LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Kelompok dan TAK
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain,saling bergantung dan mempunyai norma yang sama.(Struart & Laraia, 2001)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama ( Keliat, 2005).
Soetarno (1994:31-34) dalam buku Psikologi Sosial mengutip hasil penelitian
para ahli sosiologi dan ahli psikologi sosial yang menyatakan bahwa kelompok sosial
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Adanya motif yang sama
Kelompok sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif
yang sama. Motif yang sama tersebut merupakan pengikat sehingga setiap
anggota kelompok tidak bekerja sendiri-sendir tetapi bekerja bersama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Adanya sikap in-group dan out-group
Sekelompok manusia yang mempunyai tugas yang sama sulitnya atau
mengalami kepahitan hidup bersama pada umumnya menunjukkan tingkah
laku yang khusus.
c. Adanya solidaritas
Solidaritas adalah sikap kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial. Sikap
solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaan setiap
anggota terhadap kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan
baik. Pembagian tugas dalam kelompok sesuai dengan kecakapan masing-
masing anggota dan keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik.
d. Adanya struktur kelompok
Struktur kelompok merupakan suatu sistem relasi antar anggota-anggota
kelompok berdasarkan peranan status mereka serta sumbangan masing-
masing dalam interaksi terhadap kelompok untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai identifikasi diri
tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
b) Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di dalam kelompok akan ada
waktu bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan
dimengerti oleh anggota kelompok lainnya.
c) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari,
terdapat kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi yang
memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.
C. Kerangka Teoritis Terapi Aktifitas Kelompok
1. Model fokal konflik
Prinsipnya : Terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak
disadari. Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul kemudian
konfrontir konflik untuk penyelesaian masalah, tugas terapis membantu anggota
kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik.
Menurut model ini pimpinan kelompok (Leader) harus memfasilitasi dan
memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekpresikan perasaan dan
mendiskusikan perasaan dan mendiskusikannya untuk penyelesaian masalah.
2. Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan
komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak efektif
dalam kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok, umpan balik
tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.
Dengan menggunakan model ini leader memfasilitasi komunikasi efektif,
masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan.
Leader mengajarkan pada kelompok bahwa :
a. Perlu berkomunikasi
b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi
verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup
c. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan
yang lain untuk melakukan komunikasi efektif
Model ini bertujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan
sosial anggota kelompok.
Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi bagaimana mereka
berkomunikasi lebih efektif.
Selanjutnya leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip
komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa
proses komunikasi tersebut.
3. Model interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan, tindakan)
digambarkan melalui hubungan interpersonal.
Contoh : Interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari
tingkah laku anggota lain.
Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota
kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini kesalahan
persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang efektif dipelajari.
Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan
merubah tingkah laku/perilaku.
Contoh : Tujuan salah satu aktifitas kelompok untuk meningkatkan hubungan
interpersonal. Pada saat konflik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi
tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan
mempelajari konflik apa yang membuat anggota merasa cemas dan menentukan
perilaku apa yang digunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat
terjadi konflik.
4. Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai
dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah lalu. Anggota
memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami.
Contoh : Klien memerankan ayahnya yang dominan atau keras.
1. Norma
Norma adalah aturan yang disepakati bersama tentang apa yang seharusnya dan
tidak seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok.
Norma sangat penting bagi kelompok karena ia mengatur bagaimana anggota
kelompok bertindak. Tanpa norma, kelompok akan sulit bekerja untuk mencapai
tujuannya.
1) Tahap Orientasi
a) Norma perilaku, kohesif, rasa memiliki antar anggota kelompok
diupayakan terbentuk pada fase isi
b) Terapis memberikan pengarahan, mengorientasikan anggota pd tugas
utama, melakukan kontrak (tujuan, waktu, struktur dan aturan
komunikasi)
2) Tahap Konflik
a) Peran dependen dan independen terjadi
b) Timbul perasaan bermusuhan " anggota dengan anggota atau anggota
dengan pimpinan (terapis)
c) Pemimpin (terapis) :
1. Memfasilitasi anggotautk mengungkapkan perasaan(positif/negatif)
2. Membantu kelompok mengenali penyebab konflik
3. Mencegah perilaku yg tdk produktif
3) Tahap Kohesif
a) Anggota merasakan ikatan yang kuat satu sama lain dan perasaan
positif akan sering diungkapkan
b) Anggota merasa bebas membuka diri tentang informasi yang lebih
intim satu sama lain
c) Anggota belajar bahwa perbedaan tidak perlu
ditingkatkan
d) Terapis : tetap berupaya memberdayakan kemampuan anggota dalam
melakukan penyelesaian masalah
3. Fase Terminasi
a. Dapat sementara atau akhir
b. Dilakukan setelah beberapa sesi,dimana tiap sesi memperlihatkan pencapaian
tertentu
c. Terminasi sukses akan menimbulkan perasaan puas dan pengalaman
kelompok digunakan individu pada kehidupan sehari-hari
d. Pada akhir sesi dicatat atau didokumentasikan proses yang terjadi .
a. Bentuk stimulus :
1) Stimulus suara: music
2) Stimulus visual: gambar
3) Stimulus gabungan visual dan suara: melihat televisi, video
Tahapan kegiatan :
1) Sesi I : Orientasi Orang
2) Sesi II : Orientasi Tempat
3) Sesi III : Orientasi Waktu
G. Pengorganisasian kelompok
1. Pimpinan Kelompok (leader) :
a. Menyusun rencana
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan umpan balik
d. Sebagai role model
2. Wakil Pimpinan (co leader) : membantu leader dalam mengorganisir anggota
kelompok
3. Fasilitator : seolah menjadi anggota kelompok, membantu menstimulasi,
memfasilitasi dan memotivasi anggota kelompok untuk berperan aktif
4. Observer :
a. Mengobservasi dan mencatat respon anggota (klien)
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku anggota
(klien)
c. Memberikan umpan balik pada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA