Anda di halaman 1dari 21

1.

Pendahuluan

GoPro’s Inc. merupakan perusahaan Amerika yang di dirikan tahun 2002 oleh Nick
Woodman yang sebelumnya bernama Woodman Labs, Inc. GoPro’s merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak diindustri teknologi dengan memproduksi action camera, drone,
aplikasi handphone, dan video-editing software.[1] Perushaan GoPro’s menunjukan pertumbuhan
yang signifikan pada tahun 2011-2014 dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan 44.3% dan
77% pendapatan bersih setiap tahun. GoPro’s Inc. menjadi perusahaan public (IPO) pada tahun
2014, dengan harga saham per lembar sebesar $24.00, yang menjadikan nilai perusahaan sebesar
$2.7 miliar. Dengan ekspetasi yang disampaikan CEO Nick Woodman, antusias investor terus
meningkat, dan membawa saham GoPro’s kepada punyaknya sebesar $98 per lembar pada bulan
oktober 2014. Akan tetapi laporan keuangan yang diterbitkan GoPro’s pada kuarter ke-3 dan
kuarter ke-4 (akhir tahun) 2014 menunjukan tidak mencapai ekpektasi investor, sehingga
berdampak pada turunnya harga saham menjadi $53.9 pada bulan desember 2014.

Grafik 1.1 Pendapatan dan Pendapatan Bersih GoPro’s.[2]

Pada awal tahun 2015 GoPro merekrut Anthony J. Bates, mantan eksekutif Microsoft
serta melncurkan video-editing software dan strategi video sharing melalui YouTube. Hal mampu
meyakinkan pemegang saham yang ditunjukan dengan penguatan pada harga saham GoPro’s
sebesar 22% dari harga saham akhir tahun 2014.[3] Masuknya pesaing baru dalam industri action
camera seperti 360fly, Sonny, Garmin, Nikon, Kodak, Polaroid, dan Yi pada tahun 2015 dan
turunnya pendapatan bersih perusahaan sebesar 128%, membuat saham GoPro’s terjun bebas
1
mencapai $18 di akhir tahun 2015. Kesalahan strategi bersaing dan buruknya laporan keuangan
perusahaan membuat harga saham GoPro turun dibawah $10 di akhir tahun 2016 hingga saat ini.

Grafik 1.2 Performa Stock GoPro’s [4]

Tidak dapat dipungkiri penurunan nilai ini diakibatkan oleh lingkungan internal dan
eksternal perusahaan yang berdapak pada turunnya performa perusahaan. Pada makalah ini, kami
memfokuskan analisis pada lingkungan eksternal GoPro’s dan menentukan solusi strategi yang
tepat, dengan harapan untuk mendapat menjadi acuan perusahaan-perusahaan yang mengalami
fenomena seperti GoPro’s dikemudian hari.

2. Analisis Industri Action Camera dan Perusahaan GoPro’s

2
2.1 PESTEL Analysis
2.1.1 Faktor Politik
Faktor politik mempunyai peran penting dalam perkembangan bisnis GoPro
selanjutnya di suatu negara. GoPro beroperasi di banyak negara, sehingga harus membuka
diri terhadap berbagai pengaruh faktor politik dari berbagai negara beserta resikonya.
GoPro harus bisa menganalisa faktor-faktor tersebut dan mengatur strategi yang tepat
untuk meminimalkan resiko sistimatis lingkungan Politik.
 Stabilitas politik
 Stabilitas keamanan
 Birokrasi dan kebijakan terkait barang/ peralatan fotografi
 Peraturan & tarif perdagangan
 Peraturan penetapan harga untuk barang konsumen dan barang import
 Peraturan perpajakan
 Peraturan tentang pekerja dan peraturan pengaturan upah pekerja
 Aturan mengenai hak paten atau hak cipta.
2.1.2 Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang mempengaruhi bisnis GoPro dalam lingkungan makro seperti
tingkat inflasi, tabungan, tingkat bunga dan nilai tukar mata uang asing. Sementara faktor
lingkungan mikro seperti persaingan berdampak pada keunggulan kompetitif perusahaan.
Faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan GoPro adalah :

 Jenis sistem ekonomi di negara-negara yang beroperasi


 Kestabilan perekonomian dalam negara tersebut
 Intervensi pemerintah di pasar bebas dan Barang Konsumsi terkait
 Nilai tukar & stabilitas mata uang negara tersebut
 Efisiensi pasar keuangan - Apakah GoPro perlu meningkatkan modal di pasar lokal?
 Kualitas infrastruktur dalam industri Peralatan & Perlengkapan Fotografi
 Keunggulan komparatif negara tuan rumah dan sektor barang konsumsi di negara
tertentu.
 Tingkat keterampilan tenaga kerja di industri fotografi.
 Tingkat pendidikan dalam ekonomi

3
 Biaya tenaga kerja dan produktivitas dalam ekonomi

 Tingkat pertumbuhan ekonomi

 Tingkat GDP (Gross Domestic Product) negara tersebut

 Tingkat inflasi

 Suku bunga

2.1.3. Faktor Sosial

Budaya masyarakat dan cara bertindak masyarakat akan mempengaruhi bisnis GoPro
dalam suatu negara. GoPro harus memahami budaya konsumen dalam setiap negara dalam
untuk menyusun strategi pemasarannnya. Faktor sosial yang harus dianalisis oleh GoPro,
adalah :

 Demografi dan tingkat keterampilan populasi

 Struktur kelas, hierarki dan struktur kekuasaan di masyarakat.

 Tingkat pendidikan serta standar pendidikan SDM yang dibutuhkan oleh GoPro.

 Gaya hidup

 Budaya (peran gender, konvensi sosial, dll.)

 Minat rekreasi dan minat mempelajar tekhnologi

2.1.4 Faktor Teknologi

Teknologi dengan cepat mempengaruhi industry, terutama industri Fotografi yang


mengedepankan tekhnologi dan keahlian. Selain itu perkembangan penggunaan media
social juga sangat pesat, sehingga bisa dimanfaatkan utnuk perkembangan bisnis GoPro.
Suatu perusahaan tidak hanya harus melakukan analisis teknologi dari industri tetapi juga
kecepatan di mana teknologi mengganggu industri itu. Kecepatan lambat akan memberi
lebih banyak waktu sementara kecepatan cepat gangguan teknologi mungkin memberi
sedikit waktu untuk mengatasinya dan menguntungkan. Analisis teknologi mencakup
memahami dampak berikut :

 Perkembangan teknologi oleh pesaing GoPro

 Dampak teknologi pada penawaran produk (Mengurangi harga produk)

4
 Dampak pada struktur biaya dalam industri Fotografi

 Dampak pada struktur rantai nilai di sektor Barang Konsumsi

 Tingkat penguasaan teknologi oleh SDM GoPro

 Perkembangan INovasi Teknologi oleh GoPro

2.1.5 Faktor Lingkungan

Lingkungan dalam suatu negara memiliki hukum dan kewajibain yang berbeda,
sehingga pasar yang berbeda akan memiliki norma yang berbeda pula. Sebelum
memasuki pasar baru atau memulai bisnis baru di pasar yang ada, perusahaan harus hati-
hati mengevaluasi standar lingkungan yang diperlukan untuk beroperasi di pasar tersebut.
Beberapa faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan sebelumnya
adalah:

 Hukum yang mengatur pencemaran lingkungan

 Cuaca

 Perubahan iklim

 Mendaur ulang

 Pengelolaan limbah di sektor Barang Konsumsi

 Sikap terhadap "hijau" atau produk ekologis

 Sikap dan dukungan terhadap energi terbarukan

2.1.6 Faktor Legal/ Hukum

Kerangka dan institusi hokum di bberapa negara tidak cukup kuat untuk melindungi
hak kekayaan intelektual suatu organisasi. Sebuah perusahaan harus hati-hati mengevaluasi
sebelum memasuki pasar seperti itu, agar jangan sampai keunggulan kompetitif perusahaan
tidak terjaga. Beberapa faktor hukum yang harus dipertimbangkan oleh kepemimpinan
GoPro. saat memasuki pasar baru adalah :

 Undang-undang anti-trust ddalam perdagangan di negara tersebut.

 Hukum diskriminasi

 Hak cipta, paten / hukum kekayaan intelektual


5
 Perlindungan konsumen dan e-commerce

 Hukum ketenagakerjaan

 Hukum kesehatan dan keselamatan

 Perlindungan data

2.2 The Five Forces Framework


2.2.1 Persaingan Antar Penjual
Ketika Gopro masih menjadi satu-satunya brand dengan penawaran camera dan
video berkualitas tinggi dan dilengkapi dengan aksesoris yang mempermudah
penggunaannya menjadikan demand meningkat pesat, sehingga penjualan Gopro memiliki
harga yang sangat tinggi. Ketika banyaknya brand baru yang menyaingi Gopro, demand
terhadap Gopro mulai menurun karena customer memutuskan untuk membeli produk lain
yang memiliki fungsi yang sama, bahkan memiliki keunggulan yang lebih signifikan.
Sehingga penjualan Gopro semakin bersaing secara agresif lewat berbagai macam cara
seperti diskon, promosi, dan lainnya. Perkembangan produk pesaing pun semakin memiliki
daya jual yang tinggi karena menanggapi keinginan konsumen yang menuntut nilai lebih
dari suatu produk, seperti menawarkan produk dengan design camera dengan warna yang
menarik yang tidak dimiliki oleh Gopro. Apabila keberagaman tersebut dapat menjadikan
para pesaing memiliki keunikan tersendiri, maka GoPro akan menerima tekanan yang
besar dari sesama penjual.
2.2.2 Ancaman masuknya pendatang baru
Gopro merupakan pionir action camera yang sempat menjadi pusat perhatian dunia.
Gopro mempunyai keunikan yang menjadi pusat perhatian para konsumen sehingga
memiliki demand yang tinggi. Menurut data mulai pada tahun 2015 mulai bertambah
banyaknya kompetitor-kompetitor baru. Melihat kondisi tersebut banyak perusahaan yang
bergerak di bidang videography mulai tertarik untuk menciptakan kamera dengan fungsi
yang sama. Sony, Nikon Kodak, Polaroid dan masih banyak merk baru yang bermunculan
mencoba untuk menciptakan kamera action dengan fitur yang lebih baik dengan harga
terjangkau. Akan tetapi Gopro yang lebih dulu berkembang sudah memliki network yang
lebih luas yang mungkin sulit disamakan dengan pendatang baru.

6
Jadi, sebagai pionir harus bergerak secara cepat, karena ketika menciptakan inovasi
dan menyebabkan penawaran yang tinggi maka akan banyak pesaing baru yang muncul
untuk masuk kedalam market yang sama. Pesaing melakukan pergerakan yang sangat
cepat untuk selalu berinovasi sehingga pesaing dapat mereplika bahkan mengembangkan
produk melebihi produk yang sudah ada dan akhirnya ancaman dari pendatang baru
memiliki tekanan sangat tinggi karena Gopro tidak melakukan inovasi yang signifikan
terhadap produknya.
2.2.3 Ancaman barang pengganti atau jasa (substitute)
Pada tahun 2016 semakin banyaknya kategori barang pengganti Gopro. Salah satu
yang signifikan adalah munculnya smartphone yang memiliki keunggulan fitur menyaingi
Gopro. Smartphone mengeluarkan fitur yang lebih unik dalam kategory videography,
seperti adanya fitur slow motion, fast motion dan kualitas resolusi seperti Gopro. Selain
smartphone, industri drone juga mulai merambah industri videography. Drone tersebut bisa
menyaingi teknologi pada Gopro karena Drone terus menghasilkan inovasi yaitu dengan
menyediakan virtual reality mensupport pengguna agar pemakaian lebih mudah dan
pengambilan gambar lebih presisi. Selain pada drone, kamera yang terdapat di dalam drone
juga memiliki fitur dan kualitas yang tinggi. Walaupun fungsi dari kamera smartphone
memiliki fungsi yang sangat terbatas dan beberapa aktifitas tidak bisa mengunakan kamera
smartphone seperti scuba diving, dokumentasi luar angksa beberapa aktivitas ekstrem,
smartphone tetap memberikan tekanan ancaman yang tinggi karena sebagian besar
pengguna Gopro tidak menggunakan Gopro dengan fungsi yang maksimal. Untuk
pemakaian camera action secara profesional tekanan ancaman terbesar ada pada produk
drone yang terus meningkatkan specnya sehingga profesional user beralih ke produk yang
memiliki tingkat perubahan teknologi yang tinggi (dinamis).
2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok.
Dalam produksinya GoPro tidak mengintegrasi item manufakturnya sendiri. Terdapat
beberapa supplier yang berfungsi untuk mensupport penciptaan produknya. Gopro
disupport dengan fitur teknologi yang canggih, serta aksesoris yang memiliki fungsi
berbeda-beda. Teknologi pada GoPro sangat bergantung pada software, dan software
tersebut harus terus diperbarui. Gopro bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Kolor,
untuk membuat software sehingga dapat meningkatkan fitur GoPro. Kolor dapat
memberikan input yang berkualitas sehingga performa Gopro dapat meningkat. Contoh

7
supplier lainnya ada Hotax untuk membuat case plastik untuk mensupport aksesoris untuk
waterproof. Jika dilihat dari banyaknya yang mereplika fungsi Gopro bisa disimpulkan
bahwa terdapat beberapa supplier yang mampu menciptakan material ataupun software
sesuai standart kualitas yang dimiliki oleh Gopro. Dapat disimpulkan supplier pada Gopro
menghasilkan input yang mempengaruhi biaya produk akhir, menyebabkan banyak
anggota industri peka terhadap kenaikan atau penurunan harga pada supplier.
Gopro merupakan anggota industri yang tidak mampu mengintegrasi item
manufakturnya sendiri atau self-manufature sehingga mereka membeli dari supplier.
Sehingga tidaka ada ancaman terhadap kredibilitas barang-barang yang diproduksi supplier
menyebabkan daya anggota aindustri terhadap supplier tergolong rendah.
2.2.5 Kekuatan Tawar – Menawar Pembeli.
Dengan banyaknya pesaing yang ada di pasar membuat pembeli dapat menunda
pembelian, atau bahkan menolak untuk membeli barang jika mereka tidak suka dengan
harga yang ditawarkan oleh penjual. Pembeli tentunya akan memiliki informasi tentang
kualitas harga, biaya penjualan, bahkan stock suatu produk karena kemudahan akses pada
internet atau smartphone sehingga dapat negosiasi kesepakatan lebih menarik. Terlebih lagi
maraknya E-commerse yang memberikan informasi yang sangat lengkap untuk pengguna
applikasi tesebut membuat pembeli dapat menilai suatu produk secara cerdas. Dengan
banyaknya produk camera action yang serupa dengan GoPro, pembeli akan
membandingkan spec, kualitas material, dan juga harga, sehingga pembeli memiliki
bagaining power yang tinggi.

2.3 Analisis Value Net Model GoPro’s Inc.

Salah satu cara untuk menganalisis lingkungan eksternal perusahaan GoPro’s adalah
dengan menggunakan analisis value net model yang mencakup konsumen, pemasok,
pesaing, dan complementer.

8
Gambar 2.1 2014-2015 Value Net Model GoPro’s Inc. [2]

Berdasarkan Value Net Model pada tahun 2014-2015 GoPro’s Inc. memiliki pangsa
pasar yang besar dalam industri action camera, hal ini ditunjukan dengan penjualan produk
sebesar 5.18 juta unit di tahun 2014 dan 6.58 juta unit di tahun 2015. Kamera GoPro’s juga
memiliki daya tahan produk diatas pesaingnya, yang membuat perusaan mampu menguasai
85 persen pasar action camera. Kamera GoPro’s juga banyak dipergunakan di industi
perfileman, militer, sains dan penelitian. Selain itu, industri Drone seperti DJI, Parrot dan
Yuneec dipasangkan bersama kamera GoPro’s untuk mendapatkan hasil gambar yang lebih
maksimal. Akan tetapi, pendapatan bersih GoPro’s menurun 128 persen pada tahun 2015.
Hal ini diakibatkan oleh beberapa akuisisi yang dilakukan perusahaan untuk
mengembangkan produk GoPro’s Karma Drone, yang berdampak pada peningkatan secara
signifikan pada besarnya beban biaya operasional dan pengembangan. Penurunan
pendapatan bersih ini berdampak pada turunnya kepercayaan pemegang saham terhadap
perusahaan, sehingga nilai saham GoPro’s turun sebesar 45 persen pada pembukaan awal
tahun 2015.

9
Gambar 2.2 2015-2016 Value Net Model GoPro’s Inc. [2]

Tahun 2015 persaingan bertambah ketat bagi perusahaan GoPro’s. Pada pertengahan
tahun ini begitu banyak produk Smartphone yang dilengkapi sistem action camera mulai
memasuki pasar, seperti Samsung Galaxy S6, iPhone 6S/iPhone 6S Plus, Google Nexus 6P,
dan DuraForce Pro. Selain Smartphone bersifat online, yang berarti setiap gambar yang
diambil dapat langsung diunggah ke media sosial Smartphone juga mengembangkan
sistem nirkabelnya sehingga dapat terhubung pada berbagai jenis produk lain
(Complementor: ex Apple Watch). Hal inilah yang membuat banyak konsumen GoPro’s
beralih menggunakan produk Smartphone. [5] Tahun 2016 GoPro’s memasuki industri
Drone dengan produk GoPro’s Karma yang dirilis diakhir tahun 2015. Selain masalah
penundaan waktu rilis produk, GoPro’s Karma juga memiliki masalah pada komponen
penyimpanan energy listrik yang digunakan. Permasalahan pada sistem ini membuat
banyak produk Drone jatuh saat diterbangkan, selain itu munculnya masalah lain seperti
penyimpanan tidak merespon saat melakukan pengisian listrik membuat GoPro’s harus
mengeluarkan banyak biaya untuk asuransi dan perbaikan produk. Keputusan GoPro’s
untuk memasuki industri Drone juga menjadikan produsen besar Drone seperti Shenzen
DJI Technology Co. Ltd, Parrot Co. Ltd, Yuneec International Co. Ltd, dan Xiaomi Corp

10
tidak lagi menjadi Complementor, akan tetapi sebagi pesaing GoPro’s Inc. dan menambah
tekanan pada lingkungan eksternal GoPro’s. [6]
Keputusan strategi perushaan dan perkembangan teknologi inilah yang telah
merubah lingkungan eksternal GoPro’s sehingga berdampak bagi turunnya penjualan dan
performa keuangan perusahaan yang berujung pada turunya nilai saham dibawah $10 per
lembarnya.

2.4 Analisis Dinamika Industri Action Camera dan Faktor Pendorong Perubahan

Perubahan sangat penting untuk diantisipasi karena mempengaruhi lingkungan


eksternal dan performa perusahaan. Sama seperti industri lainnya, industri action camera
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Perkembangan industry 4.0 di tahun 2011
dengan tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik telah membuat
persaingan antar perusahaan semakin ketat dan dinamika industri terjadi begitu cepat. Oleh
karena itu analisis dinamika industri action camera dan faktor pendorong perubahannya
perlu untuk dilakukan.

Untuk mengetahui dinamika industri action camera dan faktor pendorong


perubahannya, terdapat tiga prosedur dalam melakukan analisis, pertama identifikasi
kekuatan pendorong perubahan, kedua mengidentifikasi dampak dari perubahan, dan
ketiga menentukan strategi yang tepat untuk menanggulangi perubahan.

2.4.1 Identifikasi Kekuatan Pendorong Perubahan


 Perubahan Pertumbuhan Industri Jangka Panjang.
Pertumbuhan industri action camera begitu pesat setiap tahunnya. Seperti ditunjukan
pada grafik pertumbuhan penjualan produk action camera di seluruh dunia dibawah ini.

11
Grafik 2.1 Penjualan unit action camera di seluruh dunia [7]
Berdasarkan grafik dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar indusri action camera masih
bertumbuh setiap tahunnya dan dapat menjadi ancaman bagi perusahaan GoPro’s ataupun
peluang untuk bersaing merebut pasar dunia.
 Inovasi Produk
Seluruh produk dan brand memiliki umur atau life cycle. Seperti dijelaskan grafik
dibawah ini bahwa setiap produk akan sampai kepada tahap decline atau penurunan.

Grafik 2.2 Product Life Cycle [8]


Produk yang tidak dikembangkan secara terus menerus, akan berdampak pada
penurunan. Selain itu jumlah pesaing yang semakin bertambah besar membutuhkan
inovasi agar dapat terus bersaing. Oleh karena itu inovasi produk action camera
menjadi faktor pendorong perubahan yang harus diperhitungkan oleh perusahaan
GoPro’s apabila ingin bersaing di pasar dunia.
 Perkembangan Teknologi Internet Secara Signifikan
Perkembangan teknologi internet secara signifikan juga menjadi ancaman bagi
industri action camera. Mengingat perubahan gaya hidup “social media” membuat
kebutuhan akan internet menjadi hal yang penting.

12
Grafik 2.3 Rata-rata orang Amerika menggunakan social media perhari [9]
Pada social media orang cendrung memiliki keinginan untuk mengabadikan dan
membagikan pengalamannya secara langsung. Hal ini yang tidak dimiliki GoPro’s
sebagai produsen action camera. Selain itu industri smartphone telah
mengembangkan sistem kamera dengan kualitas tinggi yang dapat menyamakan
kualitas kamera GoPro’s. Sehingga cepat atau lambat apabila perusahaan tidak
mengembangkan sistem jaringan internet, maka pasar akan tergerus oleh produk-
produk smartphone yang telah menjadi kebutuhan utama orang-orang saat ini.

2.4.2 Identifikasi Dampak Dari Perubahan


Setelah mengidentifikasi faktor pendorong perubahaan dalam Industri action camera
selanjutnya adalah melakukan assestment untuk mengukur dampak jangka panjang
sehingga perusahaan dapat menentukan strategi untuk menanggulanginya. Pada
pertumbuhan industri jangka panjang, dalam kasus GoPro’s pasar begitu antusias dengan
produk action camera pada tahun tahun 2013 dan mencapai puncak pertumbuhan pada
tahun 2015.

13
Grafik 2.4 Penjualan Jumlah Unit Produk GoPro’s dan dunia dari tahun 2013-2018 [10]
Pertumbuhan industri sebesar 35% pada tahun 2015 menjadi faktor banyaknya
produsen baru masuk ke dalam pasar action camera. Hal ini menjadi ancaman bagi
perushaan GoPro’s sebagai market leader pada tahun 2015. Tanpa adanya strategi yang
tepat akan berdampak pada menurunnya pasar GoPro’s di seluruh dunia.
Perkembangan teknologi internet dan inovasi akan berdampak sangat buruk bagi
produk GoPro’s, besarnya jumlah pesaing mengakibatkan semakin besarnya ancaman akan
inovasi baru yang mengancam semakin tergerusnya posisi GoPro’s dari pasar action
camera.

2.4.3 Strategi Untuk Menanggulangi Perubahan


Setelah mengetahui faktor pendorong perubahan dan dampak yang dapat diperoleh,
perusahaan dapat menentukan strategi yang tepat untuk menanggulanginya. Dalam kasus
GoPro’s, perusahaan mengembangkan aplikasi android, agar setiap konsumen dapat
mengunggah hasil gambar mereka pada media Youtube. Akan tetapi proses upload hanya
bisa dilakukan setelah rekaman gambar selesai diambil dan dipindahkan ke komputer. Yang
dilakukan perusahaan tidak menanggulangi dampak, karena kebutuhan konsumen adalah
produk yang bisa terhubung internet, dan bukan aplikasi untuk memproses hasil gambar.
Pada akhir tahun 2015, GoPro’s mengeluarkan produk drone “Karma” yang dianggap
perusahaan akan booming di tahun 2016. Lagi-lagi yang dilakukan perushaan tidak
menanggulangi faktor pendorong perubahan di industri action camera, tetapi
mengembangkan pasar baru. Dengan kata lain GoPro’s akan menambah pesaing baru dan
menambah tekanan pada lingkungan bisnis perusahaan.
14
Kedua hal ini menunjukan bahwa GoPro’s sudah keliru dalam mengambil keputusan
strategi jangka panjang perusahaan. Dan berdampak pada jatuhnya pandangan pemegang
saham dan mengakibatkan turunnya harga saham dibawah $10 di akhir tahun 2016.

Faktor Pendorong Luaran Strategi

Pertumbuhan Pasar Secara


Pricing Strategy
Signifikan (Pemain Baru)
(game theory)

Ukuran, Bentuk,
Inovasi Produk GoPro’s
dan Performa

Mengembangkan
Terknologi Internet
sistem internet

Gambar 2.3 Usulan Strategi Menanggulangi Faktor Pendorong Perubahan GoPro’s

Pricing Strategy (game theory) akan membantu perusahaan untuk memperbesar


barrier to entry pada industri action camera. Saat ini harga kamera GoPro’s merupakan
produk termahal dengan harga $500, sedangkan rata-rata harga pada tahun 2015 hanya
$250. Dengan kata lain GoPro’s memberi kesempatan yang begitu besar ($250) untuk
pemain baru masuk ke pasar. Oleh karena itu sebaiknya GoPro’s menurunkan harga produk
mendekati harga rata-rata, sehingga barrier to entry menjadi semakin besar dan mengurangi
ancaman akan pemain baru pada industri action camera.
GoPro’s dapat melakukan inovasi produk tanpa merubah core bisnis yang dimiliki,
yaitu dengan mengembangkan kamera yang lebih kecil sehingga menjadi lebih mudah
untuk dibawa oleh konsumen. Perusahaan juga dapat melakukan inovasi pada performa
dengan mengembangkan sistem penyimpanan listri sehingga penggunaannya dapat lebih
maksimal. Dengan mengembangkan sistem internet pada produk action camera GoPro’s,
perusahaan akan dapat bersaing dengan industri smartphone mengingat perubahan gaya
hidup orang yang memiliki ketergantungan yang tinggi pada teknologi internet dan sosial
media.

2.5 Analisis Strategic Group Maps

15
Gambar 2.4 Go Pro’s Strategi Group Map

Berdasarkan strategic group map diatas, dua faktor kompetitif yang diusung adalah
harga/ kualitas produk dan pasar (As, Eropa-Afrika, Asia). Dari hasil riset pasar,
terbentuklah kelompok berdasarkan kemiripan. Dapat dilihat bahwa kompetitor utama
GoPro adalah ActiveOn dan 360 fly. Sedangkan, Kodak bersama dengan garmin. iOn
dengan Polaroid. TomTom, Nikon, Ricoh berdiri sendiri. Terakhir Sony dengan XiaomiYi.
Dalam peta kelompok kompetitor, GoPro tergolong di dalam koordinat harga/ kualitas
produk yang tinggi dan pasarnya berada sebagian di US dan sebagian Eropa-Afrika.
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari strategi group map ini adalah kompetitor
yang sangat berbahaya untuk GoPro adalah ActiveOn dan 360fly. Keunggulan yang
dimiliki kompetitor tersebut sama dengan GoPro yaitu memiliki harga/kualitas yang tinggi
dengan pangsa pasar berada sebagian US dan sebagian Eropa-Afrika

2.6 Analisis Pesaing GoPro

Analisis pesaing memiliki dua kegiatan utama yaitu pertama mendapatkan informasi
tentang pesaing utama dan penting, kedua menggunakan informasi tersebut untuk
memprediksi perilaku pesaing. Sesuai dengan strategic group map yang dibahas
sebelumnya. Pesaing terberat GoPro adalah ActiveOn dan 360fly. Maka dari itu, Go Pro
16
harus memiliki kerangka kerja analisis pesaing. Menurut Michael Porter, kerangka analisis
pesaing menunjuk ke empat indikator (strategi pesaing saat ini, tujuan, sumber daya dan
kemampuan, dan asumsi tentang dirinya dan industri) kemungkinan langkah dan langkah
antisipasi (moves and counter-moves) strategis pesaing. Berikut kerangka analisis salah
satu pesaing GoPro yaitu ActiveOn. :
1. Strategi pesaing saat ini
 Strategi yang digunakan oleh ActiveOn yaitu memiliki jaringan yang sangat luas
dibidang olahraga. ActiveOn mengikuti beberapa event olahrga seperti volley,
badminton, yoga, polo air, lari dan masih banyak lagi.
 ActiveOn membawa dimensi baru ke kamera aksi dengan ActiveOn Solar X-nya,
yang dirilis pada awal 2016. Keunggulan yang dimilikinya antara lain, masa
baterai bertahan lebih lama (bertambah 4 jam dari kamera yang lainnya), lalu
ActiveOn Solar X ini mengembangkan "Burst Speed Charging" yang dapat
mengisi daya baterai hingga 80 persen dalam 30 menit atau hingga 100 persen
dalam satu jam.
2. Tujuan
Tujuan ActiveOn yaitu menjadi market leader di pasar action camera menengah keatas.
Selain itu, mengembangkan superior produk yang memiliki kualatis dan performa diatas
pesaingnya.
3. Sumber Daya dan Kemampuan
Kemampuan ActiveOn dapat memiliki fitur yang mirip dengan GoPro salah satunya
adalah memiliki besar sensor yang sama termasuk fitur time lapse. Disisi lain ActiveOn
berusaha untuk melebihi fitur-fitur yang dimiliki GoPro, seperti aperture lensa lebih
besar sehingga mengurangi blur sama low-light maupun bergerak cepat. Maka dapat
disimpulkan sumber daya yang dimiliki ActiveOn mampu berinovasi melebihi
kompetitornya.
4. Asumsi
Asumsi tren industri action camera saat ini adalah ketertarikan masyarakat US terhadap
adventure dan olahraga sangat tinggi, maka dibutuhkannya alat yang dapat
mengabadikan momen tersebut secara sempurna. Hal itu hanya dapat diabadikan oleh
action camera, oleh karenanya action camera memiliki segmen pasar tersendiri.

17
Dengan melihat langkah-langkah yang dilakukan ActiveOn, GoPro dapat menentukan
strategi yang tepat, dengan mengedepankan inovasi produk secara bekelanjutan dan cepat
untuk menyeimbangkan perkembangan industry 4.0 yang begitu cepat.

2.7 Faktor Kunci Keberhasilan Industri Action Camera

Dengan melihat faktor konsumen dan intensitas persaingan dalam industri,


perusahaan dapat menentukan faktor kunci keberhasilan apa yang menjadi penentu
persaingan dalam industri action camera.

Gambar 2.5 Faktor kunci keberhasilan industri action camera.

Dalam kasus GoPro, perushaan memfokuskan pada inovasi produk, kualitas produk
dan komunitas pelangkan. Yang dilakukan perusahaan sangatlah tepat dengan
mengembangkan inovasi produk secara terus menerus, akan tetapi ketika memilih kunci
keberhasilan ini maka integritas perusahaan sangatlah penting. Dalam produk GoPro
Karma Drone, antusias pasar sangatlah tinggi. Akan tetap, terjadinya penundaan jadwal
peluncuran dari jadwal yang diumumkan dan kualitas produk yang buruk yang ditunjukan
dengan banyaknya pengaduan pada sistem kelistrikan yang berdampak pada penarikan
produk dari pasar membuat konsumen GoPro mulai bergeser menggunakan produk pesaing
seperti DJI, Parrot dan Yunnec.

18
3. Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

 Kurang tepatnya strategi GoPro dalam mengantisipasi pasar, mengakibatkan banyaknya


produsen baru memasuki pasar action camera di tahun 2015 dan 2016.

 Kegagalan pemilihan dan persiapan Inovasi Produk GoPro Karma Drone berdampak
pada turunnya nilai perusahaan di benak konsumen.

 Tekanan lingkungan eksternal yang besar, dan ketidak siapan GoPro dalam
menanggulangi kekuatan pendorong perubahan di industri action camera berdampak
pada turunnya performa keuangan dan harga saham.

19
3.2 Saran

 Sebaiknya GoPro mempertimbangkan harga dalam strategi persaingannya, dengan


menekan harga Produk, maka barier akan semakin besar dan memperkecil peluang
masuknya produsen baru ke dalam industri action camera.

 Dalam inovasi produk sebaiknya GoPro memfokuskan inovasinya pada produk action
camera untuk menciptakan keunikan produknya, dan bukan pada produk subtitusi
seperti Karma Drone.

Daftar Pustaka

1. https://en.wikipedia.org/wiki/GoPro

2. https://www.macrotrends.net/stocks/charts/GPRO/gopro/financial-statements

3. Turnipseed, D L., Gamble, J E. Case 15: GoPro’s Struggle for Survival in 2016.

4. NASDAQ: GPRO

5. https://mashable.com/2015/12/20/best-tech-2015/

6. https://www.outsideonline.com/2273076/gopros-karma-drone-officially-dead

7. http://beta.evolita.com/explore/action-camera-sales-worldwide-between-2010-and-
2019/moxpg/
20
8. https://en.wikipedia.org/wiki/Product_life-cycle_management_(marketing)

9. https://blog.globalwebindex.com/chart-of-the-day/daily-time-spent-on-social-
networks/

10. GoPro’s Annual Report and Proxy Statement tahun 2013 - 2018

11. Thompson, Arthur A., Peteraf, Margaret A., Gamble, John E., dan Strickland, AJ.
2018. Crafting & Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage,
Concepts and Cases 21 edition. McGraw-Hill Education. New York, United State.

12. Porter, Michael, E. 1980. Competitive Strategy: Tehcniques for Analyzing


Industries and Competitors. The Free Press. New York, United State.

21

Anda mungkin juga menyukai