Anda di halaman 1dari 1

Objektif

Limfadenitis tuberkulosa merupakan manifestasi tuberkulosa ekstraparu yang sering terjadi.


Limfadenitis tuberkolasa merupakan infeksi fokal pada kelenjar limfa yang terjadi baik saat infeksi
primer tuberculosis berlangsung ataupun hasil dari reaktivasi dari kuman mycobacterium tuberculosa
yang dorman ataupun hasil dari penyebaran secara langsung dari sebuah fokus infeksi. Limfadenitis
tuberkulosa pada pasien dengan HIV merupakan suatu fenomena yang sering kali dijumpai, yang dapat
merupakan suatu reaksi paradoksikal dalam terapi antituberkulosa dan antiretroviral.

Materi dan Metode

Laporan kasus seorang pria berusia 23 tahun dengan HIV positif dan limfadenitis tuberkulosa
pada TB paru primer yang didiagnosis secara klinis, rontgen thorax serta biopsi histologi. Pasien sudah
mendapatkan terapi OAT namun, terdapat pembengkakan limfa pada bulan ke 3 terapi OAT dan semakin
bertambah dan terasa nyeri dalam dua bulan pengobatan OAT serta adanya keluhan mual dan muntah
dalam waktu 2 hari SMRS. Hasil pemeriksaan fisik pasien ditemukan pembesaran limfa regio supra
clavicula dextra dengan diameter 4 cm, hiperemis, immobile, dan nyeri tekan. Dari pemeriksaan
laboratorium tidak didapatkan peningkatan enzim hati sehingga saat ini pasien tetap melanjutkan
pengobatan OAT dan ARV yang sudah diberikan ditambahkan dengan antiemetik yang dikonsumsi
sebelum meminum OAT.

Hasil

Pada pasien ini, pemberian antiemetic dengan ondancentron 3x4 mg sebelum meminum OAT
didapatken keluhan mual membaik dan pasien diizinkan rawat jalan pada hari ketiga perawatan. Keluhan
nyeri pada bengkak pun berkurang, sehingga tidak diberikan prednisone ataupun pereda nyeri, namun
sampai pasien dipulangkan belum mengecil.

Kesimpulan

Kasus diatas merupakan suatu bentuk dari reaksi paradoks dari pengobatan TB pada HIV
sehingga pemberian prednisone dapat membantu untuk perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai