Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan masalah
2.1 Definisi
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paruparu (alveoli).
Terjadinya Pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses
infeksi akut pada bronkhus yang disebut bronkopneumonia. Dalam pelaksanaan
Pemberantasan Penyakit ISPA semua bentuk Pneomonia (baik Pneumonia
maupun bronkopneumonia) disebut “Pneumonia” saja.
2. 2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
System pernafasan terdiri dari hidung , faring , laring ,trakea , bronkus , sampai
dengan alveoli dan paru-paru.
Fisiologi Pernafasan
Pernafasan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida
yang terjadi pada paru-paru. Sistem pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, dan paru-paru.
1. Hidung merupakan saluran pernafasan yang pertama , mempunyai dua
lubang/cavum nasi. Didalam terdapat bulu yang berguna untuk menyaring udara ,
debu dan kotoran yang masuk dalam lubang hidung . hidung dapat
menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa (Drs. H. Syaifuddin. (B .Ac , th
1997 , hal 87 )
2. Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan , faring terdapat dibawah dasar tengkorak , dibelakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher . faring dibagi atas tiga bagian yaitu
sebelah atas yang sejajar dengan koana yaitu nasofaring , bagian tengah dengan
istimus fausium disebut orofaring , dan dibagian bawah sekali dinamakan
laringofaring .(Drs .H.syafuddin. B.Ac 1997 hal 88).
3. Trakea merupakan cincin tulang rawan yang tidak lengkap (16-20cincin), panjang
9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos dan
lapisan mukosa .trakea dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri (Drs .H . Syaifuddin .B. Ac th 1997, hal 88-89)
4. Bronkus merupakan lanjutan dari trakea yang membentuk bronkus utama kanan
dan kiri , bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri
cabang bronkus yang lebih kecil disebut bronkiolus yang pada ujung – ujung nya
terdapat gelembung paru atau gelembung alveoli (H.Syaifuddin B Ac th1997, hal
89-90).
5. Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung – gelembung .paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan
tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus . Paru-paru terletak pada rongga dada yang
diantaranya menghadap ke tengah rongga dada / kavum mediastinum. Paru-paru
mendapatkan darah dari arteri bronkialis yang kaya akan darah dibandingkan
dengan darah arteri pulmonalis yang berasal dari atrium kiri.besar daya muat
udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai 5000 ml udara. Hanya sebagian kecil
udara ini, kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut .sedangkan
kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar
paru-paru yang dalam keadaan normal kedua paru-paru dapat menampung
sebanyak kuranglebih 5liter. (Drs.H.Syaifuddin.B.Ac.th1997 hal 90 , EVELYN,C,
PIERCE , 1995 hal 221 ).
1. Ventilasi pulmoner.
Ventilasi merupakan proses inspirasi dan ekspirasi yang merupakan proses aktif
dan pasif yang mana otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong
dinding dada sedikit ke arah luar, akibatnya diafragma turun dan otot diafragma
berkontraksi. Pada ekspirasi diafragma dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi
dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara terdorong
keluar. (NI LUH GEDE.Y.A.SKp.1995.hal 124. Drs.H.Syaifuddin.B.Ac.1997.hal
91)
2. Difusi Gas.
Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel lain dari area yang
bertekanan tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas melalui membran
pernafasan yang dipengaruhi oleh factor ketebalan membran, luas permukaan
membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan
tekanan gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini pernfasan yang berperan penting
yaitu alveoli dan darah. (Ni Luh Gede.Y.A.SKP.Th1995hal124, Drs.H.
Syaifuddin. B.Ac.1997 hal 93 .Hood .Alsegaff th 1995 . hal 36-37)
4. Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru dengan bantuan darah ( aliran darah ). Masuknya O2 kedalam sel darah yang
bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin
sebanyak 97% dan sisa 3% yang ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel
.(Ni Luh Gede Y. A. Skp th1995 hal 125 Hood Alsegaff th 1995 hal 40).
Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus
membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir
sampai pada mulut dan hidung.
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, konsentrasi dalam darah
mempengaruhi dan merangsang pusat pernafasan terdapat dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dalam pernafasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 lebih banyak.
Klasifikasi Penyakit ISPA
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA
dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Untuk kelompok umur <2 bulan klasifikasi dibagi atas :
Pneumonia berat Bukan Pneumonia
1. Nafas cepat lebih dari 60
1. Tidak ada nafas cepat (nafas kurang dari 60
x/menit x/menit
2. TaTapak tarikan dinding dada 2. Tidak ada tarikan dinding dada/bagian bawah
ke dalam yang kuat
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptokokus. Stafilokokus,
Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus Penyebab ISPA
antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus,
Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
1. Virus Utama : – ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus.
2. ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus
3. Bakteri Utam : Streptococus,pneumonia,haemophilus influenza,Staphylococcus
aureus.
4. Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah :
Mycoplasma pneumonia.
Faktor Resiko
Cara Penularan
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dapat menular melalui udara dengan
cara batuk atau bersin.
2.6 Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium :
Pada pemeriksaan ditemukan gambaran sebagai berikut:
- Hb menurun nilsi normal L:11-16 gr% , P:12-14 gr%
- Leukosit meningkat, nilai normal 4.000-10.0000
- Eritrosit menurun, nilai normal L:4.50-6.50 P:3.80-4.80 juta/mm3
- Urine biasanya lebih tua mungkin terdapat albumin nuria karena
suhu tubuh meningkat
-Penatalaksanaan Medis
a. Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang
adekuat,pemberian multivitamin dll.
b. Antibiotik
c. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
d. Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
e. Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu
kotrimoksasol,Amoksisillin,Ampisillin,Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil
penicillin,klorampenikol,kloksasilin,gentamisin.
f. Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.
-Perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek
g. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan kompres, memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
h. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan
tiga kali sehari.
A. Pengkajian
1. Pengkajian
mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,
sekarang
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
5. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Diagnosa IV
informasi.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
Intervensi :
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik.
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit.
8. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
B. Evaluasi :
1. Bersihan jalan nafas efektif, tidak ada bunyi atau nafas tambahan.
Kesimpulan
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut atau suatu keadaan dimana
saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan
retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan. Virus Utama
penyebab ISPA atas adalah Rino virus, Corona Virus, Adeno virus, Entero
Virus. Virus penyebab ISPA bawah adalah RSV, Parainfluensa,1,2,3 ,
corona virus, adeno virus. Beberapa factor resiko ISPA:
Faktor diri (host) : umur,jenis kelamin,status gizi,kelainan
congenital,imunologis,BBLR dan premature. Faktor lingkungan : Kualitas
perawatan orang tua,asap rokok,keterpaparan terhadap infeksi,social
ekonomi,cuaca dan polusi udara.