Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan penyebab


utama kesakitan dan kematian balita di Indonesia yaitu sebesar 28% . WHO
memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 10%-20% pertahun dari
seluruh jumlah. ISPA hingga saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang tinggi Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penyakit ISPA itu?


2. Bagaimana anatomi dan fisiologi ISPA?
3. Apa penyebab penyakit ISPA?
4. Bagaimana manifestasi klinis ISPA?
5. Bagaimana patofisiologi dan pathway pada ISPA?
6. Pemeriksaan diagnostik pada ISPA?
7. Bagaimana penatalaksanaan dan pengobatan pada ISPA?
8. Askep pada ISPA?

C. Tujuan masalah

1. Mengetahui apa itu ISPA


2. Mengatahui anatomi dan fisiologi ISPA
3. Mengetahui penyebab ISPA
4. Mengetahui manifestasi klinis ISPA
5. Mengetahui patofisiologi dan pathway ISPA
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada ISPA
7. Mengetahui penatalaksanaan dan pengobatan pada ISPA
8. Mengetahui askep ISPA
BAB II
TINJAUAN MATERI

2.1 Definisi

 Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit infeksi yang menyerang


salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
 Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi atau peradangan yang
menyerang saluran pernafasan atas; mulut, hidung sampai tenggorokan.
 Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan
retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel &
Ian Roberts; 1990; 450).
 Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan
nafas dalam menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991;
1418).

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paruparu (alveoli).
Terjadinya Pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses
infeksi akut pada bronkhus yang disebut bronkopneumonia. Dalam pelaksanaan
Pemberantasan Penyakit ISPA semua bentuk Pneomonia (baik Pneumonia
maupun bronkopneumonia) disebut “Pneumonia” saja.
2. 2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan

System pernafasan terdiri dari hidung , faring , laring ,trakea , bronkus , sampai
dengan alveoli dan paru-paru.

Fisiologi Pernafasan
Pernafasan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida
yang terjadi pada paru-paru. Sistem pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, dan paru-paru.
1. Hidung merupakan saluran pernafasan yang pertama , mempunyai dua
lubang/cavum nasi. Didalam terdapat bulu yang berguna untuk menyaring udara ,
debu dan kotoran yang masuk dalam lubang hidung . hidung dapat
menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa (Drs. H. Syaifuddin. (B .Ac , th
1997 , hal 87 )
2. Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan , faring terdapat dibawah dasar tengkorak , dibelakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher . faring dibagi atas tiga bagian yaitu
sebelah atas yang sejajar dengan koana yaitu nasofaring , bagian tengah dengan
istimus fausium disebut orofaring , dan dibagian bawah sekali dinamakan
laringofaring .(Drs .H.syafuddin. B.Ac 1997 hal 88).
3. Trakea merupakan cincin tulang rawan yang tidak lengkap (16-20cincin), panjang
9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos dan
lapisan mukosa .trakea dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri (Drs .H . Syaifuddin .B. Ac th 1997, hal 88-89)
4. Bronkus merupakan lanjutan dari trakea yang membentuk bronkus utama kanan
dan kiri , bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri
cabang bronkus yang lebih kecil disebut bronkiolus yang pada ujung – ujung nya
terdapat gelembung paru atau gelembung alveoli (H.Syaifuddin B Ac th1997, hal
89-90).
5. Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung – gelembung .paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan
tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus . Paru-paru terletak pada rongga dada yang
diantaranya menghadap ke tengah rongga dada / kavum mediastinum. Paru-paru
mendapatkan darah dari arteri bronkialis yang kaya akan darah dibandingkan
dengan darah arteri pulmonalis yang berasal dari atrium kiri.besar daya muat
udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai 5000 ml udara. Hanya sebagian kecil
udara ini, kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut .sedangkan
kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar
paru-paru yang dalam keadaan normal kedua paru-paru dapat menampung
sebanyak kuranglebih 5liter. (Drs.H.Syaifuddin.B.Ac.th1997 hal 90 , EVELYN,C,
PIERCE , 1995 hal 221 ).

Pernafasan( respirasi ) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang


mengandung oksigen ke dalam tubuh (inspirasi) serta mengeluarkan udara yang
mengandung karbondioksida sisa oksidasi keluar tubuh ( ekspirasi ) yang terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru . Proses
pernafasan tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu:

1. Ventilasi pulmoner.

Ventilasi merupakan proses inspirasi dan ekspirasi yang merupakan proses aktif
dan pasif yang mana otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong
dinding dada sedikit ke arah luar, akibatnya diafragma turun dan otot diafragma
berkontraksi. Pada ekspirasi diafragma dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi
dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara terdorong
keluar. (NI LUH GEDE.Y.A.SKp.1995.hal 124. Drs.H.Syaifuddin.B.Ac.1997.hal
91)

2. Difusi Gas.

Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel lain dari area yang
bertekanan tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas melalui membran
pernafasan yang dipengaruhi oleh factor ketebalan membran, luas permukaan
membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan
tekanan gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini pernfasan yang berperan penting
yaitu alveoli dan darah. (Ni Luh Gede.Y.A.SKP.Th1995hal124, Drs.H.
Syaifuddin. B.Ac.1997 hal 93 .Hood .Alsegaff th 1995 . hal 36-37)

4. Transportasi Gas

Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru dengan bantuan darah ( aliran darah ). Masuknya O2 kedalam sel darah yang
bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin
sebanyak 97% dan sisa 3% yang ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel
.(Ni Luh Gede Y. A. Skp th1995 hal 125 Hood Alsegaff th 1995 hal 40).
Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus
membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir
sampai pada mulut dan hidung.
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, konsentrasi dalam darah
mempengaruhi dan merangsang pusat pernafasan terdapat dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dalam pernafasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 lebih banyak.
Klasifikasi Penyakit ISPA
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA
dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Untuk kelompok umur <2 bulan klasifikasi dibagi atas :
Pneumonia berat Bukan Pneumonia
1. Nafas cepat lebih dari 60
1. Tidak ada nafas cepat (nafas kurang dari 60
x/menit x/menit
2. TaTapak tarikan dinding dada 2. Tidak ada tarikan dinding dada/bagian bawah
ke dalam yang kuat

Untuk kelompok umur 2 bulan <5 tahun klasifikasi dibagi atas :


Pneumonia berat Pneumonia Bukan Pneumonia
1. Tampak tarikan 1. Tidak ada tarikan dinding1. tidak ada nafas cepat
dinding dada/bagian dada/bagian bawah ke dalam2. tidak ada tarikan
bawah ke dalam yang yang kuat dinding dada/bagian
kuat 2. Nafas cepat: bawah ke dalam yang
- bayi umur 2 bulan - < 12 bulan kuat.
lebih dari 50 x/menit 3. batuk pilek biasa
- anak umur 1 tahun - < 5 tahun
lebih dari 40 x/menit
2.3 Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptokokus. Stafilokokus,
Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus Penyebab ISPA
antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus,
Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
1. Virus Utama : – ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus.
2. ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus
3. Bakteri Utam : Streptococus,pneumonia,haemophilus influenza,Staphylococcus
aureus.
4. Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah :
Mycoplasma pneumonia.

Faktor Resiko

1. Faktor diri (host) : umur,jenis kelamin,status gizi,kelainan


congenital,imunologis,BBLR dan premature.
2. Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua,asap rokok,keterpaparan
terhadap infeksi,social ekonomi,cuaca dan polusi udara.

2.4 Patofisiologi dan Pathway

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :

1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi


apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala
demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronis dan meninggal akibat
pneumonia.
2.5 Manifestasi klinis

-Tanda dan gejala dari penyakit ISPAadalah sebagai berikut:


1. Batuk
2. Nafas cepat
3. Bersin
4. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
5. Nyeri kepala
6. Demam ringan
7. Tidak enak badan
8. Hidung tersumbat
9. Kadang-kadang sakit saat menelan

-Tanda-tanda bahaya klinis ISPA


1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
grunting expiratoir dan wheezing.
2. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan
cardiac arrest.
3. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
papil bendung, kejang dan coma.
4. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak

Cara Penularan
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dapat menular melalui udara dengan
cara batuk atau bersin.
2.6 Pemeriksaan diagnostik

Laboratorium :
Pada pemeriksaan ditemukan gambaran sebagai berikut:
- Hb menurun nilsi normal L:11-16 gr% , P:12-14 gr%
- Leukosit meningkat, nilai normal 4.000-10.0000
- Eritrosit menurun, nilai normal L:4.50-6.50 P:3.80-4.80 juta/mm3
- Urine biasanya lebih tua mungkin terdapat albumin nuria karena
suhu tubuh meningkat

2.7 Penatalaksanaan dan pengobatan

-Penatalaksanaan Medis
a. Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang
adekuat,pemberian multivitamin dll.
b. Antibiotik
c. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
d. Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
e. Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu
kotrimoksasol,Amoksisillin,Ampisillin,Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil
penicillin,klorampenikol,kloksasilin,gentamisin.
f. Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.

-Perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek
g. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan kompres, memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
h. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan
tiga kali sehari.

Cara Mencegah terjadinya ISPA Berulang


Cara mencegah terjadinya ISPA berulang yaitu dengan cara:
1. Berikan makanan makanan yang bergizi
2. mintalah anak untuk diimunisasi secara lengkap
3. Jagalah kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan
4. Immunisasi.
5. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

2.8 Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Pengkajian

a. Keluhan Utama : Klien mengeluh demam, batuk , pilek, sakit tenggorokan.


b. Riwayat penyakit sekarang : Dua hari sebelumnya klien mengalami demam

mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,

batuk,pilek dan sakit tenggorokan.

c. Riwayat penyakit dahulu : Kilen sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit

sekarang

d. Riwayat penyakit keluarga : Menurut pengakuan klien,anggota keluarga ada juga

yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut

e. Riwayat sosial : Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang

berdebu dan padat penduduknya

2. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa I : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan penurunan ekspansi paru.

Tujuan kriteria hasil :

1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis

dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,

tidak ada pursed lips)

2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,

frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

3. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

Intervensi :

1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu


4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

6. Lakukan suction pada mayo

7. Berikan bronkodilator bila perlu

8. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

9. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

10. Monitor respirasi dan status O2

11. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

12. Pertahankan jalan nafas yang paten

13. Atur peralatan oksigenasi

14. Monitor aliran oksigen

15. Pertahankan posisi pasien

16. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi

17. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Diagnosa II : Hipertermi berhubungan dengan invasi mikroorganisme

Tujuan Kriteria Hasil :

1. Suhu tubuh dalam rentang normal

2. Nadi dan RR dalam rentang normal

3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Intervensi :

1. Monitor suhu sesering mungkin

2. Monitor warna dan suhu kulit


3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR

4. Monitor intake dan output

5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

6. Berikan pasien kompres air hangat, hindari pemberian kompres dingin.

7. Tingkatkan sirkulasi udara.

8. Kolaborasi pemebrian cairan intravena.

9. Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas.

10. Kolaborasi pemberian antipiretik.

11. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

Diagnosa III : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan

Tujuan Kriteria Hasil :

1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi

5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Intervensi :

1. Kaji adanya alergi makanan

2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien.
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

5. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

6. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

7. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

8. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

9. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

10. BB pasien dalam batas normal

11. Monitor turgor kulit

12. Monitor mual dan muntah

13. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

14. Monitor pertumbuhan dan perkembangan

Diagnosa IV

Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan dengan kurang

informasi.

Tujuan Kriteria Hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis

dan program pengobatan.

2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.

3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan lainnya.

Intervensi :
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit

yang spesifik.

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang

tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat.

6. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit.

7. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.

8. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

B. Evaluasi :

1. Bersihan jalan nafas efektif, tidak ada bunyi atau nafas tambahan.

2. Suhu tubuh pasien dalam rentang normal antara 36 -37,5 C

3. Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.

4. Pengetahuan adekuat serta tidak terjadi komplikasi pada klien


BAB III

Kesimpulan

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut atau suatu keadaan dimana
saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan
retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan. Virus Utama
penyebab ISPA atas adalah Rino virus, Corona Virus, Adeno virus, Entero
Virus. Virus penyebab ISPA bawah adalah RSV, Parainfluensa,1,2,3 ,
corona virus, adeno virus. Beberapa factor resiko ISPA:
Faktor diri (host) : umur,jenis kelamin,status gizi,kelainan
congenital,imunologis,BBLR dan premature. Faktor lingkungan : Kualitas
perawatan orang tua,asap rokok,keterpaparan terhadap infeksi,social
ekonomi,cuaca dan polusi udara.

Anda mungkin juga menyukai