Anda di halaman 1dari 12

PENGAUDITAN INTERNAL

PEKERJAAN LAPANGAN II

Oleh :

Kelas : K- Akuntansi Malam

Kelompok X

1. Sarah Septiarini 1602622010636 (05)


2. Luh Putu Novi Sriwijayanti 1602622010645 (14)
3. Ni Kadek Dwi Antari 1602622010662 (31)
4. Ni Kadek Ayu Nopiani 1602622010669 (38)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2019
Pekerjaan Lapangan II

9.1 Penerapan Teknik Audit

Teknik-teknik audit diterapkan pada beragam kondisi baik sendiri-sendiri maupun secara
gabungan, kapan pun auditor melakukan pemeriksaan. Kebanyakan penugasan audit akan
dilakukan dalam satu dari empat bentuk :

A. Audit Fungsional

Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir,
melintasi lini organisasi. Audit fungsional cenderung lebih berkonsentrasi pada operasi
dan proses dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi.
Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan
saling berinteraksi dan bekerja sama. Audit fungsional memiliki kesulitan khusus karena
luas dan cakupannya. Audit fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi mencakup
audit atas:

1) Pemesanan, penerimaan, pembayaran bahan baku dan perlengkapan.

2) Pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen pengguna.

3) Penerapan perubahan pada produk.

4) Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa.

5) Pengendalian dan praktik keselamatan.

6) Program untuk mendeteksi konflik kepentingan.

7) Pengelolaan aset modal.

8) Formulasi anggaran.

9) Fungsi-fungsi pemasaran
B. Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas)

Audit organisasional tidak hanya memerhatikan aktivitas yang dilakukan dalam


organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif yang digunakan untuk memastikan
bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan. Pendekatan organisasional yang tajam
sering kali bisa memberikan pandangan yang luas atas operasi, melebihi yang diperoleh
hanya dari pengujian transaksi. Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai
opersasi dan fungsi, auditornya sebaiknya disarankan untuk menentukan seberapa baik
manajemen telah melakukan pengelolaan seberapa baik transaksi mengalir atau mengucur
melalui saluran pipa organisasi.

C. Studi dan Konsultasi Manajemen

Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit


jangka panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki
masalah organisasi. Organisasi – organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari
pengalaman dari pengetahuan yang dimiliki para konsultan. Organisasi – organisasi yang
lain mungkin tidak merasakan hal yang sama. Kekecewaan ini bisa bersumber dari
berbagai penyebab. Beberapa diantaranya adalah :

1) Para karyawan mungkin menganggap para konsultasi tersebut sebagai orang asing
yang tidak terlibat dalam gaya hidup dan pergaulan organisasi.

2) Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang lama dan berbiaya
tinggi.

3) Rekomendasi konsultan luar, yang biasanya dikomunikasikan dalam pertemuan


terakhir/laporan rinci, bisa memancing reaksi defensive dari klien

4) Konsultan luar biasanya mengenakan tariff sangat mahal yang dalam banyak kasus,
akan melebihi biaya memberdayakan orang – orang berbakat yang telah dimiliki
organisasi
D. Audit Atas Program

Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang
seiring dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung. Tujuan auditnya
adalah memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil
program dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam
penelahaan ini akan membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman
yang sama atas istilah-istilah yang digunakan. Berikut beberapa diantaranya :

1) Evaluasi : memastikan nilai sesuatu dengan membandingkan antara pencapaian dengan


starndar atas tujuan

2) Evaluasi Program : mengevaluasi apa yang telah dicapai, terkait dengan sumber daya
yang digunakan dan apakah tujuan tujuan program telah layak dan sesuai

3) Study biaya manfaat : mempertimbangkan hubungan antara sumber daya yang


digunakan dan biaya (masukan) dan manfaat (keluaran)

4) Study efektifitas biaya : mempertimbangkan manfaat yang tidak dapat diukur dalam
nilai uang.

Dalam sektor swasta, pencapaian umumnya diukur dalam pendapatan dan keuntungan.
Dalam sektor publik, auditor internal akan memerhatikan keluaran, manfaat, dan
dampaknya.

9.2 Penelaahan Analitis

Penelaahan analitis digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu. Beberapa


metodologi yang digunakan yaitu:

a. Analisis Tren : pengujian yang dilakukan dengan membandingkan data sekarang dengan
data sebelumnya.

b. Analisis rasio : pengujian yang digunakan untuk menentukan kewajaran informasi saat
ini.
c. Analisis Regresi : pengujian yang digunakan untuk mengetahui hubungan-hubungan
variabel tertentu

Audit dapat menggunakan penelaahan analitis dapat menunjukkan masalah – masalah yang
ada dan memberi jalan bagi audit yang lebih intensif untuk menentukkan tingkat
abnormalitasnya dan yang lebih penting penyebabnya. Berikut ini contohnya :

a. Pemeliharaan Aktiva Tetap

Auditor menguji kontrol atas aktiva tetap diantaranya dengan menganalisis umur dan
manfaat aktiva, biaya pemeliharaan, dan lain-lain. Analisis ini mengungkapkan kebijakan
penggantian yang terlalu liberal, biaya perbaikan yang abnormal, atau pemeliharaan
pencegahan yang berlebihan.

b. Statistik Karyawan

Laporan bisa dianalisis untuk menunjukan berbagai hubungan antara jumlah karyawan
dan tren organisasi lainnya.

c. Perputaran Persediaan

Analisis tersebut bisa menunjukan kesalahan pembelian yang tersembunyi dalam


persediaan dan tertutup oleh rasio perputaran keseluruhan yang memuaskan. Rasio yang
terlalu rendah juga bisa menunjukan kecurangan dalam pembebanan persediaan.

d. Biaya-biaya Karyawan dan Perputaran Karyawan

Biaya dan waktu yang digunakan untuk merekrut karyawan, tingkat perputaran karyawan
per departemen / organisasi harus dianalisis dan dibandingkan dengan organisasi lainnya.

e. Pengiriman Persediaan

Hal yang penting dianalisis yaitu perhitungan jarak, rata-rata waktu penggunaan ban
mobil (organisasi), perbandingan jumlah tenaga kerja, gudang, galangan kapal, waktu
angkut, dan waktu pengiriman.
f. Penyimpangan Perlengkapan dan Alat Tulis Kantor

Analisis saldo perlengkapan dengan jumlah karyawan pengguna, bila barang-barang


merupakan kebutuhan rumah tangga dan bila kontrol fisik atas persediaan menunjukan
barang-barang yang ingin dimiliki karyawan.

g. Catatan Bahan Baku

Auditor menganalisis laporan yang menunjukan jumlah permintaan gudang yang


diproses. Namun jika harga rata-rata terlalu rendah, maka tidak membutuhkan aliran
kertas untuk palaporan yang berlebihan.

h. Telepon dan Komputer

Auditor bisa menganalisis rasio jumlah karyawan terhadap jumlah telepon dan
penggunaan telepon, sehingga mengahasilkan hasil yang baik dan mengurangi jumlah
dan lamanya penggunaan telepon.

9.3 Bukti Audit

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka ataupun informasi
lainnya yang terjadi dalam bentuk laporan keuangan. Sehingga auditor bisa
menggunakannya untuk menyatakan pendapat utama mereka. Bukti audit bersifat vital
karena bisa mendukung laporan keuangan yang diterima dari data akuntansi dan semua
informasi penguat untuk bisa dikerjakan oleh para auditor.

Jenis Bukti Audit

Mengingat jenis bukti audit bisa membantu dalam berbagai kegiatan auditing. Adapun
beberapa jenis-jenis yang termasuk kedalam bukti audit dan dinyatakan sangat penting,
diantaranya :

1. Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung dengan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya, pemeriksaan fisik
persediaan secara langsung oleh auditor.
2. Bukti Matematis

Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan langsung,
contohnya saja footing untuk penjumlahan vertikal dan cross footing untuk penjumlahan
baik secara horizontal ataupun sebaliknya.

3. Bukti Perbandingan

Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan oleh
auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio dan hal
lainnya.

4. Bukti Dokumenter

Di jaman yang serba canggih seperti ini rasanya agak aneh jika tidak memiliki bukti
dokumenter. Terlepas dari kegiatan yang tidak terlalu penting layaknya auditing saja
memiliki bukti dokumenter. Apalagi mereka yang masuk ke dalam lingkup audit, selain
pencatatan manual

5. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi adalah sumber data yang bisa digunakan oleh auditor sebagai bukti
audit. Dimana, catatan ini merupakan hasil kerja yang telah dibuat oleh para akuntan.
Sumber data yang dimaksud merupakan dasar pembuatan laporan keuangan layaknya
jurnal, dan sejenisnya.

6. Bukti Pengendalian Internal

Bukti pengendalian internal adalah bukti yang paling kuat ketika melaksanakan audit.
Mengapa kuat ? karena kuat atau lemahnya pengendalian internalah seorang auditor bisa
mendapatkan banyak bukti yang bisa dikumpulkan olehnya. Contohnya, bila resiko
pengendalian internal cukup tinggi hal ni berarti resiko audit yang direncanakan harusnya
rendah. Dengan judul pengendalian cukup menjelaskan bahwa kegiatan dan bukti ini
cukup sulit.
7. Bukti Surat

Bukti surat atau biasa disebut surat pernyataan tertulis merupakan surat yang telah
ditandatangani seorang individu yang bisa bertanggungjawab dan berpengetahuan
mengenai kondisi atau kejadian tertentu, dimana bukti tertulis bisa didapat dari
manajemen ataupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis dan juga jurnal
akuntan.

8. Bukti Lisan atau Wawancara

Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak sekali berhubungan dengan manusia,


sehingga ia memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara lisan dan dalam
bentuk wawancara. Masalah dapat ditanyakan langsung pada pihak terkait meliputi
kebijakan akuntansi, lokasi dokumen serta adanya pelaksanaan yang tidak wajar terjadi.
Hal ini akan lebih valid jika auditor tetap melangsungkan wawancara demi mendapat
jawaban dan bukti lisan.

9. Bukti Konfirmasi

Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suatu
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang unsur
tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan informasi dari
pihak ketiga langsung baik tulis maupun lisan.

10. Bukti Analitik

Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik meliputi
juga perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan
tahun yang sudah lewat.

11. Bukti Keterangan

Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur audit merupakan hal yang wajar, dimana
hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek yang sudah dianggap memiliki informasi.
Selain itu bukti keterangan ini didasarkan pada adanya auditor yang memastikan
buktinya pada para klien.
12. Bukti Penelusuran

Penelusuran dibutuhkan oleh para auditor mengingat terkadang pengumpulan bukti


dilakukan oleh auditor baik menggunakan dokumen ke catatan akuntansi ataupun
sebaliknya. Bukti penelusuran ini memudahkan para auditor dalam menemukan jenis
bukti audit lain.

13. Bukti Observasi

Bukti pengamatan merupakan salah satu bukti yang juga termasuk kedalam prosedur
audit. Dimana auditor memiliki kesempatan untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan bukti.

14. Bukti Perhitungan

Prosedur dan bukti perhitungan merupakan salah satu bukti fisik yang terpecah, yang
dilakukan dalam auditing. Auditor akan mendapatkan bukti setelah melakukan counting,
tak jarang mereka bahkan melakukannya sendiri untuk memastikan apakah hasil
pekerjaan benar-benar real atau adanya manipulasi yang tidak diinginkan.

15. Bukti Inspeksi

Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan kondisi
fisik yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung laporan
keuangan.Bukti ini dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam audit.

Tujuan Perolehan Bukti

Tujuan dari perolehan bukti ini adalah untuk menentukan bahwa :

1. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima

2. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang (baik tidak diterapkannya prosedur yang


sudah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas atau tidak dilakukannya
pengendalian/supervisi yang semestinya atas kegiatan yang diaudit) merupakan
penyebab dari timbulnya akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang
diaudit.

3. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antara
kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan

9.4 Audit Berkelanjutan

Sifat sistem yang ada di enterprise wide system memungkinkan dilakukannya audit
berkelanjutan. Ikatan Akuntan Kanada dan AICPA mendefinisikan audit berkelanjutan
(continuous auditing) sebagai “sebuah metodologi yang memungkinkan auditor independent
memberikan keyakinan tertulis mengenai suatu subjek masalah menggunakan serangkaian
laporan auditor yang dikeluarkan secara simultan dengan atau setelah suatu periode yang
pendek, terjadinya suatu kejadian yang melandasi masalah tersebut”

Studi penelitian menyimpulkan bahwa kondisi berikut memerlukan


diselenggarakannya audit berkelanjutan:

a. Subjek masalah dengan karakteristik yang sesuai.


b. Keandalan sistem yang melandasi subjek tersebut.
c. Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit dengan tingkat otomatisasi yang tinggi.
d. Sarana yang dapat diandalkan untuk mendapatkan hasil-hasil prosedur audit secara tepat
waktu.
e. TIngkat keahlian auditor yang tinggi dalam teknologi informasi dan subjek masalah.

Berikut masalah yang menjadi perhatian utama yang berdampak pada pekerjaan lapangan
dan pelaporan auditor internal:
1) Keterlibatan auditor internal dengan subjek masalah.
2) Pengetahuan auditor internal mengenai keandalan subjek masalah.
3) Keterlibatan auditor internal dalam pelaporan dan evaluasi tanggapan manajemen
terhadap laporan.
4) Keahlian internal auditor dengan teknologi informasi dan masalah-masalah yang sedang
diaudit.
Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangan dan implementasi
kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya. Pemicu tanda bahaya menjadi penanda bagi
auditor internal dan manajemen akan :
a) Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus
diinvestigasi dan atau diperbaiki.
b) Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.
Dalam enterprise wide system, auditor internal harus memainkan peran kunci dalam
mengurangi risiko hingga ke tingkat yang dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA

https://pradipha.blogspot.com/2014/02/pekerjaan-lapangan-ii.html

http://www.scribd.com/doc/74611631/Bab-6-Dan-7-Lengkap

http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/22/makalah-masyarakat-interaksi-dan-perubahan-sosial-
405714.html

Anda mungkin juga menyukai