Anda di halaman 1dari 24

BAB III LOGAM BESI (FERROUS METAL)

TIU: Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara-cara


Memproses bijih besi hingga menjadi kasar, besi tuang dan besi tempa
atau baja.
TIK: Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat:
1) Menjelaskan proses kerja dapur tinggi.
2) Menyebutkan bahan masukan dan hasil-hasilnya.
3) Membedakan komposisi kimia dan sifat-sifat antara besi kasar, besi
tuang (cor) dan besi tempa/baja.
4) Menjelaskan proses kerja konvetor.
5) Menjelaskan perbedaan antara proses Bessemer dan Thomas.
6) Menjelaskan proses kerja dapur Siemens martin.
7) Menjelaskan proses oksigen (LD).
8) Menjelaskan proses kerja dapur listrik.
9) Menyebutkan keunggulan dan kelemahannya.
10) Menyebutkan macam-macam dapur listrik dan menjelaskan cara
kerjannya masing-masing.
11) Menyebut dan menjelaskan komposisi besi tuang, pengaruh unsur-
unsur tersebut terhadap sifat besi tuang (cor).
12) Menyebut dan menjelaskan macam-macam besi tuang (cor).
13) Menyebut dan menjelaskan unsur-unsur pemadu untuk besi cord
dan pengaruhnya terhadap sifat-sifat besi cor.
14) Menjelaskan proses kerja dapur Kupala.

3.1 Dapur Tinggi (Blast Furnace)


Bijih besi merupakan bakalan logam besi yang didapat dari alam
(tambang) yang bisa berbentuk : (1) batu, contoh batu besi merah Fe 2O3,
(2) pasir, contoh pasir besi titan TiO 2 , (3) pasir halus, contoh pasir besi spat
(Fe2CO3). Bijih besi sebelum diolah secara pirometalurgi ke dalam dapur
20
lebur untuk mendapatkan logam besi sesuai yang diinginkan, terlebih dahulu
diproses pada proses pendahuluan seperti yang telah diuraikan didepan.
Berikut ini akan dibahas bermacam dapur lebur untuk mengolah bijih besi
menjadi besi kasar, besi cor (tuang), besi maupun baja sesuai dengan yang
diinginkan.
Dapur tinggi digunakan untuk mengolah bijih besi hingga menghasilkan
besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan oleh dapur tinggi diolah kembali ke
dalam dapur lebur untuk dijadikan baja, maupun besi tuang. Konstruksi dapur
tinggi dapat dilihat pada Gambar 3.1. Bahan masukan (input) dalam proses
dapur tinggi adalah: (1) bahan bakar, (2) bijih besi, (3) batu kapur, dan
(4) udara panas (± 900º C).
 Bahan bakar (kokas), bahan bakar yang digunakan dalam proses dapur
tinggi ialah kokas, arang kayu juga antrasit (batu bara yang umur
geologinya tua sehingga disebut kokas alam)
 Bijih besi (bahan baku), bijih besi yang diolah dalam dapur tinggi adalah
yang diperoleh dari tambang setelah melalui proses pengerjaan awal yang
berkadar besi tidak kurang dari 60%. Bijih besi merupakan bahan baku dari
dapur tinggi.
 Batu kapur (bahan tambah), digunakan untuk mengikat bahan-bahan
kotoran dan abu kokas yang ikut bercampur dalam cairan besi, agar dapat
menjadikan terak yang mengapung diatas cairan besi sehingga mudah untuk
dipisahkan.
Proses pengikatan kotoran dalam cairan besi antara lain dapat dilihat
pada reaksi kimia sebagai berikut:
CaCO CaO + CO2
FeS + CaO + C Fe + CaS +CO
P2O5 + 4 CaO (CaO)4P2O5 (terak)
Dengan adanya terak yang terletak diatas permukaan cairan besi ini,
terjadinya oksidasi oleh udara tiup dapat dihindari. Sebagai bahan tambah

21
biasanya digunakan batu kapur (CaCO3) murni, kadang pula dolomit yang
merupakan campuran dari CaCO3 dan MgCO3.
 Udara panas (± 900ºC), udara panas ditiupkan ke dalam dapur tinggi
agar terjadi reaksi dengan bahan bakar dan terjadilah pembakaran didalam
dapur tinggi. Pembakaran selain menghasilkan gas panas yang berguna
untuk melebur bahan muatan dapur tinggi, juga menghasilkan gas CO 2 dan
CO yang berguna untuk mereduksi oksigen yang terdapat dalam bijih besi.
Udara panas dihembuskan dengan tekanan dan kecepatan tinggi agar dapat
menerobos disela-sela tumpukan muatan dapur tinggi sehingga pembakaran
cepat terjadi. Udara tiup yang bersuhu tinggi berguna pula untuk mencegah
terjadinya (thermal strees), retakan pada dinding batu api akibat perbedaan
suhu dinding dapur tinggi dengan suhu udara tiup. Pemanasan udara
dilakukan pada dapur pemanas yang diciptakan oleh Tuan Cowper sehingga
disebut dapur/pesawat Cowper.

Gambar 3.1 Dapur Tinggi


22
3.1.1 Proses kimia dalam dapur tinggi

Operasi dapur tinggi secara ringkas adalah sebagai berikut :


Pada waktu bahan bakar, bijih besi, dan bahan tambah dimasukkan ke dalam
dapur melalui mulut dapur di bagian atas, pertama-tama dihilangkan
kelembaban dan kadar air pada daerah suhu 200°C - 300º C.
Dengan meningkatnya suhu, terjadi reaksi reduksi langsung terhadap
bijih-bijih besi sebagai berikut:
 Fe2O3 + CO 2 Fe3O4 + CO2

 2 Fe2O3 + 6CO 4 Fe + 6 CO2

Pada suhu ± 535º C, carbon monoksida mulai terurai menjadi karbon


bebas dan karbon dioksid, dengan reaksi sebagai berikut:
 2 CO C + CO2
Pada daerah suhu 400 - 600ºC, terjadi reaksi sebagai berikut:
 Fe3O4 + CO 3 FeO + CO2
Pada daerah suhu ± 400º C terjadi reduksi langsung terhadap bijih-bijih
besi sebagai berikut:
 Fe2O3 + C 2 FeO + CO
 Fe3O4 + C 3 FeO + CO
Pada daerah suhu (700 – 800)ºC terjadi reduksi langsung ferro oksida
oleh karbon (C) mulai dengan membentuk besi kasar yang mengandung
karbon.
 FeO + C Fe + CO
Batu kapur terurai pada suhu 800ºC. Dan dolomite pada suhu 1075ºC
terurai dengan reaksi:
 CaCO3 CaO + CO2
 MgCO3 MgO + CO2

23
Sementara besi kasar yang kandungan karbon (± 4 %) menurunkan titik
lebur. Dalam peleburan, karbon dari kokas semakin meningkat dan terjadi
reduksi langsung paduan dan metalloid dengan reaksi sebagai berikut:
 SiO2 + 2 C Si + 2 CO
 MnO + C Mn + CO
 P2O5 + 5 C 2 P + 5 CO
 FeS + CaO + C CaS + Fe + CO
 CaPO4 + 3SiO2 + 5 CO 3CaSiO3 + 5 CO + 3 Fe3P
Di dekat lubang tiup (tuyer) ada tiupan udara panas yang mengenai
kokas, terjadi reaksi sebagai berikut:
 2 C + O2 2 CO
Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk reduksi. Jadi kokas didalam
dapur tinggi berfungsi selain sebagai sumber kalor juga berfungsi untuk
mereduksi oksigen dalam bijih-bijih besi.

3.1.2 Hasil Dapur Tinggi


Hasil utama (main product) dapur tinggi adalah besi kasar, selain itu
juga ada hasil sampingan (by product), yaitu terak, dan gas dapur tinggi. Ada
dua macam besi kasar, yaitu : (1) besi kasar kelabu, dan (2) besi kasar putih.
 Besi kasar kelabu (Kishy pig iron), nama besi kasar ini didapat
berdasarkan warna bidang pahatnya, yang berwarna kelabu muda sampai
tua hamper hitam. Besi kasar kelabu lebih halus lebih liat dibandingakn
dengan besi kasar putih. Titik cairnya ± 1300ºC, sedangkan masa jenisnya
7 - 7,2 kg/dm3. Besi kasar kelabu cocok untuk diproses lanjut menjadi
besi cor. Besi kasar kelabu ada dua macam, yaitu:
- Besi kasar kelabu muda.
Besi kasar jenis ini mengandung silisium 0,5 % - 1 %, butiran kristalnya
halus dan baik untuk silinder mesin.
- Besi kasar kelabu tua.

24
Sifat-sifatnya mudah dituang butir-butirnya kasar, tahan terhadap tekanan
tinggi.
 Besi kasar putih (Forge pig iron), nama besi kasar ini juga didapat dari
warna bidang patahnya. Pada besi kasar ini zat arangnya sebagian besar
berbentuk karbid besi atau disebut cemented (Fe3C), sehingga sifat-
sifatnya sangat keras dan getas. Titik cairnya ±1100ºC, kadar karbon 2,3%
- 3,5%, dan kadar manggannya agak besar. Besi kasar ini cocok untuk
diproses menjadi baja, masa jenisnya 7,58 – 7,73 kg/dm3.

3.2 Konvertor
Konvertor digunakan untuk memproses/mengolah besi kasar menjadi
besi yang dapat ditempa atau baja. Konstruksi convertor dapat dilihat pada
Gambar 3.2. Konvertor bekerja bukan menggunakan bahan bakar, melainkan
bekerja berdasarkan proses eksotermis bahan muatan, yaitu reaksi unsur-
unsur yang terkandung dalam besi kasar cair dengan udara, sehingga proses
konvertor tak memerlukan bahan bakar.

Gambar 3.2 Convertor

25
3.2.1 Proses Bessemer

Proses konvertor pertama-tama ditemukan oleh seorang Inggris yang


bernama Bessemer tahun 1855. Lapisan bata api (fire brick) konvertor
Bessemer dibuat dari kuarsa (SiO), yaitu suatu oksida asam sehingga proses
ini disebut proses asam.
Prinsip kerjanya.
Mula-mula besi kasar cair dimasukkan ke dalam konvertor pada posisi
mendatar, udara ditiupkan ke dalam konvertor dan secara perlahan-lahan
konvertor sambil ditegakkan. Peniupan udara dilakukan ± 20 menit sehingga
unsur-unsur yang ada dalam besi kasar terbakar (teroksidasi). Kalor yang
timbul akibat oksidasi selain mempertahankan besi kasar tetap cair, juga
suhunya semakin meningkat. Bahan masukan convertor Bessemer ialah besi
tuang kelabu karena mengandung silisium cukup banyak, disesuaikan dengan
lapisan dinding bata api yang terbuat dari kuarsa. Karbon yang teroksidasi
ditunjukkan dengan warna api yang keluar diatas konvertor disertai suara
gemuruh, sebagai tanda akhir proses. Jika suhu cairan turun, kemudian
ditambah ferro silisium atau ferro mangan, untuk mereduksi oksigen yang
terdapat dalam baja cair dengan reaksi sebagai berikut:
FeO + Si 2 Fe + SiO2
FeO + Mn Fe + MnO
Kelemahannya proses ini ialah kadar fosfor tak dapat dihilangkan sebab
fosfor tak dapat menjadi terak bila tak diikat dengan batu kapur. Namun
lapisan bata tahan api (SiO2) akan bereaksi dengan batu kapur dengan reaksi:
CaO + SiO2 CaSiO3 (terak)
Hal ini akan merusak lapisan dinding batu api. Dengan demikian bahan
yang diolah dalam proses Bessemer adalah besi kasar kelabu dengan kadar
fosfor rendah (0,1 % P).

26
3.2.2 Proses Thomas (Proses Basa)

Perbedaan antara proses Bessemer dan proses Thomas terletak pada


bahan lapisan batu apinya. Lapisan konvertor Thomas dibuat dari bata api
bersifat basa (dolomit). Dolomit adalah campuran antara kalsium karbonat
(CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3).
Proses ini dapat mengikat fosfor dengan menambahkan atau
mencampurkan CaO tanpa merusak lapisan dinding batu api, seperti reaksi di
bawah ini :
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2, terak cair
Kelemahannya tidak dapat digunakan untuk mengolah besi kasar kelabu yang
kaya silisium, sehingga sebagai bahan masukan/muatan digunakan besi kasar
putih.

3.3 Dapur Siemens Martin


Pada tahun 1865 kedua orang Perancis, yaitu Emil dan Piere Martin
untuk pertama kali telah melebur baja-baja rosok di dalam dapur nyala api
yang suhunya lebih dari 1800ºC. Dapur tersebut ditemukan oleh Friedrich
Siemens dan Wilhelm Siemens bangsa Jerman. Inilah asal nama dapur
Siemens Martin.
Proses pencairan baja dalam dapur ini berada dalam tungku yang dilapis
batu api, sedangkan pemanasannya berlangsung dari atas oleh suatu nyala api
gas dan udara yang telah dipanaskan terlebih dahulu dalam ruang pemanas
(regenerator). Mula-mula regenerator dipanaskan menggunakan panas gas
bekas dari dapur tinggi atau sumber panas yang lain. Konstruksinya seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Bahan masukan/muatan untuk dapur Siemens Martin :
 Bahan bakar : (1) gas dari dapur tinggi, gas kokas dan gas
lainnya, (2) cair, misalnya residu.
 Bahan baku : (1) besi kasar dingin atau cair, (2) baja

27
bekas/rongsok, (3) bijih besi (Fe2O3) dengan
kandungan ± 55 % Fe
 Bahan tambahan : untuk mengikat terak digunakan CaO atau
batu kapur.
a).

b).

Gambar 3.3 Dapur Siemens Martin

28
Prinsip kerja dapur Siemens martin dapat dilihat pada Gambar 3.3. Arah
aliran udara diatur oleh katup-katup agar udara dan gas sebelum bertemu
mengalami pemanasan terlebih dulu. Setelah terjadi pembakaran didalam
tungku diperoleh hasil pembakaran dengan kalor yang lebih tinggi.
Jika suhu dapur sudah cukup tinggi, kemudian ditaburkan serbuk Fe 2O3
atau Fe3O4 ke dalam dapur. Selanjutnya besi/baja rosok yang akan diolah
dimasukkan ke dalam dapur.
Berdasarkan lapisan bata api yang digunakan, proses Siemens Martin
dapat dilakukan dengan proses asam jika lapisan bata apinya kuarsa, dan
proses basa apabila lapisan bata apinya bersifat basa. Penggunaan jenis besi
kasar yang diolah menyesuaikan dengan sifat lapisan dinding bata api yang
dipakai.

3.4 Proses Oksigen

Proses Oksigen merupakan pengembangan dari proses convertor agar


diperoleh baja yang berkualitas dan produksinya tinggi. Baru-baru ini teknik
pembuatan baja dengan menambah oksigen disebut dengan proses Linz-
Donawitz (istilahnya LD proses). Dalam proses ini oksigen murni ditiupkan
secara vertical dari permukaan cairan. Phospor dihilangkan dan proses
oksidasi karbon secara praktis terjadi serentak. Muatan ditambahkan ke besi
kasar cair termasuk besi/baja rosok, bijih besi dan kapur selama peniupan
oksigen. Pemakaian besi rosok dari berbagai jenis kadang-kadang mencapai
30%. Proses ini menghasilkan baja berkualitas tinggi karena tidak
mengandung nitrogen yang berpengaruh jelek terhadap baja yang dihasilkan.
Proses pembuatan baja dengan dasar oksigen yang lain yaitu proses
Kaldo dan proses Rotor, namun keduanya masih jarang digunakan dibanding
dengan proses LD.

29
Gambar 3.4 Proses Oksi

3.5 Dapur Listrik

Dapur listrik digunakan untuk pengolahan baja, setelah energi listrik


mudah didapat. Bahkan ada juga dapur tinggi listrik untuk pengolahan bijih
besi menjadi besi kasar, sehingga penggunaan kokas berkurang karena karbon
hanya berfungsi sebagai pengikat oksigen yang terdapat dalam bijih besi,
sedangkan untuk melebur muatan dapur digunakan energi listrik.
Bahan muatan dapur listrik bisa dari baja maupun besi rosok seratus
persen. Jenis dapur listrik tertentu dapat digunakan untuk memproduksi baja
paduan (alloy steel).
Keunggulan dan kelemahan dapur listrik dibandingkan dengan dapur
peleburan yang lain.

Keunggulan :
1) Dapat mencapai suhu tinggi dalam waktu singkat dan suhunya mudah
diatur.
2) Listrik adalah sumber kalor yang bersih sehingga tak mempengaruhi
komposisi besi/baja.
3) Kerugian muatan karena terbentuknya logam menjadi gas hampir tidak
ada (kecil sekali).
4) Rendemen termis tinggi, kerugian kalor sedikit.

30
Kelemahan:
1) Mahal biaya operasinya
2) Harga unit perlengkapan dapur juga mahal
3) Diperlukan tenaga ahli dalam pengoperasiannya.
Dapur listrik dibedakan menjadi dua : (1) dapur listrik busur cahaya
elektroda, dan (2) dapur listrik induksi.

3.5.1 Dapur listrik busur cahaya/nyala api

Dapur listrik busur cahaya menggunakan elektroda guna memperoleh


energi panas yang terbentuk dari busur nyala api listrik antara elektroda
dengan elektroda, ada juga energi panas terjadi langsung dari elektroda
dengan muatan dapur.
Prinsip Kerja :
Jika elektroda dialiri listrik akan terjadi loncatan bunga api dari
elektroda satu ke elektroda yang lain, atau dari elektroda ke muatan dapur
selanjutnya dari muatan dapur ke elektroda lainnya. Gambar 3.5
menunjukkan dapur listrik busur cahaya.

Gambar 3.5 Dapur Listrik Busur Cahaya

31
Dapur lisrik busur cahaya dibedakan menjadi : (1) dapur listrik busur
cahaya tak langsung, (2) dapur listrik busur cahaya langsung

 Dapur Listrik Busur Cahaya Tak Langsung (indirect arc furnace), pada
dapur ini energi panas timbul dari busur cahaya yang terjadi antara
elektroda dengan elektroda. Dapur listrik busur cahaya tak langsung antara
lain : dapur Stassano (Gambar 3.6), digunakan untuk melebur logam-logam
nonferro dan besi cor.

Gambar 3.6 Dapur Stassano

Kelemahan dapur ini adalah : temperatur yang dihasilkan tak merata,


dan elektroda kemungkinan besar melengkung karena panas.

 Dapur Listrik Busur Cahaya Langsung (direct arc furnace), energi


panas timbul secara langsung dari busur cahaya yang terjadi antara
elektroda dengan muatan (baja). Selanjutnya dari muatan ke elektroda.
Dapur busur cahaya tak langsung antara lain : Dapur Heroult. (Gambar 3.7)
dan Dapur Girod (Gambar 3.8)

32
Gambar 3.7 Dapur Heroult

Gambar 3.8 Dapur Girod

3.5.2 Dapur Listrik Induksi

Muatan baja dalam dapur ini terinduksi oleh arus listrik daya besar
sehingga terjadi kalor dalam muatan itu sendiri. Pada dinding dapur terdapat
lilitan kawat yang dialiri listrik, panas akibat induksi listrik mengenai muatan
hingga lebur/mencair.

33
Dapur listrik induksi antara lain : (1) dapur listrik induksi yang
menggunakan inti, contohnya Rohling Rodenhauser (Gambar 3.9) dan (2)
dapur listrik induksi yang tak menggunakan inti, yaitu dapur induksi
frekuensi tinggi (Gambar 3.10).

Gambar 3.9 Dapur Rohling Rodenhauser

34
Gambar 3.10 Dapur Induksi Frekuensi Tinggi

3.6 Dapur Kupola

Dapur Kupola digunakan untuk mengolah besi cor atau besi tuang,
paling banyak digunakan di Indonesia mengingat keunggulannya, yaitu : (1)
konstruksinya sederhana dan murah harganya, (2) biaya operasinya pun
murah
Prinsip kerja dapur Kupola hampir sama dengan dapur tinggi, bahan
muatannya terdiri dari besi rosok, besi kasar kelabu, kokas dan bahan tambah
(batu kapur). Peralatan pemanas udara (Cowper) tidak diperlukan, sebagai
gantinya udara sebelum masuk ke dalam dapur mengalmi pemanasan terlebih
dulu didalam kotak angin. Konstruksi dapur Kupola dapat dilihat pada
Gambar 3.11.

35
Gambar 3.11 Dapur Kupola

36
3.6.1 Besi Cor atau Besi Tuang (Cast Iron)

Komposisi kimia besi cor serupa dengan besi kasar yang dihasilkan oleh
dapur tinggi, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
Karbon : 3 – 4 %
Silisium : 1 – 3 %
Mangan : 0,5 – 1 %
Fosfor : max. 1 %
Belerang : max. 0,1 %

Besi tuang atau besi cor dibedakan menjadi bermacam-macam,


yaitu :
 Besi Cor Putih, namanya diambil dari warna bidang
patahnya. Karbon yang terdapat dalam besi cor putih berbentuk sementit
sehingga besi tuang putih bersifat keras. Struktur mikronya dapat dilihat
pada Gambar 3.12.

37
Gambar 3.12 Struktur Mikro Besi Cor Putih

 Besi Cor Kelabu, namanya juga diambil dari warna


bidang patahnya. Karbon didalamnya dalam keadaan bebas membentuk
grafit, sehingga sifat mampu mesinnya baik. Struktur mikro besi cor kelabu
dapat dilihat pada Gambar 3.13.

38
Gambar 3.13 Struktur Mikro Besi Cor Kelabu

 Besi Cor Cil (Chilled Cast Iron), besi cor yang


bagian permukaannya merupakan besi cor putih dan bagian dalamnya besi
cor kelabu, terbentuk dari pendinginan cepat setempat (chilled) pada bagian
permukaan sedang bagian dalam mendingin lambat.
 Besi Cor Grafit Bulat, disebut juga besi cor noduler
(Nodular Ductile Iron/NDI) dibuat dengan jalan mencampurkan
magnesium, kalsium atau serium dalam cairan logam sebelum dituang. Sifat
kuat tarik dan ketangguhannya tinggi, serta tahan aus juga tahan panas.
 Besi Cor Inokulasi (Inoculated Cast Iron), dibuat
dengan menambahkan kalsium silicon yang dicampurkan sebelum atau
pada saat penuangan logam cair kedalam cetakan guna menghasilkan
butiran-butiran halus, sifat mampu mesin diperbaiki.

39
 Besi Cor Kelas Tinggi (High Grade Cast Iron),
mengandung sedikit karbon dan silisium, grafit bebasnya lebih kecil
dibandingkan dengan besi cor kelabu.
 Besi Cor Mampu Tempa (Malleable Cast Iron),
dibuat dari besi tuang putih yang mengalami proses perlakuan panas (heat
treatment), yaitu proses anil (anealling). Sementit dalam besi cor putih
berubah menjadi karbon, mengendap membentuk grafit yang unik. Sifatnya
tidak rapuh, sangat baik jika dibandingkan dengan besi cor kelabu, kuat
tariknya menyerupai baja, tetapi mahal.

3.6.2 Pengaruh Unsur terhadap Sifat Besi Cor

 Karbon (C), berada dalam besi cor dapat berupa grafit atau membentuk
besi karbida (sementit) yang rapuh. Bila besi cor banyak mengandung
sementit, maka besi cor menjadi rapuh dan sulit dimesin.
 Silisium (Si), mermudahkan pemisahan karbon dari besi hingga
membentuk grafit, sehingga cenderung membentuk besi cor kelabu dan
menjadikan besi cor mudah dimesin.
 Mangan (Mn), mencegah penggrafitan (pembentukan grafit) dan
menstabilkan sementit dan larut didalam besi cor. Penambahan mangan
akan didapatkan struktur perlit dan grafit yang menguletkan dan
menguatkan besi cor.
 Belerang (S), menstabilkan sementit sehingga menyebabkan besi menjadi
rapuh. Selain itu belerang menjadikan besi mencair kental (fluiditasnya
rendah), sehingga sukar dituang.
 Phospor (P) mengurangi kelarutan karbon dan memperbanyak sementit,
akibatnya besi menjadi keras dan rapuh. Keberadaannya menjadikan besi
mencair encer, sehingga memudahkan pembentukan benda cor yang tipis.
Jika besi cor didinginkan dengan cepat, karbon akan dipaksa tetap
bersenyawa menjadi sementit karena tidak ada kesempatan untuk membentuk

40
grafit. Jika didinginkan perlahan-lahan, karbon akan lepas dari sementit,
terurai menjadi grafit.

3.6.3 Pengaruh Unsur Paduan terhadap Besi Cor

Pengaruh yang dihasilkan unsur-unsur paduan terhadap besi cor sama


dengan yang dihasilkan terhadap baja.
 Nikel (Ni), menghasilkan butiran-butiran halus juga menguletkan bagian
tipis yang mudah retak.
 Chormium (Cr), menstabilkan karbit dan membentuk chromium karbida
yang lebih keras dari sementit, besi cor berdaya tahan tinggi
 Molybdnum (Mo), menaikkan kekerasan pada bagian coran yang tebal dan
juga memperbaiki keuletan.
 Vanadium (V), selain menaikkan keuletan dan kekerasan juga
meningkatkan daya tahan panas besi cor dengan menstabilkan cementit.
 Tembaga (Cu), hanya sedikit pengaruhnya tetapi digunakan terutama untuk
memperbaiki daya tahan karat.

3.7 Ringkasan

Bijih besi dapat berbentuk batu dan pasir, sebelum dilakukan proses
metalurgi mengalami proses pengerjaan awal. Bijih besi dilebur dalam dapur
tinggi, dengan bahan bakar kokas, bahan tambah batu kapur dan ditiup udara
panas. Hasil utamanya adalah besi kasar (kadar C ± 4 %), hasil sampingan
berupa terak dan gas dapur tinggi. Besi kasar ada dua macam, yaitu besi kasar
kelabu yang banyak mengandung silisium, sedikit fosfor, dan besi kasar putih
banyak mengandung fosfor dan mangan, sedikit silisium.
Besi kasar agar menjadi baja, masih harus mengalami proses lanjut
yaitu dengan mengurangi kadar karbon. Hal ini dapat dilakukan dalam proses
konvertor, baik konvertor Bessemer (proses asam) maupun proses Thomas
(basa). Dapur Siemens Martin adalah dapur nyala api, selain besi/baja rosok

41
yang diolah, dapat juga diolah besi kasar menjadi baja. Namun harus
ditambah dengan bijih besi agar dapat mengurangi kandungan karbon yang
terdapat dalam besi kasar. Proses oksigen dikembangkan oleh Linz-
Donawitzs (LD proses). Oksigen murni ditiupkan dari atas cairan. Baja yang
dihasilkan berkualitas tinggi karena tidak mengandung nitrogen.
Dapur listrik selain mengolah besi/baja rososk juga mengolah besi kasar
menjadi baja. Keuntungan antara lain adalah dapat mengolah baja paduan
yang komposisisnya tidak dicemari oleh unsur-unsur yang timbul dari gas
pembakaran, karena listrik merupakan sumber kalor yang bersih, namun
memerlukan tenaga ahli dalam pengoperasiannya. Dapur listrik dibedakan
menjadi, dapur listrik busur cahaya dan dapur listrik industri.
Untuk mengolah besi kasar kelabu menjadi besi tuang (besi cor) banyak
digunakan dapur Kupala, selain besi kasar yang diolah, ditambahkan pula
besi cor rosok, dan batu kapur. Besi cor ada bermacam-macam, besi cor putih,
besi cor kelabu, besi cor cil, besi cor grafit bulat, besi cor inoculated, besi cor
kelas tinggi dan besi cor mampu tempa.
Pengaruh unsur-unsur terhadap besi cor sama juga terhadap besi/baja.
Silisium menjadikan besi cor mudah dimesin, mangan dapat menguletkan
besi cor/baja, belerang paling buruk pengaruhnya yaitu membuat besi
mencair kental dan rapuh serta menyulitkan untuk dituang, fosfor menjadikan
besi mencair encer namun membuat besi coro rapuh.
Laju pendinginan besi cor yang lambat akan membentuk grafit,
sebaliknya laju pendinginan cepat akan membentuk sementit. Unsur-unsur
pemadu (campuran) besi cor adalah, nikel, chrom, malibdenum, vanadium
dan tembaga.

3.8 Contoh Soal/Pertanyaan

42
 Mengapa udara yang ditiupkan ke dalam dapur tinggi harus dipanaskan
terlebih dahulu (± 900º C) ?

Jawaban:
Pertama, mencegah terjadinya kerusakan dinding lapisan batu api. Jika
dinding yang telah panas ditiup oleh udara dingin maka akan terjadi “thermal
stress” yang bisa berakibat retak-retak dan lama-lama hancur, tidak tahan
lama. Kedua, agar kokas yang ada di dalam dapur tinggi apabila terkena
tiupan udara panas dapat lebih cepat terbakar. Itulah sebabnya udara
dimasukkan dalam keadaan panas, bersuhu ± 900° C.

3.9 Soal/Pertanyaan
1). Sebutkan bahan-bahan yang dimasukkan untuk proses dapur tinggi, dan
sebutkan pula hasilnya baik hasil utama maupun hasil sampingan!
2). Jelaskan secara singkat proses kerja dapur tinggi secara kimia sederhana!
3). Mengapa dapur tinggi tidak memakai bahan bakar batu bara, apa
perbedaannya antara kokas dan batu bara?
4). Bagaimana kalau dapur tinggi menggunakan bahan bakar arang kayu?
Jelaskan pendapat saudara!
5). Mengapa besi kasar putih tidak dapat diolah dalam proses konvertor
Bessemer (proses asam), dan besi kasar kelabu tak dapat diolah dalam
proses basa?
6). Jelaskan dan lengkapi dengan bagan cara kerja dapur Siemens Martin!
7). Apa keunggulan proses Oksi dibanding dengan proses konvertor?
8). Mengapa dapur listrik sekarang penggunaannya semakin meluas?
9). Jelaskan perbedaan antara besi, besi tuang dan baja!
10). Bagaimana cara memperoleh besi cor mampu tempa (malleable) ?

43

Anda mungkin juga menyukai