Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori akuntansi merupakan suatu bidang pembelajaran yang membahas
mengenai definisi-definisi berdasarkan berbagai sudut pandang, yang sampai saat
ini belum ada pengertian secara akurat yang dapat dijadikan pedoman. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang antara pakar satu dengan pakar
yang lainnya. Perbedaan sudut pandang ini tidak kemudian menjadi perdebatan
yang mendalam, namun dijadikan sebagai acuan pembelajaran untuk dapat
membandingan pandangan-pandangan mengenai pengertian teori akuntansi yang
berbeda-beda.
Dalam merumuskan pengertian secara empiris mengenai teori akuntansi, kami
memulai dari menjabarkan mengenai pengertian teori dalam ilmu pengetahuan.
Kemudian dijabarkan mengenai konsep dasar akuntansi sebagai sebuah teori
normatif, serta sejarah perkembangan riset empiris dalam bidang akuntansi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah dalam penulisan paper ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan teori dan teori akuntansi?
2. Bagaimana konsep dasar akuntansi sebagai sebuah teori normatif?
3. Bagaimana sejarah perkembangan riset empiris dalam bidang akuntansi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai:
1. Teori dan teori akuntansi.
2. Konsep dasar akuntansi sebagai sebuah teori normatif.
3. Perkembangan riset empiris dalam bidang akuntansi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori dalam Ilmu Pengetahuan


Menurut Siswoyo, teori diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang
saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai
fenomena dengan menerangkan hubungan antarvariabel, dengan tujuan untuk
menerangkan dan meramalkan fenomena. Teori dalam ilmu pengetahuan berarti
kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu.
Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori
juga dapat diartikan sebagai suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.
Teori sebagai buah pikir manusia tentu tidak datang begitu saja. Penemuan atas
sebuah teori disandarkan pada suatu hasil penelitian dan pengujian secara berulang-
ulang hingga menghasilkan sebuah hipotesis dan beranak menjadi sebuah teori.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai teori yang dikontraskan
dengan fakta. Maka, tidak heran jika kini banyak penelitian-penelitian hukum
khususnya yang mencoba untuk menguji kebenaran teori dengan fakta.
Teori-teori yang sudah ada sebelumnya belum tentu dapat diterapkan kembali
dalam perkembangan interaksi antarmanusia yang semakin kompleks. Oleh karena
itu, kemudian muncul teori-teori baru yang mementahkan teori-teori lama.
Disinilah pengunaan dan pemilihan teori dalam sebuah penelitian menjadi sangat
penting.

2.2 Teori Akuntansi Normatif


Dalam Januarti (2004) Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan teori
normatif, teori normatif berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya
dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi dan bagaimana
akuntansi tersebut akan disajikan. Jadi teori normatif berusaha menjelaskan apa
yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses penyajian informasi

2
keuangan kepada para pemakai dan bukan menjelaskan tentang apakah informasi
keuangan itu dan mengapa hal tersebut terjadi. Teori akuntansi normatif ingin
menjawab apa yang seharusnya dilakukan oleh akuntansi dalam praktik sehari-hari
(Ghazali, 2004). Suwardjono memberikan contoh bagaimana teori akuntansi
normatif berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos historis (historical cost
accounting) lebih baik dari akuntansi kos sekarang (curent cost accounting) untuk
mencapai tujuan akauntansi. Untuk menjawab masalah ini , teori akuntansi
normatif mendasarkan penjelasan atau teorinya atas dasar tujuan yang telah
disepakati untuk dicapai. Tujuan tersebut jelas memuat nilai-nilai (values) yang
harus dipertahankan. Penentuan kesesuaian dengan tujuan merupakan proses
subjektif (subjective) yang melibatkan kemampuan meninmbang (art) antara
manfaat dan risiko atau keuntungan dan kerugian. Hasil akhir dari teori akuntansi
normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan
tertentu (prescriptive). Menurut Blaug (1992) Sasaran teori akuntansi normatif
adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi
tertentu lebih baik atau lebih efektif (good or bad) daripada perlakuan akuntansi
alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai (dalam Suwardjono, 2005:
27).
Akuntansi merupakan pengetahuan tentang perekayasaan informasi untuk
pengendalian keuangan negara. Hasil akhir akuntansi adalah prinsip, metode, atau
teknik yang bermanfaat untuk mencapai tujuan akuntansi. Hasil penalaran logis
adalah rerangka konseptual yang menjadi semacam konstitusi akuntansi
(Suwardjono, 2005: 39). Kewajiban menggunakan IFRS bagi perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di bursa efek merupakan salah satu perubahan dalam
sejarah regulasi Akuntansi di Indonesia.
Kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat
meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di

3
Indonesia disamping itu konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan
pemerintah Indonesia sebagai anggota G20.
Efektivitas dan ketepatan waktu dari informasi keuangan yang transparan yang
dapat dibandingkan dan relevan dibutuhkan oleh semua stakeholder (pekerja,
suppliers, customers, institusi penyedia kredit, bahkan pemerintah). Para
stakeholder ini bukan sekadar ingin mengetahui informasi keuangan dari satu
perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa, mungkin dari semua
perusahaan) dari seluruh belahan dunia untuk diperbandingkan satu dengan
lainnya. Pertanyaannya, bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi jika perusahaan-
perusahaan masih menggunakan bentuk dan prinsip pelaporan keuangan yang
berbeda-beda? International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai
International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal
pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip
yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan
transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai
kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian,
pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi
keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pedoman Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin daya saing
nasional. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS berdampak sangat
luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib bagi akuntan publik, penilai (appraiser),
akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik.
Menurut Muchclis (2011), adopsi IFRS dilakukan dengan dua cara: cara
sekaligus (pendekatan big bang) dan dengan cara gradual. Big bang strategy
mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan tertentu, digunakan oleh
negara-negara maju. Cari ini berdampak drastis terhadap laba dan sistem akuntansi
perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Singapura, Australia, Selandia Baru yang

4
memilih pendekatan big bang menghadapi koreksi besar-besaran pada tahun
pertama penerapan IFRS. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan
secara bertahap, digunakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Manfaat Konvergensi IFRS secara umum:
a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar
Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance
comparability).
b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar
modal.
d. secara global.
e. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
f. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi
kesempatan untuk melakukan earning management.
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS:
a. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
b. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS
masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
c. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
d. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
e. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
f. Support pemerintah terhadap isu konvergensi.

2.3 Sejarah dan Perkembangan Riset Empiris dalam Bidang Akuntansi


Awal perkembangan teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang
didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan. Pendekatan klasikal yang lebih
menitikberatkan pada pemikiran normatif mengalami kejayaannya pada tahun

5
1960-an, tetapi dalam tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam
penelitian akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah bahwa
pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat
menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai didalam praktek sehari-
hari. Sebagai akibatnya muncul anjuran untuk memahami secara deskriptif
berfungsinya sistem akuntansi didalam praktek nyata. Harapannya dengan
pemahaman dari praktek langsung akan muncul design sistem akuntansi yang lebih
berarti (Imam G.,2000).
Pada awal perkembangannya, teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang
didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan
nilai (value judgement) yang mengandung minimum sebuah premis (Wolk &
Tearney, 1997). Teori normatif pada awalnya belum menggunakan pendekatan
investigasi formal, baru pada perkembangan berikutnya mulai digunakannya
pendekatan investigasi terstruktur formal, yaitu pendekatan deduktif (dimulai dari
proposisi akuntansi dasar sampai dengan dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional
sebagai dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi (Anis dan
Imam,2003). Selain itu perkembangan akuntansi juga mengarah pada teori
akuntansi positif atau deskriptif yang investigasinya sudah lebih terstruktur dengan
menggunakan pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang
digeneralisasikan berdasarkan berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang
terinci (Anis dan Imam,2003).
Teori akuntansi kadang-kadang dibingungkan dengan pengertian normatif dan
positif. Watts dan Zimmerman (1986) teori normatif berusaha menjelaskan
informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai informasi
akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Jadi teori normatif
berusaha menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses
penyajian informasi keuangan kepada para pemakai dan bukan menjelaskan
tentang apakah informasi keuangan itu dan mengapa hal tersebut terjadi. Menurut
Nelson dalam Anis dan Imam (2003) teori normatif sering dinamakan teori a priori

6
(dari sebab ke akibat dan bersifat deduktif). Teori normatif bukan dihasilkan dari
penelitian empiris tetapi dihasilkan dari kegiatan semi research. Sebaliknya tujuan
pendekatan teori positif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan
bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para
pemakai informasi akuntansi atau dengan kata lain pendekatan teori positif
bukanlah untuk memberikan anjuran mengenai bagaimana praktik akuntansi
seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk
seperti keadaannya sekarang. Selain itu pendekatan teori positif sangat
menekankan pentingnya penelitian empiris untuk menguji apakah teori akuntansi
yang telah dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat menjelaskan
praktik akuntansi yang berlaku (Arif,1999).
Usaha pemahaman secara empiris dan mendalam adalah adanya move dari
komuniti peneliti akuntansi yang menitik beratkan pada, pendekatan ekonomi dan
perilaku (behavior). Perkembangan financial economics dan khususnya
munculnya hipotesis pasar yang efisien (effisient market hypothesis) serta teori
agensi (agency theory) telah menciptakan teori suasana baru bagi penelitian
empiris manajemen dan akuntansi.
Riset empiris dalam bidang akuntansi merupakan sebuah riset yang berfokus
meneliti suatu fenomena atau keadaan dari objek penelitian secara detail dengan
menghimpun kenyataan yang terjadi serta mengembangkan konsep yang ada dalam
sebuah riset berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kinney menggambarkan tiga
aspek penting yang saling berkaitan yang melandasi pengembangan akuntansi yaitu
riset (research), pengajaran atau pendidikan (teaching), dan praktek (practice)
sehingga riset tersebut dianggap sangat penting. Praktik akuntansi mulai
mengalami perkembangan yang cukup pesat semenjak era Luca Pacioli, yaitu sejak
digunakannya sistem double entry. Namun kemajuan praktik akuntansi tersebut
tidak diimbangi dengan kemajuan riset dalam bidang akuntansi. Riset akuntansi
baru mulai banyak dilakukan sejak awal abad ke-20.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori merupakan seperangkat konsep dan definisi yang saling
berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai
fenomena dengan menerangkan hubungan antarvariabel, dengan tujuan untuk
menerangkan dan meramalkan fenomena. Teori akuntansi adalah suatu konsep
definisi dalil yang memberikan gambaran dari fenomena akuntansi secara
sistematis. Tujuannya yaitu untuk menjelaskan hubungan dari berbagai variabel
yang ada dalam struktur akuntansi sehingga bisa memperkirakan fenomena
yang mungkin terjadi.
Riset empris atau penelitian empiris merupakan penelitian yang
berdasarkan pada pengalaman atau penelitian sebelumnya. Riset akuntansi
memiliki peran yang sangat penting. Salah satunya, yaitu memberikan
pengaruh terhadap praktik akuntansi, sehingga praktik akuntansi didasarkan
atas riset yang kemudian dikolaborasikan dalam teori.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/20-pengertian-teori-menurut-para-ahli-
terlengkap/ (diakses pada 7 September 2019)

https://accuratecloud.id/2017/10/18/pengertian-teori-akuntansi/ (diakses pada 7


September 2019)

https://ismayadwiagustina.wordpress.com/2012/11/26/pengertian-teori/ (diakses pada


7 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai