kebutuhan pasar kerja dengan orientasi menghasilkan lulusan berkualitas. Sehingga, mampu
bersaing secara global. Pendidikan vokasi memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia. Pasalnya, pendidikan vokasi sebagai tulang
punggung untuk mencetak tenaga kerja pada level teknisi. Desain dan perencanaan program
pendidikan vokasi haruslah disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dengan orientasi
menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu bersaing secara global. Untuk menghasilkan
lulusan pendidikan vokasi yang berkualitas dan berdaya saing global sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja yang dinamis, dibutuhkan lembaga pendidikan vokasi yang harus
mengintensifkan kerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder). Stakeholder dalam
hal ini adalah dunia usaha (industri), lembaga sertifikasi, dan institusi pemerintah lainnya
yang terkait. Pilar pertama, adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
atau keahlian. Kemudian sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara pilar kedua adalah pelatihan berbasis kompetensi (PBK). PBK merupakan
pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan di tempat kerja.
Program pelatihan berbasis kompetensi dikembangkan berdasarkan analisis terhadap
kebutuhan pasar kerja dan mengacu pada pencapaian standar yang ada pada SKKNI.