Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROSES KEHAMILAN DAN TUMBUH KEMBANG FETUS

DISUSUN OLEH :
1. Amanda Amalia
2. Angela Clara
3. Auliya Rahmawati
4. Ciendi Septiana
5. Nani Sumiati
6. Melania Fitri

PRODI D4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “KEHAMILAN”, yang
mana makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan saran. Penulis menyadari bahwa, dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi penulis.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….i
KATA PENGANTAR. …………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..……1
C. Tujuan……………………………………………………..……..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..…4
A. Proses Kehamilan………………………………………………..4
B. Tumbuh Kembang Fetus………………………………….……..11
BAB III PENUTUP………………………………………………………..23
A. Kesimpulan …………………..…………………………………23
B. Saran…………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..24
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan
yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,
pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong
kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi.Dalam
menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan
anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I,
sampai dengan trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut
meliputi perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, dan
perubahan sistem muskuloskeletal. Perubahan pada sistem pencernaan seperti
sembelit, mual atau nause, perut kembung akibat makanan yang tertahan dalam
lambug. Perubahan pada sistem perkemihan seperti ibu hamil sering buang air
kesil karena adanya desakan oleh fetus yang semakin besar dalam uterus.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang berubah,
membuatnya tak nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi
pada ibu.Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan.
Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi
dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas,
dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan
menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas
dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal lagi.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ?
2. Apa saja tanda-tanda kehamilan pada wanita ?
3. Bagaimanakah perkembangan janin semasa kehamilan ?

C.Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui tentang kehamilan.
2. Agar pembaca mengetahui dan memahami tanda-tanda kehamilan yang
terjadi pada setiap wanita
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Proses Kehamilan
Kehamilan adalah serangkaian proses yang dialami oleh wanita yang diawali
dengan pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam indung telur (ovarium)
wanita, lalu berlanjut ke pembentukan zigot, perlekatan atau menempel di dinding
rahim, pembentukan plasenta, dan pertumbuhan serta perkembangan hasil konsepsi
sampai cukup waktu (aterm). Kehamilan merupakan sebuah proses alamiah pada
manusia, dan bukan merupakan proses patologis, kecuali keadaan-keadaan tertentu.
Masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin. Rentang waktu
kehamilan pada umumnya adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 10 hari.
Masa kehamilan dibagi menjadi 3 fase, yaitu triwulan pertama yang merupakan
masa kehamilan ibu pada bulan kesatu sampai ketiga, triwulan kedua yang
merupakan bulan keempat kehamilan sampai bulan keenam, dan triwulan ketiga
yang meliputi bulan ke tujuh sampai bulan kesembilan. Pada masa kehamilan ini
terjadi perubahan-perubahan pada ibu, baik bentuk fisik maupun mental atau
psikologis ibu.

B.Proses Terjadinya Kehamilan


1.Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak
perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki. Proses fertilisasi sering juga disebut
sebagai proses pembuahan.
Hasil dari proses pembuahan akan menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot.
Tempat terjadinya fertilisasi pada manusia adalah didalam tubafallopi wanita atau
oviduct.
Pada manusia, fertilisasi yang terjadi merupakan fertilisasi internal. Fertilisasi
internal adalah proses pembuahan yang terjadi didalam tubuh induk betina.
Memang, fertilisasi pada manusia akan menghasilkan jumlah individu yang lebih
sedikit tetapi lebih aman.
Fungsi fertilisasi
Fertilisasi yang terjadi bukanlah tanpa fungsi. Pada semua makhluk hidup termasuk
manusia, fertilisasi memiliki beberapa fungsi. Tak pelak, fungsi utama fertilisasi
adalah menghasilkan keturunan.
Masih ada beberapa fungsi fertilisasi lainnya yaitu :
1.Mengaktifkan sel telur untuk memulai proses perkembangan
2.Menurunkan materi genetic dari jantan dan betina ke anak
3.Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
4.Menentukan jenis kelamin anak

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam fertilisasi?


Beberapa hal yang diperlukan didalam proses fertilisasi adalah sel telur, sel sperma,
tuba fallopi, dan rahim. Keempat hal tersebut adalah hal yang minimal harus ada
agar bias fertilisasi bias terjadi.

Anda perlu tahu bahwa sel telur dan sel sperma haruslah sel yang sehat dan tidak
memiliki kekurangan untuk membuahi dan dibuahi. Selain itu, kedua sel gamet
tersebut harus merupakan dua sel gamet dari spesies yang sama.
Fertilisasi hanya bisa terjadi jika sel telur dan sel sperma dari spesies yang sama
bertemu. Contohnya sel telur manusia akan dibuahi bila bertemu sel sperma
manusia. Hal yang sama berlaku pada makhluk hidup lainnya.

Bagaimana proses pembuahan terjadi?


Apabila semua hal yang dibutuhkan telah ada maka fertilisasi atau proses
pembuahan bias berlangsung. Seperti apa proses pembuahan yang terjadi didalam
tubuh perempuan? Yuk, simak dengan seksama!
Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses pembuahan :
a. Proses pematangan sel gamet
Tahap utama dari fertilisasi adalah proses pematangan kedua sel gamet, yaitu sel
telur dan sel sperma. Anda bisa melihat penjelasannya di bawah ini:
1.Proses pematangan sel telur
Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses pematangan sel telur
ada di dalam ovarium. Di dalam ovarium ada sekantung sel-sel telur yang masih
muda, yaitu folikel.
Folikel yang ada di dalam ovarium akan mengalami proses pematangan oleh sebuah
hormon yaitu FSH atau Follicle Stimulating Hormone (Hormon perangsang
folikel).Hormon FSH akan merangsang folikel agar tumbuh dan menjadi lebih besar
yaitu sekitar 20 mm.
Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya akan
hancur. Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar akan
merangsang hormon estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk tempat
tumbuhnya janin.
Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH
(luteinizing hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk mendeteksi
kehamilan melalui test pack kehamilan.
2.Proses pematangan sel sperma
Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses
pembuahan. Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis. Selama
proses pematangan, sel-sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk bisa
membuahi. Akan tetapi, hanya ada satu sperma terunggul yang berhasil membuahi
sel telur.
b.Ovulasi
Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi
terlebih dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke tuba
fallopi sekitar 24 hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur yang
ditangkap oleh tuba fallopi akan tetap disitu hingga muncul sel sperma dan
membuahinya.
c. Ejakulasi
Umumnya, proses pembuahan terjadi secara alami yaitu dengan cara hubungan intim
sehingga terjadi ejakulasi dan jutaan sel sperma masuk ke dalam vagina. Setiap
ejakulasi bisa terdapat sekitar 120 juta sel sperma per 1 mL cairan mani.
Namun, tahap ejakulasi ini berbeda bila proses pembuahan dilakukan secara
fertilisasi in vitro (proses bayi tabung). Jutaan sel sperma akan masuk ke dalam
vagina dan terus berenang hingga mencapai tuba fallopi.
d.Kapasitasi spermatozoa
Selama proses penyelaman sperma di dalam sistem organ kewanitaan, sperma akan
mengalami kapasitasi. Kapasitasi adalah proses penyesuaian sperma di dalam rahim
dengan cara melepas selubung glikoprotein. Dengan begitu, sperma akan tetap
bertahan di dalam rahim hingga bertemu dengan sel telur.
e.Perlekatan spermatozoa
Setelah mengalami kapasitasi, sel sperma harus bisa melekat dulu dengan zona
pelucida. Zona pelucida adalah lapisan terluar dari sel telur. Fungsi dari perlekatan
spermatozoa (sel sperma) pada zona pelucida adalah untuk memastikan bahwa
jumlah kromosom sperma sama dengan jumlah kromosom sel telur.
Jika sel sperma yang bertemu dengan sel telur manusia berbeda spesis maka sel
sperma tersebut tidak dapat melekat apalagi membuahi. Inilah tahap penting yang
menjelaskan mengapa hanya spesis yang sama yang dapat menghasilkan keturunan.
f.Reaksi akrosom
Sebelum spermatozoa menembus zona pelucida maka sel sperma harus mengalami
reaksi akrosom. Reaksi akrosom adalah reaksi di mana sel sperma mengalami proses
pelepasan enzim-enzim hidrolitik untuk mencerna zona pelucida sehingga dapat
ditembus.
g. Penetrasi zona pelucida
Zona pelucida yang telah diinduksi oleh reaksi akrosom dari sel sperma tertentu akan
dapat ditembus oleh sel sperma tersebut. Setelah itu, sel sperma pun akan melewati
zona pelucida.
h. Peleburan membran sel gamet
Sel sperma yang berhasil menembus zona pelucida akan masuk ke dalam sitoplasma
sel telur dengan melepaskan ekornya. Hanya kepala spermatozoa saja yang masuk
karena di dalam itu mengandung kromosom termasuk kromosom X atau Y (penentu
kelamin).
i. Perlindungan dari sperma lain
Kepala sel sperma yang akan masuk akan mengaktivasi sel telur untuk melanjutkan
pembelahan meiosis yang berguna untuk proses pembuahan. Selain itu, aktivasi sel
telur juga akan mencegah polispermia (mencegah masuknya sel sperma yang lain).
j. Difusi sperma dan ovum
Setelah sel telur teraktivasi maka dinding terdalam sel telur akan terbentengi dari sel
sperma yang lain. Setelah itu, akan terbentuk pronukleus jantan dari dalam kepala
sel sperma dan pronukleus betina dari sel telur.
Pembentukan pronukleus jantan dan betina akan mengalami syngami atau penyatuan
keduanya. Penyatuan kedua pronukleus ini akan mengalami difusi dan terjadilah
fertilisasi atau proses pembuahan.
Hasil dari fertilisasi adalah zigot yang akan terus mengalami pembelahan mitosis
hingga menjadi sebuah embrio atau cikal bakal janin. Janin pun akan berkembang
selama kurang lebih 9 bulan di dalam rahim dan menunggu hari kelahirannya.
2. Nidasi atau Implenta
Nidasi atau implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut
trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan masuk
ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup
lagi. Pada saat nidasi terkadang terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda
Hartman). Nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat
fundus uteri.
Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel
yang lebih kecil, terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entederm dan yolk
salc. Sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang
amnion. Sehingga terbentuk lempeng embrional (embryonal-plate) diantara ruang
amnion dengan yolk salc.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio) akan melapisi
bagian dalam trofoblas, sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic membrane)
yang nantinya menjadi korion. Sel-sel trofoblas terbagi menjadi 2 lapisan yaitu:
sitotrofoblas (bagian dalam) dan sinsitiotrofoblas (bagian luar).
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang disebut
chorion frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang
mendapat makanan sehingga menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat
nidasi trofoblas dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).
B.Tumbuh Kembang Fetus
1.perkembangan bulan pertma sampai ke 2
Ada tonjolan di jantung dan bengkak dikepala, karena otak sedang berkembang.
Jantung mulai berdetak, dan dapat dilihat detakannya pada suatu alat ultra sonic
scan. Lesung pipit pada sisi kepala akan menjadi telinga. Dan terjadi pengentalan
yang nantinya akan membentuk mata. Pada bagian atas badan akan terjadi
pembengkakan yang akan membentuk tulang dan otot. Dan bengkak kecil
menunjukan lengan dan kaki mulai tumbuh.

2. Perkembangan janin Bulan Ke 3


Pada tahap ini, bagian muka pelan-pelan mulai terbentuk. Mata terlihat lebih jelas
dan mempunyai beberapa warna. Juga telah terbentuk mulut dengan lidah. Pada
tahap ini calon tangan dan kaki mulai terlihat menonjol pada sisi lateral corpus dan
distal. Selanjutnya akan terlihat garis-garis bakal terbentuknya jari-jari tangan dan
kaki. Juga mulai terbentuk organ-organ dalam utama seperti jantung, otak, paru-
paru, hati, ginjal, usus.

3. Tumbuh kembang fetus Pada Bulan Ke 4


Dua belas minggu setelah proses pembuahan, janin telah terbentuk sepenuhnya.
Semua organ badannya, otot, lengan dan tulang telah lengkap. Janin mengalami
pertumbuhan yang lebih matang. Saat minggu ke 14, denyut jantung berdetak lebih
kencang dan dapat etrdengar menggunakan alat ultrasonic detector. Denyut jantung
berdetak sangat cepat sekitar dua kali lebih cepat dari denyut jantung orang dewasa.

4. perkembangan bulan ke 5-6


Pada masa ini janin tumbuh dengan cepat. Bagian tubuh tumbuh lebih besar
sehingga badan dan kepala lebih proporsional. Garis-garis pada kulit jari kini telah
terbentuk, sehingga janin memiliki sidik jari sendiri. Pada minggu ke 21 hingga
minggu ke 25, anda akan merasakan gerakan janin untuk pertama kali. Pada mulanya
akan terasa suatu denyutan atau sedikit peregerakan, dan mungkin terasa seperti
gangguan pencernaan. Selanjutnya, anda akan merasakan janin anda menendang.
5. Perkembangan bulan ke 7-8
Janin kini bergerak dengan penuh semangat dan bereaksi terhadap sentuhan dan
bersuara. Janin juga mempunyai kebiasaan untuk bangun dan tidur. Kebiasaan ini
sering berbeda dengan kebiasaan anda. Ketika anda istirahat pada malam hari, janin
mulai bangun dan menendang. Pada minggu ke 29, kelopak mata janin terbuka untuk
yang pertama kali. Pada minggu ke 30, panjang janin normal Indonesia sekitar 33
cm.
6. Perkembangan bulan ke 9 sampai lahir
Pada minggu ke 35 terjadi proses penyempurnaan kulit, yang sebelumnya
berkerut, pada tahap ini lebih lembut dan halus. Pada minggu ke 38, janin pada
umumnya terbaring turun, siap untuk proses kelahiran. Kadang-kadang sebelum
kelahiran, kepala berpindah masuk ke panggul dan disebut “masuk pintu atas
panggul”, namun, terkadang kepala janin belum masuk pintu atas panggul sampai
kelahiran dimulai.

1.Proses Pertumbuhan Embryogenesis

Proses Embriogenesis Pada Manusia, Tahap Germinal, Gastrulasi, Neurulasi -


Embriogenesis manusia adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel embrio
yang terjadi selama tahap awal perkembangan. Dalam istilah biologi, perkembangan
manusia memerlukan pertumbuhan dari satu sel zigot menjadi seorang manusia
dewasa. Fertilisasi terjadi ketika sel sprma berhasil masuk dan melebur dengan sel
telur (ovum). Materi genetik dari sprma dan sel telur kemudian bergabung untuk
membentuk sebuah sel tunggal yang disebut zigot, kemdian setelah itu, tahap
germinal dari perkembangan janin dimulai. Embriogenesis mencakup perkembanga
pada delapan minggu pertama dan pada awal minggu kesembilan embrio diberi
istilah janin (fetus). Embriologi manusia adalah studi tentang perkembangan embrio.
selama delapan minggu pertama setelah pembuahan. Masa normal gestasi
(kehamilan) adalah sembilan bulan atau 38 minggu.
Tahapan awal embriogenesis pada manusia. [1]

Tahap germinal, mengacu pada waktu dari pembuahan, pengembangan embrio awal
dan hingga implantasi selesai di dalam rahim. Tahap germinal memakan waktu
sekitar 10 hari.

Selama tahap ini, zigot (yang didefinisikan sebagai embrio karena mengandung
materi genetik yang lengkap) mulai membelah dalam proses yang disebut dengan
pembelahan (cleavage). Sebuah blastocyst (blastosit) kemudian terbentuk dan
tertanam di dalam rahim. Embriogenesis berlanjut dengan tahap berikutnya, yaitu
gastrulasi. Gastrulasi terjadi ketika tiga lapisan germinal pada embrio terbentuk
melalui proses yang disebut histogenesis, yang diikuti dengan proses neurulasi dan
organogenesis. Embrio disebut sebagai janin pada tahap perkembangan janin
selanjutnya, biasanya terjadi pada awal minggu kesembilan. Dibandingkan dengan
embrio, janin memiliki fitur eksternal yang lebih dikenali, dan memiliki satu set
organ (masih berkembang) yang lebih lengkap. Seluruh proses embriogenesis
melibatkan perubahan spasial dan temporal yang terkoordinasi dalam ekspresi gen,
pertumbuhan sel dan diferensiasi selular. Sebuah proses yang hampir sama terjadi
pada spesies lain, terutama di kalangan Chordata.

1. Tahap Germinal

Fertilisasi (Pembuahan)
Fertilisasi terjadi ketika spermatozoon telah berhasil memasuki sel telur dan dua set
materi genetik yang dibawa oleh gamet melebur sehingga terbentuk zigot (sel
diploid tunggal). Proses ini biasanya terjadi di ampula dari salah satu saluran tuba.
Pembuahan berhasil diaktifkan oleh tiga proses yang juga bertindak sebagai kontrol
untuk memastikan kekhususan (ciri khas) spesies. Pertama adalah kemotaksis yang
mengarahkan pergerakan sprma menuju ke sel telur. Kedua, adalah adanya
kompatibilitas perekat antara sel sprma dan sel telur. Pada saat sel sprma menempel
pada sel telur proses ketiga berlangsung, proses ini berupa terjadinya reaksi
akrosom; bagian kepala depan spermatozoon dibatasi oleh akrosom yang
mengandung enzim pencernaan yang berfungsi memecah zona pelusida sehingga
memungkinkan masuknya spermatozoon ke dalam sel telur (ovum). Masuknya
sprma menyebabkan pelepasan kalsium yang akan menghambat masuknya sel-sel
sperma lainnya. Reaksi paralel terjadi di dalam ovum disebut reaksi zona (zona
reaction). Reaksi ini memicu pelepasan butiran kortikal yang melepaskan enzim
yang mencerna protein reseptor sprma, sehingga mencegah polispermia. Granula
juga berfusi (melebur) dengan membran plasma dan memodifikasi zona pelusida
sedemikian rupa untuk mencegah masuknya sprma lebih lanjut. Zigot mengandung
materi genetik gabungan yang dibawa oleh kedua gamet jantan dan betina yang
terdiri dari 23 kromosom dari inti sel telur dan 23 kromosom dari inti sprma.
Kromosom yang berjumlah 46 tersebut akan mengalami perubahan sebelum
terjadinya pembelahan mitosis yang mengarah pada pembentukan embrio yang
memiliki dua sel.

1.2. Pembelahan (Cleavage)

Terjadinya pembelahan pertama menandai awal dari proses pembelahan yang


dilanjutkan dengan pembelahan dua sel pertama dengan mitosis untuk menghasilkan
empat sel yang kemudian membelah menjadi delapan sel dan seterusnya. Ini
merupakan proses yang berjalan lambat dan memakan waktu 12 sampai 24 jam
untuk masing-masing pembelahan. Sel-sel yang disebut dengan blastomer (“blastos”
bahasa Yunani untuk kecambah) tersebut masih tertutup oleh membran kuat berupa
glikoprotein (disebut zona pelusida) dari ovum yang berhasil ditembus oleh
spermatozoon. Zigot (lebih besar dibandingkan dengan sel lain) mengalami
pembelahan lebih lanjut, mengalami peningkatan jumlah sel-sel tanpa peningkatan
ukuran zigot awal. Hal ini berarti bahwa, proporsi materi genetik pada nuklear (inti
sel) lebih besar bila dibandingkan pada sitoplasma dalam setiap sel. Ketika delapan
blastomer telah terbentuk mereka dibedakan dan dikumpulkan ke menjadi sebuah
bola, dan ketika sel-sel berjumlah sekitar enam belas atau tiga puluh dua, bola padat
sel-sel tersebut disebut amorula. Pada tahap ini sel-sel mulai terikat bersama-sama
dalam proses yang disebut pemadatan, dan proses pembelahan terus terjadi hingga
dimulainya tahapan diferensiasi seluler.

1.3 Blastulasi

Pembelahan adalah tahap pertama dalam blastulasi, blastulasi adalah proses


pembentukan blastocyst. Sel-sel berdiferensiasi menjadi lapisan luar sel, trophoblast
(tropoblas), dan massa sel bagian dalam. Dengan pemadatan lanjutan, trophoblast
(blastomer terluar) menjadi tidak bisa dibedakan, dan masih tertutup di dalam zona
pelusida. Pemadatan ini berfungsi untuk membuat struktur kedap air karena sel-sel
nantinya akan mengeluarkan cairan. Massa dalam sel terdiferensisasi menjadi
embryoblast dan berpolarisasi di salah satu ujungnya. Embryoblast (embrioblas)
kemudian mendekat bersama-sama dan membentuk gap junction untuk
memfasilitasi komunikasi seluler. Polarisasi ini meninggalkan rongga, yang disebut
dengan blastsosol (blastocoel) yang kini disebut blastocyst. (Pada hewan selain
mamalia, bagian ini disebut blastula). Trophoblast mengeluarkan cairan ke blastosol
tersebut. Pada saat ini ukuran blastocyst telah meningkat sehingga membuatnya
'menetas' melalui zona pelusida yang kemudian hancur. Massa sel dalam akan
mengembangkan embrio yang terdiri atas, amnion, yolk sac (kantung kuning telur)
dan alantois, sedangkan bagian janin plasenta akan terbentuk dari lapisan trophoblast
luar. Embrio dengan semua lapisan membrannya disebut konseptus dan pada tahap
ini konseptus berada di dalam rahim. Zona pelusida akhirnya menghilang
sepenuhnya, sehingga sel-sel trophoblast yang terpapar memungkinkan blastocyst
untuk menempelkan dirinya sendiri ke endometrium, di mana blastocyst akan
melakukan implantasi.

1.4 Implantasi
Setelah ovulasi, lapisan endometrium berubah menjadi lapisan sekretori untuk
persiapan menerima embrio. Lapisan ini akan menebal dan memiliki kelenjar sekresi
yang memanjang, dan semakin vaskular. Lapisan pada rongga rahim (atau rahim)
ini sekarang dikenal sebagai desidua dan menghasilkan banyak sel-sel desidual besar
di dalam jaringan interglandular. Trophoblast kemudian berdiferensiasi menjadi
lapisan dalam, sitotrophoblast dan lapisan luar (sinsitiotrophoblast). Sitotrophoblast
(sitrofoblas) berisi sel-sel epitel kuboid yang memiliki batas-batas sel (merupakan
sumber dari pembelahan sel) dan sinsitiotrophoblast (sinsitiotrofoblas) adalah
lapisan tanpa batasan sel.
Sinsitiotrophoblast mengimplan blastocyst pada epitel desidua, dengan
menggunakan proyeksi vili korionik membentuk bagian embrionik dari plasenta.
Plasenta berkembang setelah blastocyst tertanam, dan menghubungkan embrio ke
dinding rahim. Desidua di sini disebut sebagai desidua basalis dan terletak antara
blastocyst dan miometrium dan membentuk bagian maternal plasenta. Proses
implantasi dibantu oleh enzim hidrolitik yang mengikis epitel. Sinsitiotrophoblast
juga memproduksi Human Chorionic Gonadotropin (hCG), hormon yang
merangsang pelepasan progesteron dari korpus luteum. Progesteron memperkaya
rahim dengan lapisan tebal pembuluh darah dan kapiler sehingga dapat
mempertahankan perkembangan embrio. Vili mulai bercabang dan mengandung
pembuluh darah embrio. Arteri pada daerah desidua direnovasi untuk meningkatkan
aliran darah dari ibu ke dalam ruang intervilus di dalam plasenta, sehingga
memungkinkan berlangsungnya pertukaran gas serta transfer nutrisi ke embrio.
Produk limbah dari embrio akan berdifusi melintasi plasenta .
Seiring sinsitiotrophoblast mulai menembus dinding rahim, massa sel dalam / inner
cell mass (embrioblast) juga turut berkembang. Massa sel dalam adalah sumber dari
sel induk embrionik, yang bersifat pluripotent dan dapat berkembang menjadi salah
satu dari tiga lapisan sel germinal.

2.Gastrulasi
Embryoblast membentuk sebuah disc embrionik yang merupakan disc bilaminar
yang terdiri dari dua lapisan, lapisan bagian atas epiblast (ektodermis primitif) dan
lapisan bawah hypoblast (endoderm primitif). Disini membentang antara daerah
yang nantinya akan menjadi rongga amnion dan kantung kuning telur (yolk sac).
Epiblast yang berdekatan dengan trophoblast terbuat dari sel-sel kolumnar,
sedangkan hypoblast yang paling dekat dengan rongga blastocyst terbuat dari sel-sel
kuboid. Epiblast bermigrasi jauh ke bawah dari trophoblast, membentuk rongga
ketuban ; lapisan yang terbentuk dari amnioblast yang dikembangkan dari epiblast.
Hypoblast didorong ke bawah dan membentuk lapisan kantung kuning telur / yolk
sac (rongga exocoelomic). Beberapa sel hypoblast bermigrasi sepanjang lapisan
dalam sitotrophoblast yang ada pada blastocoel dan sambil mensekresi matriks
ekstraseluler sepanjang perjalanannya. Sel-sel hypoblast dan matriks ekstraseluler
ini disebut membran Heuser (atau membran exocoelomic), membran ini menutupi
blastocoel untuk membentuk kantung kuning telur (atau rongga exocoelomic). Sel-
sel dari epiblast yang bermigrasi di sepanjang tepi luar retikulum dan membentuk
mesoderm ekstraembrionik, hal inilah yang membuat sulit untuk mempertahankan
retikulum ekstraembrionik. Sesaat setelah itu kantong terbentuk di retikulum, yang
akhirnya akan bergabung membentuk rongga chorionic atau coelom
ekstraembrionik .
Alur primitif adalah garis linear sel yang dibentuk oleh migrasi epiblast. Pada saat
alur ini muncul, maka akan menandai awal proses gastrulasi, yang berlangsung
sekitar enam belas (minggu ke-3) setelah pembuahan. Proses gastrulasi
mereorganisasi embrio dua lapis menjadi embrio tiga lapis, dan juga memberikan
orientasi dorsal-ventral dan anterior-posterior yang spesifik pada embrio, melalui
alur primitif yang menetapkan simetri bilateral. Sebuah node primitif (atau simpul
primitif) terbentuk di depan alur primitif yang merupakan pengatur terjadinya
neurulasi. Sebuah lubang primitif terbentuk sebagai akibat dari depresi di tengah
simpul primitif yang menghubungkan ke notochord yang terletak tepat di bawahnya.
Simpul telah muncul dari epiblast pada lantai rongga amnion, dan simpul inilah yang
menginduksi pembentukan lempeng neural yang berfungsi sebagai dasar untuk
pembentukan sistem saraf. Piringan saraf akan terbentuk berlawanan dengan alur
primitif dari jaringan ektodermal yang mengental dan merata ke piringan saraf.
Epiblast di daerah tersebut bergerak ke bawah menuju alur yang berada pada lubang
primitif, proses ini disebut ingresi. Ingresi mengarah pada pembentukan
mesoderm.Sel-sel dari epiblast bergerak menuju alur primitif bersamaan dengan
proses transisi mesenkim epiteliel; sel-sel epitel menjadi sel-sel punca mesenkim
(sel-sel yang bersifat multipotent dan dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam
jenis sel. HYPOBlast akan didorong keluar dan membentuk amnion. Epiblast terus
bergerak dan membentuk lapisan kedua (mesoderm). Epiblast pada saat ini telah
terdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal dari embrio, dan piringan yang tadinya
bilaminar menjadi trilaminar (gastrula).
Ketiga lapisan germinal adalah ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan terbentuk
sebagai tiga cakram datar yang tumpang tindih. Dari tiga lapisan ini, semua struktur
dan organ-organ tubuh akan diperoleh melalui proses histogenesis dan
organogenesis. Lapisan atas (ektoderm) akan berdiferensiasi menjadi lapisan terluar
kulit, sistem saraf pusat dan perifer, mata, telinga bagian dalam, dan banyak jaringan
ikat. lapisan tengah (mesoderm) akan berdiferensiasi menjadi jantung dan awal dari
sistem peredaran darah serta tulang, otot dan ginjal. Lapisan dalam (endoderm) akan
berfungsi sebagai titik awal untuk pengembangan paru-paru, usus dan kandung
kemih. Setelah ingresi, blastopore akan berkembang pada sel-sel yang telah
teringresi pada satu sisi embrio dan menjadi arkenteron (tahap formatif pertama dari
usus). Blastopore menjadi anus serta membentuk kolom usus melalui sisi lain embrio
di mana terjadi pembukaan yang akan menjadi mulut. Dengan berfungsinya tabung
pencernaan, proses grastulasi telah selesai dan tahap neurulasi akan dimulai.

3.Neurulasi
Setelah gastrulasi, ektoderm akan mengembangkan jaringan epitel dan saraf, dan
gastrula ini sekarang disebut sebagai neurula. Pelat saraf yang telah terbentuk
sebagai piringan yang menebal dari ektoderm, terus meluas dan ujung-ujungnya
mulai melipat ke atas sebagai lipatan saraf. Neurulasi mengacu pada proses pelipatan
ini, dimana lempeng saraf (neural) diubah menjadi tabung saraf (neural tube).
Piringan saraf akan melipat sepanjang alur saraf dangkal yang telah terbentuk
sebagai garis median pembagi di dalam pelat saraf. Proses ini akan terus melipat ke
dalam hingga mendapatkan tinggi tertentu dimana pringan saraf tersebut akan
bertemu dan berdekatan. Nerupore tengkorak (kranial) dan ekor (kaudal) menjadi
semakin kecil sampai mereka menutup sepenuhnya (hari ke-26) dan membentuk
tabung saraf (neuraltube).

4. Kerentanan Embriogenesis
Paparan beracun selama tahap germinal dapat menyebabkan kematian perinatal
sehingga mengakibatkan keguguran, tetapi tidak menyebabkan cacat perkembangan.
Namun, paparan racun pada periode embrio dapat menjadi penyebab utama
malformasi kongenital, karena prekursor dari sistem organ Utam asedang dalam
tahap perkembangan.

5. Diagnosis Genetik
Setiap sel dari embrio praimplantasi bersifat pluripotent. Artinya, setiap sel memiliki
potensi untuk membentuk semua jenis sel yang berbeda dalam embrio yang sedang
berkembang. Potensi sel memiliki artian bahwa beberapa sel dapat dihilangkan dari
embrio praimplantasi dan sel-sel yang tersisa akan mengimbangi ketidakhadiran sel-
sel tersebut. Hal ini telah memungkinkan pengembangan teknik yang dikenal
sebagai diagnosis genetik praimplantasi / Preimplantation Genetic Diagnosis (PGD),
dimana sejumlah kecil sel dari embrio praimplantasi diciptakan melalui In vitro
Fertilisation (IVF) dan dapat dihilangkan dengan biopsi. Hal ini memungkinkan
embrio yang tidak terpengaruh oleh penyakit genetik tertentu dapat dipilih dan
kemudian ditransfer ke rahim ibu.

2. Air ketuban
Air ketuban memiliki warna bening, terkadang warnanya juga terlihat kekuningan,
sering meninggalkan bercak bintik-bintik putih di pakaian dalam, namun tidak
berbau. Air ketuban yang merembes juga bisa disertai lendir atau bahkan darah.
Sementara itu, urine berbau khas.
a.Faal air ketuban
Faal Air ketuban antara lain :
1. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan
2. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat
menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui
darah ibu ke janin
3. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara
4. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistim pencernaan janin,
sistim otot dan tulang rangka, serta sistim pernapasan janin agar berkembang
dengan baik
5. Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar
janin
6. Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin
dan rahim terhadap kemungkinan infeksi
7. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di
dalam rahim, sehingga leher rahim membuka
8. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan
membersihkan jalan lahir
9. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan
yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom
10.Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang
atau lewat waktu
11.Membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan
mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami
infeksi
12.Mencegah perlekatan janin dengan amnion
13.Mungkin untuk menambah suplay cairan janin,dg cara ditelan atau diminum,
yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin
14.Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat,
kira - kira 350 - 500 cc.

b.Ciri-ciri
Ciri Air Ketuban yang Pecah dan Keputihan

A. Umumnya tidak berbau.


B. Terus menetes atau mengalir, tanpa bisa ditahan.
C. Pakaian dalam atau pantyliner perlu sering diganti karena kebocorannya stabil.
D. Cairannya sebagian besar jernih. Bisa jadi disertai warna sedikit putih atau
kemerahan (darah).
E. Jika ada warna kehijauan sampai kecoklatan, segera hubungi dokter.
Kenapa air ketuban bisa pecah?

Ada dua alasan utama untuk air ketuban pecah:

1.Tekanan internal - terutama pada akhir kehamilan, berat badan janin terlalu
berat atau terlalu banyak air ketuban sehingga menyebabkan tekanan internal yang
berlebihan dan membran pecah.

2.Kekuatan eksternal - mungkin merupakan dampak dari kekuatan eksternal, infeksi


bakteri dan alasan lainnya.

Walaupun biasanya ketuban pecah menandakan bahwa Bunda akan segera


melahirkan, tapi tak jarang terjadi juga bahwa cairan yang keluar dari vagina Bunda
bukanlah air ketuban melainkan hasil sekresi atau bahkan adalah air kencing.

Bagaimana cara mengklarifikasikan cairan yang keluar?


Air ketuban yang pecah juga bisa dibedakan letaknya antara upper dan lower, bila
pecah di bawah akan terdengan suara "POK!!" lalu akan keluar aliran air yang sangat
deras.

Cara termudah untuk memastikan cairan yang keluar adalah air ketuban atau hasil
sekresi adalah dengan memakai pakaian dalam berwarna terang, jangan pakai pad
atau pentiliner yah Bun, lalu lihat apakah di sekitar yang basah ada sama-samar
bercak berwarna dan apakah ada baunya atau tidak?

Jika Bunda curigai air ketuban yang pecah dari tempat yang lebih atas, jangan terlalu
khawatir namun lekas ke doker yah Bun. Supaya dokter bisa langsung
menanganinya.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kunjungan awal Kehamilan adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali
ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Sedangkan kunjungan ulang
yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal
pertama sampai persalinan.

B.SARAN
Sebaiknya ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi dini jika
terjadi komplikasi pada kehamilannya, sehingga keselamatannya dan janinnya
tidak terancam
DAFTAR PUSTAKA

Mocthar R, 1998, Sinopsis Obstetri Cetakan I,EGC, Jakarta.


 Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , Jakarta
 Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
 Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan
keluarga berencana, EGC, Jakarta
 Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
 Arif Mansyoer,DKK,1999, Kapita selecta Kedokteran, Penerbit media aeskulapius
FKUI.
 Helen Varney,DKK, 2002, Buku Saku Bidan, cetakan I, EGC, Jakarta
 Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa keperawatan edisi 8,EGC,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai