PEKERJAAN LAPANGAN II
Oleh :
Kelompok X
2019
Pekerjaan Lapangan II
Teknik-teknik audit diterapkan pada beragam kondisi baik sendiri-sendiri maupun secara
gabungan, kapan pun auditor melakukan pemeriksaan. Kebanyakan penugasan audit akan
dilakukan dalam satu dari empat bentuk :
A. Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir,
melintasi lini organisasi. Audit fungsional cenderung lebih berkonsentrasi pada operasi
dan proses dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi.
Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan
saling berinteraksi dan bekerja sama. Audit fungsional memiliki kesulitan khusus karena
luas dan cakupannya. Audit fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi mencakup
audit atas:
8) Formulasi anggaran.
9) Fungsi-fungsi pemasaran
B. Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas)
1) Para karyawan mungkin menganggap para konsultasi tersebut sebagai orang asing
yang tidak terlibat dalam gaya hidup dan pergaulan organisasi.
2) Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang lama dan berbiaya
tinggi.
4) Konsultan luar biasanya mengenakan tariff sangat mahal yang dalam banyak kasus,
akan melebihi biaya memberdayakan orang – orang berbakat yang telah dimiliki
organisasi
D. Audit Atas Program
Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang
seiring dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung. Tujuan auditnya
adalah memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil
program dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam
penelahaan ini akan membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman
yang sama atas istilah-istilah yang digunakan. Berikut beberapa diantaranya :
2) Evaluasi Program : mengevaluasi apa yang telah dicapai, terkait dengan sumber daya
yang digunakan dan apakah tujuan tujuan program telah layak dan sesuai
4) Study efektifitas biaya : mempertimbangkan manfaat yang tidak dapat diukur dalam
nilai uang.
Dalam sektor swasta, pencapaian umumnya diukur dalam pendapatan dan keuntungan.
Dalam sektor publik, auditor internal akan memerhatikan keluaran, manfaat, dan
dampaknya.
a. Analisis Tren : pengujian yang dilakukan dengan membandingkan data sekarang dengan
data sebelumnya.
b. Analisis rasio : pengujian yang digunakan untuk menentukan kewajaran informasi saat
ini.
c. Analisis Regresi : pengujian yang digunakan untuk mengetahui hubungan-hubungan
variabel tertentu
Audit dapat menggunakan penelaahan analitis dapat menunjukkan masalah – masalah yang
ada dan memberi jalan bagi audit yang lebih intensif untuk menentukkan tingkat
abnormalitasnya dan yang lebih penting penyebabnya. Berikut ini contohnya :
Auditor menguji kontrol atas aktiva tetap diantaranya dengan menganalisis umur dan
manfaat aktiva, biaya pemeliharaan, dan lain-lain. Analisis ini mengungkapkan kebijakan
penggantian yang terlalu liberal, biaya perbaikan yang abnormal, atau pemeliharaan
pencegahan yang berlebihan.
b. Statistik Karyawan
Laporan bisa dianalisis untuk menunjukan berbagai hubungan antara jumlah karyawan
dan tren organisasi lainnya.
c. Perputaran Persediaan
Biaya dan waktu yang digunakan untuk merekrut karyawan, tingkat perputaran karyawan
per departemen / organisasi harus dianalisis dan dibandingkan dengan organisasi lainnya.
e. Pengiriman Persediaan
Hal yang penting dianalisis yaitu perhitungan jarak, rata-rata waktu penggunaan ban
mobil (organisasi), perbandingan jumlah tenaga kerja, gudang, galangan kapal, waktu
angkut, dan waktu pengiriman.
f. Penyimpangan Perlengkapan dan Alat Tulis Kantor
Auditor bisa menganalisis rasio jumlah karyawan terhadap jumlah telepon dan
penggunaan telepon, sehingga mengahasilkan hasil yang baik dan mengurangi jumlah
dan lamanya penggunaan telepon.
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka ataupun informasi
lainnya yang terjadi dalam bentuk laporan keuangan. Sehingga auditor bisa
menggunakannya untuk menyatakan pendapat utama mereka. Bukti audit bersifat vital
karena bisa mendukung laporan keuangan yang diterima dari data akuntansi dan semua
informasi penguat untuk bisa dikerjakan oleh para auditor.
Mengingat jenis bukti audit bisa membantu dalam berbagai kegiatan auditing. Adapun
beberapa jenis-jenis yang termasuk kedalam bukti audit dan dinyatakan sangat penting,
diantaranya :
1. Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung dengan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya, pemeriksaan fisik
persediaan secara langsung oleh auditor.
2. Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan langsung,
contohnya saja footing untuk penjumlahan vertikal dan cross footing untuk penjumlahan
baik secara horizontal ataupun sebaliknya.
3. Bukti Perbandingan
Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan oleh
auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio dan hal
lainnya.
4. Bukti Dokumenter
Di jaman yang serba canggih seperti ini rasanya agak aneh jika tidak memiliki bukti
dokumenter. Terlepas dari kegiatan yang tidak terlalu penting layaknya auditing saja
memiliki bukti dokumenter. Apalagi mereka yang masuk ke dalam lingkup audit, selain
pencatatan manual
5. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi adalah sumber data yang bisa digunakan oleh auditor sebagai bukti
audit. Dimana, catatan ini merupakan hasil kerja yang telah dibuat oleh para akuntan.
Sumber data yang dimaksud merupakan dasar pembuatan laporan keuangan layaknya
jurnal, dan sejenisnya.
Bukti pengendalian internal adalah bukti yang paling kuat ketika melaksanakan audit.
Mengapa kuat ? karena kuat atau lemahnya pengendalian internalah seorang auditor bisa
mendapatkan banyak bukti yang bisa dikumpulkan olehnya. Contohnya, bila resiko
pengendalian internal cukup tinggi hal ni berarti resiko audit yang direncanakan harusnya
rendah. Dengan judul pengendalian cukup menjelaskan bahwa kegiatan dan bukti ini
cukup sulit.
7. Bukti Surat
Bukti surat atau biasa disebut surat pernyataan tertulis merupakan surat yang telah
ditandatangani seorang individu yang bisa bertanggungjawab dan berpengetahuan
mengenai kondisi atau kejadian tertentu, dimana bukti tertulis bisa didapat dari
manajemen ataupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis dan juga jurnal
akuntan.
9. Bukti Konfirmasi
Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suatu
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang unsur
tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan informasi dari
pihak ketiga langsung baik tulis maupun lisan.
Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik meliputi
juga perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan
tahun yang sudah lewat.
Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur audit merupakan hal yang wajar, dimana
hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek yang sudah dianggap memiliki informasi.
Selain itu bukti keterangan ini didasarkan pada adanya auditor yang memastikan
buktinya pada para klien.
12. Bukti Penelusuran
Bukti pengamatan merupakan salah satu bukti yang juga termasuk kedalam prosedur
audit. Dimana auditor memiliki kesempatan untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan bukti.
Prosedur dan bukti perhitungan merupakan salah satu bukti fisik yang terpecah, yang
dilakukan dalam auditing. Auditor akan mendapatkan bukti setelah melakukan counting,
tak jarang mereka bahkan melakukannya sendiri untuk memastikan apakah hasil
pekerjaan benar-benar real atau adanya manipulasi yang tidak diinginkan.
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan kondisi
fisik yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung laporan
keuangan.Bukti ini dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam audit.
1. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima
3. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antara
kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan
Sifat sistem yang ada di enterprise wide system memungkinkan dilakukannya audit
berkelanjutan. Ikatan Akuntan Kanada dan AICPA mendefinisikan audit berkelanjutan
(continuous auditing) sebagai “sebuah metodologi yang memungkinkan auditor independent
memberikan keyakinan tertulis mengenai suatu subjek masalah menggunakan serangkaian
laporan auditor yang dikeluarkan secara simultan dengan atau setelah suatu periode yang
pendek, terjadinya suatu kejadian yang melandasi masalah tersebut”
Berikut masalah yang menjadi perhatian utama yang berdampak pada pekerjaan lapangan
dan pelaporan auditor internal:
1) Keterlibatan auditor internal dengan subjek masalah.
2) Pengetahuan auditor internal mengenai keandalan subjek masalah.
3) Keterlibatan auditor internal dalam pelaporan dan evaluasi tanggapan manajemen
terhadap laporan.
4) Keahlian internal auditor dengan teknologi informasi dan masalah-masalah yang sedang
diaudit.
Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangan dan implementasi
kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya. Pemicu tanda bahaya menjadi penanda bagi
auditor internal dan manajemen akan :
a) Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus
diinvestigasi dan atau diperbaiki.
b) Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.
Dalam enterprise wide system, auditor internal harus memainkan peran kunci dalam
mengurangi risiko hingga ke tingkat yang dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA
https://pradipha.blogspot.com/2014/02/pekerjaan-lapangan-ii.html
http://www.scribd.com/doc/74611631/Bab-6-Dan-7-Lengkap
http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/22/makalah-masyarakat-interaksi-dan-perubahan-sosial-
405714.html