DAERAH BALI
Jalan W. R. Supratman 7, Denpasar 80233
BAB I
LATAR BELAKANG
1. Umum
Perkembangan teknologi informasi, transportasi dan isu global lainnya sangat
pesat, seperti : demokratisasi, perlindungan hukum dan ham, lingkungan hidup,
pemanasan global, krisis energi, krisis keuangan globalmengakibatkan mobilitas
arus informasi, barang, jasa dan manusia dari suatu negara ke negara lain
sangat cepat. kondisi ini berdampak pada perkembangan kejahatan lintas
negara seperti korupsi, terorisme, pencucian uang, cyber crime, penyelundupan
manusia, narkotika, penyelundupan senjata dan penyelundupan barang,
memerlukan perhatian Polri untuk melakukan penanganan secara serius dan
komprehensip, dengan mengoptimalkan semua potensi sarana prasarana yang
sudah ada termasuk pemberdayaan Sistem dan peralatan Teknologi Informasi
Polri secara terpadu.
Kondisi Saat ini di internal satuan kerja/satuan kewilayahan jajaran Polri sudah
tersedia berbagai sistem informasi dan peralatan ICT, namun sistem informasi
dan peralatan ICT tersebut ini masih berjalan sendiri-sendiri (parsial), sehingga
untuk menghasilkan dalam bentuk data informasi dengan berbagai dimensi
informasi perlu dilakukan keterpaduan dan keselarasan baik dalam proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajiannya sampai pemanfaatannya,
Sistem aplikasi teknologi informasi yang sudah ada di jajaran Polda Bali namun
masih bersifat parsial dan belum terintegrasi dalam satu standar platform
aplikasi, baik satu kesatuan Sistem Data Base, Operating System, Aplication
Server dan Development Tools termasuk Security System/Network, seperti :
MIS Opsnal Polri, MIS BIK, MIS Propam, RHPP, Sistem aplikasi PIKNAS,
sistem aplikasi Caafis Ident, sistem aplikasi CMIS, SP2HP, Data Ranmor
dll.,sedangkan Sistem Peralatan ICT yang sudah dimiliki dan tergelar di masing-
masing Satuan Kerja di jajaran Polda Bali adalah, sbb : Dit Reskrimsus
(Forensik tools kit, aplikasi software untuk : ekstrak data digital, registry viewer,
password recovery dan hard/software utk analisa jaringan data mobile phone),
Dit Reskrimum (Direction Finder, Celebrate Forensic), Labfor Polri cab.
Denpasar (sistem analisis forensik : audio, video, mobile phone, image,
komputer dan networking), Dit Intelkam (interceft data komunikasi dan sms) dan
Bid TI Pol (sistem komunikasi radio digital P25, Mobile VSAT, surveillence
camera, akses jaringan intra/internet.
Faktor penting yang mempengaruhi konsistensi dan optimalisasi dalam
mengimplementasikan sistem aplikasi teknologi informasi di lingkungan Polri
adalah : SOP yang menjadi acuan penerapan sistem Teknologi Informasi Polri,
Komitmen Organisasi (kebijaksanaan Pimpinan ) dalam melaksanakan standar
prosedur operasional (SOP), Penyiapan Infrastruktur dan Dukungan Anggaran
serta yang tidak kalah penting adalah kesiapan SDM.
2. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
b. Peraturan Kapolri nomor 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Sistem Komunikasi di lingkungan Polri.
c. Peraturan Kapolri nomor 9 Tahun 2011 tentang Manajemen
Operasional Polri.
d. Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/37/XI/2008 tanggal 27 Oktober
2008. Tentang Program Kerja Akselerasi Transformasi Polri menuju Polri
yang mandiri, professional dan dipercaya masyarakat.
b. Tujuan
1) Tersedianya wadah yang terintegrasi antar satuan kerja di jajaran
Polda Bali dan meningkatkan kerjasama dengan instansi
pemerintah atau sumber-sumber informasi lainnya, sehingga
memudahkan dan menyederhanakan dalam proses transformasi,
koordinasi, interaksi dan mengurangi waktu proses birokrasi.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan makalah ini akan dibatasi pada latar belakang,
rumusan masalah yg ada guna, kondisi awal, faktor yang mempengaruhi,
kondisi yang diharapkan dan upaya yang dilaksanakan untuk peningkatan
efektivitas pemanfaatan peralatan dan jaringan sistem ICT.
5. Tata Urut
Naskah ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Bab I PENDAHULUAN
b. Bab II KONDISI SAAT IN
c. Bab IV KONDISI YANG DIHARAPKAN
d. Bab V UPAYA YANG HARUS DILAKSANAKAN
e. Bab VI PENUTUP.
6. Rumusan Masalah
Pokok-pokok permasalahan terkait efektivitas operasional Manajemen ICT
Satuan gugus tugas (Taskforce) Polda Bali sebagai Tim bantuan teknis dalam
mendukung pelaksanaan tugas-tugas operasional Kepolisian di dijajaran Polda
Bali dipengaruhi oleh beberapa aspek, Seperti : Faktor Sumber Daya Manusia,
Faktor kesiapan piranti lunak/keras, Faktor kesiapan infrastruktur pendukung
dan Faktor kesiapan dukungan anggaran.
/Bab II .....
4
BAB II
KONDISI SAAT INI
BAB III
KONDISI YANG DIHARAPKAN
12. Anilisis
a. Kekuatan :
1) Sudah tergelarnya beberapa jenis peralatan sistem ICT di beberapa
satuan kerja Polri (Ditreskrimsus, Dit Reskrimum, Dit Intelkam, Labfor,
dan TI Pol), sehingga memudahkan dalam pemanfaatan, pengelolaan
dan pengoperasian fungsi sistem peralatan dan jaringan ICT yang
sudah ada.
2) Ketersedian sumber daya manusia Polri profesional yang berasal dari
Satuan Kerja di Lingkungan Polda Bali dan memiliki kompentensi
teknik di bidang masing-masing.
3) Dalam pelaksanaan operasionalnya Polri memiliki landasan yuridis
formal seperti : UU Nomor 2 tahun 2002 tentang Polri, Peraturan
Kapolri (Perkap) Nomor : 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi di lingkungan Kepolisian dan Peraturan Kapolri
(PERKAP) Nomor : 9 Tahun 2011 tentang Manajemen Operasional
Polri.
4) Adanya sumber pendanaan yang tetap baik dari sumber APBN
maupun PNBP yang dapat digunakan untuk mendukung program
kegiatan, operasional sampai dengan pelaksanaan perawatan.
b. Kelemahan :
1) Adanya penugasan ganda bagi personil Polri selain tugas
pengawakan dan pengoperasian sistem peralatan ICT Polri, sehingga
kan menambah beban personil Polri.
2) Kurangnya perhatian dari Kedinasan terhadap personil TI, baik dari
segi kesejahteraan, kesempatan peningkatan kemampuan perorangan
maupun pembinaan karir.
/3) Operasional .....
6
c. Kesempatan :
d. Tantangan :
BAB IV
UPAYA YANG HARUS DILAKSANAKAN
b. Adanya Suri Tauladan dan kejujuran dari setiap level Unsur Pimpinan
sehingga akan menumbuhkan kesetiaan loyalitas, persatuan yang kokoh kuat
baik secara fisik maupun secara kejiwaan.
c. Siap menerima kritik dan saran yang konstruktif dan membangun dalam alam
keterbukaan, manakala sesuatu belum diputuskan. Tidak memandang dari
mana kritik itu lahir, tetapi lebih melihat apa dan bagaimana isi dari kritik yang
disampaikan, terutama tentang saran masukan yang bersifat teknis demi
kemajuan teknologi Informasi Polri.
18. Kesimpulan
a. Pendayagunaan sistem Teknologi Informasi yang terpadu dilingkungan Polri
sangat penting karena dapat melancarkan koordinasi dan komunikasi, selain
dapat meningkatkan kualitas hubungan internal di jajaran kepolisian, juga
dapat meningkatkan interaksi dan partisipasi masyarakat yang dilayaninya.
b. Paradigma dari proses revitalisasi mutlak harus dilakukan oleh Satuan Kerja
dan satuan kewilayahan Jajaran Polda Bali, yaitu perubahan mindset dan
kultur, berupa : sikap yang lebih terbuka, bersinergi, sikap saling
membutuhkan dan tidak merasa paling penting, lebih proaktif, transparan dan
akuntabel, dimana perubahan paradigma tersebut dapat mendorong
terwujudnya pelayanan prima, yang pada gilirannya di satu sisi dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan di sisi lain juga dapat
meneguhkan soliditas internal Polri.