ABSTRAK
Hasil penelitian ini didapatkan jumlah responden muda ditemukan lebih banyak dari yang
tua dan yang muda mengalami cemas lebih banyak dari yang tua. Dari hasil penelitian yang
laki-laki lebih banyak dari yang perempuan dan yang laki-laki lebih cemas dari perempuan.
Jumlah responden yang lama menjalani terapi ditemukan lebih banyak dari yang baru
menjalani terapi dan yang lama lebih cemas dari yang baru menjalani terapi. Dari hasil
penelitian jumlah responden yang menggunakan asuransi lebih banyak dari yang
menggunakan biaya sendiri dan yang menggunakan biaya sendiri lebih cemas dari yang
menggunakan asuransi kesehatan. Hasil uji Chi Square menunjukan adanya hubungan yang
bermakna antara umur dan tingkat kecemasan dengan pValue 0,005 (<0,05) dan jenis biaya
dan tingkat kecemasan dengan p Value 0,008 (<0,05) Sedangkan jenis kelamin dan lamanya
menjalani terapi tidak menunjukan hubungan yang bermakna.
Kata kunci: Hemodialisis, tingkat kecemasan, umur, jenis kelamin, lamanya menjalani
terapi, dan jenis pembiayaan.
i Terapi
% cema % Value menggunakan biaya sendiri mengalami
Cemas f % kecemasan, terdapat 6 orang
s
54,9 40,6 10 responden tidak mengalami
1. Lama 19 56,0 13 44,0 32 0
kecemasan. Dari 31 responden yang
0,798 menggunakan asuransi kesehatan,
2. Baru 14 11 25 10 terdapat 13 orang yang mengalami
0 cemas dan 18 orang tidak mengalami
10 kecemasan.
Total 33 24 57
0 Pada tabel tampak kecendrungan
DENGAN KECEMASAN bahwa pasien yang menggunakan
biaya sendiri memiliki tingkat direkomendasi medis yaitu
kecemasan yang lebih tinggi. hemodialisa dan berperan sebagai
Makna secara statistik hasil pasien. dari kaca mata sebagai
Chi Square diperoleh hasil nilai p= seorang pasien, berbagai
0,008 (<0,05) dan dapat kemungkinan buruk bisa saja terjadi
disimpulkan ada hubungan yang yang akan membahayakan bagi
bermakna antara jenis pembiayaan pasien tersebut. Maka tak heran jika
dengan tingkat kecemasan pasien seringkali pasien dan keluarganya
hemodialisis. menunjukkan sikap yang agak
berlebihan dengan kecemasan yang
mereka alami
PEMBAHASAN
B. Hubungan jenis kelamin dengan
A. Hubungan umur dengan tingkat tingkat kecemasan
kecemasan Dari hasil penelitian dari 57
responden terdapat, 33 orang
responden yang berjenis kelamin
Dari hasil penelitian dari 57
laki–laki terdapat 12 orang yang
responden,terdapat 40 responden
tidak cemas dan 21 orang
yang berumur muda terdapat 12
responden mengalami cemas, dari
orang yang mengalami tidak cemas
24 responden yang berjenis kelamin
dan 28 orang mengalami cemas,
perempuan, terdapat 12 orang yang
dari 17 orang responden yang
mengalami cemas dan 12 orang
berumur tua terdapat 5 orang
tidak mengalami kecemasan. Pada
mengalami cemas dan 12 orang
tabel tampak kecendrungan bahwa
tidak mengalami cemas. Pada tabel
jenis kelamin laki–laki memiliki
terlihat kecendrungan semakin
kecemasan lebih dibandingkan
muda umur pasien cenderung
dengan jenis kelamin perempuan.
mengalami kecemasan, sedangkan
Makna secara statistik hasil
lebih tua umur pasien cendrung
uji chi square diperoleh hasil nilai
kurang merasakan kecemasan.
p Value 0,303 (>0,05) dan dapat
Makna secara statistik hasil uji
disimpulkan bahwa tidak ada
Chi Square diperoleh hasil nilai p
hubungan antara jenis kelamin
Value=0,005 (<0,05) dan dapat
dengan tingkat kecemasan pasien
disimpulkan bahwa ada hubungan
hemodialisa.
antara umur dengan tingkat
Hasil penelitian ini sesuai
kecemasan pasien hemodialisa.
dengan hasil penelitian Budi
Penelitian ini sesuai dengan
Santoso (2008) menunjukan tidak
hasil penelitian yang dilakukan
terdapat hubungan yang signifikan
Budi Santoso (2008) dengan sampel
antara jenis kelamin dengan tingkat
yang diteliti berjumlah 35 orang
kecemasan pasien dengan nilai X2
menunjukan ada hubungan yang
signifikan antara umur dengan = 3,457, dk = 1, p = 0,063
2 dinyatakan tidak signifikan dengan
tingkat kecemasan dengan X =
taraf 0,05.
10,503 dk =2 P = 0,000 dinyatakan
Adanya angka kesakitan yang
signifikan dengan taraf 0,05.
lebih tinggi dikalangan perempuan
Salah satu masalah yang
di luar negeri dihubungkan dengan
dialami seseorang ketika sakit
kemungkinan bahwa perempuan
adalah kecemasan, apalagi jika
lebih bebas mencari perawatan,
seseorang tersebut harus menjalani
sedangkan angka kematian lebih
salah satu terapi yang
tinggi pada kalangan laki–laki lamanya menjalani terapi
disebabkan faktor intrinsik, faktor hemodialisa dengan tingkat
keturunan yang terkait dengan jenis kecemasan pasien di ruangan
kelamin atau perbedaan hormonal. hemodialisa RSUP M Djamil
Di negara Indonesia faktor intrinsik Padang. Pada uji statistik
tersebut belum banyak diketahui didapatkan hasil p = 0,003 ( p <
karena masih kurangnya kepedulian 0,05) artinya ada hubungn yang
pemerintah tentang nasib dan bermakna antara lamanya menjalani
pemberdayaan kaum tidak mampu terapi dengan tingkat kecemasan
dan tidak mempunyai hak–hak Individu dengan hemodialisis
untuk hidup lebih layak jangka panjang sering merasa
khawatir akan kondisi sakitnya
C. Hubungan lamanya menjalani yang tidak dapat diramalkan dan
terapi dengan tingkat kecemasan gangguan dalam kehidupannya.
Dari hasil penelitian dari 57 Gaya hidup terencana dalam jangka
responden, terdapat 32 orang waktu lama, yang berhubungan
responden yang lama menjalani dengan terapi hemodialisis dan
terapi, terdapat 19 orang yang pembatasan asupan makanan dan
mengalami cemas dan 13 orang cairan pada pasien gagal ginjal
mengalami tidak cemas, dari 25 kronik sering menghilangkan
responden yang baru menjalani semangat hidup sehingga dapat
terapi terdapat 11 orang yang mempengaruhi kepatuhan klien
mengalami tidak cemas dan 14 dalam terapi hemodialisis ataupun
orang mengalami cemas. Pada tabel dengan pembatasan asupan cairan.
tampak kecendrungan bahwa Dukungan keluarga diperlukan
responden yang lama menjalani karena pasien gagal ginjal kronik
terapi hemodialisa memiliki tingkat akan mengalami sejumlah
kecemasan yang lebih tinggi. perubahan bagi hidupnnya yang
Makna secara statistik hasil secara otomatis akan
Chi Square diperoleh hasil nilai p menghilangkan semangat hidup
Value 0,798 (>0,05) dan dapat pasien, diharapkan dengan adanya
disimpulkan bahwa tidak ada dukungan keluarga dapat
hubungan antara lamanya menjalani menunjang kepatuhan pasien agar
terapi dengan tingkat kecemasan terus dapat melakukan terapi
pasien hemodialisa. hemodialisa
Hasil penelitian ini hampir
sama dengan penelitian yangD. Hubungan jenis pembiayaan dengan
dilakukan Rozanti (2009) tentang tingkat kecemasan
faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan pasien GGK di unit Dari hasil penelitian dari 57
dialisa RSPAD Gatot Subroto orang responden, terdapat 26 orang
didapatkan hasil dari uji statistik p responden yang menggunakan
Value = 0,06 berarti p Value ≥ 0,05 biaya sendiri dan terdapat 20 orang
sehingga dapat disimpulkan tidak responden mengalami kecemasan
ada hubungan yang bermakna dan 6 orang tidak mengalami
antara lamanya menjalani terapi kecemasan, Dari 31 responden yang
dengan tingkat kecemasan. menggunakan asuransi kesehatan,
Hasil yang berbanding terdapat 13 orang yang mengalami
terbalik tampak pada penelitian cemas dan 18 orang tidak
Yandrita (2010) tentang hubungan mengalami kecemasan. Pada tabel
tampak kecendrungan bahwa pasien gangguan afektif pada pasien yang
yang menggunakan biaya sendiri sedang menjalani terapi
memiliki tingkat kecemasan yang hemodialisa. Tanda dan gejala
lebih tinggi. ditandai dengan konsentrasi yang
Makna secara statistik hasil chi terganggu, malu, penurunan
square diperoleh hasil nilai Pvalue produktifitas, kekhawatiran dan
0,008 (<0,05) dan dapat ketakutan.
disimpulkan ada hubungan antara Pasien hemodialisa harus
jenis pembiayaan dengan tingkat menjalani terapi 1–2 kali
kecemasan pasien hemodialisa. perminggu. Biaya terapi yang
Hasil penelitian ini mahal secara langsung akan
berbanding terbalik dengan meningkatkan kecemasan pada
penelitian yang dilakukan Rozanti pasien tersebut. Terutama pada
(2009) tentang faktor yang pasien yang tidak mempunyai
mempengaruhi tingkat kecemasan asuransi kesehatan yang dapat
pasien GGK di unit dialisa RSPAD mempermudah terapi yang mereka
Gatot Subroto didapatkan hasil dari jalani
uji statistik p Value = 0,08 berarti p
Value ≥ 0,05 sehingga dapat
SIMPULAN
disimpulkan tidak ada hubungan
yang bermakna antara jenis Berdasarkan penelitian ini dapat
pembiayaan dengan tingkat disimpulkan bahwa ada hubungan
kecemasan. antara umur dan jenis pembiayaan
Pembiayaan merupakan angka dengan tingkat kecemasan pada pasien
yang harus dikeluarkan setiap hari
yang menjalani terapi hemodialisis dan
untuk dapat memenuhi dan tidak adanya hubungan antara jenis
memiliki kebutuhan yang kelamin dan lamanya menjalai terapi
diperlukan dalam hidup. Secara dengan tingkat kecemasan pada pasien
khususnya dengan adanya yang menjalani terapi hemodialisis
pembiayaan maka seseorang dapat dengan hasil uji Chi Square
memanfaatkan fasilitas termasuk menunjukan adanya hubungan yang
pelayanan kesehatan yang ada bermakna antara umur dan tingkat
seperti berobat dan memenuhi kecemasan dengan pValue 0,005
kebutuhan agar tetap bisa bertahan (<0,05) dan jenis biaya dan tingkat
untuk sehat, salah satunya kecemasan dengan p Value 0,008
melakukan terapi hemodialisa pada (<0,05) Sedangkan jenis kelamin dan
pasien dengan penurunan fungsi
lamanya menjalani terapi tidak
ginjal. menunjukan hubungan yang
Peningkatan biaya kesehatan bermakna.
sangat dipengaruhi oleh tingkat
inflasi yang terjadi di kalangan
masyarakat. Apabila terjadi
kenaikan harga kebutuhan hidup,
maka secara otomatis biaya DAFTAR PUSTAKA
investasi dan biaya operasional
pelayanan kesehatan akan ikut
meningkat. Biaya besar yang harus 1. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian.Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta
dikeluarkan perhari disamping 2. Brunner & Suddarth.(2006).Buku Ajar
biaya hidup lainya, merupakan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC
pencetus gangguan kognitif dan 3. Budiarto dan Anggraeni. 2002. Pengantar
Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
4. Hawari, D.(2011).Manajemen Stress, Cemas, 19. Rostantina, (2006). Persepsi pasien gagal ginjal
dan Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas yang menjalani terapi hemodialisa di ruangan
Indonesia.Jakarta. Gaya Baru hemodialisis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
5. Harsono, Soeharso. (1996). Kapita Selekta dan RS Pelabuhan Jakarta. Tesis. Tidak
Neurologi. Yogyakarta : Gajah Mada Diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu
University Press. Hal : 265-285 Keperawatan Universitas Indonesia.
6. Imron, Mochammad. 2010. Metodologi 20. Rozanti, (2009). Faktor yang mempengaruhi
Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: Sagung tingkat kecemasan pasien GGK di unit dialisa
Sego. RSPAD Gatot Subroto. Skripsi
7. Jameson JL (ed) (2013). Harrison Nefrologi dan 21. Siswanto.Susila.Suryanto.(2013). Metodologi
Gangguan Asam-Basa. Jakarta: EGC,pp:107: Penelitian Kesehatan dan Kedokteran.
116-117: 122-123 Yogyakarta: Bursa Ilmu
8. Kaplan & Sudock. (1995). Comprehensive 22. Sukandar E (2006).Nefrologi Klinik.Edisi ke
Textbook Of Psychiatry. Volume 1. Sixth 3.Jakarta: EGC
Edition.Baltimore.Williams & Wilkins 23. Suliswati,dkk.(2005). Konsep Dasar
9. Levey,dkk.(2007). Gagal Ginjal Kronik. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta .EGC
Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit 24. Sunardi, (2001). Hubungan menjalani terapi
Dalam .Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika dengan tingkat kecemasan terkait alat atau unit
10. Notoadmodjo.S.(2005). Ilmu Kesehatan dialisa pada pasien GGK RSUPN Cipto
Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar .Jakarta Mangunkusumo Jakarta. Laporan Penelitian.
:Rineka Cipta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universiyas Indonesia.
11. Notoadmodjo,Soekidjo.(2007). Promosi 25. Sunaryati, (2009). Faktor yang mempengaruhi
Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka kecemasan pasien dialisa di RSUD kota Garut.
Cipta. Skripsi
12. Notoadmodjo,Soekidjo.(2010). Metodologi 26. Sudoyo A,(2009). Ilmu Penyakit Dalam Jilid IV
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. edisi I.Pusat Penerbit department ilmu penyakit
13. Metodologi Riset Keperawatan.Sagung Seto. dalam .FKUI:Jakarta,.pp:1050-1052.
Jakarta. 27. Stuart and Sundeen. (2007). Buku Saku
14. Nursalam. (2008). Metode Penelitian Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: 28. Syahril, (2005). Faktor yang berhubungan
Salemba Medika. dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik di
15. Penefri.(2011). Konsensus Dialisis unit dialisa kartika Medan. Skripsi.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia.Jakarta. 29. Yandrita, (2010). Hubungan lamanya menjalani
16. Prince, Sylvia Andeson (2005). Patofisiologi terapi hemodialisa dengan tingkat kecemasan
Knsep Kinis Proses-Proses Penyalit, Edisi pasien di ruangan hemodialisa RSUP M Djamil
6.Jakarta : EGC. Padang. Skripsi.
17. Psychiatric Association,345-356. Amira O, 30. Veni Witria Saputri. (2013). Faktor yang
(2011). Prevalence of symptoms of Depression Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan
among patient with chronic kidney disease. Pasien Hemodialisis RSI Siti Rahmah Padang.
Diambil dari http://njcponline.com Skripsi. Padang.
18. Robinson BE (2006). Epidemiology of Chronic 31. Zung, W.K.(1971). A Rating Instrument For
Kidney Disease and Anemia. J Am Med Dir Anxiety Disorders.J. of The Academy of
Assoc.,7:S3-6. Psychosomatic Medicine 12:371-379