara untuk mengukur
pencapaian tujuan adalah apa permasalahan utama yang terlihat, berapa lama waktu
untuk mencapai tujuan, apa yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan.
Sesi 5-7 merencanakan suatu solusi
5) Membuat pendidikan tentang pemecahan masalah dengan belajar metode-metode
yang tersedia untuk mengelola issue-issue dan permasalahan sehingga kita akan tahu
apa yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah yang dialami. Bicarakan
dengan anggota yang lain bagaimana tiap anggota atau yang pernah mengalami
permasalahan
6) Memilih solusi yang terbaik. Setelah mempelajari sebanyak mungkin tentang cara
memecahkan maslah. Pilih cara yang akan dipakai berdasarkan faktor kekuatan dan
kelemahan yang ada
7) Menulis rencana
Hal ini dilakukan setelah mengerti:
1. Apa permasalahan yang ingin diubah
2. Bagaimana cara merubahnya
3. Apa tujuan dan sasaran dari permasalahan
4. bagaimana cara mengukur kemajuan
5. Pemecahan masalah apa yang akan dipilih
6. Metode dan pilihan upaya yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi. Tulis
rencana kedalam kertas, pilih metode, pendekatan dan tehnik yang akan
digunakan untuk menyelesaikan rencana dan batas waktu
8) Melakukan tindakan sesuai rencana
Aktivitas pada sesi ini melakukan rencana yang disusun dan komitmen untuk tetap
berpegang pada rencana. Tanamkan dalam diri bahwa masalah yang sedang
diselesaikan akan membantu mengatasi masalah yang lebih besar, tindakan yang
dilakukan saat ini agar masalah tidak bertambah buruk
9) Setia kepada rencana
Hindari kekambuhan (relaps). Bagian akhir dari supprt group adalah tetap
berpedoman pada rencana bila terjadi kekambuhan. Relaps terjadi ketika seseorang
gagal untuk melakukan sesuai rencana
MATERI ISPA
A. DEFINISI ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi
dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi
tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru
termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan
infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim
paru.(Vietha,2009)
ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus
maupun riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2000 ).
B. ETIOLOGI
Infeksi saluran pernafasan atas merupakan penyakit yang kompleks dengan heterogen
yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih virus dan riketsia
serta jamur virus penyebab ISPA antara lain golongan miksi virus (termasuk didalamnya
virus influenza, virus parainfluenza dan campak) dan adenovirus, bakteri penyebab ISPA
misalnya streptococus haemolitikus, stafilococus, penemococus, hemovilius influenza,
berdetella pertusis dan korine bakterium difteria
C. MEKANISME KLINIS
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan keluhan-keluhan
dan gejala-gejala ringan dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat
dan semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan mungkin meninggal.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan laboratorium. Tanda-
tanda klinis :
1) Pada sistem respiratorik :
Tachipnea
Napas tak teratur (apnea)
Retraksi dinding torax
Napas cumping hidung
Sianosis
Suara nafas lemah/hilang
2) Pada sistim kardio :
Takikardial
Bradikardial
Hipertensi
Hipotensi
Kardial arrest
3) Pada sistem cerebral :
Gelisah
Mudah terangsang
Sakit kepala
Bingung
Kejang
Koma
4) Tanda-tanda laboratorium
Hipoksemia
Hipersepnia
5) Asidosis (metabolic/respiratoric)
D. Gejala ISPA
Berikut ini adalah gejala ISPA :
- Demam
- Batuk
- Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
- Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
- Suara serak
- Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
- Lesu, lemas
- Sesak napas
- Frekuensi napas cepat
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin.
E. PENATALAKSANAAN
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:
1. Istirahat yang cukup
2. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan demam
3. Berikan obat penurun panas bila demam
4. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup
mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah
batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hindari kontak
terlalu dekat dengan bayi atau manular.
5. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak
diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan antibiotik
yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik
tersebut.
6. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan dokter anda
mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan diberikan pada anak
anda
7. Kenali tanda-tanda gawat darurat.
E. PENCEGAHAN
1. Menjaga keadaan gizi
2. Imunisasi
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
PERTEMUAN PERTAMA
Setting:
Hari/Tanggal : Senin, 23 April 2018
Waktu : 07.00 WIB
Tempat: Balai Desa Sangon
Alat:
leaflet
Buku kerja dan pulpen
Metode:
Diskusi dan tanya jawab
Role Play
Langkah-langkah:
H. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Memperkenalkan diri terapis dan peserta
2. Menanyakan perasaan peserta hari ini
3. Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
1. Menjelaskan tentang konsep: pengertian, tujuan, prinsip, membuat beberapa
kesepakatan (nama kelompok, anggota kelompok) dan aturan
2. Menjelaskan 7 langkah kegiatan
1) Identifikasi permasalahan yang ingin diubah
2) Mengetahui cara penyelesaian masalah
3) Menetapkan tujuan dan sasaran dari permasalahan
4) Menentukan cara mengukur kemajuan (kriteria standar, waktu)
5) Memilih pemecahan masalah
6) Menentukan metode yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi.
7) Melakukan tindakan sesuai rencana
c. Terminasi
1. Express feeling dan evaluasi pemahaman tentang permasalahan
2. Kontrak
3. Doa
4. Mengucap salam
Evaluasi:
No Masalahkes Kegiatan Evaluasi Analisa SWOT (Isinya
(IsinyaHasilPencapaian Faktor pendukung &
dan EvaluasiStruktur) penghambat)
1
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku kerja
masing-masing anggota
PERTEMUAN KEDUA DAN SETERUSNYA
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat / bahan:
leaflet
Buku kerja dan pulpen
Spidol
Metode:
Curah pendapat
Diskusi
Tanya jawab
Role Play
Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Menanyakan perasaan peserta hari ini dan evaluasi rencana tindak lanjut pertemuan
sebelumnya
3. Menyepakati topic ( permasalahan ), tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
Melakukan role play:
1. Identifikasi permasalahan yang ingin diubah
2. Mengetahui cara penyelesaian masalah
3. Menetapkan tujuan dan sasaran dari permasalahan
4. Menentukan cara mengukur kemajuan (kriteria standar, waktu)
5. Memilih pemecahan masalah
6. Menentukan metode yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi.
7. Melakukan tindakan sesuai rencana
c. Terminasi
Express feeling dan evaluasi pemahaman anggota tentang topik yang diangkat
Rencana tindak lanjut
Kontrak
Doa
Mengucap salam
Evaluasi:
No Masalahkes Kegiatan Evaluasi Analisa SWOT (Isinya
(IsinyaHasilPencapaian Faktor pendukung &
dan EvaluasiStruktur) penghambat)
1
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku kerja
masing-masing anggota
Disusun oleh :
Kelompok 1-16