Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA


KELUARGA BERENCANA (KB) (F3)
“CIRCUMSISI”

Pendamping:
dr. Riyono

Disusun Oleh:
dr. Imam Khoirul Fajri, M.M

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG
2017
No. ID dan Nama Peserta :dr. Imam Khoirul Fajri, M.M
No. ID dan Nama Wahana : Puskesmas Salaman I
Tanggal (kasus) : 18 Desember 2016
Nama Pasien : An. R
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Riyono
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I
Obyektif Presentasi :
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan
Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
 Deskripsi :
 Tujuan :
Bahan  Tinjauan  Riset  Kasus  Audit
Bahasan : Pustaka
Cara  Diskusi  Presentasi dan  E-mail  Pos
Membahas : diskusi
Data Pasien : Nama : An. R Usia : 12 tahun
Nama Klinik: UGD telp : Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / gambaran klinis :
Pasien datang ke Pukesmas dengan bapaknya ingin sunat karena merasa cukup umur.
Pasien tidak ada keluhan lainnya kecuali ingin sunat. Pasien merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. Pasien tinggal bersama bapak, ibu dan kedua saudaranya. Sehari-hari pasien
membantu ayahnya bekerja membuat sangkar burung.

2. RPD :
Riwayat perdarahan spontan disangkal
Riwayat mondok disangkal.
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat diabetus melitus disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.

1
3. Riwayat keluarga :
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetus melitus disangkal
Riwayat alergi disangkal.
4. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien merupakan anak kedua yang berusia 12 tahun. Pasien tinggal bersama ayah yang berusia 52
tahun, satu orang kakak laki-laki berusia 17 tahun dan adik perempuan berusia 8 tahun. Pasien
tinggal disebuah rumah di desa Tempuran. Rumah pasien bersih, lantai rumah bersih, jendela
terbuka, tetapi jendela kamar pasien sering tertutup, sumber air sumur. Pasien berobat dengan
Umum, tetapi memiliki BPJS dengan faskes primer Pskesmas Tempuran.
Daftar Pustaka

1. Angel, Carlos A. Circumcision. Avaible from: http://emedicine.medscape.com/article/1015820-


overview. (Akses: 10 Januari 2017)
2. Hermana, A, 2000. Teknik Khitan Panduan Lengkap, Sistematis, dan Praktis. Ed.1. Jakarta: Widya
Medika.
3. Purnomo Basuki B. 2011. Dasar –Dasar Urologi. Ed III. Jakarta : Sagung Seto.
4. Syamsuhidajat R, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC.

Hasil Pembelajaran :
1. Penegakan diagnosis dengan urutan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi kecepatan kesembuhan circumsisi pada pasien.
3. Melakukan tindakan circumsisi.
4. Memberikan edukasi pasca circumsisi pada pasien dan keluarga.
1. Subyektif :
Pasien datang ke Pukesmas dengan bapaknya ingin sunat karena merasa cukup umur. Pasien
tidak ada keluhan lainnya kecuali ingin sunat. Pasien merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. Pasien tinggal bersama bapak, ibu dan kedua saudaranya. Sehari-hari pasien
membantu ayahnya bekerja membuat sangkar burung.. Pasien menyangkal adanya riwayat alergi,
baik pada makanan ataupun obat-obatan. Riwayat penyakit lainnya seperti perdarahan spontan,
hipertensi dan diabetes juga disangkal.

2. Obyektif :

2
Hasil Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum/ Kesadaran
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS 15 : E4 V5 M6 )
2) Vital Sign
Tekanan darah : 100/70
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 16x/ menit
Suhu : afebris
3) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala:
konjungtiva anemis (-/-)
sklera ikterik tidak ditemukan
nafas cuping hidung tidak ditemukan.
b. Leher :
retraksi supra sternal tidak ditemukan,
deviasi tracheal tidak ditemukan,
peningkatan JVP tidak ditemukan,
pembesaran kelenjar limfe tidak ditemukan
c. Toraks
Pulmo : simetris, gerak dada kanan dan kiri sama, retraksi intercostals (-/-), SD
vesikuler, Wheezing : -/- , Rhonki: -/-
Jantung : Bunyi jantung I-II regular, bising jantung tidak ditemukan.
d. Abdomen :
Inspeksi : perut tampak datar,simetris
Palpasi : nyeri tekan (-), lien dan hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
e. Status Neurologis
Meningeal sign : (-)
Nervus Cranialis : dalam batas normal
f. Status Lokalis
Tanda radang : (-)

3
Phimosis : (-)
Paraphimosis : (-)
Hipospadia : (-)
Epispadia : (-)
Smegma : (+) dibagian dorsal dan ventral dengan perlekatan

a. Assessment :
Pasien datang ke Pukesmas dengan bapaknya ingin sunat karena merasa cukup umur. Pasien
tidak ada keluhan lainnya kecuali ingin sunat. Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Pasien tinggal bersama bapak, ibu dan kedua saudaranya. Sehari-hari pasien membantu ayahnya
bekerja membuat sangkar burung.. Pasien menyangkal adanya riwayat alergi, baik pada makanan
ataupun obat-obatan. Riwayat penyakit lainnya seperti perdarahan spontan, hipertensi dan diabetes
juga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapati pada status generalis yang menunjukkan bahwa pasien dalam
keadaan afebris kemudian dari status internal didapati pada pemeriksaan kepala/leher, thorax,
abdomen dan ekstermitas tidak diapatkan kelainan. Pada pemeriksaan neurologis juga tidak
ditemukan kelainan.Pada pemeriksaan status lokalis tidak ditemukan tanda radang ataupun kelainan
anatomis pada penis, akan tetapi terdapat smegma dibagian dorsal dan ventral dengan perlekatan.
Jadi, berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dapat diambil kesimpulan bahwa pada
pasien ini dapat dilakukan circumsisi tanpa adanya kontra indikasi..
b. Plan :
 Tindakan: Circumsisi Metode Electrocauter

 Medikamentosa:
Amoxicillin 500 mg. Dosis pemberian : 3 x 500 mg/hari.
Asam Mefenamat 250 mg. Dosis pemberian : 3 x 250 mg/hari.
Dexametasone 0,5 mg. Dosis pemberian : 3 x 0,5 mg/hari.
.
 Non medikamentosa:
 Menjelaskan kepada pasien agar minum obat secara teratur, kontrol pasca circumsisi secara
rutin serta segera ke rumah sakit terdekat apabila ada perdarahan.
 Menjelaskan tentang perawatan dirumah pasca cirsumsisi, seperti bagaimana ketika kencing,

4
membersihkan sisa kencing, menjaga luka post circumsisi, dll
 Menjelaskan pada pasien untuk mengkonsumsi makanan kaya albumin supaya luka pasca
operasi lebih cepat sembuh, exp: ikan air tawar, putih telur, dll
 Menjelaskan kepada orang terdekat dan pasien untuk menjaga perilaku bersih sehat supaya
tidak menjadi infeksi sekunder

Penatalaksanaan:

Persiapan
Setelah fisik dan mental dipersiapkan, informed consent didapat dari penderita atau keluarganya,
disiapkan alat-alat :
 Sarung tangan steril 2 pasang
 Kasa steril
 Disinfektan, memakai povidone iodine
 Klem untuk disinfeksi
 Spuit 3 cc
 pehacain untuk anestesi infiltrasi
 2 atau 3 klem lurus
 3 atau klem arteri kecil
 Gunting jaringan
 Gunting benang
 Benang bedah yang cepat diserap, memakai plain catgut 3/0 secukupnya
 Jarum jahit cutting lengkungan ½ ,atau lebih baik bila ada dengan jarum jahit a-traumatic
cutting
 Needle holder
 Pinset
 Electrocauter
 Sufratule

Tindakan
• Pasien tidur telentang di meja operasi
• Persiapan alat

5
• Asepsis dan antisepsi pada penis, skrotum, paha dalam dan suprapubik
• Anestesipada proximal penis menembus fasia buck 2 cc, infiltrasi daerah ventral dan dorsum
@ 1 cc kiri-kanan
• Buka preputium hingga nampak corona penis, bersihkan
• Klem preputium arah jam 6, 12
• Kembalikan preputium seperti semula
• Klem preputium diatas gland penis
• Potong sisa preputium diatas gland menggunakan electrocauter
• Buat jahitan kendali
• Jahit mukosa dan kutis, rawat perdarahan
• Lakukan pada sisi yang lain
• Buat jahitan penutup diatas frenulum, ikat sisa preputium, potong diatas jahitan
• Bersihkan darah, tutup dengan sofratulle dan kassa.

Salaman, Januari 2017


Dokter Internship Dokter Pendamping

dr. Imam Khoirul Fajri, M.M dr. Riyono


NIP. 197110132010011001

6
LAMPIRAN PHOTO

Anda mungkin juga menyukai