METODE
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung sebanyak 11 buah, rak
tabung, pipet, syringe, alat sentrifugasi, dan spektrofotometer. Sedangkan bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah darah, sodium nitrit, heparin, saponin, aquadest,
NaCl fisiologis, dan NaCl dengan konsentrasi 0.1%, 0.2%, 03%, 0.4%, 0.8%, 0.9%, 2
dan 3%.
Prosedur
Contoh perhitungan:
= 141
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum NaCl 0.1%, 0.2%, 0.3% dan 0.4% memiliki
persentase hemolisis yang cukup tinggi yaitu 92.68%, 100%, 91.6% dan 100% hal ini
terjadi karena ke empat larutan tersebut bersifat hipotonis dan menyebabkan eritrosit
menggembung lalu pecah atau lisis. Pada NaCl 0.8% didapatkan hasil persentase
hemolisis tidak terlalu tinggi yaitu 1.8 % karena NaCl 0.8% memiliki sifat yang
mendekati NaCl fisiologis atau NaCl 0.9% yang bersifat hipotonis. NaCl 2% dan 3%
memiliki persentase hemolisis yang cenderung rendah juga yaitu 8.24% dan 2.35%,
kedua cairan tersebut memiliki sifat hipertonis yang menyebabkan eritrosit berkerut
atau krenasi.
SIMPULAN
Tingkat persentase hemolysis ditentukan oleh sifat cairan yaitu hipertonis dan
hipotonis yang dapat menyebabkan lisisnya eritrosit.
DAFTAR PUSTAKA
Hillman RS, Ault KA, Rinder, Henry M. 2005. Hematology in Clinical Practice. 4th
ed. New York (US): McGraw-Hill Companies.
Mahmood, N. H. & Mansor, M. A. 2012. Red Blood Estimation Using Hough
Transform Technique.Signal and Image Processing: An International Journal
(SIPIJ), 3(2): 53-64.
Pricilia Yelana Mallo(1), Sherwin R.U. A. Sompie(2), Benefit S. Narasiang(3),
Bahrun(4).
Setiawan A, Suryani E, Wiharno. 2014. Segmentasi Citra Sel Darah Merah
Berdasarkan Morfologi Sel Untuk Mendeteksi Anemia Defisiensi Besi.
JURNAL ITSMART. 3(1):1-8.