Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BUDI PEKERTI

TATA KRAMA DAN SOPAN SANTUN

DI
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA : MILA SUKAWATI


KELAS : XI TKJ1

SMKS YAYASAN PERGURUAN INDONESIA


MEMBANGUN
TP 2018/2019
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang.

Indonesia adalah bangsa yang besar, yang terkenal akan budayanya yang ramah kepada setiap
pendatang. Negara dimana asas saling menghormati dijunjung tinggi. Inilah negara dimana orang-
orangnya saling toleran dan senan tiasa menjunjung tinggi kebersamaan.

Mungkin itulah gambaran bangsa Indonesia beranad-abad yang lalu., sehingga bangsa barat ingin
menguasai negara ini, negara yang selain orang-orangnya sopan, juga memiliki sumberdaya alam yang
tak terkatakan. Berubah seratus delapan puluh derajad. Saat ini bangsa ini mngalami kemunduran yang
luar biasa dalam bidang tatakrama dan sopan santun, yang sebenarnya justru itulah yang seharusnya
menjadi ciri khas bangsa ini, kini hilang digerogoti oleh teknologi dan kemajuan jaman.

Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945, merdeka dari para penjajah, benarkah itu? Kini
secara tidak dsadar bangsa ini kembali dijajah, dijajah secara moral sehingga terkikis kebudayaan-nya,
sehingga banyak orang dari bangsa ini lupa akan jati dirinya. Mereka melupakan kebudayaan dasarnya,
yaitu kebudayaan yang bukan hasil karya semata melainkan hasil dari hati nurani bangsa ini yaitu
tatakrama.

Banyak para pemuda saat ini yang tidak lagi mempeerhatikan masalah tatakrama. Hal ini terbukti
dengan banyaknya para pemuda yang tidak tahu tentang cara bersikap dengan orang secara baik dan
benar, cara bertutur kata yang baik, dan cara berperilaku yang semestinya dilakukan oleh kawula muda.
Jatidiri bangsa ini sudah mulai terkikis oleh jaman sehingga menimbulkan dampak yang besar seperti
saat ini. Hal ini diperburuk lagi dengan tidak pedulinya para kawula muda tentang pentingnya tatakrama
dan sopan santun dalam kehidupan.

Rumusan masalah.

Anak-anak jaman sekarang kurang peduli tentang tatakrama dan sopan santun.

Banyak pemuda saat ini yang kurang memiliki etika.

Lunturnya jati diri bangsa.

Budaya bangsa yang di klaim oleh bangsa lain.


BAB 2

PEMBAHASAN

Apa Itu Tatakrama?

Tatakrma adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar
manusia setempat. Tata krama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti adat, aturan , norma,
peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tata krama
berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun.

Tatakrma yang semula berlaku dalam lingkungan terbatas, lama kelamaan dapat merambat
kelingkungan masyarakat yang lebih luas. Banyak manusia yang memiliki jenis manusia tipe durian,
yaitu orang yang penampilannya tidak menarik, kasar, dan tidak mengundang simpati, namun berhati
emas. Hatinya diliputi sifat-sifat terpuji, seperti rendah hati, suka memaafkan, suka menolong, dan
menghargai orang, serta tidak menyakiti orang lain. Manusia tipe kedong-dong akan dijauhi orang
setelah merasakan betapa asam sifat-sifatnya. Disinilah letak betapa pentingnya tata karma, orang yang
mengenal dan menerapkannya akan melahirkan penampilan yang menarik seperti kulit kedongdong dan
perhatian itu tepancar dari hati seperti isi durian.

Memudarnya Tatakrama

Pada dasarnya orang tua sangat berperen penting dalam pembentukan etika pada anak. Dan orang
tua pula dituntut untuk mengajarkan nilai-nilai tersebut. Namun mengajarkan etika tidak bisa dilakukan
hanya satu hari. Hal ini membutuhkan proses yang cukup panjang dan haris dilakukan secara konsisten
dan berkesinambungan. Hal tersebut adalah suatu langkah awal untik membentuk suatu generasi yang
sadar diri terhadap tatakrama dan sopan santun. Kebanyakan dari anak-anak kurang minat mengenai
pelajaran yang behubungan dengan sopan santun dan tatakrama. Anak-anak lebih menyukai pelajaran
yang mengandung tegnologi dan bersifat modern. Situasi yang banyak terjadi adalah ada seorang anak
yang sangat pandai dalam kemampuan akademisnya, namun dalam hal bergaul ia kurang pandai, bahkan
ia lebih suka menyendiri daripada bermain dengan teman-temannya. Dari hal itubisa kita lihat bahwa
orang yang pandai belum tentu pandai dalam bergaul, uraian di atas hanyalah contoh dalam pergaulan
anak dengan teman-temannya. Bisa dibayangkan bagaimana bila bukan hanya bergaul dengan teman
sebaya, tetapi harus masuk ke lingkungan yang lebih besar yaitu dalam masyarakat, yang terdiri dari
banyak orang dalam berbagai tingkat sosial yang berbeda-neda dan usia yang berfareasi. Padahal kelak
anak tersebut akan terjun kedalam dunia tersebut.

Inilah suatu gambaran mengenai kurang pedulinya para pemuda dalam berlaku tatakrama dan
sopan santun dalam kehidupanya. Bila permasalahan tersebut terjadi pada orang yang sudah dewasa
maka akan sangat sulit untuk diperbaiki, lain ceritanya bila sejak kecil anak-anak sudah diberi pelajaran
dan bimbingan mengenai tatak rama dan sopan santun.

Hal kecil yang sangat disayangkan yaitu bahwa orang tua semata-mata hanya menyalahkan para
pemuda, apabila terjadi suatu tindakan yang kurang baik maka pemudalah yang akan menjadi kambing
hitanmya. Pada dasarnya semua hal yang terjadi adalah tanggungjawab semua pihak, yaitu orang tua dan
pemuda.

Permasalahan yang sering muncul adalah banyak dari orang tua yang selalu merasa benar dan
selalu ingin dihormati dan mengabaikan kreaatifitas serta potensi yang dimiliki anak muda. Hal ini
menimbulkan berbagai persoalan khususnya di dunia anak muda. Yang lebih parah lagi bukan hanya
orang tua yang memiliki anggapan buruk, tetapi pemuda pun juga memiliki anggapanya sendiri. Yaitu
bahwa anak muda juga merasa tidak dihargai dimata orang tua.
Hal ini merupakan salah satu faktor yang memicu munculnya para pemuda yang kurang beretika.
Dari persoalan tersebut akan menimbulkan masalah yang lebih besar, yaitu munculnya generasi yang
tidak memiliki nilai tatak rama dan sopan santun serta etika yang baik. Bila hal ini dipertanyakan kepada
kedua belah pihak yaitu antara pemuda dan orang tua, maka jawabannya akan singkron saling
menyalahkan. Sesungguhnya inilah hal penting yang harus diperhatikan saat ini, yaitu saling menyadari
bahwa kita harus saling menghargai dan menghormati antara pemuda dan orang tua. Bila sikap saling
menghormati dan menghargai dapat dijaga dengan baik, maka akan terjadi suatu hubungan yang
harmonis serasi dan selaras antara orang tua dan kaum muda.mulai dari sinilah dapat dilanjutkan
ketingkat berikutnya yaitu bersikap sopan santun dan bertata krama dengan baik yang muncul dari hati
dan bukan karena paksaan,bersopan santun dan bertatakrama dengan baik dapat berjalan apabila
timbulnya suatu rasa saling menghargai dan menghormati antara sesama. Hal inilah yang bisa kita
laksanakan dikehidupan kita sehari-hari.

Dampak dengan tidak adanya sopan santun dan tatakrama dapat menimbulkan permasalahan
yang lebih kompleks. Sebagai mana disebutkan diatas tadi, yaitu bahwa bangsa Indonesia memiliki
kepribadian yang luhur yang terkenal akan keramah tamahannya. Bila hal ini ditanyakan pada saat ini
maka akan sangat sulit untuk menjawabnya. Apakah bangsa ini masih merupakan bangsa yang
disebutkan diatas tadi.

Faktor eksternal terealisasi dalam kondisi sekarang yang secara realita kebudayaan terus berubah
karena masuknya budaya barat yang akan sulit mempertahankan kesopanan disemua keadaan ataupun
disemua tempat.

Perubahan tersebut mengalami dekadensi karena berbedanya kebudayaan barat dengan


kebudayaan kita. Misalnya saja sopan santun dalam tutur kata. Di barat, anak-anak yang sudah dewasa
biasanya memanggil orang tuanya dengan sebutan nama, tetapi di Indonesia sendiri panggilan tersebut
sangat tidak sopan karena orang tua umurnya lebih tua dari kita dan kita harus memanggilnya bapak
ataupun ibu. Kemudian sopan santun dalam berpakaian, diluar negeri orang yang berpakaian bikini
dipantai bagi mereka wajar. Tapi bagi kita berpakaian seperti itu sangat tidak sopan karena dianggap
tidak sesuai dengan norma kesopanan.

Selanjutnya Sopan santun dalam bergaul, dibarat jika kita bertemu teman yang berlawanan jenis
kita boleh mencium bibirnya, tetapi di Indonesia hal tersebut sangat bertentangan dengan kesusilaan.
Oleh karena kebudayaan yang masuk tidak tersaring sepenuhnya menyebabkan lunturnya tata karma dan
sopan santun.

Sedangkan faktor internalnya ada pada diri sendiri, keluarga, lingkungan tempat nongkrong,
lingkungan sekolah, ataupun media massa. Pengetahuan tentang sopan santun yang didapat disekolah
mungkin sudah cukup tapi dilingkungan keluarga ataupun tempat tongkrongan dan media massa kurang
mendukung tindakan sopan disemua tempat ataupun sebaliknya, sehingga membuat tindakan sopan yang
dilakukan oleh anak-anak atau pun remaja hanya dalam kondisi tertentu. Misalnya penyebutan nama bagi
yang umurnya lebih tua masih dianggap tidak sopan sehingga mereka memanggil mas, bang, aa, teteh
ataupun yang lain. Sedangkan dalam berpakaian ataupun yang lain kurang diperhatikan. Kita sendiri tak
memungkiri keadaan tersebut , kondisi lingkungan yang kurang peduli terhadap kesopanan, sehingga
akhirnya pada saat-saat tertentu saja kita sopan. Seperti disekolah, ditempat kuliah, ataupun di tempat-
tempat formal yang lainnya.

Keadaan ini seharusnya jangan sampai terjadi karena lama kelamaan akan menimbulkan
hilangnya kebudayaan kita dan mungkin akhirnya kita tidak mempunyai kebudayaan sendiri.
Fakta lain yang menunjukkan menurunnya tingkat kesopanan remaja di Indonesia adahal seperti
halnya zaman dahulu, para remaja sangatlah sopan terhadap orang yang lebih tua. Mereka harus berlutut
atau dalam bahasa jawa “sungkem” jika sedang berhadapan dengan orang yang lebih tua. Para remaja
sangat hormat dan tunduk kepada orang tua dan hal tersebut membuktikan bahwa para remaja sangatlah
sopan terhadap orang tua. Tetapi sangatlah berbeda dengan zaman sekarang. Kebanyakan remaja berlaku
tidak sopan terhadap orang yang lebih tua. Melawan ketika dinasihati, memotong pembicaraan,
membiarkan berdiri sedangkan ia tetap memilih duduk dikursi dalam angkutan umum, dan masih banyak
lagi lainnya.

Secara tidak langsung dengan kurangnya kita bersopan santun dan bertatakrama, jati diri kita
sebagai bangsa indonesia sudah mulai luntur. Inilah masalah besar yang timbul dari hal sepele, perkara
yang seharusnya kita perhatikan sejak kita masih kecil, hal yang seharusnya diajarkan oleh para orang
tua. Memang, masih banyak orang dari bangsa ini yang masih menjunjung kesopanan dan tatakrama,
tetapi lebih banyak lagi orang-orang yang telah melupakan tentang tatakrama dan sopan santun tersebut.
Inilah persoalan yang mendasar yang menjadi permasalahan bangsa indonesia saat ini. “Krisis jati diri”
mungkin itu kata yang tepat untuk menyebutkan situasi bangsa Indonesia saat ini. Sebenarnya kata itu
sangat menyakitkan hati bagi oarang-orang yang mau berfikir.

Bangsa ini merupakan bangsa yang berbudaya, namun bangsa ini kini telah kehilangan jatu
dirinya. Bangsa yang dulu hebat karena budayanya, kini telah rapuh dengan sendirinya. Persoalan inilah
yang menimbulkan masalah yang lebih besar dan mengerikan.

Cara Mengatasi Memudarnya Tatakrama

Untuk mengatasi memudarnya tatakrama, maka kita harus tau dasar tata krama itu seperti apa,
agar bangsa Indonesia tidak kehilangan jati dirinya. Tentu ada banyak tata krama yang harus diajarkan
pada anak. Menurut Dr. Dave M.D., dan Dr. Dee Ph.D. Ada 10 dasar tata karma yang sebaiknya
orangtua tanamkan pada anak sejak dini adalah:

1. Menunggu giliran bicara dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengarkan dengan penuh
perhatian saat si kecil bicara dan jangan memotong pembicaraannya. Ajarkan anak untuk bertanya
setelah orang lain selesai berbicara.

2. Memanggil dengan nama yang baik. Memanggil nama bukan sebenarnya, misalnya ‘si pemalu’, ‘si
kerempeng’, dan ‘si hitam’, meski hanya untuk bercanda, bisa menggangu dan menyakiti perasaaan
orang lain.

3. Menyapa tamu yang berkunjung ke rumah. Ajarkan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dalam
keluarga Anda tentang bagaimana menyambut tamu, apakah dengan mengucapkan salam disertai
mencium tangan, atau hanya sekedar mengucapkan salam saja pada tamu yang berkunjung ke rumah.

4. Mengucapkan 4 KATA HORMAT: ‘Silahkan’, ‘Tolong’, ‘Maaf’, dan ‘Terima kasih’ sebagai bentuk
penghormatan dan penghargaan pada orang lain. ‘Silahkan’ diucapkan untuk memberi kesempatan pada
orang lain dengan sopan, sedangkan kata ‘Tolong’ diucapkan saat kita membutuhkan pertolongan orang
lain. ‘Terimakasih’ diucapkan saat kita menerima bentuk apapun bantuan dari oarng lain. Selanjutnya,
jika orang lain berterimakasih pada kita, biasakan mengucap ‘Terima kasih kembali’. Sementara kata
‘Maaf’ diucapkan saat melakukan kesalahan pada orang lain.

5. Bertanggung jawab untuk selalu bersih. Di manapun kita berada, di rumah sendiri, di rumah orang
lain, atau dimanapun, harus selalu bertanggung jawab membersihkan semua barang yang dipakai setelah
aktivitas. Memulainya dalam keadaan bersih, maka setelah selesai pun harus bersih.
6. Sportif. Dalam permainan menang kalah pasti ada, seperti halnya ketika bermain bola, kartu, suit-
suitan. Ajari anak untuk tetap bersikap rendah hati dan tidak pamer saat menang, dan tidak marah atau
ngambek saat kalah.

7. Menanggapi pendapat orang dengan besar hati. Jika seseorang memuji, ajarkan anak untuk
mengucapkan terimakasih dan tidak besar kepala. Demikian juga sebaliknya, kritikan dari orang lain
tidak ditanggapi dengan penuh kesedihan tapi dengan besar hati.

8. Membukakan pintu untuk orang lain. Bantuan kecil seperti itu mempunyai arti yang mendalam bagi
orang lain, terutama bagi orang-orang yang sudah lanjut usia dan orang sakit. Ajarkan juga pada anak
untuk mengucap terimakasih jika ada orang lain yang melakukan hal tersebut pada kita.

9. Etika keluar-masuk. Sebelum memasuki ruangan, gedung, atau lift, ajarkan anak untuk membiarkan
orang-orang dalam ruangan untuk keluar terlebih dahulu. Baru kemudian kita masuk.

10. Menghargai perbedaan. Tunjukkan pada anak bahwa di luar keluarga kita terdapat bermacam-macam
perbedaan seperti KESUKAAN, hobi dan lain sebagainya. Ajarkan anak untuk menghargai berbagai
perbedaan tersebut.

Pengertian Sopan santun

Sopan santung ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun
sebagai sbuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan umum dari sopan santun. Sikap santun yaitu
baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih
menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat
kesopanan kita.

Sopan santun dapat dipengaruhi oleh apapun, misalnya sopan santung yang buruk disebabkan
oleh lingkungan yang tidak ada tata tertipnya, individu yang tak pernah mengenal pentingnya
kepribadian, kurangnya pengenaln sopan santun yang diajarkan orang tua kepada anaknya sejak dini,
pembawaan diri individu itu sendiri. Kemudian sopan santun yang baik dapat dipengaruhi oleh latar
belakang individu itu sendiri. Pendidikan yang cukup, pembawaan diro yang baik terhadap situasi
apapun, tutur kata yang dijaga, terkadang faktor gen juga dapat mempengaruhi individu tersebut.

Sopan santun adalah suatu sikap atau tingkah laku yang ramah terhadap orang lain, sopan santun
juga dapat dipandang oleh suatu masyarakat mungkin sebaliknya masyarakat juga dapat dipandang oleh
masyarakat lain. Memang tidak mudah untuk menerapakan sopan santun pada diri kita sendiri, tetapi jika
orang tua kita berhasil mengajarkan sopan santun sejak kecil maka kita akan tumbuh menjadi seseorang
yang bisa menghormati dan menghargai orang lain.

Manfaat Sopan Santun

 Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.


 Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah.
 Dapat menyelesaikan masalah-maslah moralitas maupaun sosial lainnya yang membingunkan
masyarakat dengan pemikiran yang sistematis dan kritis.
 Berusaha menyelidiki suatu masalah sampai ke akar-akarnya bukan hanya sekedar ingin tahu
tanpa memperdulikan.
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Sopan Santun

Sopan santung ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun
sebagai sbuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan umum dari sopan santun. Sikap santun yaitu
baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih
menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat
kesopanan kita.

a. Macam-macam Etika

1) Etika Deskriptif

2) Etika Normatif

3) Metaetika

b. Manfaat Etika.

1) Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.

2) Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah.

3) Dapat menyelesaikan masalah-maslah moralitas maupaun sosial lainnya yang membingunkan


masyarakat dengan pemikiran yang sistematis dan kritis.

4) Berusaha menyelidiki suatu masalah sampai ke akar-akarnya bukan hanya sekedar ingin tahu tanpa
memperdulikan.

Tatakrama

tatakrma adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar
manusia setempat. Tentang memudarnya tatakrama itu merupakan dampak dari tidak adanya sopan
santun dan tatakrma dalam kehidupan, maka dari itu kita harus selalu memupuk rasa saling menghormati
dan menghargai untuk menimbulkan rasa bersopan santun dan tatakrama antar sesama serta menjalankan
dan mengajarkan dasar tatakrama sejak dini agar penerus bangsa kita selanjutnya mempunyai etika,
sopan santun dan tatakrama, dan mengembalikan Indonesia yang dikenal sebagai Negara yang ramah
kepada setiap pendatang, Negara dimana asas saling menghormati dijunjung tinggi. Inilah negara dimana
orang-orangnya saling toleran dan senan tiasa menjunjung tinggi kebersamaan.

Anda mungkin juga menyukai