Anda di halaman 1dari 18

I.

Langkah – Langkah Membuat Proposal Penelitian

CARA MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN YANG BENAR

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun proposal. Berikut dibawah ini urutan
dalam menyusun proposal penelitian :

1) HALAMAN JUDUL
a) Halaman judul memiliki susunan yang sudah ditetapkan yakni sebagai berikut :
i) Judul ulasan penelitian, sebaiknya dipilih judul yang singkat dan jelas yang merupakan
gambaran dari keseluruhan penelitian, memiliki keterkaitan antara variabel, lokasi
penelitian, sampel dan tahun penelitian.
ii) Jenis laporan
iii) Lambang instusi perguruan tinggi
iv) Nama mahasiswa dan NIM
v) Nama jurusan
vi) Nama program studi
vii) Nama perguruan tinggi
viii) Tahun pengajuan proposal
2) HALAMAN PERSETUJUAN
a) Secara umum, halaman ini berisi usulan penelitian, persetujuan dosen pembimbing beserta
tanda tangan dan waktu persetujuan.
3) DAFTAR ISI
a) Secara umum halaman ini berisikan seluruh daftar proposal, baik bagian isi, sub dan lampiran-
lampiran.
4) ISI
a) Bagian ini merupakan alasan kenapa penelitian diadakan, teori yang mendukung penelitian
berikut penyelesaiannya. Berikut ini bagian yang terdapat pada isi proposal.
5) BAB I PENDAHULUAN
a) Latar belakang masalah
i) Latar belakang masalah pada proposal harus bisa menjawab alasan memilih judul
penelitian. Dijelaskan secara mengerucut dari garis besar hingga spesifik.
b) Perumusan masalah
i) Rumusan masalah harus berupa pertanyaan yang berhubungan dengan dua variabel atau
lebih.
c) Batasan masalah
i) Sub bab ini membahas batasan masalah baik melalui ruang lingkup tempat penelitian,
informasi penelitian, dan waktu penelitian.
d) Tujuan penelitian
i) Tujuan penelitian dibagi atas 2 bagian, yakni tujuan penelitian umum dan tujuan penelitian
khusus.
(1) Tujuan umum : berisikan tujuan secara keseluruhan atau secara garis besar.
(2) Tujuan khusus : berisiskan tujuan secara khusus ditujukan.
e) Manfaat penelitian
i) Ada 3 manfaat penelitian :
(1) Manfaat bagi peneliti
(2) Manfaat bagi masyarakat
(3) Manfaat bagi pengembang keilmuan
f) Keaslian penelitian
i) Bagian ini merupakan pernyataan peneliti tentang keaslian peneliti. Baik itu merupakan
replikasi penelitian sebelumnya.
6) BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a) Landasan teori
i) Landasan teori sebaiknya mendukung hipotesis penelitian yang mengurai kerangka teori
berdasarkan pendapat para ahli.
ii) Kerangka teori
(1) Kerangka teori berisikan isu atau fakta penelitian.
iii) Kerangka konsep penelitian
(1) Kerangka konsep adalah gambaran dari kerangka teori yang dipilih.
iv) Hipotesis
(1) Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah yang dipilih dan mampu
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
7) BAB III METODE PENELITIAN
a) Jenis penelitian
i) Jenis penelitian merupakan langkah yang akan diambil untuk membuktikan kebenaran
hipotesis.
b) Populasi dan sampel
i) Populasi merupakan keseluruhan subjek peneliti dan sampel adalah sebagian dari jumlah
populasi.
c) Lokasi dan waktu penelitian
i) Menjelaskan tempat dan waktu penelitian.
d) Variabel
i) Menjelaskan keterangan variabel dan faktor yang diteliti dalam penelitian.
e) Teknik pengumpulan data
i) Teknik pengumpulan data boleh berupa observasi, wawancara langsung, angket, dan
pengukuran.
f) Instrumen penelitian
i) Instrumen penelitian merupakan alat ukur berupa kuisioner dan cek list sebagai pedoman
observasi, wawancara dan angket.
g) Teknik pengolahan data
i) Berisi cara pengolahan data yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian
h) Metode analisis data
i) Menjelaskan seluruh data yang diperoleh menjadi sebuah informasi.
8) DAFTAR PUSTAKA
a) Berisiskan daftar rujukan pembuatan proposal yang diperoleh dari segala aspek.
9) LAMPIRAN
a) Lampiran merupakan bahan pendukung sebuah proposal yang digunakan selama proses
penelitian berlangsung.

Daftar Pustaka

Al-ma'arif, Syarif. Cara Membuat Proposal Penelitian Yang Benar. Jakarta.


II. Mencari Literatur Review

Tugas Review Literatur

Judul Implementasi Algoritma Djikstra untuk Mendapatkan Jalur Tercepat


dan Jalur Terpendek
Jurnal Proceding SNATIKA (Seminar Nasional Teknologi Informasi,
Komunikasi, dan Aplikasinya), APTIKOM
Volume & Halaman Vol. 1 Halaman 261-265
Tahun 2011
Penulis Khadijah Hulliyah (khodijah.hulliyah@uinjkt.ac.id), Imron Fauzi
(imron.fauzi@uinjkt.ac.id)
Reviewer Nama Reviewer (NIM)
Nama Reviewer (NIM)
Tanggal Tanggal Selesai Review

Latar Belakang  Diperlukan pemilihan rute jalan tercepat untuk mengurangi


kemacetan.
 Sudah ada penelitian sejenis tapi hanya menentukan jalur
terpendek, titik lokasi statis, aplikasi desktop.
Masalah yang akan  Penentuan jalur tercepat dan terpendek tidak bisa diakses
diselesaikan kapanpun dan dimanapun dengan titik lokasi yang statis.
Tujuan Penelitian  Membuat aplikasi penentuan rute tercepat dan terpendek yang
bisa diakses secara online dana dapat diupdate titik-titik
lokasinya.
Subjek Penelitian  Wilayah Penelitian di Jakarta khususnya antara wilayah blok M
dan Kota.
 Jalur yang ditempuh adalah jalan raya umum yang dapat dilalui
kendaran roda empat.
 Algoritma yang dipakai adalah Algoritma Djikstra
Metode Penelitian  Pengumpulan data :
o Data kecepatan dan waktu tempuh diperoleh dari data
sekunder (Dishub Prov. DKI Jakarta)
o Disebutkan Metode studi pustaka, wawancara, dan kuesioner
tapi tidak dijelaskan subyek dan obyek datanya secara
jelas.
 Pengembangan Sistem :
o Metoda pengembangan sistem dengan Model Spiral, yang
menyatukan sifat iterasi dari protopyping dengan kontrol dan
aspek sistematis dari model sekuensial (waterfall).
Difinisi Operasional  Tidak dijelaskan difinisi operasional yang berkaitan dengan
Graf (Simpul, busur, bobot)
 Dijelaskan gambaran umum Algoritma Djikstra, tetapi tidak
digambarkan langkah-langkah (flowchart) bagaimana
Algoritma Djikstra bekerja.
Analisa Sistem  Faktor kemacetan dipengaruhi oleh Fluktuasi arus dan hambatan
samping. (Tidak dijelaskan secara detail pengaruhnya
terhadap data kecepatan dan waktu tempuh kendaraan)
o Fluktuasi Arus : Penumpukan suatu arus kendaraan yang
menuju pada suatu tempat dengan menggunakan pilihan jalur
yang sama
o Hambatan Samping : parkir di tepi jalan, penyeberang jalan,
pedagang kaki lima, angkutan umum yang berhenti.
 Kecepatan dan waktu tempuh kendaraan dihitung antar dua titik
persimpangan dalam beberapa periode waktu.
 Dari data titik persimpangan (simpul/node) dan jalur antara dua
titik persimpangan (busur), waktu tempuh dan kecepatan (bobot)
dibuat pemodelan Graf.
Perancangan Sistem  Perancangan Sistem menguraikan tahapan modeling,
construction dan deployment
 Modeling : Pemodelan menggunakan UML (usecase diagran,
class diagram, activity diagram, sequence diagram, dan
deployment diagram.
 Construction :
o pembuatan prototype algoritma disebutkan mengacu pada
pseducode, tetapi pembahasan mengenai procedure
(flowcart) dan pseducodenya tidak ada.
o Algoritma Djikstra dijalankan dengan 3 fungsi utama sebagai
pembentuk variabel yang menjadi parameter untuk fungsi
lainnya(Fs. Jarak Sementara, Fs. Jarak Terpendek, Fs.
Visited) dan 2 fungsi tambahan (Fs. Exe : looping pada graf
sampai node tujuan ditemukan dan Fs Djkstra : menerima
masukan berupa graf dan node asal dan tujuan)

Djikstra()

Exe()

Jarak_sementara()

Jarak_terpendek()

visited()

 Deployment : Pengembangan aplikasi dari sistem yang dibangun


dengan frame work Code Igniter dengan server Apache dan
database MySQL
 Tidak dilakukan pengujian aplikasi baik pengujian
fungsionalitas maupun pengujian validitas dan kelayakan.
Kesimpulan dan Saran  Disimpulkan output aplikasi berupa lintasan terpendek dari graf
yang merepresentasikan jalur jalan dari persimpangan ke
persimpangan lain.
 Disimpulkan faktor yang diperhitungkan dalam mencari
jalur terpendek walaupun tidak ada pembahasan detail
mengenai hal tersebut.
 Tidak da kesimpulan hasil pengujian karena pengujian tidak
dilakukan.
 Saran berupa pengembagan cakupan area penelitian dan
penggunaan data real time.
Catatan Tindak Lanjut  Pencarian Lintasan terpendek dapat juga menggunakan
Algoritma Bellman-Ford.
 Penentuan kecepatan dan waktu tempuh perlu
mempertimbangkan hambatan yang ada pada persimpangan jalan
(misalnya : Lampu pengatur lalu lintas yang akan mengurangi
bobot waktu tempuh busur yang akan dipilih berikutnya).
 Aplikasi dapat dikembangkan pada perangkat mobile (misalnya
Smartphone dengan patform Android atau IOS.
LITERATUR REVIEW:APLIKASI MODEL SOSIAL DALAM PELAYANAN
KESEHATAN JIWA PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS

Dian Pitaloka Priasmoro


POLTEKKES RS dr.SOEPRAOEN-MALANG

ABSTRAK
Tren gangguan kesehatan jiwa saat ini banyak dilatar belakangi oleh penyalahgunaan alkohol, zat adiktif,
dan beberapa kondisi penyakit seperti penyakit kronis maupun penyakit infeksi salah satunya adalah
HIV/AIDS. Dari sekian banyak penderita sebagian besar adalah pada kelompok ibu hamil dengan resiko
penularan pada janin hamper mencapai 91%. Kondisi tersebut akan berdampak kepada kesehatan jiwa
wanita, sehingga kelompok ini memerlukan suatu penanganan secara psikososial. Penelitian ini bertujuan
untuk mengumpulkan dan menganalisa artikel yang berhubungan dengan aplikasi model pelayanan
kesehatan jiwa pada ibu hail dengan HIV/AIDS. Desain yang digunakan adalah literature review, artikel
dikumpulkan dengan menggunakan mesin pencari seperti EBSCO, Sciencedirect, dan Proquest .Kriteria
artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan tahun 2007-2015.Berdasarkan artikel yang dikumpulkan
didapatkan hasil bahwa situasi sosial dan menjadi faktor predisposisi gangguan jiwa.Karena kondisi ini
akhirnya individu mengalami ketidakmampuan mengkoping stes, ditambah lagi dukungan dari lingkungan
sangat sedikit menyebabkan individu mengembangkan koping yang patologis. Peran perawat dalam
memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber
yag ada dimasyarakat melibatkan teman sejawat, atasan,keluarga atau suami istri. Dan berupaya menggali
sistem sosial klien seperti suasana dirumah, dikantor, disekolah, dimasyarakat atau tempat kerja.Saran
untuk dilakukan riset mendalam khususnya dengan latar belakang budaya di Indonesia yang beragam.
Kata Kunci: Aplikasi Model sosial, kesehatan jiwa pada ibu hamil, HIV/AIDS

Abstract
Trends in mental health disorders is currently a lot of background by alcohol abuse, addictive, and some
conditions such as chronic diseases and infectious diseases one of which is HIV / AIDS. Of the many patients
are mostly in groups of pregnant women with a risk of transmission to the fetus almost reached 91%. These
conditions will affect the mental health of women, so that this group requires a psychosocial treatment. This
study aims to collect and analyze articles related to the application model of mental health services in hail
mothers with HIV / AIDS. The design used is a literature review, articles were collected by using a search
engine such as EBSCO, ScienceDirect, and Proquest. The criteria used are articles published in 2007 -2015.
Based on the collected articles showed that social situations and predispose the mental disorder. Since this
condition eventually individual disability mengkoping stes, plus the support of environmental causes very
few individuals develop coping pathological. The role of nurses in providing treatment according to this
model is that patients have to address the problem of using existing resources in the community yag involve
peers, employers, family or husband and wife. And seeks to explore the social system clients like a tmosphere
at home, at the office, at school, in the community or workplace.Suggestions to do in -depth research,
especially with the background of diverse cultures in Indonesia.
Keyword: Application Model of social, mental health in pregnant women, HIV / AIDS

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol:4, No.1 Mei 2016 ,; Korespondensi : Dian Pitaloka P. Program Studi
Keperawatan Poltekkes RS dr. Soepraoen Kesdam V/Brawijaya Malang. Jl. SodancoSupriadi No.22
Malang 65147.Telp (0341) 351275,Fax.(0341) 351310 E-mail: priasmoro.pitaloka@gmail.com/

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


PENDAHULUAN Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan secara
kumulatif sampai September 2011 adalah
Secara umum gangguan kesehatan jiwa dilatar-
28.041. Dari 28.041 kasus AIDS tersebut,
belakangi oleh penyalahgunaan alkohol, zat
proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi adalah
adiktif, dan beberapa kondisi penyakit seperti
pada kelompok umur 20-29 tahun (45,9%),
penyakit kronis maupun penyakit infeksi. Salah
diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31,1%) dan
satunya adalah HIV/AIDS.HIV adalah retro virus
kelompok umur 40-49 tahun (9,9%). Dari
yang memiliki hubungan dengan virus leukemia
jumlah proporsi tersebut tertinggi diketahui
sel-T manusia dan retrovirus yang menginfeksi
pada kelompok umur 20-29 tahun , dan
hewan, termasuk primate nonmanusia.Telah
diantaranya adalah ibu hamil.(Kemenkes
teridentifikasi setidaknya dua tipe HIV, yaitu
RI,2011). Pada tahun 2014 dilaporkan oleh The
HIV-1 dan HIV-2.HIV-1 merupakan agen kausatif
Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
sebagian besar penyakit terkait HIV; namun,
(UNAIDS) di Negara bagian Afirka mencapai
HIV-2 tampaknya menyebabkan jumlah infeksi
87% dari 1,5 juta wanita hamil hidup dengan
yang terus meningkat di Afrika.HIV terdapat
HIV/AIDS dan 91% anak yang dilahirkan hidup
dalam darah semen. Skret serviks dan vagina,
dengan HIV/AIDS (Ezeanolue et al,2015).
dan dalam jumlah yang lebih sedikit, pada
Tentunya kondisi tersebut akan berdampak
saliva, air mata, ASI, dan likuor serebrospinal
pada kesehatan jiwa wanita. Kesehatan jiwa
dari mereka yang terinfeksi HIV
wanita sangat mempengaruhi kesehatan
(Kaplan&Saddock,2014).
wanita. Pada usia produktif gangguan
Infeksi HIV telah tersebar hampir merata kesehatan jiwa wanita sering berhubungan
diseluruh dunia yang menyebabkan dengan perannya sebagai ibu, istri, dan pekerja.
permasalahan masyarakat khususnya masalah Proses berduka, kemurungan , psikosa paska
kesehatan di negara berkembang. Indonesia melahirkan, bunuh diri merupakan reaksi
adalah negara dengan epidemi rendah HIV- negatif dari gangguan terhadap kesehatan jiwa
AIDS pada masyarakat umum, tapi (Hamid,2011). Brazil’s AIDS Treatment
terkonsentrasi pada populasi tertentu yang melaporkan penanganannya ibu hamil dengan
mempunyai faktor risiko penularan, seperti HIV/AIDS adalah penggunaan anti retroviral
masyarakat yang mempunyai perilaku seks (ARV), akses gratis pengobatan HIV sampai
berisiko tidak aman dan masyarakat tingkat pelayanan tertinggi kepada ibu hamil
penyalahguna Napza suntik (Penasun) dan anak yang dilahirkannya (Manenti et
(Kemenkes RI,2011). al,2011).

www.jik.ub.ac.id
Sedangkan di Indonesia Kementrian Kesehatan jiwa” yang diidentifikasi yang belum
juga melakukan upaya pencegahan penularan dieksplorasi relevansi dengan artikel untuk
dan penanganan ibu hamil positif yang meliputi dikompilasi. Dari jumlah tersebut hanya sekitar
4 kegiatan pokok, antara lain:mencegah 53 artikel yang dianggap relevan.Dari jumlah
penularan HIV pada wanita subur, mencegah artikel karena tidak ada 10 artikel yang memiliki
kehamilan yang tidak diinginkan pada wanita kriteria penuh, 8 artikel yang berkualitas
dengan HIV, mencegah penularan penularan menengah, dan dua artikel yang berkualitas
HIV dari ibu kepada bayinya, serta pemberian rendah.
dukungan psikososial bagi ibu dengan HIV dan
keluarganya (Kemenkes RI,2011).
HASIL
Berbagai model konseptual keperawatan jiwa
Berdasarkan hasil artikel yang dikumpulkan dan
dikembangakan dan diterapkan kepada pasien,
analisa penulis didapatkan bahwa situasi sosial
salah satunya model sosial dengan tujuan
dan menjadi faktor predisposisi klien
memberikan pelayanan holistik.Berdasarkan
mengalami gangguan jiwa, seperti kejadian
latar belakang di atas maka penulis tertarik
kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan
membahas “Pelayanan kesehatan jiwa pada
yang rendah.Karena kondisi ini akhirnya
wanita:aplikasi model sosial dalam pelayanan
individu mengalami ketidakmampuan
kesehatan jiwa pada ibu hamil dengan HIV-
mengkoping stes, ditambah lagi dukungan dari
AIDS”.
lingkungan sangat sedikit.Individu
mengembangkan koping yang patologis.Krisis
METODE juga bisa menyebabkan klien mengalami
perubahan perilaku.Koping yang selama ini
Metode yang digunakan dalam penulisan
dipakai dan dukungan dari lingkungan tidak
artikel ini adalah literature review.Yaitu sebuah
dapat dipakai lagi sehingga klien mengalami
pencarian literatur baik internasional maupun
penyimpangan perilaku. Stressor dari
nasional yang dilakukan dengan menggunakan
database EBSCO, ScienceDirect, dan Proquest. lingkungan diperparah oleh hubungan sosial
Pada tahap awal pencarian artikel jurnal seperti keluarga yang tidak memberikan
diperoleh 21.939 artikel dari 2007 sampai 2015 dukungan, suami yang tidak bertanggung

menggunakan kata kunci "pelayanan kesehatan jawab, anak yang nakal, tetangga yang buruk,

jiwa pada ibu hamil", "HIV/AIDS pada ibu atau teman sebaya yang jahat akan

hamil", dan”model social dalam keperawatan memunculkan berbagai stressor dan


membangkitkan kecemasan. Prinsip proses

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


terapi yang penting dalam konsep model social wanita pada satu dekade ini menjadi fokus dan
ini adalah Environment Manipulation and Social kajian tersendiri (Kulkarni,2007).
Support (pentingnya modifikasi lingkungan dan Gangguan kesehatan jiwa yang umum meliputi
adanya dukungan sosial). Sebagai contoh depresi dan gangguan kecemasan. Di Amerika
dirumah harus teratur , bersih, harum tidak serikat, prevalensi gangguan kesehatan jiwa
bising, ventilasi cukup, penataan alat dan yang umum terjadi saat kehamilan telah
perabotan yang teratur. Lingkungan kantor diprediksi pada kisaran 8%-13%. Penyebab
yang asri , bersahabat ada taman , tata lampu gangguan kesehatan jiwa umumnya disebabkan
yang indah, hubungan kerja yang harmonis,
karena posisi pada kehidupan sosial yang tidak
serta hubungan suami istri yang memuaskan. berharga, yang ditunjukkan dengan rendahnya
Peran perawat dalam memberikan terapi tingkat pendidikan, pendapatan yang rendah,
menurut model ini adalah pasien harus dan kehilangan atau tidak adanya dukungan
menyampaikan masalah menggunakan sumber sosial.Terlebih lagi gangguan ini dapat
yag ada dimasyarakat melibatkan teman disebabkan karena adanya faktor resiko yang
sejawat, atasan,keluarga atau suami istri. terjadi selama kehamilan atau kehamilan yang
Sedangkan terapis berupaya menggali sistem beresiko.Seperti gangguan penyakit penyerta
sosial klien seperti suasana dirumah, dikantor, saat hamil, HIV/AIDS, prematur ataupun berat
disekolah, dimasyarakat atau tempat kerja bayi saat lahir rendah. Kesemuanya itu akan
(Yosep,2009). menyebabkan konsekuensi negatif saat post
partum terutama kepada kesehatan psikologis
ibu, perilaku perkembangan anak, dan
PEMBAHASAN
perkembangan saraf (Ibanez,Blondel,et al
Wanita biasanya memiliki pengalaman dan
2015).
hasil yang berbeda tentang gangguan jiwa
Hampir 30% wanita hamil dengan riwayat
dibandingkan laki-laki. Meskipun masih belun
stress, depresi, atau kecemasan menunjukkan
dapat dipastikan apakah gender dalam
perkembangan saat ini untuk gangguan jiwa masalah kesehatan jiwa di masa mendatang. Di

namun untuk wanita dengan scizofrenia, negara berkembang kebanyakan terjadinya

depresi, gangguan kecemasan, agoraphobia, gangguan selama kehamilan dan persalinan

panik, dan post traumatic disorder memiliki bahkan dapat menyebabkan kematian setelah

kemungkinan hasil perawatan yang lebih baik periode perinatal.Lebih jauh lagi dua dekade

Sehingga pelayanan kesehatan jiwa pada belakangan hasil penelitian menunjukkan


bahwa kesehatan jiwa pada kehamilan yang

www.jik.ub.ac.id
buruk berhubungan dengan kelahiran dan kehidupannya. Dimensi inilah yang pada
perkembangan anak yang selalu bermusuhan perkembangannya menjadi fokus kebijakan
(Kingston,Austin,et al 2015). pelayanan kesehatan Internasional terutama

Gangguan kesehatan jiwa pada wanita hamil bagi wanita misalnya di Kanada dan Amerika
dengan HIV/AIDS sering dihubungkan dengan Serikat. Pelayanan kesehatan promotif menjadi
penekanan utama pelayanan dibandingkan
adanya stigma lingkungan terkait penderita
penyakit HIV, dimana penyakit ini identik dengan upaya pengobatan penyakit.

dengan multi sexual partner,wanita perokok Kesejahteraan individu merupakan hal yang
sifatnya subyektif dan disana terdapat
atau riwayat konsumsi alkohol maupun
atau beberapa ciri pengukuran diri
penyalahgunaan zat.Pengucilan sosial
isolasi sosial terhadap penderita sering (Ibanez,Blondel,Prunet et al 2015).
menyertai kondisi ini(Manenti, 2011). Umumnya beberapa tema digabungkan dan
diperoleh hasil yang merupakan kombinasi
Hal ini serupa dengan teori sosial yang
beberapa kunci mendasar dan
disampaikan Szass dalam Kaplan&Saddock,
mengembangkan berbagai rekomendasi untuk
2014 yang menyatakan bahwa situasi sosial
meningkatkan kesehatan jiwa dan
dapat menjadi faktor predisposisi dari
menyediakan pelayanan HIV yang
gangguan jiwa.Berdasarkan pendekatan model
lengkap(Duffy et al,2015). Pelayanan prenatal
sosial ini kondisi sosial besar pengaruhnya
terdiri keikutsertaan dalam pencatatan
terhadap penyimpangan perilaku. Szass juga
kehamilan setiap trimester, khususnya awal
berpendapat bahwa lingkungan sosial dapat
dan sebelum trimester akhir, jumlah kunjungan
menjadi tidak menyenangkan denagn
selama prenatal( di Perancis ditetapkan 7
memberikan suatu label pada individu. Individu
kali),jumlah USG (idealnya 3kali) selama
yang diberikan label tersebut biasanya tidak
kehamilan untuk memantau perkembangan
mampu menolak dan menyesuaikan diri
janin. Serta keaktifan kehadiran dalam kelas
dengan norma sosial dan tingkah laku mereka
prenatal utamanya pada ibu yang baru pertama
biasanya akan cenderung mengisolasi diri.
hamil dan yang sudah berkali-kali hamil.Kelas
Dimensi kesehatan jiwa ini hanya sedikit yang
prenatal ditujukan untuk pemberian terapi
mengetahui dan memahami merupakan bagian
psikososial. Dimana klien akan dibantu
dari pelayanan kesehatan profesional. Terlebih
menemukan sumber-sumber dukungan dari
lagi kesehatan jiwa ini merupakan aspek
lingkungan (Ibanez,Blondel,et al 2015).
penting karena mencerminkan kognitif dan
emosional seseorang dalam siklus Sedangkan menurut Duffy et al, 2015

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


pelayanan kesehatan jiwa dan HIV yang penyembuhan klien secara menyeluruh.
terintegrasi terdiri dari 3 tahap, tahap pertama Intervensi secara khusus pada wanita sebagai
merupakan tahap screening kesehatan jiwa, seorang ibu difokuskan pada kebutuhan khusus
perawat melakukan identifikasi terjadinya wanita. Sehingga wanita yang telah menjalani
depresi atau ansietas. Ada beberapa alat ukur pengobatan dan pemulihan emosional dapat
yang digunakan misalnya SSQ(Shona Symptom kembali bekerja maupun menjalankan
Questionare) yang dapat mengetahui gangguan perannya sebagai ibu.
misalnya ide tentang bunuh diri, Sedangkan menurut Purwanto (2015) proses
penyalahgunaan obat-obat. Tahap kedua
terapeutik klien dibantu untuk menghadapi
merupakan tahap intervensi terapeutik, dari sistem sosialnya dengan menggunakan
data yang terkumpul pada tahap pertama, klien pendekatan primer, krisis intervensi,manipulasi
menerima intervensi terapeutik untuk lingkungan dan sistem pendukung sosial,
kesehatan jiwa yang positif. Beberapa terapi keluarga dan masyarakat yang titik pusatnya
kelompok diterapkan seperti Focus Group adalah kesehatan jiwa masyarakat. Peran klien
Discussion untuk menggali informasi khusus dan terapis aktif menyampaikan masalahnya
dalam merencanakan intervensi terapeutik dan bekerja sama untuk memperoleh resolusi.
terintegrasi. Perawat melaporkan klien lebih Terapis menggali atau mengeksplorasi sistem
percaya diri dan tetap memiliki harapan dengan sosial klien dan membantu pasien menggali
adanya ketersediaan konseling, serta sistem yang sesuai dan menciptakan sumber
memahamkan klien tentang “bagaimana hidup baru. Sebagai hasil akhir pada tahap intervensi
setelah terdiagnosis HIV”. Termasuk terapeutik ini menurut Duffy et al (2015) adalah
memberikan pemahaman kepada anggota adanya dukungan dan keterlibatan anggota
keluarga dan teman-teman klien
bahwa keluarga maupun teman-teman klien dalam
konseling serta dukungan menjadi strategi yang proses konseling. Keterlibatan atau dukungan
sangat berguna.(Duffy, 2015). Dalm intervensi sekitar dan laki-laki sebagai pasangannya
ini perawat dapat menerapkan berbagai menunjukkan menjadi faktor yang krusial pada
konseptual model keperawatan jiwa salah wanita dalam menerima kehamilannya yang
satunya ‘model sosial’. Dijelaskan tentang telah terdeteksi HIV/AIDS(Ezeanolue,2015)
penerpan model ini oleh beberapa ahli.
Tahap ketiga atau tahap penerimaan adalah
Menurut Kulkarni, 2007 hubungan terapeutik tahap dimana perawat menginisiasi dan
antara perawat dan klien dalam hal ini memfasilitasi klien berdasarkan penerimaan
berperan sangat penting dalam bagian klien terhadap diri dan kondisinya.Penerimaan

www.jik.ub.ac.id
ini sering terjadi secara internal dari dalam diri tersendiri bagi wanita. Ditambah lagi stressor
klien. Sedangkan secara eksternal dapat terjadi lingkungan disekitar individu.Untuk itu
karena konseling, perawat , penyedia layanan penenganan yang holistik meliputi penangan
kesehatan seperti rumah sakit maupun secara fisik dan jiwa perlu dilakukan oleh semua
pendekatan agama pihak.Pemberian anti retroviral (ARV) serta
pemberian dukungan psikososial sangat
Sehingga secara umum proses kunci yang perlu
penting dilakukan. Perawat dalam
diperhatikan dalam proses tersebut adalah
hubungannnya dengan klien perlu menjalin
adanya latihan dan supervisi dalam
kerja sama dan tentunya klien berperan aktif
pelaksanaan kesehatan jiwa oleh tenaga
dalam mengungkapkan masalahnya dalam
kesehatan, hambatan dalam penyediaan
rangka menyusun intervensi yang tepat.
dukungan pelayanan psikososial untuk
menanggapi klien memerlukan dukungan dari Model sosial merupakan salah satu contoh
level masyarakat, serta adanya kebijakan yang model konseptual khususnya dikeperawatan
menerima dan berorientasi terhadap pelayanan jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien.
klien HIV yang terintegrasi(Duffy, et al 2015). Fokus model ini adalah focus penanganan
khususnya melalui lingkungan sosial yang dapat
berpengaruh terhadap individu dan
KESIMPULAN
pengalaman hidupnya.
Kesehatan jiwa merupakan aspek penting
SARAN
dalam indikator kesejahteraan wanita.
Utamanya pada wanita hamil, berbagai macam Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

penyulit dan kondisi fisik sebagai penyerta sampel ibu hamil dengan HIV/AIDS di Indonesia

dalam kehamilan akan menyebabkan stressor terutama dengan latar belakang sosial budaya
Indonesia yang beraneka ragam.

DAFTAR PUSTAKA Ezeanolue, Echezona et al. (2015). Effect of a


congregation-based intervention on
Duffy, Malia et al. (2015). Integrating jiwa
uptake of HIV testing and linkage to care
health and HIV Services in Zimbabwean
in pregnant women in Nigeria(Baby
communities: anurse and community-
shower):a cluster randomised trial. Tha
led approach to reach the most
lancet journal, 3, 692-700.
vulnerable.Journal of the association of
nurse in AIDS care, 1-13.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1 Mei 2016


Hamid, Achir Yani S. (2011).Kesehatan jiwa wanita usia produktif: suatu kajian masalah.

Ibanez,G.Blondel,B et al(2015). Prevalence and characteristics of women reporting poor


mental health during pregnancy:finding from the 2010 French National Perinatal
Survey.J revue d’epidemiologic atde sante publique.63.85-95

Kulkarni, Jayashri.(2007).Women’s mental


health.Journal pshychiatric,6(9).377-380

Manenti, Sandra Aparccida et al. (2011).


Epidemiologic and clinical characteristic of pregnant women living with HIV/AIDS in
a region of Southern Brazil where the sub type C of HIV-1 infection
predominates.Braz J infect Dis, 15(4), 359-355.

O'Brien, Patricia, Kennedy, Winifred Z, & Ballard, Karen A. (2013).Keperawatan


kesehatan jiwa psikiatrik. Jakarta: EGC.

Purwanto, Teguh. (2015). Buku ajar keperawatan jiwa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saddock, Benjamin J. (2014).


Kaplan&Saddock:buku ajar psikiatri klinis. Jakarta: EGC.

Sedyaningsih, Endang Rahayu dkk.(2011).


Menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Jakarta: Kemenkes RI.

Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa.


Bandung: PT Refika Aditama.
III. Sitasi dari Salah Satu Pendahuluan

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ READING HABIT AND THEIR


READING COMPREHENSION ABILITY

Rahmayuni Wulandari, Sudirman, Huzairin

Pendahuluan
Membaca adalah proses berpikir. Membaca adalah proses yang sangat kompleks
dan rumit yang melibatkan beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Para siswa memiliki
keterampilan dalam pemahaman membaca inferensial, peneliti berpendapat bahwa kebiasaan
membaca dalam bahasa Inggris mendukung siswa untuk dapat memahami teks. Itulah alasan
peneliti ingin menunjukkan bahwa kebiasaan membaca dalam bahasa Inggris sangat penting
untuk mendukung pemahaman membaca inferensial.

Nunan (1998), menyatakan "Membaca biasanya dipahami sebagai aktivitas soliter


di mana pembaca berinteraksi dengan teks secara terpisah." Dapat disimpulkan bahwa
membaca tidak hanya melihat kata dalam bentuk simbol grafik, tetapi membaca adalah
proses komunikasi yang melibatkan kenikmatan pembaca untuk berinteraksi dengan teks.
Membaca juga merupakan kegiatan yang aktif menerima bahasa. Dikatakan aktif karena
dalam tindakan membaca benar-benar ada interaksi antara penulis dan pembaca, dan
dikatakan reseptif, karena pembaca bertindak sebagai penerima pesan dalam suatu korelasi
komunikasi antara penulis dan pembaca secara langsung. Bagi siswa, membaca juga berperan
dalam mengetahui berbagai macam sains dan teknologi canggih yang terus berkembang.
Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami
sebelum dapat diterapkan. Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan bahasa dasar,
dan merupakan bagian atau komponen komunikasi.

Menurut Wallace dan Larsen (1987), membaca adalah proses multifaset, yang dapat
digambarkan pada berbagai waktu dan tahap perkembangan sebagai proses berpikir.
Kemampuan membaca adalah perhatian utama untuk dapat membaca buku teks, jurnal, dan
referensi bahasa Inggris, dll. Karena sebagian besar buku teks dan referensi ditulis dalam
bahasa Inggris, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahaminya biasanya teks
mereka diterjemahkan atau diekstraksi. Akan lebih baik jika mereka dapat melakukannya
sendiri, daripada bergantung pada guru bahasa Inggris mereka.

Nilsen (2012) mendefinisikan kebiasaan sebagai ―Habit adalah perilaku yang telah
diulang sampai menjadi lebih kurang otomatis, diberlakukan tanpa pemikiran yang disengaja,
sebagian besar tanpa rasa kesadaran. Menurut Gardner (2012) kebiasaan adalah teori abstrak,
dalam teori kebiasaan tidak ada definisi yang benar. Dalam kebiasaan orang mengulangi
tindakan tanpa memikirkan mengapa konsep diri ini harus terjadi. Behavioris memandang
kebiasaan sebagai rutinitas perilaku yang diulang secara teratur dan cenderung terjadi secara
tidak sadar. Sebagai konsep diri bawah sadar, kebiasaan membaca dapat membantu siswa
untuk mencapai prestasi akademis secara luas.

Simanjuntak (1988) mengatakan bahwa kebiasaan membaca adalah jumlah


pengulangan dalam waktu yang diberikan untuk membaca teks bahasa Inggris. Dia juga
mengatakan bahwa pemahaman membaca memahami teks yang ditulis dalam bahasa Inggris
sebagaimana dibuktikan oleh kebiasaan membaca bahasa Inggris dan kemampuannya untuk
memilih dengan benar jawaban yang tepat dari pertanyaan yang diajukan dari teks. Para
siswa biasanya memiliki tingkat kemampuan membaca yang berbeda dalam bahasa Inggris.
Shane dan Glinow (2007) mengatakan bahwa kemampuan adalah bakat alami dan
kemampuan yang dipelajari yang diperlukan untuk berhasil menyelesaikan tugas.

Kegiatan membaca perlu disosialisasikan sejak usia dini, yaitu mulai dari anak-anak
mengenal huruf. Jadikan membaca sebagai keharusan dan menyenangkan bagi siswa.
Membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, gairah, dan
motivasi. Jika ini benar, bacaan yang diharapkan dapat menjadi bagian dari kehidupan yang
tidak dapat dipisahkan sebagai slogan yang mengatakan, "Tiada hari tanpa membaca".
Kursus ini membutuhkan ketekunan dan pelatihan terus menerus untuk melatih kebiasaan
membaca hingga membaca, terutama kemampuan membaca pemahaman dalam Bahasa
Inggris dapat dicapai. Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan memahami
semua konten.

Kebiasaan membaca siswa dalam bahasa Inggris telah berkorelasi dengan


kemampuan pemahaman membaca siswa. Tampaknya kebiasaan membaca siswa dalam
bahasa Inggris berdampak pada kemampuan pemahaman membaca siswa. Siswa yang
memiliki kebiasaan membaca yang tinggi cenderung lebih mudah memahami bacaan yang
mereka baca daripada siswa yang memiliki kebiasaan membaca yang rendah. Para siswa
yang memiliki kebiasaan membaca merasa tertarik membaca. Itu berarti menikmati aktivitas
ketika seseorang tertarik pada fenomena atau aktivitas, dan mereka cenderung hadir dan
memberikan waktu untuk itu.

Anda mungkin juga menyukai