21
biasanya digunakan batu kapur (CaCO3) murni, kadang pula dolomit yang
merupakan campuran dari CaCO3 dan MgCO3.
Udara panas (± 900ºC), udara panas ditiupkan ke dalam dapur tinggi
agar terjadi reaksi dengan bahan bakar dan terjadilah pembakaran didalam
dapur tinggi. Pembakaran selain menghasilkan gas panas yang berguna
untuk melebur bahan muatan dapur tinggi, juga menghasilkan gas CO 2 dan
CO yang berguna untuk mereduksi oksigen yang terdapat dalam bijih besi.
Udara panas dihembuskan dengan tekanan dan kecepatan tinggi agar dapat
menerobos disela-sela tumpukan muatan dapur tinggi sehingga pembakaran
cepat terjadi. Udara tiup yang bersuhu tinggi berguna pula untuk mencegah
terjadinya (thermal strees), retakan pada dinding batu api akibat perbedaan
suhu dinding dapur tinggi dengan suhu udara tiup. Pemanasan udara
dilakukan pada dapur pemanas yang diciptakan oleh Tuan Cowper sehingga
disebut dapur/pesawat Cowper.
23
Sementara besi kasar yang kandungan karbon (± 4 %) menurunkan titik
lebur. Dalam peleburan, karbon dari kokas semakin meningkat dan terjadi
reduksi langsung paduan dan metalloid dengan reaksi sebagai berikut:
SiO2 + 2 C Si + 2 CO
MnO + C Mn + CO
P2O5 + 5 C 2 P + 5 CO
FeS + CaO + C CaS + Fe + CO
CaPO4 + 3SiO2 + 5 CO 3CaSiO3 + 5 CO + 3 Fe3P
Di dekat lubang tiup (tuyer) ada tiupan udara panas yang mengenai
kokas, terjadi reaksi sebagai berikut:
2 C + O2 2 CO
Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk reduksi. Jadi kokas didalam
dapur tinggi berfungsi selain sebagai sumber kalor juga berfungsi untuk
mereduksi oksigen dalam bijih-bijih besi.
24
Sifat-sifatnya mudah dituang butir-butirnya kasar, tahan terhadap tekanan
tinggi.
Besi kasar putih (Forge pig iron), nama besi kasar ini juga didapat dari
warna bidang patahnya. Pada besi kasar ini zat arangnya sebagian besar
berbentuk karbid besi atau disebut cemented (Fe3C), sehingga sifat-
sifatnya sangat keras dan getas. Titik cairnya ±1100ºC, kadar karbon 2,3%
- 3,5%, dan kadar manggannya agak besar. Besi kasar ini cocok untuk
diproses menjadi baja, masa jenisnya 7,58 – 7,73 kg/dm3.
3.2 Konvertor
Konvertor digunakan untuk memproses/mengolah besi kasar menjadi
besi yang dapat ditempa atau baja. Konstruksi convertor dapat dilihat pada
Gambar 3.2. Konvertor bekerja bukan menggunakan bahan bakar, melainkan
bekerja berdasarkan proses eksotermis bahan muatan, yaitu reaksi unsur-
unsur yang terkandung dalam besi kasar cair dengan udara, sehingga proses
konvertor tak memerlukan bahan bakar.
25
3.2.1 Proses Bessemer
26
3.2.2 Proses Thomas (Proses Basa)
27
bekas/rongsok, (3) bijih besi (Fe2O3) dengan
kandungan ± 55 % Fe
Bahan tambahan : untuk mengikat terak digunakan CaO atau
batu kapur.
a).
b).
28
Prinsip kerja dapur Siemens martin dapat dilihat pada Gambar 3.3. Arah
aliran udara diatur oleh katup-katup agar udara dan gas sebelum bertemu
mengalami pemanasan terlebih dulu. Setelah terjadi pembakaran didalam
tungku diperoleh hasil pembakaran dengan kalor yang lebih tinggi.
Jika suhu dapur sudah cukup tinggi, kemudian ditaburkan serbuk Fe 2O3
atau Fe3O4 ke dalam dapur. Selanjutnya besi/baja rosok yang akan diolah
dimasukkan ke dalam dapur.
Berdasarkan lapisan bata api yang digunakan, proses Siemens Martin
dapat dilakukan dengan proses asam jika lapisan bata apinya kuarsa, dan
proses basa apabila lapisan bata apinya bersifat basa. Penggunaan jenis besi
kasar yang diolah menyesuaikan dengan sifat lapisan dinding bata api yang
dipakai.
29
Gambar 3.4 Proses Oksi
Keunggulan :
1) Dapat mencapai suhu tinggi dalam waktu singkat dan suhunya mudah
diatur.
2) Listrik adalah sumber kalor yang bersih sehingga tak mempengaruhi
komposisi besi/baja.
3) Kerugian muatan karena terbentuknya logam menjadi gas hampir tidak
ada (kecil sekali).
4) Rendemen termis tinggi, kerugian kalor sedikit.
30
Kelemahan:
1) Mahal biaya operasinya
2) Harga unit perlengkapan dapur juga mahal
3) Diperlukan tenaga ahli dalam pengoperasiannya.
Dapur listrik dibedakan menjadi dua : (1) dapur listrik busur cahaya
elektroda, dan (2) dapur listrik induksi.
31
Dapur lisrik busur cahaya dibedakan menjadi : (1) dapur listrik busur
cahaya tak langsung, (2) dapur listrik busur cahaya langsung
Dapur Listrik Busur Cahaya Tak Langsung (indirect arc furnace), pada
dapur ini energi panas timbul dari busur cahaya yang terjadi antara
elektroda dengan elektroda. Dapur listrik busur cahaya tak langsung antara
lain : dapur Stassano (Gambar 3.6), digunakan untuk melebur logam-logam
nonferro dan besi cor.
32
Gambar 3.7 Dapur Heroult
Muatan baja dalam dapur ini terinduksi oleh arus listrik daya besar
sehingga terjadi kalor dalam muatan itu sendiri. Pada dinding dapur terdapat
lilitan kawat yang dialiri listrik, panas akibat induksi listrik mengenai muatan
hingga lebur/mencair.
33
Dapur listrik induksi antara lain : (1) dapur listrik induksi yang
menggunakan inti, contohnya Rohling Rodenhauser (Gambar 3.9) dan (2)
dapur listrik induksi yang tak menggunakan inti, yaitu dapur induksi
frekuensi tinggi (Gambar 3.10).
34
Gambar 3.10 Dapur Induksi Frekuensi Tinggi
Dapur Kupola digunakan untuk mengolah besi cor atau besi tuang,
paling banyak digunakan di Indonesia mengingat keunggulannya, yaitu : (1)
konstruksinya sederhana dan murah harganya, (2) biaya operasinya pun
murah
Prinsip kerja dapur Kupola hampir sama dengan dapur tinggi, bahan
muatannya terdiri dari besi rosok, besi kasar kelabu, kokas dan bahan tambah
(batu kapur). Peralatan pemanas udara (Cowper) tidak diperlukan, sebagai
gantinya udara sebelum masuk ke dalam dapur mengalmi pemanasan terlebih
dulu didalam kotak angin. Konstruksi dapur Kupola dapat dilihat pada
Gambar 3.11.
35
Gambar 3.11 Dapur Kupola
36
3.6.1 Besi Cor atau Besi Tuang (Cast Iron)
Komposisi kimia besi cor serupa dengan besi kasar yang dihasilkan oleh
dapur tinggi, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
Karbon : 3 – 4 %
Silisium : 1 – 3 %
Mangan : 0,5 – 1 %
Fosfor : max. 1 %
Belerang : max. 0,1 %
37
Gambar 3.12 Struktur Mikro Besi Cor Putih
38
Gambar 3.13 Struktur Mikro Besi Cor Kelabu
39
Besi Cor Kelas Tinggi (High Grade Cast Iron),
mengandung sedikit karbon dan silisium, grafit bebasnya lebih kecil
dibandingkan dengan besi cor kelabu.
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron),
dibuat dari besi tuang putih yang mengalami proses perlakuan panas (heat
treatment), yaitu proses anil (anealling). Sementit dalam besi cor putih
berubah menjadi karbon, mengendap membentuk grafit yang unik. Sifatnya
tidak rapuh, sangat baik jika dibandingkan dengan besi cor kelabu, kuat
tariknya menyerupai baja, tetapi mahal.
Karbon (C), berada dalam besi cor dapat berupa grafit atau membentuk
besi karbida (sementit) yang rapuh. Bila besi cor banyak mengandung
sementit, maka besi cor menjadi rapuh dan sulit dimesin.
Silisium (Si), mermudahkan pemisahan karbon dari besi hingga
membentuk grafit, sehingga cenderung membentuk besi cor kelabu dan
menjadikan besi cor mudah dimesin.
Mangan (Mn), mencegah penggrafitan (pembentukan grafit) dan
menstabilkan sementit dan larut didalam besi cor. Penambahan mangan
akan didapatkan struktur perlit dan grafit yang menguletkan dan
menguatkan besi cor.
Belerang (S), menstabilkan sementit sehingga menyebabkan besi menjadi
rapuh. Selain itu belerang menjadikan besi mencair kental (fluiditasnya
rendah), sehingga sukar dituang.
Phospor (P) mengurangi kelarutan karbon dan memperbanyak sementit,
akibatnya besi menjadi keras dan rapuh. Keberadaannya menjadikan besi
mencair encer, sehingga memudahkan pembentukan benda cor yang tipis.
Jika besi cor didinginkan dengan cepat, karbon akan dipaksa tetap
bersenyawa menjadi sementit karena tidak ada kesempatan untuk membentuk
40
grafit. Jika didinginkan perlahan-lahan, karbon akan lepas dari sementit,
terurai menjadi grafit.
3.7 Ringkasan
Bijih besi dapat berbentuk batu dan pasir, sebelum dilakukan proses
metalurgi mengalami proses pengerjaan awal. Bijih besi dilebur dalam dapur
tinggi, dengan bahan bakar kokas, bahan tambah batu kapur dan ditiup udara
panas. Hasil utamanya adalah besi kasar (kadar C ± 4 %), hasil sampingan
berupa terak dan gas dapur tinggi. Besi kasar ada dua macam, yaitu besi kasar
kelabu yang banyak mengandung silisium, sedikit fosfor, dan besi kasar putih
banyak mengandung fosfor dan mangan, sedikit silisium.
Besi kasar agar menjadi baja, masih harus mengalami proses lanjut
yaitu dengan mengurangi kadar karbon. Hal ini dapat dilakukan dalam proses
konvertor, baik konvertor Bessemer (proses asam) maupun proses Thomas
(basa). Dapur Siemens Martin adalah dapur nyala api, selain besi/baja rosok
41
yang diolah, dapat juga diolah besi kasar menjadi baja. Namun harus
ditambah dengan bijih besi agar dapat mengurangi kandungan karbon yang
terdapat dalam besi kasar. Proses oksigen dikembangkan oleh Linz-
Donawitzs (LD proses). Oksigen murni ditiupkan dari atas cairan. Baja yang
dihasilkan berkualitas tinggi karena tidak mengandung nitrogen.
Dapur listrik selain mengolah besi/baja rososk juga mengolah besi kasar
menjadi baja. Keuntungan antara lain adalah dapat mengolah baja paduan
yang komposisisnya tidak dicemari oleh unsur-unsur yang timbul dari gas
pembakaran, karena listrik merupakan sumber kalor yang bersih, namun
memerlukan tenaga ahli dalam pengoperasiannya. Dapur listrik dibedakan
menjadi, dapur listrik busur cahaya dan dapur listrik industri.
Untuk mengolah besi kasar kelabu menjadi besi tuang (besi cor) banyak
digunakan dapur Kupala, selain besi kasar yang diolah, ditambahkan pula
besi cor rosok, dan batu kapur. Besi cor ada bermacam-macam, besi cor putih,
besi cor kelabu, besi cor cil, besi cor grafit bulat, besi cor inoculated, besi cor
kelas tinggi dan besi cor mampu tempa.
Pengaruh unsur-unsur terhadap besi cor sama juga terhadap besi/baja.
Silisium menjadikan besi cor mudah dimesin, mangan dapat menguletkan
besi cor/baja, belerang paling buruk pengaruhnya yaitu membuat besi
mencair kental dan rapuh serta menyulitkan untuk dituang, fosfor menjadikan
besi mencair encer namun membuat besi coro rapuh.
Laju pendinginan besi cor yang lambat akan membentuk grafit,
sebaliknya laju pendinginan cepat akan membentuk sementit. Unsur-unsur
pemadu (campuran) besi cor adalah, nikel, chrom, malibdenum, vanadium
dan tembaga.
42
Mengapa udara yang ditiupkan ke dalam dapur tinggi harus dipanaskan
terlebih dahulu (± 900º C) ?
Jawaban:
Pertama, mencegah terjadinya kerusakan dinding lapisan batu api. Jika
dinding yang telah panas ditiup oleh udara dingin maka akan terjadi “thermal
stress” yang bisa berakibat retak-retak dan lama-lama hancur, tidak tahan
lama. Kedua, agar kokas yang ada di dalam dapur tinggi apabila terkena
tiupan udara panas dapat lebih cepat terbakar. Itulah sebabnya udara
dimasukkan dalam keadaan panas, bersuhu ± 900° C.
3.9 Soal/Pertanyaan
1). Sebutkan bahan-bahan yang dimasukkan untuk proses dapur tinggi, dan
sebutkan pula hasilnya baik hasil utama maupun hasil sampingan!
2). Jelaskan secara singkat proses kerja dapur tinggi secara kimia sederhana!
3). Mengapa dapur tinggi tidak memakai bahan bakar batu bara, apa
perbedaannya antara kokas dan batu bara?
4). Bagaimana kalau dapur tinggi menggunakan bahan bakar arang kayu?
Jelaskan pendapat saudara!
5). Mengapa besi kasar putih tidak dapat diolah dalam proses konvertor
Bessemer (proses asam), dan besi kasar kelabu tak dapat diolah dalam
proses basa?
6). Jelaskan dan lengkapi dengan bagan cara kerja dapur Siemens Martin!
7). Apa keunggulan proses Oksi dibanding dengan proses konvertor?
8). Mengapa dapur listrik sekarang penggunaannya semakin meluas?
9). Jelaskan perbedaan antara besi, besi tuang dan baja!
10). Bagaimana cara memperoleh besi cor mampu tempa (malleable) ?
43