Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI SENYAWA
ALDEHID DAN KETON

NAMA: AULIA ANDRAINI HASIBUAN


NPM: 1819.7.009

PROGRAM STUDI D III FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG
2019
A. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat
mengidentifikasi adanya senyawa aldehid dan keton dalam sampel.

B. DASAR TEORI

Aldehid adalah persenyawaan dimana gugus karbonil diikat oleh satu


gugusalkil/aril. Keton adalah persenyawaan dimana gugus karbonil
diikat oleh 2 gugusalkil/aril. Aldehid dinamakan menurut nama asam
yang mempunyai jumlah atom C sama dengan menggantikan akhiran
“at” dengan “aldehida” atau denganmember akhiran “al” pada nama
alkan yang mempunyai jumlah atom C sama.Keton diberi nama
menurut nama gugus-gugus alkilnya dengan menambah kata“keton”
atau member akhiran “on” pada alkan yang jumlah atom C-nya
samaAldehid dan keton mengandung gugus karbonil
Aldehida dan keton mengandung gugus karbonil. C=O. Jika kedua
gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah adalah gugus-gugus
karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua
gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut termasuk golongan
aldehida

Perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara lain adalah


aldehid dan keton :

1. Aldehida mudah teroksidasi sendangkan keton agak sukar teroksidasi


2. Aldehida lebih reaktif dibandingkan keton terhadap adisi Nukleufili
Sifat fisik aldehida dan keton :

1. Aldehid dan keton adalah polar dan membentuk daya tarik menarik
2. Kelarutan aldehid dan keton adalah dalam air sama dengan alkohol

Identifikasi senyawa aldehida dan keton ini menggunakan metode :

1. Metode Fenilhidrazin

Metode ini berprinsip pada reaksi antara 2,-4 dinitrofenihildrazin


bereaksi dengan aldehida dan keton membentuk endapan berwarna 2,4-
dinitrofenilhidrazon.

2. Metode Tolles

Reaksi ini menggumnakan prinsip oksidasi aldehid menjadi asam


karboksilat, dan reduksi larutan alkalis perak amonium hidrosida
menjadi logam perak. Uji positif ditandai dengan terbentuknya
endapan cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.

3. Metode Schiff”s Fucshin

Pereaksi schiff merupakan larutan dari fucsin asam di dalam air yang
telah didekolorisasi oleh gas SO2. Pada perlakuan uji schiff, dimana
warna pada laruan schiff berwarna merah kemudian direaksikan dalam
formalin dalam larutan menghasilkan warna ungu. Perubahan warna
tersebut meunjukan adanya senyawa aldehid pada larutan.

4. Metode Fehling A dan B

Pereaksi fehling merupakan campuran dari fehling A dan B dengan


jumlalh yang sama. Larutan fehling A terdiri atas CuSO4 sedangkan
fehling B terdiri atas larutan NaOH dan laritsn kalium-kalium tatrat.
Pereasi fehling merupaka ion kompleks Cu2+. Aldehid dapat bereaksi
dengan pereaksi fehling penghasil endapan Cu2O yang berwarna merah
bata.
C. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat / Bahan Jumlah


1 Tabung reaksi 6 Buah
2 Pipet tetes 6 Buah
3 Pembakar spiritus 1 Buah
4 Gelas kimia 250 ml 1 Buah
5 Kaki tiga 1
6 Aseton 10 ml
7 Benzildehid/Formaldehid 10 ml
8 Sokloheksanol 10 ml
9 2,4-dinitrofenilhidrazin 5 ml
10 Larutan AgNO3 5% 5 ml
11 Larutan NaOH 10 % 5 ml
12 Larutan NaOH 3M 5 ml
13 Pereaksi Fuchsin (0,5 g Fuchsin + 500ml air 5 ml
+ 9 g NaHSO3 + 20 ml NHO3 2M)
14 Aquadest Secukupnya
15 Larutan Fehlinga A 5 ml
16 Larutan Fehling B 5 ml

D. PROSEDUR

1. Metode Fenilhidrazin
a. Tambahkan 1 ml larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin kedalam tabung
reaksi yang berisi 3 tetes sampel.
b. Amati perubahan yang terjadi, test positif akan memberikan endapan
berwarna kuning hingga merah.
c. Jika dalam 15 menit belum terbentuk endapan, maka panaskan tabung
reaksi perlahan selama 5 menit.
d. Dinginkan tabung reaksi pada suhu kamar dan amatilah kembali.
2. Metode Tollens
a. Perak nitrat (AgNO3) 5% sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam tabung
reaksi.
b. Pada tabung reaksi tambahkan 1 tetes natrium hidroksida (NaOH) 10%.
c. Pada tabung reaksi di tambahkan Ammonium hidroksida (NH4OH) 2%
setetes demi setetes sebanyak 10 ml sambil diadk hingga endapan preak
dioksida larut.
d. Tambahkan sampel sebanyak 3 tetes, kocok perlahan, biarkan selama
10 menit.
e. Jika tidak terbentuk endapan kaca perak, maka tabung di panasakan
40oC selama 5 menit diatas penangas air lalu damati.

3. Metode Schiff’s Fuchsin


a. Masukkanlah 3 tetes sampel kedalam tabung reaksi yang berisi 4 ml
air, kocok tabung.
b. Tambahkan 1 ml pereaksi Fuchsin kemudian amatilah warna yang
terbentuk.
c. Uji positif terlihat jika warna yang dihasilkan adalah ungu.

4. Metode Fehling A dan Fehling B


a. Masukkan sampel sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi.
b. Tambahkan 1 ml larutan Fehling A dan Fehling B kedalam tabung
reaksi. Kocok campuran hingga homogen.
c. Siapkan penangas air kemudian panaskan campuran dalam tabung
menggunakan penangas air. Amati kembali yang terjadi.

E. HASIL PENGAMATAN
Metode Tollens
No Pereaksi Perubahan kimia
Sebelum Sesudah
1 AgNO3 + NaOH + Larutan tidak -Endapan coklat
NH4OH (tunggu 10 berwarna -endapan coklat larut
menit, panaskan) + - warna larutan sedikit
Formaldehid keruh
- terbentuk kaca perak
hingga dinding tabung
2 AgNO3 + NaOH + Larutan tidak -Endapan coklat
NH4OH + aseton berwarna -endapan larut
(tunggu 10 -larutan sedikit pink
menit,panaskan)

Metode Fehling A dan B


No Pereaksi Perubahan kimia
Sebelum Sesudah
1 Formaldehid + Fehling Larutan bening Larutan biru muda
A
2 Formaldehid + Fehling Larutan bening Larutan biru laut
B
3 Aseton + Fehling A Larutan bening Larutan bening
Endapan biru
4 Aseton + Fehling B Larutan bening Larutan hijau endapan
hijau
5 Formaldehid + Fehling Larutan bening Larutan bening
A dan Fehling B endapan merah bata
(dipanaskan)

F. REAKSI-REAKSI KIMIA YANG TERJADI

1. CH2O + C3O4+ NaOH  CHOONa + CU2O + 2Na + SO4 + 3H2O


2. 2H3COCH3 + CUSO4 + NaOH  CU2O + CH3COOH + Na2SO4 +
H2O
3. AgNO3 + NaOH + NH4OH  Ag(NH3)2 + NaNO3 + H2O
4. Ag(NH3)2 + CH2O  (NH4)2CO3+ NH3+ + Ag + H2O
5. AgNO3 +NaOH + NH4O  Ag(NH3)2 + NaNO3 + H2O
6. Ag(NH3)2 + CH3COOH CH3COONH4 + Ag + NH3 + H2O

G. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan kali ini adalah mengidentifikasi kandungan aldehid
dan keton dalam sampel dengan menggunakan tiga metode, yaitu uji
Tollens, uji Jones dan uji Iodoform Percobaan pertama adalah uji
Tollens. Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I),
[Ag(NH3)2]+
. Ion ini dibuat dari 2 ml larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan
memasukkan setetes larutan natrium hidroksida ke dalam 2 ml larutan
perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan perak(I) oksida, dan
selanjutnya tambahkan tetes demi tetes larutan amonia 2,8%
secukupnya untuk melarutkan ulang endapan tersebut. Larutan amonia
yang ditambahkan jangan melebihi 3 ml. Penambahan amonia berlebih
dihindari agar larutan tidak jenuh sehingga Tollens dapat bereaksi
dengan gugus karbonil aldehid
Uji tollens digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan keton.
Hasil yang diperoleh dari percobaan, sampel 1 terbentuk endapan hitam
dan cermin perak pada dinding tabung sedangkan sampel 2 tidak
bereaksi. Berdasarkan teori, aldehid mereduksi ion diamminperak(I)
menjadi logam perak. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid
dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam
karboksilat yang sesuai. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat,
ion Ag+
dalam reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag. Reaksi dengan
pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi
ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton
selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan
pereaksi Tollens. Hal ini disebabkan karrena keton tidak mempunyai
atom hidrogen yang menempel pada atom karbonil. Keton hanya dapat
dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan
dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya
putus, memberikan hasil oksidasi dengan jumlah atom karbon yang
lebih sedikit daripada bahan keton asalnya. Maka dapat disimpulkan
bahwa sampel 1 mengandung aldehida dan sampel 2 adalah keton.
Percobaan kedua adalah uji Jones(Asam Kromat). Hasil yang diperoleh
dari percobaan, sampel 1 filtratnya biru muda dan ada sedikit endapan
warna hijau toska, sedangkan sampel 2 larutan berubah warna dari
jingga menjadi filtrat hijau muda dan endapan warna hijau dalam waktu
beberapa menit. Bedasarkan literatur, aldehid dapat dioksidasi oleh
asam kromat, sedangkan keton tidak. Ketika aldehid teroksidasi, akan
terjadi perubahan warna dari coklat kemerahan menjadi hijau, karena
kromat tereduksi menjadi Cr +3
. Inilah yang membedakan aldehid dari keton. Jadi dapat dipastikan
bahwa sampel 1 adalah aldehid. Walaupun sampel 2 pada akhirnya
berubah menjadi filtrat hijau, tetapi proses perubahannya tidak terjadi
secara langsung, sehingga tidak dapat dipastikan bahwa sampel 2
adalah aldehid, melainkan adalah keton. Percobaan ketiga adalah uji
iodoform. Uji ini merupakan uji spesifik untuk menentukan keberadaan
metil keton. Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada perubahan warna dan
larutan seperti mengandung minyak. Berdasarkan literatur, metil keton
akan teroksidasi oleh iodida dalam larutan hidroksida. Metil keton akan
teroksidasi menjadi asam karboksilat, juga akan terbentuk endapan
warna kuning yang menjadi indikasi uji yang positif. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel 2 bukanlah metil keton.

Pada praktikum ini, kita menggunakan sampel formaldehid dan


aseton yang akan dilihat perbedaan reaksi-reaksi kimianya. Percobaan
pertamayaitu pengamatan langsung, formaldehid dan aseton berwarna
bening, kemudian diamati baunya, formaldehid berbau khas
sedangkan aseton berbau menyengat, setelah itu kedua sampel
dilarutkan kedalam air dan sama-sama larut. Percobaan kedua yaitu
dengan pereaksi tollens, formaldehid membentuk logam Ag yang
melekat pada dinding tabung (Reaksi cermin pekat) sedangkan aseton
membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Percobaan fehling dilakukan dengan mengamati reaksi fehling A dan
B pada sampel, terlihat sampel formaldehid berubah warna menjadi bi
ru lautyang terbentuk setelah di panaskan menjadi hijau tosca.
Sedangkan pada aseton,terbentuk 2 fase yang terbentuk menyatu
setelah dipanaskan dan menjadi keruh.
H. Daftar pustaka
1. http://www.academia.edu/11501556/laporan_praktikum_kimia_organi
k_aldehid_dan_keton ( diakses pada: 4 november 2014 )
2. https://www.academia.edu/24225813/ALDEHID_DAN_KETON
(diakses pada: 22 januari 2007)
3. https://www.academia.edu/9198651/ALDEHID_DAN_KETON_SIFA
T_DAN_REAKSI_KIMIA (diakses pada: 1 juni 2013)
4. Modul dan Praktikum di Laboratorium Kimia Akademi Farmasi Bumi
Siliwangi Bandung ( kamis 14 maret 2019 )

I. LAMPIRAN

1. Metode Tollens
2. Metode Fehling A dan Fehling B

Anda mungkin juga menyukai