Anda di halaman 1dari 15

GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI INDONESIA

Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

1. Gusti Michael Pakpahan(190301178)

2. Syahri Novandi(190301179)

3. Zharfan Zakhir(190301173)

4.Daniel Aguntara Purba(190301200)

5. Dimas Schanzachari(190301211)

6. David Casanova Sitorus(190301194)

7. Rizky Raja Bryan Sijabat(190301181)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapakan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Penulis mengucapkan syukur kepada TUHAN YANG MAHA ESA atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila
dengan judu “GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI INDONESIA”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Suria
Ningsih,SH,M.Hum selaku Dosen pengampu mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pancasila” kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

MEDAN, November 2019

PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang..................................................................................................1

B.Rumusan Masalah.............................................................................................2

C.Tujuan Penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Geopolitik.......................................................................................3

B.Pengertian Geostrategi ......................................................................................

C.Hubungan Geopolitik dan Geostrategi...............................................................

D.Ketahanan Nasional...........................................................................................

E.Ketahanan Nasional di bidang Pertanian............................................................

F. Berbagai masalah dan solusi permasalahan tentang pangan di

Indonesia..................................................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.........................................................................................................

B.Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara di dunia, yang
bila dilihat dari segi geografis, memiliki kesamaan dengan Indonesia. Negara-negara kepulauan di
dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan negara kepulauan Indonesia.
Indonesia adalah suatu negara, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia, membentang sepanjang
3,5 juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi, serta memiliki tak kurang
dari 13.662 pulau. Maka, untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah konsep
Geopolitik yang benar-benar cocok digunakan oleh negara. Geopolitik tidak terlepas dari pembahasan
mengenai masalah geografi dan politik. Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-
masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional.

Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal. Pada
awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum
dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia
menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional Geopolitik dibutuhkan oleh
setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya terhadap negara lain, untuk memperoleh
kedudukan yang penting di antara masyarakat bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi, untuk
menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara negara-negara raksasa.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat
mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara yang bersangkutan, seperti
pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan. untuk meningkatkan
ketahanan pangan dilakukan diversifikasi pangan dengan memperhatikan sumberdaya, kelembagaan
dan budaya lokal melalui peningkatan teknologi pengolahan dan produk pangan dan peningkatan
kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi anekaragam pangan dengan gizi seimbang. PP Ketahanan
Pangan juga menggarisbawahi untuk mewujudkan ketahanan pangan dilakukan pengembangan
sumber daya manusia yang meliputi pendidikan dan pelatihan di bidang pangan, penyebarluasan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pangan dan penyuluhan di bidang pangan.

Di samping itu, kerjasama internasional juga dilakukan dalam bidang produksi, perdagangan
dan distribusi pangan, cadangan pangan, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan serta riset
dan teknologi pangan. Dari uraian di atas terlihat ketahanan pangan berdimensi sangat luas dan
melibatkan banyak sektor pembangunan. Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan sangat
ditentukan tidak hanya oleh performa salah satu sektor saja tetapi juga oleh sektor lainnya. Dengan
demikian sinergi antar sektor, sinergi pemerintah dan masyarakat (termasuk dunia usaha) merupakan
kunci keberhasilan pembangunan ketahanan pangan.
B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian geopolitik ?


2. Apa pengertian geostrategic ?
3. Bagaimana hubungan Geopolitik dan Geostrategi ?
4. Bagaimana hakikat dan konsep ketahanan nasional ?
5. Bagaimana dengan kondisi, permasalahan dan berbagai solusi tentang ketahanan pangan saat ini ?

C,.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian geopolitik


2. Untuk mengetahui pengertian geostrategic
3. Untuk mengetahui hubungan Geopolitik dan Geostrategi
4. Untuk mengetahui hakikat dan konsep ketahanan nasional
5. Untuk mengetahui kondisi, permasalahan dan berbagai solusi tentang ketahanan pangan saat ini
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Geopolitik

Geopolitik berasal dari dua kata yakni “Geo” dan “Politik”. Dari dua kata tersebut dapat
diartikan bahwa geopolitik tidak terlepas dari pembahasan yang mencakup masalah geografi dan
politik suatu negara. Istilah Geopolitik pertama kali digunakan oleh Rudolf Kjeellen, seorang ahli
politik dari Swedia pada tahun 1905, sebagai cabang dari geografi politik, geopolitik fokus pada
perkembangan dan kebutuhan akan ruang bagi suatu negara. Geopolitik diartikan sebagai sistem
politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletek pada pertimbangan geografik,
wilayah atau toritorial dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung atau tidak langsung kapada sistem politik suatu negara.

Sebaliknya politik negara itu secara langsung akan berdampak langsung kepada geografi
negara bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi,
kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik
geografi suatu Negara. Sebagai negara kepulauan dan ber bhineka Indonesia mempunyai kekuatan
dan kelemahan.Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya
sumberdaya alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman
masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah
diperjuangkan oleh para pendiri negara ini.

Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan melalui Sumpah Pemuda tahun
1928 dan berlanjut pada proklamsi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Dalam pelaksaannya
Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, baik
lingkungan, regional maupun internasional. Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia
sebagai system kehidupan nasional bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal pandangan
hidup dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak
bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional
maupun internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai
pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai
cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut dengan wawasan nusantara.

Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah upaya menjamin
persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan segenap aspek kehidupan nasionalnya. Karena hanya
dengan upaya inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan
menuju masyarakat yang dicita-citakan. Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik
Indonesia. Hal ini dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung
konsepsi geopolitik Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik
geografis, melainkan dalam pengertian secara keseluruhan.

B.Pengertian Geostrategi

Geostrategi berasal dari kata “geo” yang berarti bumi, dan “strategi” diartikan sebagai usaha
dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA untuk
melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan kehidupan suatu negara,
geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujdkan cita-cita dan tujuan melalui
proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan
dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih
aman dan bermartabat. Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi
negara untuk menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional.
Geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan
tujuan politik.

Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan,
sarana utk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan
politik). Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan utk mewujudkan
dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan heterogen berdasarkan
Pembukaan dan UUD 1945. Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan
militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan
nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan
Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman.

Ketahanan nasional pertama kali diperkenalkan oleh Bung Karno pada tahun 1960-1n.
Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahanan nasional. Ketahanan Nasional merupakan kondisi
dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsug membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.

C.Hubungan Geopolitik dan Geostrategi

Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap megarah pada pencapaian tujuan
nasiaonal diperlakuakan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa konsepsi wawasan nasional.
Wawasan Nasional Indonesia menumbuhkan dorongan dan rangsangan untuk mewujudkan aspirasi
bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional. upaya pencapaian tujuan nasional dilakukan dengan
pembangunan nasional yang juga harus berpedoman pada wawsan nasional. Dalam proses
pembangunan nasional untuk pencapaian tujuan nasional selalu menghadapi berbagai kendala dan
ancaman. Untuk mengatasi perlu dibangun suatu kondisi kehidupan nasional yang disebut katahan
nasioanl. Keberhasilan pembangunan akan meningkatkan kondisi dinamik kehidupan nasional dalam
wujud ketahan nasional yang tangguh. Sebaliknya, ketahan nasional yang tangguh akan mendorong
pembangunan nasional semakin baik.

Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan
dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas
aktif. sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar
(grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian
terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah
mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas
wilayah dari berbagai ancaman. Selain itu hubungan geopolitik dan geostrategi terdapat dalam astra
gatra. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Geopolitik dan Geostrategi merupakan konsepsi yang
saling mendukung antara sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.

D. Ketahanan nasional
1. Hakikat Ketahanan Nasional

Kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya
menuju kejayaan bangsa dan Negara. Ketahanan Nasional tergantung pada kemampuan bagus dan
seluruh warga Negara dalam membina dan mengembangkan aspek alamiah serta aspek social.
Ketahanan nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat di wilayah nasional,
baik secara fisik maupun social serta memiliki hubungan erat antara gatra (unsur ) di dalamnya secara
komprehensif – integral. Kelemahan salah satu unsur akan mengakibatkan kelemahan bidang yang
lain. Demikian pula sebaliknya, sehingga dapat mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. Ketahanan
nasional berinteraksi positif dengan segenap unsur kehidupan nasional.
2. Konsep Dasar Ketahanan Nasional
 Model Astagatra

Model Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya
yang berlangsung diatas bumi degan memanfaatkan segala kekayaan alam. Terdiri 8 aspek kehidupan
nasional :
1. Tiga aspek (tri gatra) kehidupan alamiah, yaitu :
2. a) Gatra letak dan kedudukan geografi
3. b) Gatra keadaan dan kekayaan alam
4. c) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
5. Lima aspek (panca gatra) kehidupan social, yaitu :
6. a) Gatra ideologi
7. b) Gatra Politik
8. c) Gatra ekonomi
9. d) Gatra sosial budaya
10. e) Gatra pertahanan dan keamanan.
 Model Morgenthau

Model Morgenthau bersifat deskriptif kualitatif diturunkan secara analitis atas tata kehidupan
nasional secara makro sehingga ketahanan masyarakat bangsa terwujud sebagai kekuatan.
 Model AT Mahan

Model AT Mahan merupakan kekuatan nasional yang meliputi :


 Letak geografi
 Bentuk dan wujud bumi
 Luas wilayah
 Jumlah penduduk
 Watak nasional dan bangsa
 Sifat pemerintahan
 Model Cline

Model Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh Negara lain.
Baginya hubungan antar Negara pada hakekatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu Negara
terhadap Negara lainnya, termasuk didalamnya persepsi atas sistem penangkalan dari Negara lainnya.

E.Ketahanan nasional di bidang pertanian


1. Pengertian Ketahanan Pangan

Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai :
kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai ketahanan
pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek
mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat
dan aktif. Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk
menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan
didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.
Ketahanan pangan merupakan pilar bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Hal ini
dipandang strategis karena tidak ada negara yang mampu membangun perekonomian tanpa
menyelesaikan terlebih dahulu masalah pangannya. Di Indonesia, sektor pangan merupakan sektor
penentu tingkat kesejahteraan karena sebagian besar penduduk yang bekerja on-farm untuk yang
berada di daerah pedesaan dan untuk di daerah perkotaan, masih banyak juga penduduk yang
menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi. Memperhatikan hal tersebut, kemandirian pangan
merupakan syarat mutlak bagi ketahanan nasional. Salah satu langkah strategis untuk memelihara
ketahanan nasional adalah melalui upaya mewujudkan kemandirian pangan.
2. Kondisi Ketahanan Pangan di Indonesia

Program ketahanan pangan telah dilakukan sejak zaman Presiden Soekarno dengan Program
Berdikari, begitu pula zaman Presiden Soeharto dikenal dengan Program Swasembada Pangan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa ada usaha yang cukup berperan dalam meningkatkan upaya
ketahanan pangan di Indonesia. Indonesia sempat dikenal sebagai negara dunia ketiga yang sukses
dalam swasembada pangan, dan bahkan pernah mendapatkan penghargaan dari FAO. Di penghujung
tahun 1980-an, Bank Dunia memuji keberhasilan Indonesia dalam mengurangi angka kemiskinan
yang patut menjadi contoh bagi negara-negara sedang berkembang (World Bank,1990). Namun
prestasi ini tidak berlangsung lama dapat dipertahankan. Kondisi saat ini, pemenuhan pangan sebagai
hak dasar masih merupakan salah satu permasalahan mendasar dari permasalahan kemiskinan di
Indoensia.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 menggambarkan masih


terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, yaitu belum terpenuhinya pangan yang layak dan memenuhi
syarat gizi bagi masyarakat miskin, rendahnya kemampuan daya beli, masih rentannya stabilitas
ketersediaan pangan secara merata dan harga yang terjangkau, masih ketergantungan yang tinggi
terhadap makanan pokok beras, kurangnya diversifikasi pangan, belum efisiensiennya proses produksi
pangan serta rendahnya harga jual yang diterima petani, masih ketergantungan terhadap import
pangan. Padahal ketahanan pangan bukan hanya sebagai komoditi yang memiliki fungsi ekonomi,
akan tetapi merupakan komoditi yang memiliki fungsi sosial dan politik, baik nasional maupun
global. Permasalahan utama yang dihadapi dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia saat ini
adalah bahwa pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari pertumbuhan penyediaan.

Permintaan yang meningkat merupakan resultante dari peningkatan jumlah penduduk,


pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat, dan perubahan selera. Sementara itu,
pertumbuhan kapasitas produksi pangan nasional cukup lambat dan stagnan, karena: (a) adanya
kompetisi dalam pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, serta (b) stagnansi pertumbuhan
produktivitas lahan dan tenaga kerja pertanian. Ketidak seimbangan pertumbuhan permintaan dan
pertumbuhan kapasitas produksi nasional mengakibatkan kecenderungan pangan nasional dari impor
meningkat, dan kondisi ini diterjemahkan sebagai ketidak mandirian penyediaan pangan nasional.
Dengan kata lain hal ini dapat diartikan pula penyediaan pangan nasional (dari produksi domestik)
yang tidak stabil. Selain itu, saat ini di Indonesia sendiri Kendala dan tantangan yang dihadapi dalam
mewujudkan ketahanan pangan nasional antara lain adalah: Berlanjutnya konversi lahan pertanian
untuk kegiatan nonpertanian, khususnya pada lahan pertanian kelas satu di Jawa menyebabkan
semakin sempitnya basis produksi pertanian, sedangkan lahan bukaan baru di luar Jawa mempunyai
kesuburan yang relatif rendah.

Demikian pula, ketersediaan sumber daya air untuk pertanian juga telah semakin langka.
Dalam kaitan ini sektor pertanian menghadapi tantangan untuk meningkatkan efisiensi dan
optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan dan air secara lestari dan mengantisipasi persaingan
dengan aktifitas perekonomian dan pemukiman yang terkonsentrasi. Selain itu Terbatasnya
kemampuan kelembagaan produksi petani karena terbatasnya dukungan teknologi tepat guna, akses
kepada sarana produksi, serta kemampuan pemasarannya adalah tantangan bagi institusi pelayanan
yang bertugas memberikan kemudahan bagi petani dalam menerapkan iptek, memperoleh sarana
produksi secara tepat, dan membina kemampuan manajemen agribisnis serta pemasaran, untuk
meningkatkan kinerjanya memfasilitasi pengembangan usaha dan pendapatan petani secara lebih
berhasil guna.

Target pertumbuhan 6,8 persen terancam tidak tercapai sebagaimana target pertumbuhan tiga
tahun pertama. Dari sisi kebijakan moneter, tampaknya tidak ada lagi ruang manuver untuk
menurunkan suku bunga guna mendorong perekonomian di tengah meningkatnya tekanan inflasi dan
kecenderungan naik atau stabilnya suku bunga global. Yang lebih memilukan adalah perilaku para
komprador pemburu keuntungan yang selama ini kecanduan mengimpor aneka bahan pangan mulai
dari beras, gula, daging sampai buah-buahan. Karena, impor bahan pangan dapat menyengsarakan
para petani, meningkatkan pengangguran, menghamburkan devisa, dan membunuh sector pertanian
yang mestinya menjadi keunggulan kompetitif bangsa. Dewasa ini Indonesia mengimpor sekitar 2,5
juta ton beras/tahun (terbesar di dunia); 2 juta ton gula /tahun (terbesar kedua); 1,2 juta ton
kedelai/tahun; 1,3 juta ton jagung/tahun; 5 juta ton gandum/tahun; dan 550.000 ekor sapi/tahun.
Padahal kondisi agroekologis Nusantara cocok untuk budi daya hampir semua bahan pangan
tersebut. Buktinya kita pernah mengukir prestasi monumental yang diakui dunia (FAO), swasembada
beras pada 1984, yang sebelumnya sebagai pengimpor beras nomor wahid di dunia. Sebelum
kebejatan moral merasuk ke tulang sumsum kebanyakan pejabat publik dan elit bangsa ini (sebelum
1986), kita pun mampu berswasembada gula dan jagung. Hasil penelitian FAO (2000) membuktikan,
bahwa suatu negara-bangsa dengan jumlah penduduk lebih dari 100 juta orang, tidak mungkin atau
sulit untuk menjadi maju dan makmur, bila kebutuhan pangannya bergantung pada impor. Rendahnya
laju peningkatan produksi pangan dan terus menurunnya produksi di Indonesia antara lain disebabkan
oleh: Produktivitas tanaman pangan yang masih rendah dan terus menurun; Peningkatan luas areal
penanaman-panen yang stagnan bahkan terus menurun khususnya di lahan pertanian pangan produktif
di pulau Jawa.
F. Berbagai masalah dan solusi permasalahan tentang pangan di Indonesia
1. Permasalahan tentang pangan di Indonesia

Beberapa permasalahan tersebut antara lain: minimnya anggaran sektor pertanian,


pembagunan berbagai sektor pembangunan yang hanya terpusat di pulau jawa, alih fungsi lahan
sawah, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, dan penggunaan pupuk anorganik secara
berlebihan. Penduduk Indonesia merupakan pemakan beras terbesar di dunia dengan konsumsi 154 kg
per orang per tahun. Bandingkan dengan rerata konsumsi di China yang hanya 90 kg, India 74 kg,
Thailand 100 kg, dan Philppine 100 kg. Hal ini mengakibatkan kebutuhan beras Indonesia menjadi
tidak terpenuhi jika hanya mengandalkan produksi dalam negeri dan harus mengimpornya dari negara
lain. Selain itu, Indonesia masih mengimpor komoditas pangan lainnya seperti 45% kebutuhan kedelai
dalam negeri, 50% kebutuhan garam dalam negeri, bahkan 70% kebutuhan susu dalam negeri
dipenuhi melalui impor. Yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti iklim dan luas lahan pertanian
yang semakin sempit.
2. Berbagai solusi permasalahan tentang pangan di Indonesia
 Peran pribadi

Yakni memilih untuk mengkonsumsi produksi pangan dalam negeri terutama beras yang
dianggap sebagai makanan pokok warga negara Indonesia sehingga dapat terwujudnya Ketahanan
Pangan Nasional yang kuat.
 Peran pemerintah
 Memperkuat struktur ekonomi masyarakat berbasis agribisnis dan meningkatkan peranan serta
swadaya masyarakat lokal

Mengingat bahwa pelaku utama agribisnis adalah petani dan pengusaha, dan tanpa adanya
insentif pendapatan mereka akan enggan menekuni agribisnis, maka kata kunci dalam meningkatkan
kinerja sektor ini adalah menciptakan insentif ekonomi yang menunjang daya tarik agribisnis.
 Membuat kebijakan yang dapat memperkuat pertahan pangan

Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional tidak terlepas dengan kebijakan umum
pembangunan pertanian dalam mendukung penyediaan pangan terutama dari produksi domestik.
 Pengembangan inovasi teknologi seperti pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Pengembangan teknologi guna meningkatkan efisiensi akan mencakup spektrum teknologi


yang sangat luas dari teknologi yang terkait dengan teknologi pengembangan sarana produksi (benih,
pupuk dan insektisida), teknologi pengolahan lahan (traktor), teknologi pengelolaan air (irigasi
gravitasi, irigasi pompa, efisiensi dan konservasi air), teknologi budidaya (cara tanam, jarak tanam,
pemupukan berimbang, pola tanam, pergiliran varietas), teknologi pengendalian hama terpadu (PHT).
 Diversifikasi Produksi Pangan

Diversifikasi produksi pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam ketahanan
pangan. Diversifikasi produksi pangan bermanfaat bagi upaya peningkatan pendapatan petani dan
memperkecil resiko berusaha. Diversifikasi produksi secara langsung ataupun tidak juga akan
mendukung upaya penganekaragaman pangan (diversifikasi konsumsi pangan) yang merupakan salah
satu aspek penting dalam ketahanan pangan.
 Pemerintah harus lebih memberikan dukungan dan kontribusi terhadap komoditas local

Kebijakan pemerintah harus mengacu pada produksi dan konsumen dalam negeri serta suplai
pangan dalam negeri harus rutin. Harus ada teknologi yang mendukung seperti pengaturan curah ujan,
dll.
 Menghimbau kelompok tani yang ada di daerah memanfaatkan lumbung pangan untuk menabung
hasil panen mereka

Lumbung pangan yang dibangun pemerintah tersebut berfungsi untuk menyimpan hasil panen
padi petani, caranya hasil panen mereka ditabung di lumbung pangan ini, keamanan dan mutu padi
atau berasnya akan terjamin. Pembangunan lumbung pangan di setiap kecamatan di daerah .
 Penahanan Konversi Lahan Padi

Ada satu paradoks yang pelik terkait lahan padi di Indonesia. Daerah yang paling subur dan
cocok untuk bertanam padi adalah di Jawa, terutama di Pantura. Tetapi, kegunaan paling efisien dari
lahan tersebut bukanlah untuk bertanam padi, karena lebih menguntungkan jika diubah menjadi
kawasan industri atau pemukiman. Dan lagi, semakin banyak kawasan yang berubah jadi kawasan
industri, semakin menguntungkan membangun kawasan industry lainnya di Pantura (efek aglomerasi)
BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN

1.Geopolitik merupakan suatu sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan
strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik.

2..Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi ystem dalam menentukan
kebijakan, tujuan, dan sarana sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional

3.bahwa Geopolitik dan Geostrategi merupakan konsepsi yang saling mendukung antara sebagai
pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang
seterusnya.

4.Ketahanan nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat di wilayah nasional,
baik secara fisik maupun social serta memiliki hubungan erat antara gatra (unsur ) di dalamnya secara
komprehensif – integral.

5.Terdapat setidaknya 2 peran yakni pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi berbagai
permasalahan konidisi pangan di Indonesia saat ini

B.SARAN

Dengan berbagai potensi dan anugerah yang telah tuhan berikan kepada rakyat Indonesia, kita
sepantasnya patut bersyukur dan berbuat lebih bijak lagi terhadap lingkungan Indonesia sat ini. Dan
juga haruslah ada peran aktif dari pemerintah dan masyarakat dalam upaya perlindungan terhadap
geopolitik dan strategi serta kondisi pangan Indonesia saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Harsawaskita, Great Power Politics di Asia Tengah Suatu Pandangan Geopolitik dalam Transformasi
Studi Hubungan Internasional , Bandung: Graha Ilmu, 2007.

Hidayat, I dan Mardiono. (1983). Geopolitik. Surabaya: Usaha Nasional

Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi (Disesuaikan dengan
Kepdirjen Dikti No. 43 tahun 2006 tentang Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian dan UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Kaelan,M.S.dan Zubaidi,A.2007.Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi.Yogyakarta:Paradigma

Anda mungkin juga menyukai