Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK TENAGA LISTRIK TEKNIK

PERTAMBANGAN
(Besaran-Besaran Listrik dan Dasar-Dasar Rangkaian Listrik)

KELOMPOK 7
Rico Damarizky (073001800052)
Sekar Tika Sari (073001800057)
M. Naufal Hisya H. (073001800070)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam rangkuman ini kami akan membahas mengenai
“Besaran-Besaran Listrik”.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada rangkuman ini. Oleh karena
itu, Kami mohon bagi pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangundemi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi kita
semua yang membacanya.

Jakarta, 10 September 2018

Penyusun
BESARAN-BESARAN LISTRIK DAN DASAR-DASAR RANGKAIAN
LISTRIK
A. ARUS SEARAH
A.1 Pengertian-pengertian
A.1.1 Potensial Listrik
Sebuah elektron tidak mungkin dapat bergerak dengan sendirinya dari plat
A ke plat B. Secara alami elektron akan bergerak mendekati muatan positif (+)
dan menjauhi muatan negatif ( – ), jadi untuk menggerakkan dengan arah
sebaliknya diperlukan suatu usaha.

Usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari B ke A per satuan


muatan disebut potensil listrik. Potensial listrik dapat dirumuskan dalam
persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

V = Potensial listrik ( Volt )


Q = Muatan listrik (C)
W = Usaha (J)

Potensial listrik sebesar 1 Volt antara dua titik jika diperlukan usaha 1 Joule
untuk memindahkan muatan 1 Coulumb antara dua titik tersebut.

A.1.2 Kuat Arus Listrik


Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan
yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis :
intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan
tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam
maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang
memepengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari
atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti
(proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan
elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif Arah
arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan
arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila
kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari
partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang
digunakan untuk mengukur muatan listrik.
Simbol : Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-
19 coulomb 1 coulomb = -6,24 x 1018 elektron.
t = waktu (s)

Secara matematis arus didefinisikan :

𝑑𝑄
i=
𝑑𝑡

Gambar A.1.2.1

Aliran arus listrik dan elektron

Satuannya : Ampere (A) Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan


muatan positif. Ketika terjadi beda potensial disuatu elemen atau komponen maka
akan muncul arus dimaan arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya.
A.1.3 Tahanan Listrik

Tahanan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi
potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik
dalam sebuah konduktor listrik. Berikut rumus tegangan listrik, yaitu :

Gambar A.1.3.1

Rumus Tahanan

Di mana : R = tahanan (Ω)

Ρ = tahanan jenis ( ohm m𝑚2 / m)

L = panjang penghantar (m)

A = Luas Penampang Penghantar (𝑚𝑚2 )

α = Koefisien temperatur tahanan.

Besarnya tahanan listrik adalah sebanding dengan panjang dan tahanan


jenisnya dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya.

Pengaruh temperatur pada tahanan listrik :

Pada umumnya tahanan listrik akan berubah bila temperatur berubah. Untuk
tahanan yang dibuat dari bahan pengantar (logam) perubahannya sesuai dengan
temperatur. Bila temperatur naik, maka tahanan naik. Sedangkan tahanan yang
dibuat dari bahan isolator (nonlogam) perubahan tahanan akan berbanding
terbalik dengan perubahan temperatur.

A.2 Hukum Ohm


Dalam suatu rangkaian listrik besarnya kuat arus sebanding dengan jumlah selisih
potensial dari kedua ujung kawat penghantar dan berbanding terbalik dengan jumlah
tahanan penghantar tersebut.

∑𝑉
I=
∑𝑅
Di mana : V : Jumlah selisih potensial (V)
R : Jumlah tahanan penghantar (Ω)

A.3 Hukum Kirchhoff I

Hukum I kirchoff ini berlaku pada rangkaian bercabang yang berkaitan dengan
arah arus saat melewati titik percabangan.

Bunyi Hukum I Kirchoff: Kuat arus total yang masuk melalui titik
percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan kuat arus total yang keluar
dari titik percabangan.

Σ Imasuk = Σ Ikeluar yang besarnya adalah I1 = I2 + I3.

Gambar A.3.1
Hukum Kirchhoff I
A.4 Hukum Kirchhoff II

Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang digunakan
untuk menganalisis beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup.

Bunyi Hukum II Kirchoff: Total beda potensial (tegangan) pada suatu


rangaian tertutup adalah nol. Versi lain Hukum II Kirchoff yaitu pada rangkaian
tertutup jumlah aljabar GGL (ε) dan jumlah penurunan potensial (IR) sama dengan
nol.

Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0

Gambar A.4.1.
Hukum II Kirchoff

B. ARUS BOLAK BALIK


 Tahanan (R)
 Inductance (L)
 Kapasitor (C)

C. DAYA KERJA DAN FAKTOR KERJA

D. TRANSFORMASI ∆ - Y

Anda mungkin juga menyukai