Anda di halaman 1dari 7

Nama : ALMAWATI

Nim : PO.71.24.4.4.16.001

ALGORITME INISIAL ASSESSMENT TRAUMA

Yang Harus Dilakukan Jika Ketemu Pasien Trauma:

3A :

 Aman diri (APD)


 Aman Lingkungan
 Aman pasien

Cek kesadaran :

 Sadar → pemeriksaan disesuaikan dengan permasalahan yang ada → ABCD

 Tidak sadar, lakukan: SPGDT

PRIMARY SURVEY (Pasien Trauma)

A: Airway (Jalan Nafas) + Control Cerebral

Pegang kepala (fiksasi) → pasang neck collar Curiga Fr. Tulang CEREBRAL, bila:

1. Trauma Kapitis dengan penurunan kesadaran

2. Multi trauma

3. Terdapat jejas diatas Clavikula kearah Cranial

4. Biomekanika Trauma mendukung

Periksa Airway → Look, Listen and Feel

• Bila Gurgling lakukan suction/di miringkan (Log Roll)

• Bila Snoring lakukan Jaw Thurst/Chin Lift (tindakan manual)

▫ Gunakan OAP (pasien tidak sadar) atau NPA (pasien sadar)

▫ Hati-hati fraktur Basis Cranial

• Bila terdengan Stridor → perlu Airway Definitif (Incubasi/Surgical Airway)

Curuga Fr. Tulang Bassi cranii:

1. Perdarahan dari lubang hidng/telinga


2. Racoo Eyes
3. Beatle Sing
4. Brill Hematom

Khusus untuk pasien non trauma yang tidak sadar, buka airwaay dengan teknik Head Tilt & chin lift

B: Pernapasan + Oksigenasi/Ventilasi

• Nilai frekuensi pernapasan,kemudian berikan oksigen bila ada masalah terhadap ANCD, pililah:

• Canul → 2-6 LPM

• Face mask/RM (Rebreathing mask) → 6-10 LPM

• NRM (Non Rebreathing Mask) → 10-12 LPM

• BVM (Bag Valve Mask) → Bila pernapasannya tidak adekuat atau apnoe berikan ventilasi
tambahan dengan teknik Bagging/ventilator

4 Masalah yang mengancam brething serta tindakannya adalah:

1. Tenslon Pnemothoraks (terperangkapnya udara di dalam rongga pleura)

2. Open Pnemothoraks (luka terbuka pada thorax)

3. Masive Haematotoraks (perdarahan dalam rongga pleura/thoraks)

4. Flall Chest dengan kontulsio paru (fraktur pada costae lebih dari 2 segmen)

Tenslon Pnemothoraks (terperangkapnya udara di dalam rongga pleura)

Pemeriksaan IAPP temukan tanda & gejala:

Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal

Ekspansi dinding dada tidak simetris disertai jejas pada daerah thorax

Hasil auskultasi negatif

Hasil perkusi hipersonor

Trachea bergeser

Distensi vena jugolaris

Tindakan Penyelamatan:

• Setelah pemberianO2 yaitu dekompresi → needle thoracosintesis di ICS 2 mid clavicula

• Kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest Tube/WSD


Open Pnemothoraks (luka terbuka pada thoraks)

Pemeriksaan IAPP temukan tanda & gejala:

Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal

Ekspansi dinding dada tidak simetris

Luka terbuka/tembus pada thoraks

Hasil perkusi hypersonor

Terdengar suara Sucking chest wound (paru menghisap udara lewat lubang luka) pada luka
terbuka/tembus

Tindakan Penyelamatan:

Setelah pemberianO2 → tutup dengan kassa 3 sisi yang kedap udara


Kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest Tube/WSD

Masive Haematotorax

Pemeriksaan IAPP temukan tanda & gejala:

Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal

Ekspansi dinding dada tidak simetris disertai jejas/fraktur pada daerah thorax

Hasil auskultasi negatif

Hasil perkusi dullnes/pekak/redup

Terdapat tanda-tanda shock hemoragic dengan perdarahan ≥ 1500 cc (≥ 200 cc/jam selama 2
jam)

Tindakan Penyelamatan:

Setelah pemberianO2

Kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest Tube/WSD nilai apakah perlu Thoracotomi

Fall Chest dengan Kontusio (Fraktur pada Costae ≥ 2 segmen)

Pemeriksaan IAPP temukan tanda & gejala:

Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal

Ekspansi dinding tampak paradoksal

Pasien nyeri hebat saat bernapas sehingga cenderung tahut bernapas


Tindakan Penyelamatan:

• Setelah pemberianO2 → analgesik, assisted ventilasi → perlu definitif/intubasi (semua perlu


kolaborasi dokter

• Kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest Tube/WSD

Untuk mencari penyebab gangguan pada brethiang lakukan pemeriksaan:

• Look/inspeksi : buka baju yang menutpi dada pasen, ada jejas? Nilai pergerakan (simetris/tidak)

• Listen/auskultasi (dengan Stetescope): kedua sisi dada yang sehat maupun yang saakit
(dengarkan suara paru) dan dengarkan juga bunyi jantung

• Listen/perkusi: kedua sisi dada → normalnya sonor, nilai apakah terdapat hipersonor? Duliness?

• Feel/palpasi: ada krepitasi? Flailchest, Fr. Iga?

Tentukan apakah masalah/gangguannya, kemudian lakukan tindakan atau perlu segera


lapor dokter bedah

C. Circulation + Control perdarahan dan perbaikan volume

Perdarahan external :

• Lakukan balut tekan (hati-hati terhadap sumber perdarahan yang potensial cepat mengancam
nyawa)

• Cek akral dan nadi, bila ada tanda-tanda syock hemoragic (hipovolemik) berikan infus 2 jalur
dengan cairan RL yang hangat 12 liter diguyur (pertimbangan 3:1 resusitasi cairan).

• Jangan lupa ambil sampel darah (lab dan golongan darah)

Perdarahan internal:

• Perbaiki volume untuk cegah syock lebih lanjut,

• Pada pelvis → gurita

• Pada femur → bidai

• Pada toraks → konsul dokter bedah (torakotomy)

• Pada abdomen & retroperitoneal → konsul dokter bedah (laparatomy)

• Tentukan penatalaksanaannya, pertimbangkan transfusi darah


D. Disability (Pemeriksaan Status Neurologis)

Nilai GCS

Eye :

• 4 buka mata spontan

• 3 buka mata terhadap suara

• 2 buka mata terhadap nyeri

• 1 tidak ada respon

Verbal :

• 5 orientasi baik

• 4 berbicara bingung

• 3 berbicara tdk jelas (hanya kata-kata yg keluar)

• 2 merintih/mengerang

• 1 tidak ada respon

Motorik :

• 6 bergerak mengikuti perintah

• 5 bergerak terhadap nyeri dan dapat melokalisir nyeri

• 4 berlawanan dengan rangsangan nyeri atau withdrawl

• 3 fleksi abnormal (dekortikasi)

• 2 extensi abnormal (deserebrasi)

• 1 tidak ada respon (flasid)

2. Reaksi pupil dengan Pen Ligh:

• Isokor atau unisokor

• Midriasis

• Dilatasi

• Ukuran
3. Kekuatan otot motoric

Bandingkan kedua sisinya dengan cara:

Pasien sadar contohnya

• perintahkan pasien untuk berjabat tangan dengan petugas dengan kuat

• Menilai ada/tidaknya laterasi motorik yang mengarah pada cederah otak

• Untuk kaki perintahkan untuk di gerakan atau tangan petugas diletakan di bawah telapak kaki
korban kemudian diperintahkan untuk mendorong dengan kuat

• Bisa juga dinilai pada saat cek GCS)

Pasien tidak sadar:

• Kedua tangan pasien dipegang kuatoleh petugas dilepas barengan

• Nilai kekuatan ototnya, begitupula untuk bagian kaki

E. Exposure

• Gunting pakaian dan lihat jejas/cedera ancaman yang lain

• Cegah hipotermi dengan → selimut

Ingat setiap selesai melakukan tindakan evaluasi ulang/reevaluasi !!

F. Folley catheter

• Lihat, apakah ada kontra indikasi?

• Tidak dipasanga bila ada ruptur uretra

• Pada laki-laki, ada darah di OUE, scrotum haematom, RT prostat melayang

• Pada wanita, keluar dari uretra, hematum perineum

G. Gastric Tube

• Bila lewat hidung perhatika kontra indikasi:

▫ Fraktur tulang basis cranii cegah lakukanlewat mulut → OGT

• Indikasi pemasangan:

▫ Untuk kepentingan pembedahan karena pasien tidak sadar

▫ Untuk mengurangi distensi abdomen

▫ Untuk kuras lambung


▫ Untuk pemberian nutrisi dan terapi obat

H. Heart Monitor

• Waspada terhadap arithmia yang mengancam

• Pulsc oxymeter (saturasi normal)

• Pemeriksaan radiology (pada lokasi cedera uang terindikasi)

▫ Thorax

▫ Pelvics

RE – Evaliasi A-B-C-D

SEONDARY SURVEY

• Anamnesa:

▫ AMPLE (Alergi, Medication, Past History, Last Meal, Event) atau KOMPAK (Keluhan,
Obat, Makanan terakhir, penyakit penyerta, Alergi, Kejadian)

• Long Roll → From head to toe, finger in every orifice: pemeriksaan dengan teliti
untukmenilaiadakah BTLS? (perubahan bentuk, tumo,luka dan sakit)

• TTV

Siapkan untuk :

• RS rujukan → jangan lupa hubungi RS yang ditujui dan jelaskan syrat dan teknis merujuk pasien

• OK

• ICU

• Jahit

Catatan:

Log Roll bisa dilakukan di tahap primary survey jikamemang ada indikasi yang mengancam
nyawa, namun lakukan hanya 1 kali.

Anda mungkin juga menyukai