EMULSI
OLEH :
IDAWATI
917312906201.003
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emulsi, Emulsiones, adalah sistem dispersi kasar dari dua atau lebih cairan
yang tidak larut satu sama lain. Penandaan emulsi diantaranya dari bahasa latin
(Emulgere = memerah) dan berpedoman pada susu sebagai jenis suatu emulsi alam.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Dasar Teori
a. Definisi Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok (Depkes,1979).
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi kedalam
kedalam cairan lain dalam benuk tetesan kecil (Depkes,1995).
Emulsi adalah suatusediaan yang engandung dua zat cair yang tidak mau
campur,biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir
kecil dalam cairan yang lain.Dispersi ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung
(koalesen) dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan
pengawet yang berada dalam fase air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam
kadar yang cukup untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan komponen
yang penting untuk memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993)
Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam
sistem dispersi,fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainya,umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi ,fase cairan terdispersi
disebut fase dalam,sedangkan fase cairan pembayanya disebut fase luar.Jika fase
dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak dan fase luarnya air atau
larutan,maka emulsi disebut emulsi minyak-air,sedangkan sebaliknya emulsi disebut
air-minyak (Depkes,1978).
Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-
bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak
bercampur.Dalam batasan emulsi,fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan
medium disperse sebagai fase luar atau fase kontinu.Emulsi yang mempunyai fase
dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air tapi sebaliknya
emulsi yang memiliki fase dalam air dan fase luar adalah minyak disebut emulsi air
dalam minyak(Ansel,1985).
Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang solid termodinamik
tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang tidak bercampur satu sama
lain.Dimana cairan yang satu terdispersi didalam cairan yang lain dan untuk
memantapkannya diperlukan penambahan emulgator(voight,1994)
Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat bercampur satu sama lain.Yang
satu terdistribusi kedalam yang lain dipertahankan untuk melayang.Maka garis tengah
tetesan cairan yang terdistribusi sangat penting untuk mengkarakterisasikan sebuah
emulsi.(Voight,1994)
Semua emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan) disekeliling
butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinnya
koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebgai fase terpisah (Anief,1997)
Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan yang
tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-
tetesan di mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase
yang terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak
tercampurkan.(Martin,1971)
Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2
cairan yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai
globul.(Jenkins,1957)
b. Tipe Emulsi
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes
minyak terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan
fase ekstern adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu
(Anief,1993).
Emulsi yang memliki fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi
minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi
yang mempunya fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak
dan dikenal sebaga emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat
kontinu,suatu emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air atau
suatu preparat dalam air (Ansel,1985).
Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama
lainya,dimana yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain lipofil.Hidrofil
(lipofod) umumnya adalah air atau suatu cairan yang dapat tercampur dengan air.
Sedangkan sebagai fase lipofil (hidrofod) adalah lemak mineral atau minyak
tumbuhan atau lemak (minyak lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba)
atau juga bahan pelarut lipofil kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994)
Dengan demikian ada dua kemungkinan yang dapat terjadi,apakah fase
hidrofil yang terdispersi kedalam fase hidrofod,ataukah fase hidrofod kedalam fase
hidrofil.dengan demikian dapat dhasilkan dua macam emulsi yang berbeda.Yaitu
yang dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’ atau emulsi minyak dalam
air “M/A’’.(Voight,1994)
Jenis emulsi M/A dan A/M adalah sistem emulsi sederhana.Sistem emulsi
ganda akan diperoleh apabila didalam bola-bola emulsi yang terbentuk terdapat lagi
bola-bola dari fase lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai emulsi A/M/A atau
emulsi M/A/M.Komponen-komponen yang terdistribusi didalam sebuah
emulsi,dikatakan sebagai fase terdispersi atau fase dalam atau fase
terb9uka.Komponen-komponen yang mengandung cairan terdispersi,dinyatakan
sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau fase tertutup.(Voight,1994)
Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang diberikan adalah
minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut
mempunyai rasa yag lebih enak walaupun sebenarnya diberikan minyak yang tidak
enak rasanya,dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa
airnya,sehingga mudah dimakan atau ditelan sampai ke lambung.Ukuran partikel
yang diperkecil dari bola-bola minyak dapat mempertahankan minyak tersebut agar
lebih cepat dicerna dn lebih mudah diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk
itu,tugasnya juga akan lebih efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral
sebagai katartik bila diberikan dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985)
Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias dibuat sebagai
emulsi A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai factor seperti sifat zat
terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam emulsi,keinginan untuk mendapatkan efek
amolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut,dan keadaan kulit.Zat obat yang
mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang
mengalami kontak langsung dengan kulit.Tentu saja dapat bercampurnya dan
kelarutan dalam air dan dalam minyak dari zat obat yang digunakan dalam preparat
yang diemulsikan menentukan banyaknya pelarut yang harus ada sifatnya yang
meramalkan fase emulsi yang dihasilkan.Pada kulit yang tidak luka,suatu emulsi air
dalam minyak biasanya dapat digunakan lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu
lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini mudah dibasahi oleh minyak dari pada oleh
air.Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit,karena ia mencegah
mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air.Sealiknya apabila diinginkan
preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan air,digunakan suatu emulsi
minyak dalam air(Ansel,1985).
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu, maka
emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase kontinu, emulsi
merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati bahwa emulsi M/A kadang-
kadang berubah menjadi emulsi A/M atau sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi
tambahan yang digolongkan sebagai emulsi ganda, tampaknya diterima oleh para ahli
kimia. Secara keseluruhan memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan
karakteristik minyak dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam
air (A/M/A) (Lachman,1994)
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase dalam) emulsi
disebut air dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika medium dispersi atau
fase eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air umumnya emulsi w/o.
kadang-kadang, lebih kecil dari 10% air akan dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel
dari fase dispersi umumnya 0,05 µ atau lebih kecil.(Martin,1971)
c. Komponen emulsi
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu
1. Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri
atas:
a. Fase dispers/ fase internal / fase discontinue yaitu zat cair yang terbagi-bagi atau
butiran kecil kedalam zat cair lain.
b. Fase continue / fase external / fase luar yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi
sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
d. Emulgator adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi
Menurut scovilles halaman 318 emulgator terbagi menjadi:
1. Emulgator alam dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
a. Berasal dari tumbuhan
Karbohidrat,Gum dan bahan-bahan mucilago cocok untuk digunakan
dalam emulsi farmasetik. Mereka mempunyai kemampuan mengemulsi
banyak substansi secara murni dan menghasilkan emulsi yang Bisaanya
bekerja baik jika dilindungi dari fermentasi dengan pengawet. Namun
demikian, alkali, sodium borat, caitan alkohol dan garam metalik harus
ditambahkan ke dalam gum sangat kationik dan encer, mencegah
pemecahan karbohidrat yang banyak digunakan adalah akasia, tragakan,
agar, chondrus, dextrum, malt ekstrak dan pektin membentuk minyak
dalam air
b. Berasal dari hewan
Protein
Gelatin mengemulsi cairan petrolatum dengan lebih mudah dibanding
minyak lain dan membuat suatu sediaan yang sangat putih dan lembut
serta rasa yang enak. Protein juga membentuk emulsi yang jika digunakan
dalam konsentrasi rendah.Kerugian : Emulsi gelatin sulit dijaga dari
kerusakan yang membatasi nilainya
Kuning telur Keuntungan Emulsi yang dibuat dengan kuning telur, stabil
dengan asam dan garam. Jika kuning telur cukup segar, dapat membentuk
emulsi yang creaming yang menunjukkan sedikit kecenderungan untuk
memisah.Kerugian Jika digunakan kuning telur, emulsi dapat membentuk
koalesens dan dapat terwarnai lebih dalam
Albumin atau putih telur Keuntungan Serbuk putih telur lebih efektif dari
pada putih telur segar karena lebih kental. Kerugian Diendapakan oleh
banyak bahan.
Kasein Protein dan susu telah digunakan sebagai bahan pengemulsi tapi
tidak memiliki keuntungan di bandingkan akasia dan kurang stabil
daripada akasia, tidak digunakan untuk tujuan berarti
c. Lain – lain
Sabun dan Basa Keuntungan Sering digunakan dalam dermatologi untuk
penggunaan luar. Sabun adalah emulgator yang lebih kuat khususnya sabun
lembut sebagai bahan yang mengurangi tegangan permukaan dari air
Kerugian Menghasilkan sediaan yang tidak bercampur dengan asam
dengan berbagai tipe.
Alkohol
1. Padatan yang terbagi merata, Bagian emulgator ini membentuk lapisan
khusus disekelilin tetesan terdispersi dan menghasilkan emulsi yang
meskipun berbutr kasar, mempunyai stabilitas pisik. Hal ini dapat
menyebabkan padatan dapat bekerja sebagai emulgator dari efek yang
ditimbulkan dari pewarna dan serbuk halus
2. Emulgator sintetik
Anionik pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-) Contoh : Na,
K dan garam-garam ammonium dari asam oleat dan laurat yang larut
dalam air dan baik sebagai bahan pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi
ini rasanya tidak menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan
Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan
(+). Komponen ini bertindak sebagai bakterisid dan juga menghasilkan
emulsi antiinfeksi seperti ini pada lotion kulit dan krem
Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah ditempat tersebar luas
digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja keseimbangan molekul
antara hidrofik dan lipofilik
2. Komponen Tambahan
Menurut buku scovile’s zat tambahan pada emulsi terdiri dari:
Lachman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Universitas Indonesia:
Jakarta