Anda di halaman 1dari 10

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH BALI
Jalan W. R. Supratman 7, Denpasar 80233

KONSEP SATUAN TUGAS (TASKFORCE)


ICT POLDA BALI

BAB I
LATAR BELAKANG

1. Umum
Perkembangan teknologi informasi, transportasi dan isu global lainnya sangat
pesat, seperti : demokratisasi, perlindungan hukum dan ham, lingkungan hidup,
pemanasan global, krisis energi, krisis keuangan globalmengakibatkan mobilitas
arus informasi, barang, jasa dan manusia dari suatu negara ke negara lain
sangat cepat. kondisi ini berdampak pada perkembangan kejahatan lintas
negara seperti korupsi, terorisme, pencucian uang, cyber crime, penyelundupan
manusia, narkotika, penyelundupan senjata dan penyelundupan barang,
memerlukan perhatian Polri untuk melakukan penanganan secara serius dan
komprehensip, dengan mengoptimalkan semua potensi sarana prasarana yang
sudah ada termasuk pemberdayaan Sistem dan peralatan Teknologi Informasi
Polri secara terpadu.

Kondisi Saat ini di internal satuan kerja/satuan kewilayahan jajaran Polri sudah
tersedia berbagai sistem informasi dan peralatan ICT, namun sistem informasi
dan peralatan ICT tersebut ini masih berjalan sendiri-sendiri (parsial), sehingga
untuk menghasilkan dalam bentuk data informasi dengan berbagai dimensi
informasi perlu dilakukan keterpaduan dan keselarasan baik dalam proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajiannya sampai pemanfaatannya,
Sistem aplikasi teknologi informasi yang sudah ada di jajaran Polda Bali namun
masih bersifat parsial dan belum terintegrasi dalam satu standar platform
aplikasi, baik satu kesatuan Sistem Data Base, Operating System, Aplication
Server dan Development Tools termasuk Security System/Network, seperti :
MIS Opsnal Polri, MIS BIK, MIS Propam, RHPP, Sistem aplikasi PIKNAS,
sistem aplikasi Caafis Ident, sistem aplikasi CMIS, SP2HP, Data Ranmor
dll.,sedangkan Sistem Peralatan ICT yang sudah dimiliki dan tergelar di masing-
masing Satuan Kerja di jajaran Polda Bali adalah, sbb : Dit Reskrimsus
(Forensik tools kit, aplikasi software untuk : ekstrak data digital, registry viewer,
password recovery dan hard/software utk analisa jaringan data mobile phone),
Dit Reskrimum (Direction Finder, Celebrate Forensic), Labfor Polri cab.
Denpasar (sistem analisis forensik : audio, video, mobile phone, image,
komputer dan networking), Dit Intelkam (interceft data komunikasi dan sms) dan
Bid TI Pol (sistem komunikasi radio digital P25, Mobile VSAT, surveillence
camera, akses jaringan intra/internet.
Faktor penting yang mempengaruhi konsistensi dan optimalisasi dalam
mengimplementasikan sistem aplikasi teknologi informasi di lingkungan Polri
adalah : SOP yang menjadi acuan penerapan sistem Teknologi Informasi Polri,
Komitmen Organisasi (kebijaksanaan Pimpinan ) dalam melaksanakan standar
prosedur operasional (SOP), Penyiapan Infrastruktur dan Dukungan Anggaran
serta yang tidak kalah penting adalah kesiapan SDM.

/2. Dasar ......


2

2. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
b. Peraturan Kapolri nomor 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Sistem Komunikasi di lingkungan Polri.
c. Peraturan Kapolri nomor 9 Tahun 2011 tentang Manajemen
Operasional Polri.
d. Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/37/XI/2008 tanggal 27 Oktober
2008. Tentang Program Kerja Akselerasi Transformasi Polri menuju Polri
yang mandiri, professional dan dipercaya masyarakat.

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
1) Membentuk organisasi fungsional yang dapat memberikan bantuan
teknis dalam percepatan penanganan permasalahan menonjol yang
terjadi di jajaran Polda Bali dengan didukung potensi sarana
prasarana, SDM dan peralatan Sistem ICT yang sudah tergelar
secara terpadu.
2) Meningkatkan efektivitas pemanfaatan ketersediaan, kehandalan
dan integritas sistem dan metode operasional pada satuan kerja /
satuan kewilayahan di jajaran Polda Bali.

b. Tujuan
1) Tersedianya wadah yang terintegrasi antar satuan kerja di jajaran
Polda Bali dan meningkatkan kerjasama dengan instansi
pemerintah atau sumber-sumber informasi lainnya, sehingga
memudahkan dan menyederhanakan dalam proses transformasi,
koordinasi, interaksi dan mengurangi waktu proses birokrasi.

2) Memfasilitasi tercapainya interoperabilitas sumber informasi, data


dan potensi lainnya yang dimiliki oleh Satker/Satwil di jajaran Polda
Bali.

4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan makalah ini akan dibatasi pada latar belakang,
rumusan masalah yg ada guna, kondisi awal, faktor yang mempengaruhi,
kondisi yang diharapkan dan upaya yang dilaksanakan untuk peningkatan
efektivitas pemanfaatan peralatan dan jaringan sistem ICT.

5. Tata Urut
Naskah ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Bab I PENDAHULUAN
b. Bab II KONDISI SAAT IN
c. Bab IV KONDISI YANG DIHARAPKAN
d. Bab V UPAYA YANG HARUS DILAKSANAKAN
e. Bab VI PENUTUP.

/6. Rumusan masalah ....


3

6. Rumusan Masalah
Pokok-pokok permasalahan terkait efektivitas operasional Manajemen ICT
Satuan gugus tugas (Taskforce) Polda Bali sebagai Tim bantuan teknis dalam
mendukung pelaksanaan tugas-tugas operasional Kepolisian di dijajaran Polda
Bali dipengaruhi oleh beberapa aspek, Seperti : Faktor Sumber Daya Manusia,
Faktor kesiapan piranti lunak/keras, Faktor kesiapan infrastruktur pendukung
dan Faktor kesiapan dukungan anggaran.

a. Permasalahan kesiapan piranti lunak, aturan dan SOP


Adanya aturan main, prosedur yang baku serta standarisasi HTCK
internal dalam pelaksanaan operasional taskforce termasuk kerjasama
eksternal dengan pihak terkait (Telkom, Provider dan telephone company
lainnya.

b. Permasalahan kesiapan sarana dan prasarana pendukung


Ketersedian fasilitas transportasi, jaringan komunikasi pendukung sistem
ICT (internet/intranet), yang akan memudahkan dalam mobilitas,
pemanfaatan dan pengoperasian sistem peralatan komunikasi ICT.

c. Permasalahan kesiapan dukungan anggaran oprerasional


Tersedianya dukungan anggaran yang memadai untuk mendukung
proses operasional, pengembangan dan pemeliharaan peralatan ICT.

d. Permasalahan kesiapan sumber daya manusia


Diperlukan SDM yang profesional dan memiliki kompetensi khusus
dibidangnya sesuai kebutuhan lapangan, khususnya yang siap pakai
untuk pelaksanaan pengoperasian sistem dan peralatan.

/Bab II .....
4

BAB II
KONDISI SAAT INI

7. Belum tersedianya SOP (Standard Operastional Procedure) yang mengatur tentang


tata kelola dan manajerial (HTCK) operasional internal satuan tugas (taskforce)
bidang ICT Polda Bali, termasuk belum terbentuknya MoU (Memorandum of
understanding) antara Polda Bali dan pihak terkait (PT. Telkom dan Provider
Telekomunikasi lainnya) terkait kerja sama sharing pemanfaatan data secara
terbatas.
8. Kondisi peralatan sistem dan jaringan ICT di internal satuan kerja/satuan
kewilayahan jajaran Polri sudah tersedia berbagai sistem informasi dan peralatan
ICT, namun sistem informasi dan peralatan ICT tersebut ini masih berjalan sendiri-
sendiri (parsial), sehingga untuk menghasilkan dalam bentuk data informasi
dengan berbagai dimensi informasi perlu dilakukan keterpaduan dan keselarasan
baik dalam proses pengumpulan, pengolahan dan penyajiannya sampai
pemanfaatannya.
9. Kesiapan dukungan anggaran operasional
Saat ini belum tersedianya dukungan anggaran yang memadai untuk mendukung
operasional, pengembangan dan pemeliharaan peralatan ICT yang tergelar di
masing-masing Satuan Kerja.

10. Kondisi SDM (Sumber Daya Manusia)


Saat ini personil Polda Bali yang mempunyai kemampuan/kualifikasi di bidang
komunikasi data berbasis IP seperti networking, routing dan switching termasuk
yang memiliki kemampuan di bidang pengamanan jaringan saat ini jumlahnya
masih sangat kurang.

BAB III
KONDISI YANG DIHARAPKAN

11. Faktor-Faktor yang mempengaruhi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi Soliditas, Sinergitas dan
Akuntabilitas Fungsi ICT dalam rangka mengoptimalkan Sarana dan Prasarana TI
untuk mendukung Pelayanan Prima guna mewujudkan Integrasi sistem dan
peralatan ICT adalah sebagai berikut :
a. Faktor kebijaksanaan dan Kultur Institusi
Masih belum utuhnya pemahaman dari Unsur pengambil kebijaksanaan
dilingkungan Polri tentang peran dan fungsi strategis dari Satuan Kerja Bidang
ICT sebagai unsur Tim Pendukung (Supporting Team) dalam menunjang
pelaksanaan tugas operasional Polri.
b. Faktor keterbatasan sumber daya manusia
Masih adanya keterbatasan SDM bidang TI Polri baik dari segi Kuantitas
maupun Kualitas serta belum optimalnya pola regenerasi sumber daya
manusia Polri yang memiliki keahlian khusus di Bidang ICT Polri.
/c. Faktor .....
5

c. Faktor Dukungan Anggaran


Adanya keterbatasan dukungan anggaran Polri dalam mendukung
perencanaan strategis untuk pengembangan sistem ICT Polri yang modern
dan dalam mengimplementasikannya memiliki konsekuensi biaya yang sangat
mahal, selain itu masih rendahnya daya dukung anggaran yang dipersiapkan
untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur Sistem ICT Polri
yang sudah tergelar di lapangan.

d. Faktor Kesiapan Sarana dan Prasarana


Beberapa faktor yang membuat ketidaksiapan sistem dan peralatan ICT yang
dimiliki Polri, adalah : masih beraneka ragamnya peralatan dan sistem ICT
yang tergelar dilapangan baik : jenis, merk, type, model, spesifikasi maupun
fungsinya, sehingga selain menyulitkan dalam pengoperasian juga menjadi
kendala pada proses perawatannya, selain itu masih kurangnya fasilitas
infrastruktur pendukung seperti lahan/tempat untuk penempatan perangkat
sistem Komunikasi yang berakibat banyaknya daerah blankspot komunikasi.

12. Anilisis
a. Kekuatan :
1) Sudah tergelarnya beberapa jenis peralatan sistem ICT di beberapa
satuan kerja Polri (Ditreskrimsus, Dit Reskrimum, Dit Intelkam, Labfor,
dan TI Pol), sehingga memudahkan dalam pemanfaatan, pengelolaan
dan pengoperasian fungsi sistem peralatan dan jaringan ICT yang
sudah ada.
2) Ketersedian sumber daya manusia Polri profesional yang berasal dari
Satuan Kerja di Lingkungan Polda Bali dan memiliki kompentensi
teknik di bidang masing-masing.
3) Dalam pelaksanaan operasionalnya Polri memiliki landasan yuridis
formal seperti : UU Nomor 2 tahun 2002 tentang Polri, Peraturan
Kapolri (Perkap) Nomor : 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi di lingkungan Kepolisian dan Peraturan Kapolri
(PERKAP) Nomor : 9 Tahun 2011 tentang Manajemen Operasional
Polri.
4) Adanya sumber pendanaan yang tetap baik dari sumber APBN
maupun PNBP yang dapat digunakan untuk mendukung program
kegiatan, operasional sampai dengan pelaksanaan perawatan.

b. Kelemahan :
1) Adanya penugasan ganda bagi personil Polri selain tugas
pengawakan dan pengoperasian sistem peralatan ICT Polri, sehingga
kan menambah beban personil Polri.
2) Kurangnya perhatian dari Kedinasan terhadap personil TI, baik dari
segi kesejahteraan, kesempatan peningkatan kemampuan perorangan
maupun pembinaan karir.
/3) Operasional .....
6

3) Operasional dan pemeliharaan sistem (ICT) teknologi informasi dan


komunikasi membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sebagian
besar peralatan dan sistem ICT berasal dari proses impor, sehingga
faktor kesulitan tersendiri dalam penyiapan suku cadangnya pasca
purna jual.
4) Belum adanya perjanjian kerjasama antara Polda Bali dengan pihak
terkait (PT. Telkom dan Provider GSM/CDMA) yang secara spesifik
mengatur tentang kerjasama sharing informasi/data yang sangat
dibutuhkan pada saat pengoperasian sistem dan peralatan ICT.

c. Kesempatan :

1) Peningkatan kemampuan personil bidang ICT dengan melakukan


kerja sama pelatihan dengan pihak Universitas atau dengan pihak-
pihak terkait yang lebih berkompeten di bidang Teknologi informasi
dan komunikasi;
2) Adanya aturan yang memungkinkan melaksanakan program kerja
sama dengan pihak provider terkait saling pemanfaatan infrastruktur
fasilitas sistem komunikasi radio, seperti : sharing pemanfaatan
tower/shelter milik pihak ketiga untuk kepentingan operasional
Komunikasi Kepolisian;
3) Adanya aturan dan kerja sama dengan pihak Kementerian dan
lembaga pemerintah lainnya untuk kemudahan proses impor;
4) Pemenuhan kebutuhan anggaran dari sumber lain, seperti : APBN-P,
Kredit Ekspor (KE), PNBP dan Hibah.

d. Tantangan :

1) Guna mengatasi permasalahan keterbatasan jumlah SDM yang


berkompeten di bidang ICT, perlu dilakukan program regenerasi SDM
yang dimulai dari proses rekrutmen personil Polri dengan menyaring
para Sarjana Teknik Informatika dan komputer melalui program PPSS
(Pendidikan Perwira Sumber Sarjana) dan program pelatihan.
2) Perlunya komitmen pimpinan dan legitimasi instistusi, karena
dukungan tersebut akan menjadi landasan kerja yang vital sebagai
dasar untuk menggerakkan seluruh komponen yang terkait dan
sekaligus mencegah adanya benturan kepentingan yang seringkali
mengakibatkan kegagalan dalam pengembangan sistem, termasuk
menghindari egoisme sektoral dari masing-masing satuan kerja
pendukung.
3) Kemajuan teknologi informasi yang berkembang sangat cepat,
sehingga diperlukan evaluasi dan kajian terkait serta modernisasi
penerapan sistem ICT Polri secara periodik, guna menghindari
terjadinya ketertinggalan kemajuan teknologi.
4) Kurangnya dukungan anggaran untuk pemeliharaan, diharapkan
kreatifitas dan inovasi rekayasa teknologi guna memperpanjang usia
pakai peralatan ICT yang tergelar.
/13. Upaya ....
7

BAB IV
UPAYA YANG HARUS DILAKSANAKAN

13. Upaya meningkatkan soliditas


Beberapa aspek pendukung yang dapat membentuk dan memupuk rasa soliditas/
kekompakan antar personil di jajaran Satuan kerja Fungsi ICT dari mulai tingkat
Pusat sampai dengan Tingkat Kewilayahan (Polda dan Polres), adalah sebagai
berikut :
a. Adanya motivasi yang muncul dari dalam hati sanubari seluruh insan Polri
yang berada di komunity TI Polri tentang rasa kebersamaan, senasib dan
sepenanggungan, memiliki kebanggaan satuan/profesi Bidang Ti serta
sanggup berkorban dan kesadaran Kesatuan Persatuan Bangsa.

b. Adanya Suri Tauladan dan kejujuran dari setiap level Unsur Pimpinan
sehingga akan menumbuhkan kesetiaan loyalitas, persatuan yang kokoh kuat
baik secara fisik maupun secara kejiwaan.

c. Siap menerima kritik dan saran yang konstruktif dan membangun dalam alam
keterbukaan, manakala sesuatu belum diputuskan. Tidak memandang dari
mana kritik itu lahir, tetapi lebih melihat apa dan bagaimana isi dari kritik yang
disampaikan, terutama tentang saran masukan yang bersifat teknis demi
kemajuan teknologi Informasi Polri.

d. Adanya saling keterbukaan (open manajement) dalam satuan sehingga


seluruh anggota mengetahui kondisi satuan dan saling mempercayai antara
pimpinan dan yang dipimpin, masing-masing dapat melaksanakan fungsi dan
tugasnya dengan baik, serta dapat menjaga amanah yang dipercayakan
kepadanya.

14. Upaya dalam meningkatkan Sinergitas


Hal-hal yang menjadi faktor pendukung adanya sinergitas dalam pelaksanaan
iplementasi Sistem Teknologi informasi dan komunikasi Polri dengan pihak terkait
lainnya, baik secara secara teknis maupun non teknis, adalah sebagai berikut :

a. Dibentuknya forum kerjasama formal antar instansi terkait (Pemerintah/


Swasta, khususnya Provider PSTN, GSMdan CDMA), yang dapat
menjustifikasi bentuk kerjasama sistem serta sharing pemanfaatan data dan
potensi Teknologi Informasi yang dimiliki oleh masing-masing stakeholder.
b. Penyiapan struktur organisasi berikut penentuan job description masing-
masing unsur pendukung yang tepat, guna mewujudkan tim taskforce ICT
Polda Bali yang berdaya guna dan berhasil guna.
c. Penyiapan fasilitas teknologi sistem dan jaringan komunikasi informasi yang
dapat mendukung ketersediaan, kehandalan, efektifitas, efisiensi dan
konsistensi serta terintegrasi dengan sistem informasi lainnya, hal ini guna
mencegah adanya suatu kegagalan penerapan/implementasi sistem yang
disebabkan faktor teknis seperti : overlapping, interferensi dan lain-lain.
/d. Perlu .....
8

d. Perlu mengadakan program pelatihan secara bersama-sama dengan unsur


terkait tentang SOP implementasi Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi,
dalam pelaksanaan penanganan permasalahan yang menonjol seperti :
terorisme, pencucian uang, korupsi, cyber crime, penyelundupan manusia,
kejadian kebencanaan, kejadian Huru-hara Masyarakat, Pengamanan
kegiatan Pemilu, Pengamanan VVIP dll.
15. Upaya meningkatkan akuntabilitas
Elemen pendukung menjadi ukuran dan Indikator adanya transparansi dalam
proses dan implementasi sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi Polri,
adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan setiap program kerja yang senantiasa prosedural dan tidak
bertentangan dengan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.
b. Menyusun rencana kerja dan kebijakan dalam membangun sistem ICT Polri
senantiasa selaras dengan kebutuhan Polri ke depan, tepat sasaran dan tepat
anggaran.
c. Membuat suatu standarisasi yang dapat digunakan dalam melakukan
pengukuran hasil pencapaian kinerja.
d. Melakukan evaluasi kinerja dan pertanggung jawaban pada setiap
pelaksanaan program kerja guna perbaikan dan penyempurnaan sistem
berikutnya.
16. Upaya mengoptimalkan sarana dan prasarana
Hal-hal yang terkait implementasi dalam mengoptimalkan sarana dan prasara
sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi Polri adalah sebagai berikut :
a. Dalam merencanakan desain pembangungan suatu sistem Teknologi
Informasi dan komunikasi, senantiasa memenuhi prinsip-prinsip dasar
perancangan ICT Polri sebagai berikut :
1) Infrastruktur ICT harus dibangun untuk mendukung sepenuhnya visi, misi,
dan strategi Polri.
2) Cost effectiveness Sistem ICT yang akan dibangun senantiasa
mempertahankan semaksimal mungkin investasi ICT yang sudah
dibangun.
3) Streamlined Operational Process artinya Sistem harus memungkinkan
terciptanya proses kerja yang lebih ringkas.
4) Sistem ICT senantiasa mengantisipasi perkembangan teknologi.
b. Melakukan pemeliharaan secara rutin dan pelaksanaan pemeliharaan
komponen ICT sedapat mungkin dilakukan oleh personel polisi sendiri untuk
alasan keamanan data, namun pada beberapa hal khusus dapat dikelola
sendiri bersama-sama dengan pihak ketiga.
c. Melakukan Perbaikan dan Kalibrasi sistem dan peralatan ICT Polri secara
periodik guna memperpanjang usia pakai sistem dan menjaga peralatan
senantiasa dalam keadaan siap pakai.
/17. Upaya .....
9

17. Upaya mewujudkan sinergitas Polisional


Upaya yang diperlukan guna mewujudkan peran serta Masyarakat dan pihak
terkait untuk berpartisipasi langsung mendukung pelaksanaan tugas pokok Polri
melalui bidang fungsi TI adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan sarana akses Masyarakat untuk mendapat layanan Kepolisian
secara cepat, mudah, murah dan konsisten, melalui sistem dan jaringan
Teknologi Informasi dan komunikasi publik serta melakukan reply (balasan)
lanjutan ke Publik atas informasi, pengaduan, Kritik dan saran yang masuk
melalui media akses yang telah disiapkan Polri.
b. Melakukan updating data dan informasi yang dimiliki Polri melalui media
internet (Website Polri : www.polri.go.id) yang memiliki kategori informasi
publik (sesuai dengan amanat Undang-undang KIP).
c. Dalam membuat suatu rancangan Sistem ICT Polri yang dibangun senantiasa
memenuhi prinsip kemudahan untuk bersinergi :
1) Interoperability, yaitu Sistem yang dibangun harus mampu untuk bekerja
sama dengan sistem yang lain
2) Shared Database Pemanfaatan database oleh beberapa pengguna atau
sistem secara bersama-sama. Hal ini akan mengurangi pekerjaan
penginputan data sekaligus menjaga kebenaran (integritas) data.
Contoh: Database kriminal dapat digunakan bersama-sama oleh
Reskrim, Operasi, dan Intelkam.
3) Web-based Application, yaitu aplikasi yang tampilannya menggunakan
web-browser. Salah satu keuntungannya adalah kemudahan dalam
pemeliharaan aplikasi. Web-based application tepat digunakan untuk
aplikasi yang tidak kritis.
4) Integrated System, Sistem yang mengintegrasikan proses-proses kerja
yang saling berkaitan.
Contoh: pengelolaan SDM Polri melibatkan proses rekrutmen, pelatihan
& pendidikan, evaluasi kinerja, kesehatan, dll. Sistem yang terintegrasi
harus dapat mengakomodasi proses-proses tersebut.

d. Melakukan kerjasama pendidikan, penelitian, dan pengembangan di bidang


komunikasi dan informasi dengan instansi pemerintah serta pihak lainnya baik
melalui forum formal maupun nonformal.

/18. Kesimpulan ......


10
BAB VI
PENUTUP

18. Kesimpulan
a. Pendayagunaan sistem Teknologi Informasi yang terpadu dilingkungan Polri
sangat penting karena dapat melancarkan koordinasi dan komunikasi, selain
dapat meningkatkan kualitas hubungan internal di jajaran kepolisian, juga
dapat meningkatkan interaksi dan partisipasi masyarakat yang dilayaninya.

b. Paradigma dari proses revitalisasi mutlak harus dilakukan oleh Satuan Kerja
dan satuan kewilayahan Jajaran Polda Bali, yaitu perubahan mindset dan
kultur, berupa : sikap yang lebih terbuka, bersinergi, sikap saling
membutuhkan dan tidak merasa paling penting, lebih proaktif, transparan dan
akuntabel, dimana perubahan paradigma tersebut dapat mendorong
terwujudnya pelayanan prima, yang pada gilirannya di satu sisi dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan di sisi lain juga dapat
meneguhkan soliditas internal Polri.

c. Sinergitas dalam pelaksanaan implementasi Sistem ICT Polri dengan pihak


terkait (Provider PSTN, GSM, CDMA serta instansi lainnya), akan menjadi
faktor penting dalam mewujudkan tim taskforce ICT Polda Bali yang berdaya
guna dan berhasil guna.
19. Rekomendasi
Guna mewujudkan satuan tugas (taskforce) ICT Polda Bali yang memiliki
Soliditas, Sinergitas dan Akuntabilitas, selanjutnya disarankan beberapa hal, sbb :
a. Perlunya dukungan berupa komitmen masing-masing pimpinan dan legitimasi
instistusi, karena dukungan tersebut akan menjadi landasan kerja yang vital
guna menggerakkan seluruh komponen yang terkait.
b. Tersedianya SOP (Standard Operastional Procedure) dan struktur Organisasi
yang mengatur tentang HTCK, tata kelola dan manajerial sistem
pendelegasian tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur terkait.

c. Perlu dibentuknya forum kerjasama formal antar instansi terkait (Pemerintah/


Swasta, khususnya Provider PSTN, GSMdan CDMA), yang dapat
menjustifikasi bentuk kerjasama sharing pemanfaatan data dan informasi
serta potensi Teknologi Informasi lainnya yang dimiliki oleh masing-masing
stakeholder.
d. Perlunya memperhatikan aspek Sumber Daya Manusia (SDM), berupa :
regenerasi SDM, kepastian reward/punishment, ketersedian jenjang karir dan
kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai kompetensi
dibidangnya.
Denpasar, Oktober 2016
PENYUSUN

Anda mungkin juga menyukai